Kelompok 1
Definisi
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada
daur kehidupan manusia (Maryam, dkk 2011).
Dikatakan bahwa usia lanjut menurut Depkes RI (2011), lansia
meliputi :
1. Pra lansia kelompok usia 45-59 tahun
2. Lansia antara 60-69 tahun
3. Lansia beresiko kelompok usia >70 tahun
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), batasan umur lansia
ada 4 tahap, yaitu :
Usia pertengahan : 45 - 59 tahun
Lansia : antara 60-74 tahun
Lansia tua : antara 75-90 tahun
Usia sangat tua : >90 tahun
Klasifikasi Lansia
1. Pralansia (Prasenilis)
2. Lansia
3. Lansia resiko tinggi
4. Lansia potensial
5. Lansia potensial
(Stanley, 2007)
Tipe Lansia
1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, meempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah
hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi
panutan.
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik,
dan banyak menuntut.
4. Tipe pasrah
Menerima dan menuggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan
melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,
pasif, dan acuh tak acuh.
Pembinaan Kesehatan Lansia
Bagi Petugas Kesehatan
1. Upaya promotif
2. Upaya preventif
3. Upaya kuratif. Bagi lansia itu sendiri
1. Kecemasan : ketakutan yang tidak nyata, suatu perasaan yang terancam sebagai
2. Depresi : respon emosional yang berat dan dapat di kenal melalui intensitas dan
3. Insomnia : gangguan tidur yang paling umum dimana seseorang secara terus
menonjol
Tujuan Tindakan:
1. Pasien mampu berpartisipasi dalam memutuskan perawatan dirinya.
2. Pasien mampu melakukan kegiatan dalam menyelesaikan masalahnya.
Tindakan Keperawatan:
1. Beri kesempatan pada pasien untuk bertanggung jawab terhadap perawatan
dirinya.
2. Beri kesempatan menetapkan tujuan perawatan dirinya.
3. Berikan kesempatan untuk menetapkan aktivitas perawatan diri untuk mencapai
tujuan.
4. Bantu pasien untuk melakukan aktivitas yang telah ditetapkan.
5. Berikan pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya.
6. Tanyakan perasaat pasien jika mampu melakukan kegiatannya.
7. Sepakati jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut secara teratur.
Lansia Depresi Dengan Resiko Bunuh Diri
Tujuan:
1. Pasien tidak membahayakan dirinya sendiri.
2. Pasien mampu memilih alternatif penyelesaian masalah yang konstruktif.
Tindakan Keperawatan:
1. Diskusikan dengan pasien tentang ide ide bunuh diri
2. Buat kontrak dengan pasien untuk tidak melakukan bunuh diri.
3. Bantu pasien untuk mengenali perasaannya yang menjadi penyebab timbulnya
ide bunuh diri
4. Ajarkan beberapa alternatif cara penyelesaian masalah yang kontruktif
5. Bantu pasien memilih cra yang tepat untuk menyeleseikan masalah secara
konstruktif
6. Beri pujian terhadap pilihan yang telah di buat pasien dengan tepat
7. Anjurkan pasien mengikuti kegiatan kemasyarakatan yang ada dilingkungannya
Lansia Dengan Gangguan Pola Tidur
Tujuan :
1. Pasien mampu mengidentifikasi penyebab gangguan pola tidur
2. Pasien mampu memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
Tindakan Keperawatan
1. Bersama pasien mengidentifikasi penyebab gangguan pola tidur
2. Diskusikan cara - cara untuk memenuhi kebutuhan tidur
3. Kurangi tidur pada siang hari
4. Minum air hangat/ susu hangat sebelum tidur
5. Hindarkan minum yang mengandung kafein dan coca cola
6. Mandi air hangat sebelum tidur
7. Dengarkan musik yang lambat sebelum tidur.
8. Anjurkan pasien untuk memilih cara yang sesuai dengan kebutuhannya
9. Berikan pujian jika pasien memilih cara yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan tidurnya
Konsep Asuhan
Keperawatan Lansia
Dengan Demensia
Dimensia atau kepikun sering dianggap wajar terjadi
pada lanjut usia karena merupakan bagian dari proses
penuaan yang normal (Keliat & dkk, 2011).
Demensia ditandai dengan :
1. Sukar melaksanakan kegiatan sehari-hari
2. Pelupa
3. Sering mengulangi kata-kata
4. Tidak mengenal waktu, ruang dan tempat, mis., tidur di
ruang makan
5. Cepat marah dan sulit untuk diatur
6. Daya ingat hilang
7. Sulit belajar dan mengingat informasi baru
8. Kurang konsentrasi
9. Kurang kebersihan diri
10.Risiko kecelakaan: jatuh
11.Tremor
12.Kurang koordinasi gerakan.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang
ditemukan pada saat pengkajian maka
ditetapkan diagnosa keperawatan Gangguan
proses fikir: pikun dan risiko cidera: jatuh
(Keliat & dkk, 2011).
Lansia Dimensia dengan Gangguan Proses Fikir
(Pikun)
Tujuan:
1. Klien mengenal waktu, orang dan tempat.
2. Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal
Tindakan keperawatan:
1. Beri kesempatan untuk klien untuk mengenal barang pribadi miliknya.
2. Berika kesempatan pada klien untuk mengenal waktu dangan menggunakan pukul
besara dan kalender yang memiliki lembar perhari dengan tulisan besar.
3. Beri kesempatan pada klien untuk menyebutkan namanya dan anggota keluarga
terdekat.
4. Beri kesempatan pada klien untuk mengenal diman dia berada.
5. Berikan pujian bila klien dapat menjawab dengan benar.
6. Observasi kemampuan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
7. Beri kesempatan kepada klien untuk memilih aktivitas yang dapt dilakukannya.
8. Bantu klien untuk melakukan aktivitas yang telah dipilihnya.
9. Beri bujian bila klien dapat melakukan kegiatannya.
10. Tanyakan perasaan klien jika mampu melakukan kegiatannya.
11. Bersama klien membuat jadwal kegiatan sehari-hari.
ASUHAN KEPERAWATAN
DEPRESI
Contoh Kasus
4. Faktor Predisposisi
Klien tidak pernah megalami gangguan jiwa sebelumnya.
Klien tidak pernah mengalami penyakit fisik
Klien tidak pernah terlibat dan memakai narotika atau sejenisnya.
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan, kematian,
perpisahan )
Tn. Q mengatakan baru saja kehilangan istrinya 2 bulan yang lalu dan di pabrik
tempatnya bekerja gulung tikar. Tn. Q putus asa karena tidak sanggup menjadi
pengganti istrinya untuk anak-anaknya dan bingung mencari pengganti kerja untuk
usianya yang menua karena tak satupun mau menerima pria lulusan SD
Anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan : Depresi dan Harga Diri Rendah
5. Pemeriksaan Fisik
Tanggal : 28 November 2015
Keadaan umum : Compos mentis
TandaTanda Vital :
TD = 130/80 mmHg Nadi = 74x/menit
RR = 20x/menit Suhu = 36,8C
BB = 49 kg, tinggi badan tidak terkaji
Keluhan fisik :
Klien merasa tubuhnya lemah dan sering kelelahan
Masalah Keperawatan: Intoleransi aktivitas
6. Pengkajian Psikososial
Genogram
Konsep Diri
Citra Tubuh :
Tidak ada gangguan citra tubuh
Identitas :
Tidak ada gangguan identitas
Peran :
Klien mengatakan tidak sanggup menjadi pengganti istrinya
untuk anak-anaknya dan bingung mencari pengganti kerja.
Ideal Diri :
Klien bingung mencari pengganti kerja untuk usianya yang
menua karena tak satupun mau menerima pria lulusan SD.
Harga Diri :
Klien jarang bersosialisasi dengan orang lain karena merasa
dirinya tidak berharga. Dan sering mengurung diri.
Masalah Keperawatan : Depresi, Harga Diri Rendah, Menarik
Diri
Hubungan Sosial
Orang yang berarti/terdekat:
Klien tidak mempunyai teman dekat sejak peristiwa itu.
Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien tidak ikut berperan serta dengan lingkungan, lebih banyak murung
dan tidak bersemangat mengikuti kegiatan sehari-hari.
Masalah Keperawatan : Menarik Diri
7. Status Mental
Penampilan: Lemah dan lesu
Klien terlihat wajahnya sering murung, nampak kelelahan karena klien
tidak pernah menghabiskan porsi makanannya serta jarang merawat dan
membersihkan diri dan tidak bersemangat akibat kehilangan istrinya dan
pekerjaannya.
Masalah Keperawatan : Depresi, Menarik diri, Defisit
perawatan diri
Pembicaraan : Menarik Diri
Jarang bersosialisasi dengan penghuni lainnya dan saat berbicara suka
membahas topik yang membuatnya pesimis.
Masalah Keperawatan : Menarik Diri
Aktifitas motorik/Psikomotor
Klien terlihat lemah lesu
Afek dan Emosi
Afek : Klien mengatakan bahwa hidupnya sudah
tidak berharga lagi
Emosi : Klien tampak pesimis, kadang disertai rasa
marah dan tersinggung.
Masalah Keperawatan : Depresi, Harga diri rendah
Interaksi selama wawancara
Konsentrasi terganggu, kadang disertai rasa marah dan
tersinggung dan sikap duduknya merosot
Persepsi-sensorik
Klien mengatakan bahwa hidupnya sudah tidak berharga
lagi dan ingin pergi ke surga menyusul istrinya.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
Proses Pikir
Arus pikir : Flight of Ideas
Isi pikir : Membahas topik yang membuatnya pesimis
Bentuk pikir : Saat di ajak berbicara dia sering menanyakan
ulang pertanyaan yang ditanyakan dan susah berkonsentrasi
Orientasi
Waktu : Tidak mengalami disorientasi waktu
Tempat : Tidak mengalami disorientasi waktu
Orang : Tidak mengalami disorientasi waktu
Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori
Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien tidak mampu berkonsentrasi dengan baik (Saat di ajak
berbicara dia sering menanyakan ulang pertanyaan yang
ditanyakan)
8. Kebutuhan Persiapan Pulang
Makan : Klien makan seporsi tidak habis minum 2 kali
sehari.
Mandi : Klien mandi 1 kali sehari jika mau.
BAB/BAK : Klien jarang BAB perhari. BAK tetap pada
tempatnya.
Berpakaian/Berhias : Klien tidak mampu merawat diri dengan
rapi karena sudah merasa tak berharga.
Masalah Keperawatan: Defisit Perawatan Diri, Nutrisi
Kurang dari Kebutuhan
9. Mekanisme Koping
Klien terlihat wajahnya sering murung, nampak kelelahan dan
tidak bersemangat. Jarang bersosialisasi dengan penghuni lainnya
Masalah Keperawatan : Koping individu tidak efektif
10. Masalah Psikososial Dan Lingkungan
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya klien mengatakan tidak
ada dukungan dengan kelompok atau masyarakat sekitar.
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya klien tidak pernah ikut
serta dalam kegiatan di lingkungannya.
Masalah dengan pendidikan, spesifiknya klien hanya menyelesaikan
pendidikan sampai jenjang SD dan tidak melanjutkan ke SMP.
Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya klien sebagai pengangguran karena
pabrik tempatnya bekerja telah gulung tikar, klien mengatakan tidak sanggup
menggantikan posisi seorang ibu untuk anak-anaknya dan merasa tidak
berharga.
Masalah dengan perumahan spesifiknya klien mengatakan tinggal dengan
anak-anaknya.
Masalah ekonomi, spesifiknya klien tidak memperoleh pendapatan dari
siapapun.
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya klien pemenuhan
kesehatan klien tidak ada yang menanggung.
Masalah Keperawatan :
Koping Individu Tidak Efektif, Depresi, Menarik diri
11. Aspek Pengetahuan
Klien mempunyai masalah dengan pengetahuan yang kurang mengenali :
Penyakit jiwa
Koping
Sistem pendukung
Faktor presipitasi
Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan
12. Aspek Medis
Diagnosis medik : Depresi
Terapi Medik :-
13. Daftar Masalah keperawatan
1. Depresi 6. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2. Menarik Diri 7. Intoleransi Aktivitas
3. Harga Diri Rendah 8. Kurang Pengetahuan
4. Defisit perawatan Diri 9. Resiko Bunuh Diri
5. Koping Individu Tidak Efektif
14. Analisa data
No Data Masalah
1 DS: Tn. Q mengatakan putus asa karena tidak sanggup menjadi Depresi
pengganti istrinya untuk anak-anaknya dan bingung mencari
pengganti kerja dan klien mengatakan jarang bersosialisasi
dengan penghuni lainnya
2 DS : Klien mengatakan ingin pergi ke surga menyusul istrinya. Resiko Bunuh Diri
Menarik Diri
Kehilangan /
Pasca Trauma
Prioritas Diagnosa Keperawatan
Rencana keperawatan
TE
RI
MA
KA
SIH