biasanya disebabkan oleh suplai darah yang terhambat atau terhenti terlalu
lama. Yang paling sering akibat adanya trombus akut atau mendadak pada
2.1.2 Etiologi
asam lemak dan glukosa menjadi karbon dioksida dan air. Akibat kadaroksigen yang berkurang, asam
lemak tidak dapat dioksidasi, glukosa
kolateral. Dengan kata lain STEMI hanya terjadi jika arteri koroner
tersumbat cepat. Non STEMI merupakan tipe infark miokard tanpa elevasi
segmen ST yang disebabkan oleh obstruksi koroner akibat erosi dan ruptur
(Riulanto, 2011).
emboli arteri koronaria, anomali arteri koronaria kongenital, spasmekoronaria terisolasi, arteritis
trauma, gangguan hematologik, dan berbagai
yaitu:
arteri.
pembuluh darah.
yaitu usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga, sedangkan faktor
gangguan toleransi glukosa, dan diet yang tinggi lemak jenuh, kolesterol,
Secara garis besar terdapat dua jenis faktor resiko bagi setiap
orang untuk terkena IMA menurut Kasron(2012) yaitu faktor resiko yang
bisa dimodifikasi dan faktor resiko yang tidak bisa dimodifikasi. 1. Faktor resiko yang dapat
dimodifikasiMerupakan faktor resiko yang bisa dikendalikan sehingga
a. Merokok
b. Konsumsi alkohol
c. Infeksi
d. Hipertensi sistemik
e. Obesitas
f. Kurang olahraga
g. Penyakit diabetes
yaitu diantaranya :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Riwayat keluarga
d. RAS
e. Geografi
f. Tipe kepribadian
protein troponin T dan I dan myoglobin. Menurut Rendy dan Mrgareth (2012), jenis-jenis miokard
infark
atau hanya rasa tidak enak di dada. IMA sering didahului oleh serangan
angina pektoris pada sekitar 50% pasien. Namun, nyeri pada IMAbiasanya berlangsung beberapa jam
sampai hari, jarang ada hubungannya
pemberian nitrogliserin, nadi biasanya cepat dan lemah, pasien juga sering
mengalami diaforesis.
Pada sebagian kecil pasien (20% sampai 30%) IMA tidak menimbulkan
nyeri dada.Silent IMA ini terutama terjadi pada pasien dengan diabetes
dengan STEMI.
Kegiatan fisik pasien harus dibatasi paling sedikit 12 jam, dan rasa sakit
dan / atau kecemasan harus diminimalkan dengan analgesik yang sesuai. Meskipun penggunaan
agen antiaritmia profilaksis dalam 24 jam pertama
tidak dianjurkan, atropin, lidocaine, alat pacu jantung transkutan atau alat
tersedia.
mengancam jiwa.
kemudian dibahas.
penyakit arteri koroner, infark baru,gagal jantung dan kematian. 1.1.7 Tatalaksana umum
dengan dosis 2-4 mg dan dapat diulang dengan interval 5-15 menit
relaksasi dari otot polos pembuluh darah melalui stimulasi dari prosuk
aman dengan dosis 0,4 mg dan dapat di berikan sampai 3 dosis dengan
interval 5 menit.
tromboksan A2 dicapai dengan absorpsi aspirin bukal dengan dosis160-325 mg di ruang emergensi.
Selanjutnya diberikan peroral dengan
dosis 75-162 mg.
sistolik > 100 mmHg, interval PR < 0,24 detik dan ronki tidak lebih
Juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasienyang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
3. Peran edukator
4. Peran koordinator
kebutuhan pasien.
5. Peran kolaborator
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi
6. Peran konsultan