Anda di halaman 1dari 3

CERPEN KELUARGA

M E I 98
Karya : Ida Ayu Sri Yuli Mahayani - Bali

Disaat aku telah terpaku akan semuanya . . . . aku mencoba untuk bertahan hadapi ini
semua. Karina, itu lah namaku semula hidupku sangat lah bahagia dapatkan sahabat yang
baik hatinya, tapi kini sahabatku itu menghilang. Tempat ku mengadu segala gundah..
mengertikanku luar dalam, Nindya itulah nama sahabat terbaikku. Kini ia menghilang entah
dimana. Semuanya berubah saat tragedi Mei 98. Sahabatku menghilang karna tragedi Mei
98 saat semua berdemo karna krisis ekonomi mendera pada tahun kesialan itu. Rumah
sahabatku dihancurkannya oleh para para demonstran yang anarkis..

Hatiku sangat tak tenang pada saat itu, karena seminggu sebelum kejadiaan itu aku
sempat berdiam diri dengan Nindya karena perbedaan pendapat mengenai masalah
keluargaku yang tiap hari makin menggila. Keluargaku tak seharmonis keluarga Nindya,
ayahnya yang penyayang walau Nindya tak pernah rasakan kasih sayang dari ibunya karena
ibunya telah meninggal saat melahirkannya dan ialah anak semata wayang dikeluarganya
maka dari itu ayah nya selalu berikan kasih sayang yang lebih lebih untuknya. Berbeda
dengan kehidupan di keluargaku. Tak pernah ku dapatkan kasih sayang yang sempurna. Aku
terlahir di keluarga yang benar benar berantakan. Sangat berantakan. Ibuku adalah seorang
pekerja seks komersial [ PSK ]. Aku sangat gerah dalam kehidupanku ini. Sedangkan ayah ku
adalah seorang ayah yang sangat bejat moralnya. Ibuku saja pernah dijual nya. Dulu sempat
aku memiliki seoang adik ingin aku merawatnya dan berharap bisa menjadi seorang kakak
yang baik,tapi musnah sudah. Adikku yang terlahir dari benih siapakah itu dijualnya oleh
ayahku. Sangat mengecewakan. Belum lagi ibu ku setiap hari harus berdebat kekerasaan.
Mereka sebenarnya sudah syah untuk bercerai tapi entahlah ayahku masih saja datang untuk
menagih uang kepada ibu ku dengan jumlah yang sangat cukup banyak. Pernah suatu ketika
ayahku berkenan ingin menjualku, tak pernah habis pikir ia mempunyai pikiran yang seperti
itu. Sangat teganya dia kepada anaknya ini . pada saat itu lah aku sudah tidak ada niatan
untuk hidup, mati itu lah jalan terbaik yang ada dipikiranku saat itu, saat mencoba untuk
bunuh diri dibelakang kampus, sahabatku Nindya yang pertama menjerit histeris, demi
persahabatan lah aku urungkan niatan ku itu. Tapi semenjak saat itu lah aku menjadi jaga
jarak dan komunikasi kepada Nindya.

Kira kira pada saat tanggal 8 Mei tahun98. Aku berniat menghampiri rumah
Nindya dan mengakhiri kesalah pahaman ini semua. Betapa tragisnya hati dan perasaanku itu
melihat langsung hancurnya rumah nindya, rumahnya terbakar menjadi salah satu korban
amukan pendemo yang sangat anarkis. Ku tanya para tetangga disana tak ada sepatah
jawaban yang ku dapat, aku hanya bisa menangis melihat ini semua terjadi, aku tak tahu
kemana menghilangnya sanak keluarga ini..karna syok, aku sempat menenangkan pikiranku
hingga beberapa bulan. Disaat itu pula masih kosong informasi yang ku dapat, lalu ku berfikir
mengapa tak ku tanya kepada kekasih dari si Nindya yaitu Ganan, ia adalah laki laki yang tak
pernah tau etika terhadap perempuan, belum saja menjadi suami syah dari Nindya , ia sudah
seenaknya bermain kasar. Aku terluka saat Nindya diperlakukan seenaknya oleh Ganan tapi
tak mungkin aku memisahkan 1 insan yang sangat menyayangi Ganan, apalagi Nindya dan
Ganan sudah sering melakukan hubungan seks. Tak mungkin aku harus memisahkan mereka
berdua. Entahlah apa ganan mempunyai perasaan yang sama atau tidak, atau mungkin hanya
perasaan nafsu saja ???

Tapi hanya dialah petunjuk satu satu nya yang mungkin mengetahui dimana
keberadaan nindya sekarang. Tapi apa yang ku temukakan, Ganan terpuruk tak berdaya
dirumah sakit karena penyakit kankernya. Lantas petunjuk apa yang sekiranya mungkin ku
dapat kan ????

10 tahun berlalu semua, sebenarnya aku sudah ingin menutup buku dalam bayang-
bayang masa lalu ku yang kelam itu,tapi entah saat aku mencoba untuk melupakan bayang-
bayang nindya makin menghantui ku, mejadi bunga tidurku yang indah, diingatkannya
perjalanan persahabatan ku dengannya.
Hingga suatu hari ku bertemu dengan oma Mayang, itu adalah nenek dari Nindya, tak
disangka aku bisa bertemu di supermarket. Tak ku siakan kesempatan ini untuk bertanya.
Banyak macam pertanyaan yang sudah terlontar, tak sia-sia akhirnya ku dapatkan hasil . ku
diajak nya kerumahnya, hanya pertokoan kecil yang ada disana, sepi tiada siapa
siapa..kemana Nindya dan juga ayahnya ?? itu yang menjadi pertanyaan dalam hatiku . tak
lama kemudian terjwab sudah pertanyaan itu..
ayahnya Nindya sudah meninggal karena syok harus menerima, korban dari kekerasan
tragedy Mei 98 itu, jelas oma.
Apa ???(ucapku tersentak kaget) lalu kemana, kemana nindya, oma ??? 10 tahun lebih
Karina mencari keberadaan Nindya. Karina hanya ingin minta maaf, terhadap Nindya..
dimana Nindya sekarang, Oma ?? tanyaku menangis sedih.
Nindya ada, dia masih ada..tapi keadaan dan waktu yang membuat Nindya sekarang
berubah .. ucap oma yang tak dapat ku mengerti.
maksud oma apa ?? Nindya dimana, oma ?? tanyaku sedikit gelisah..
Nindya terkena gangguan jiwa. Dia sekarang dirawat di panti rehabilitasi pelita kasih ..
jelas oma yang membuatku sangat syok.
kenapa bisa sampai kayak gitu oma ?? tanyaku beruraiaan air mata.
kerusuhan Mei 98 yang membuat semuanya telah berubah, rumah Nindya yang di Bintaro
itu hancur, usaha-usahanya disana hangus terbakar, ayahnya terserang penyakit jantung
karena syok menerima kenyataan ini semua, dan meninggal. Nindya pun kehilangan akal
sehatnya, dan jiwa nya terganggu..kasihan dia. jelas oma.

Keesokan harinya aku ditemani oma menuju tempat dimana nindya sahabat terbaikku
dirawat. Saat melihat Nindya dari kejauhan aku tersentak haru, perasaanku kacau, ku berlari
dan bersujud dihadapannya, sambil terus berucap ini aku karina sahabat mu dulu..
Tapi apa ???
Tak dapat ia sadari itu semua. Bahkan ia tak dapat mengenaliku, hal yang wajar karena
semua butuh waktu untuk mengubahnya.
Apa sebagian manusia di negeri ini tau sedikit kekacauan yang dibuat bisa menjadi bomerang
dalam keluarga.

Jujur ku katakan, sampai saat ini pun.. hidupku masih dalam kependeritaan. Setahun
yang lalu ibuku meninggal karena kasus aborsi. Lalu ayahku, dengan sangat mudahnya
datang dan pergi begitu saja, mengambil semua harta yang ada.. aku pun termasuk diambil
alihnya. Ayah ku sendiri tega, memperkosa ku.. sangat sering ia lakukan ini padaku..
Sakit itu yang ku rasa, aku tak bisa berkutik sedikitpun mencoba melawan tapi aku hanyalah
wanita yang sangat lemah, siapalah aku diatas ini semua ..??
Sejak remaja ku tak pernah rasakan cinta sedikit pun..baik dari orang tua maupun
kekasih, mencoba untuk berpacaran saja aku tak pernah, saat dibangku kuliah ini lah aku baru
bisa dapatkan kasih sayang dari seorang sahabat yang membawaku dalam dunia cinta. Tanpa
berpikir panjang aku telah menyukai sesama jenis, aku menyukai Nindya diam diam tanpa
sepengetahuannya, ku pendam rasa itu sampai sekarang. Aku mencintainya. Aku suka tatapan
matanya. Teduh. Iya teduh !! Aku suka saat ia mengajakku tersenyum dihari kelabuku. Aku
suka caranya mengajakku menatap dunia. Aku suka apapun darinya. Tak ada yang tau kalau
aku adalah penyuka sesama jenis, aku sangat menyayangi Nindya sepenuh hati ku. entah apa
ini semua karena kurang nya kasih sayang dan perhatian selama hidupku, atau aku juga
mengalami gangguan jiwa ?? aku sangat bingung dengan keadaan ku ini.

3 tahun berlalu, tampak sekarang Nindya sudah dapat mengingat siapa jati dirinya..
Aku sangat bahagia Nindya tampakan senyumannya lagi, kini ku dapat kembali berbagi
cerita dengannya baik suka maupun duka.

Ku ajak dia tinggal bersamaku, kesejukan hati ku bisa bersamanya, saat aku ingin
memasaki makanan untuknya karena ia mengeluh lapar.. terdengar jeritan Nindya dari kamar,
segera ku menuju kamar itu, ku dapati Nindya hampir disetubuhi oleh ayah ku yang bejat,
tanpa segan aku menususukkan pisau masak yang ku pegang ini keperut ayahku, banyak
darah yang terserak dilantai. Aku menangis dan tertawa sendiri, oh Tuhan aku telah
membunuh ayahku sendiri. Nindya memelukku saat itu, aku tak kuasa menahan rasa salahku,
ku harus pertanggung jawabkan ini semua, aku menyerahkan diriku kekantor polisi.

Aku terpenjara untuk selamanya. Sesali semua yang telah ku perbuat. 5 tahun setelah
kejadian ini, Nindya memberi kabar pada ku, kalau ia akan segera menikah. Kabar itu
terdengar perih. Tanpa sadar air mataku menetes, namun air mata ini tak sebanding dengan
kebahagiaan sahabatku yang sekaligus orang yang terkasih dihatiku. Ya harus ku terima itu
dan aku harus berbahagia walau diatas kependeritaanku ini yang sangat sakit ku jalani, tapi
ku ikhlas menerima nya.

Betapa sakit kependeritaan dalam hidupku ini, kekerasaan keluarga, penganiayaan ,


bahkan aku telah menjadi pembunuh ayah kandungku sendiri, ku harap semuanya berlalu.
Tuhan dengarkan kata hatiku, kabulkan doa yang ku panjatkan setiap detik.

Inilah hidup, tak banyak kebahagiaan yang ku dapat. Tapi hanya rintihan , kepedihan ,
yang harus ku terima.

*** TAMAT ***

Anda mungkin juga menyukai