Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN JIWA PADA


USIA LANJUT

Kelompok 1
Definisi
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada
daur kehidupan manusia (Maryam, dkk 2011).
Dikatakan bahwa usia lanjut menurut Depkes RI (2011), lansia
meliputi :
1. Pra lansia kelompok usia 45-59 tahun
2. Lansia antara 60-69 tahun
3. Lansia beresiko kelompok usia >70 tahun
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), batasan umur lansia
ada 4 tahap, yaitu :
Usia pertengahan : 45 - 59 tahun
Lansia : antara 60-74 tahun
Lansia tua : antara 75-90 tahun
Usia sangat tua : >90 tahun
Klasifikasi Lansia

1. Pralansia (Prasenilis)
2. Lansia
3. Lansia resiko tinggi
4. Lansia potensial
5. Lansia potensial

(Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, & Batubara, 2011)


Perubahan Fisiologis pada Lansia
Contoh
1. Nutrisi :
1) Penurunan saluran salivasi dan indra perasa (dapat menurunkan selera makan)
2) Penurunan motalitas usus dan penurunan peristaltik usus besar
3) Gigi hancur akibat penipisan enamel gigi
4) Penurunan kekuatan menggigit
5) Penurunan reflek menelan
2. Kulit :
1) Penurunan elastisitas kulit (dapat terlihat hampir transparan)
2) Bintik-bintik coklat pada kulit karena proliferasi melanosit terlokalisasi
3) Membran mukosa kering dan penurunan keluaran kelenjar keringat (seiring
dengan penurunan kelenjar keringat yang aktif)
3. Rambut
1) Penurunan pigmen, yang menyebabkan rambut berwarna abu-abu putih
2) Rambut rontok akibat penurunan hormonal
4. Mata dan Penglihatan :
1) Kelopak mata kendur dan berkerut akibat penurunan elastisitas, dengan
mata tampak jatuh kedalam soket mata
2) Konjungtiva menipis dan kuning, kemungkinan pinguekulus (bantalan
lemak)
5. Telinga dan pendengaran :
1) Ketidakmampuan membedakan konsonan bernada tinggi
2) Perubahan struktural degeneratif dalam keseluruhan organ pendengaran
6. Sistem Pernafasan :
1) Penurunan kekuatan otot inspirasi dan ekspirasi; penurunan kapasitas
vital
2) Toleransi rendah terhadap debit oksigen
7. Sistem Kardiovaskular :
1) Penurunan curah jantung sekitar 30% sampai 35% pada usia 70 tahun
2) Frekuensi jantung membutuhkan waktu lama agar normal setelah
berolahraga
8. Sistem GI :
1) Penurunan elastisitas mukosa
2) Perubahan hati: penurunan berat badan, kapasitas regeneratif, dan aliran darah
9. Sistem Ginjal :
1) Penurunan ukuran dan kapasitas kandung kemih
2) Pelemahan otot kandung kemih, yang menyebabkan pengosongan yang tidak
sempurna dan retensi urine kronis
10. Sistem Reproduksi Pria :
1) Penurunan produksi tetosteron, yang menyebabkan penurunan libido serta
atrofi dan pelunakan testes
2) Reaksi fisiologis labih lambat dan lemah selama senggama, dengan
pemanjangan periode refraktori
11. Sistem Reproduksi Wanita :
1) Penurunan kadar esterogen dan progesteron (sekitar usia 50 tahun)
2) Payudara menggantung; atrofi kelenjar, jaringan penyokong dan lemak
12. Sistem Syaraf :
1) Perubahan degeneratif pada saraf-saraf pusat dan sistem saraf perifer
2) Transmisi saraf lebih lambat
13. Sistem Imun :
1)Penurunan absorpsi vitamin B12, yang mengakibatkan
penurunan massa eritrosit dan penurunan kadar hemoglobin dan
hemotokrit
2)Penurunan maturitas seksual dan berlanjut seiring dengan usia
14. Sistem Muskuloskeletal :
1)Penurunan tinggi akibat kelengkungan tulang belakang dan
penyempitan ruang intravertebra
2)Penurunan pembentukan kolagen dan massa otot
15. Sistem Endokrin :
1)Penurunan kemampuan menoleransi stress
2)Konsentrasi glukosa darah meningkat dan naik lebih lama
dibandingkan orang yang lebih muda
Kriteria Pada Usia Lanjut
1. Kriteria Fisik
Masyarakat menganggap seseorang telah tua ketika ia menunjukkan ciri fisik
umum yang berhubungan dengan penuaan seperti rambut, yang beruban, kerutan
atau hilangnya gigi.
2. Kriteria Fungsi
Orang dianggap tua ketika ia tidak bisa lagi melaksanakan fungsi peran orang
dewasa yang normal.
3. Kriteria Simbolik
Seseorang mungkin disebut lanjut usia setelah melalui beberapa peristiwa simbolik
sosial. Diantara beberapa kelompok, seseorang dianggap tua ketika cucu pertama
dilahirkan.
4. Kriteria Sementara
Penggolongan ini didasarkan pada usia menurut kronologis waktu yang aktual atau
didalam masyarakat yang di bagi berdasarkan tingkatan usia, dalam kronologi
penetapan usia seseorang.

(Stanley, 2007)
Tipe Lansia
1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, meempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah
hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi
panutan.
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik,
dan banyak menuntut.
4. Tipe pasrah
Menerima dan menuggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan
melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,
pasif, dan acuh tak acuh.
Pembinaan Kesehatan Lansia
Bagi Petugas Kesehatan
1. Upaya promotif
2. Upaya preventif
3. Upaya kuratif. Bagi lansia itu sendiri

4. Upaya rehabilitatif 1. Pemeriksaaan kesehatan secara


berkala
Bagi keluarga dan lingkungannya 2. Kegiatan olahraga
1. Membantu mewujudkan peran serta kebahagiaan dan 3. Pola makan dengan menu seimbang
kesejahteraan lansia. 4. Perlunya alat bantu sesuai dengan
2. Usaha pencegahan dimulai dalam rumah tangga. kebutuhan
3. Membimbing dalam ketakwaan kepada Tuhan Yang 5. Pengembangan kegemaran sesuai
Maha Esa. dengan kemampuan.
4. Melatih berkarya dan menyalurkan hobi
5. Menghargai dan kasih sayang terhadap para lansia.

(Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, & Batubara, 2011)


Faktor Resiko Terjadinya Masalah
Kesehatan Jiwa pada Lansia

1. Kesehatan fisik yang buruk


2. Perpisahan dengan pasangan
3. Perumahan dan transportasi yang tidak memadai
4. Sumber finansial berkurang
5. Dukungan sosial berkurang
Masalah Kesehatan Jiwa yang Sering Timbul
pada Lansia

1. Kecemasan : ketakutan yang tidak nyata, suatu perasaan yang terancam sebagai

tanggapan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak mengancam.

2. Depresi : respon emosional yang berat dan dapat di kenal melalui intensitas dan

pengaruhnya terhadap fisik individu dan fungsi sosial.

3. Insomnia : gangguan tidur yang paling umum dimana seseorang secara terus

menerus mengalami kesulitan tidur atau bangun terlalu cepat

4. Paranoid : bentuk kepribadian dengan sifat curiga yang berlebihan atau

menonjol

5. Demensia : suatu kehilangan fungsi intelektual yang luas


Konsep Asuhan
Keperawatan Lansia Dengan
Depresi
Menurut Keliat, dkk (2011) depresi adalah : keadaan emosional pada
individu yang ditandai dengan :

1. Sering mengalami gangguan tidur


2. Lelah, lemas, kurang dapat menikmati kehidupan sehari hari
3. Mudah tersinggung, sedih berkepanjangan
4. Kebersihan diri terabaikan
5. Konsentrasi dan daya ingat menurun
6. Merasa putus asa dan tidak berguna
7. Nafsu makan menurun
8. Timbul ide- ide bunuh diri

Diagnosis keperawatan ketidak berdayaan, resiko bunuh diri,


gangguan pola tidur (keliat & dkk, 2011).
Membina hubungan saling percaya, dilakukan hal hal
sebagai berikut:
1. Selalu mengucapkan salam kepada pasien
2. Perkenalkan nama lengkap dan nama panggilan anda
serta sampaikan bahwa anda akan merawat pasien
3. Tanyakan pula nama pasien dan nama panggilan
4. Jelaskan tujuan anda merawat pasien dan aktivitas yang
akan dilakukan
5. Jelaskan pula kapan aktivitas akan dilaksanakan dan
berapa lama aktivitas tersebut dilaksanakan.
6. Bersikap empati
Lansia Depresi Dengan Ketidakberdayaan

Tujuan Tindakan:
1. Pasien mampu berpartisipasi dalam memutuskan perawatan dirinya.
2. Pasien mampu melakukan kegiatan dalam menyelesaikan masalahnya.

Tindakan Keperawatan:
1. Beri kesempatan pada pasien untuk bertanggung jawab terhadap perawatan
dirinya.
2. Beri kesempatan menetapkan tujuan perawatan dirinya.
3. Berikan kesempatan untuk menetapkan aktivitas perawatan diri untuk mencapai
tujuan.
4. Bantu pasien untuk melakukan aktivitas yang telah ditetapkan.
5. Berikan pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya.
6. Tanyakan perasaat pasien jika mampu melakukan kegiatannya.
7. Sepakati jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut secara teratur.
Lansia Depresi Dengan Resiko Bunuh Diri

Tujuan:
1. Pasien tidak membahayakan dirinya sendiri.
2. Pasien mampu memilih alternatif penyelesaian masalah yang konstruktif.

Tindakan Keperawatan:
1. Diskusikan dengan pasien tentang ide ide bunuh diri
2. Buat kontrak dengan pasien untuk tidak melakukan bunuh diri.
3. Bantu pasien untuk mengenali perasaannya yang menjadi penyebab timbulnya
ide bunuh diri
4. Ajarkan beberapa alternatif cara penyelesaian masalah yang kontruktif
5. Bantu pasien memilih cra yang tepat untuk menyeleseikan masalah secara
konstruktif
6. Beri pujian terhadap pilihan yang telah di buat pasien dengan tepat
7. Anjurkan pasien mengikuti kegiatan kemasyarakatan yang ada dilingkungannya
Lansia Dengan Gangguan Pola Tidur
Tujuan :
1. Pasien mampu mengidentifikasi penyebab gangguan pola tidur
2. Pasien mampu memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur

Tindakan Keperawatan
1. Bersama pasien mengidentifikasi penyebab gangguan pola tidur
2. Diskusikan cara - cara untuk memenuhi kebutuhan tidur
3. Kurangi tidur pada siang hari
4. Minum air hangat/ susu hangat sebelum tidur
5. Hindarkan minum yang mengandung kafein dan coca cola
6. Mandi air hangat sebelum tidur
7. Dengarkan musik yang lambat sebelum tidur.
8. Anjurkan pasien untuk memilih cara yang sesuai dengan kebutuhannya
9. Berikan pujian jika pasien memilih cara yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan tidurnya
Konsep Asuhan
Keperawatan Lansia
Dengan Demensia
Dimensia atau kepikun sering dianggap wajar terjadi
pada lanjut usia karena merupakan bagian dari proses
penuaan yang normal (Keliat & dkk, 2011).
Demensia ditandai dengan :
1. Sukar melaksanakan kegiatan sehari-hari
2. Pelupa
3. Sering mengulangi kata-kata
4. Tidak mengenal waktu, ruang dan tempat, mis., tidur di
ruang makan
5. Cepat marah dan sulit untuk diatur
6. Daya ingat hilang
7. Sulit belajar dan mengingat informasi baru
8. Kurang konsentrasi
9. Kurang kebersihan diri
10.Risiko kecelakaan: jatuh
11.Tremor
12.Kurang koordinasi gerakan.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang
ditemukan pada saat pengkajian maka
ditetapkan diagnosa keperawatan Gangguan
proses fikir: pikun dan risiko cidera: jatuh
(Keliat & dkk, 2011).
Lansia Dimensia dengan Gangguan Proses Fikir
(Pikun)

Tujuan:
1. Klien mengenal waktu, orang dan tempat.
2. Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal

Tindakan keperawatan:
1. Beri kesempatan untuk klien untuk mengenal barang pribadi miliknya.
2. Berika kesempatan pada klien untuk mengenal waktu dangan menggunakan pukul
besara dan kalender yang memiliki lembar perhari dengan tulisan besar.
3. Beri kesempatan pada klien untuk menyebutkan namanya dan anggota keluarga
terdekat.
4. Beri kesempatan pada klien untuk mengenal diman dia berada.
5. Berikan pujian bila klien dapat menjawab dengan benar.
6. Observasi kemampuan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
7. Beri kesempatan kepada klien untuk memilih aktivitas yang dapt dilakukannya.
8. Bantu klien untuk melakukan aktivitas yang telah dipilihnya.
9. Beri bujian bila klien dapat melakukan kegiatannya.
10. Tanyakan perasaan klien jika mampu melakukan kegiatannya.
11. Bersama klien membuat jadwal kegiatan sehari-hari.
ASUHAN KEPERAWATAN
DEPRESI
Contoh Kasus

Tn. Q adalah seorang bapak berusia 64 tahun. Dia anak kedua


dari 2 bersaudara. Sudah 5 hari dirawat di ruang Bangau, terlihat
wajahnya sering murung, nampak kelelahan dan tidak bersemangat.
Jarang bersosialisasi dengan penghuni lainnya karena tidak
bersemangat melakukan aktivitas sehari-hari. Sering mengurung diri di
kamar. Saat di ajak berbicara dia sering menanyakan ulang pertanyaan
yang ditanyakan dan membahas topik yang membuatnya pesimis atau
mengganti-ganti topik, konsentrasi terganggu, kadang disertai rasa
marah dan tersinggung dan sikap duduknya merosot. Dia juga tidak
pernah menghabiskan porsi makanannya serta jarang merawat dan
membersihkan diri.
Cont...

Menurut keterangan dari keluarga dia baru saja kehilangan


istrinya 2 bulan yang lalu dan di pabrik tempatnya bekerja gulung
tikar. Dia hidup bersama 4 anaknya yang masih berusia sekolah.

Suatu saat Tn. Q mengatakan putus asa karena tidak sanggup


menjadi pengganti istrinya untuk anak-anaknya dan bingung mencari
pengganti kerja untuk usianya yang menua karena tak satupun mau
menerima pria lulusan SD ini. Sejak 2 minggu terakhir, Tn. Q menjadi
mudah marah dan kadang menangis tanpa sebab yang jelas, dia putus
asa dengan masa depannya dan keluarganya.
Cont...

Tn.Q juga mengatakan bahwa hidupnya sudah tidak berharga


lagi dan ingin pergi ke surga menyusul istrinya. Terkadang dia
melakukannya dengan cara membentur-benturkan kepalanya ke
tembok dan menusuk-nusuk lubang telinganya dengan sebatang lidi

Berdasarkan pengkajian didapatkan TD 130/80mmHg, nadi


74x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,8C dan terjadi penurunan
BB yang nyata sekitar 4-5 kg.
Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn.Q
dengan Depresi
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Tn. Q ( L /P)
Umur : 64 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Banyuwangi
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh pabrik
No CM : 06061995
Ruang Rawat : Bangau
Tgl MRS : 23 November 2015
Tgl Pengkajian: 28 November 2015
2. Alasan Masuk
Data Primer : Tn. Q mengatakan putus asa karena tidak
sanggup menjadi pengganti istrinya untuk anak-anaknya dan
bingung mencari pengganti kerja untuk usianya yang menua karena
tak satupun mau menerima pria lulusan SD dan juga mengatakan
bahwa hidupnya sudah tidak berharga lagi dan ingin pergi ke surga
menyusul istrinya. Terkadang dia melakukannya dengan cara
membentur-benturkan kepalanya ke tembok dan menusuk-nusuk
lubang telinganya dengan sebatang lidi
Data Sekunder : Terlihat wajahnya sering murung, nampak
kelelahan dan tidak bersemangat, jarang bersosialisasi dengan
penghuni lainnya, sering menanyakan ulang pertanyaan yang
ditanyakan, membahas topik yang membuatnya pesimis, konsentrasi
terganggu, marah dan tersinggung sikap duduknya merosot dan tidak
pernah menghabiskan porsi makanannya serta jarang merawat dan
membersihkan diri.
Masalah Keperawatan :
Depresi, Harga Diri Rendah, Deficit Perawatan Diri, Resiko
Bunuh Diri
3. Riwayat Penyakit Sekarang dan Faktor Presipitasi
Klien baru saja kehilangan istrinya 2 bulan yang lalu.
Pabrik tempatnya bekerja gulung tikar.
Klien hidup bersama 4 anaknya yang masih berusia sekolah.
Penurunan BB yang nyata sekitar 4-5 kg.
Masalah Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Faktor Predisposisi
Klien tidak pernah megalami gangguan jiwa sebelumnya.
Klien tidak pernah mengalami penyakit fisik
Klien tidak pernah terlibat dan memakai narotika atau sejenisnya.
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan, kematian,
perpisahan )
Tn. Q mengatakan baru saja kehilangan istrinya 2 bulan yang lalu dan di pabrik
tempatnya bekerja gulung tikar. Tn. Q putus asa karena tidak sanggup menjadi
pengganti istrinya untuk anak-anaknya dan bingung mencari pengganti kerja untuk
usianya yang menua karena tak satupun mau menerima pria lulusan SD
Anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan : Depresi dan Harga Diri Rendah
5. Pemeriksaan Fisik
Tanggal : 28 November 2015
Keadaan umum : Compos mentis
TandaTanda Vital :
TD = 130/80 mmHg Nadi = 74x/menit
RR = 20x/menit Suhu = 36,8C
BB = 49 kg, tinggi badan tidak terkaji
Keluhan fisik :
Klien merasa tubuhnya lemah dan sering kelelahan
Masalah Keperawatan: Intoleransi aktivitas
6. Pengkajian Psikososial
Genogram
Konsep Diri
Citra Tubuh :
Tidak ada gangguan citra tubuh
Identitas :
Tidak ada gangguan identitas
Peran :
Klien mengatakan tidak sanggup menjadi pengganti istrinya
untuk anak-anaknya dan bingung mencari pengganti kerja.
Ideal Diri :
Klien bingung mencari pengganti kerja untuk usianya yang
menua karena tak satupun mau menerima pria lulusan SD.
Harga Diri :
Klien jarang bersosialisasi dengan orang lain karena merasa
dirinya tidak berharga. Dan sering mengurung diri.
Masalah Keperawatan : Depresi, Harga Diri Rendah, Menarik
Diri
Hubungan Sosial
Orang yang berarti/terdekat:
Klien tidak mempunyai teman dekat sejak peristiwa itu.
Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien tidak ikut berperan serta dengan lingkungan, lebih banyak murung
dan tidak bersemangat mengikuti kegiatan sehari-hari.
Masalah Keperawatan : Menarik Diri

7. Status Mental
Penampilan: Lemah dan lesu
Klien terlihat wajahnya sering murung, nampak kelelahan karena klien
tidak pernah menghabiskan porsi makanannya serta jarang merawat dan
membersihkan diri dan tidak bersemangat akibat kehilangan istrinya dan
pekerjaannya.
Masalah Keperawatan : Depresi, Menarik diri, Defisit
perawatan diri
Pembicaraan : Menarik Diri
Jarang bersosialisasi dengan penghuni lainnya dan saat berbicara suka
membahas topik yang membuatnya pesimis.
Masalah Keperawatan : Menarik Diri
Aktifitas motorik/Psikomotor
Klien terlihat lemah lesu
Afek dan Emosi
Afek : Klien mengatakan bahwa hidupnya sudah
tidak berharga lagi
Emosi : Klien tampak pesimis, kadang disertai rasa
marah dan tersinggung.
Masalah Keperawatan : Depresi, Harga diri rendah
Interaksi selama wawancara
Konsentrasi terganggu, kadang disertai rasa marah dan
tersinggung dan sikap duduknya merosot
Persepsi-sensorik
Klien mengatakan bahwa hidupnya sudah tidak berharga
lagi dan ingin pergi ke surga menyusul istrinya.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
Proses Pikir
Arus pikir : Flight of Ideas
Isi pikir : Membahas topik yang membuatnya pesimis
Bentuk pikir : Saat di ajak berbicara dia sering menanyakan
ulang pertanyaan yang ditanyakan dan susah berkonsentrasi
Orientasi
Waktu : Tidak mengalami disorientasi waktu
Tempat : Tidak mengalami disorientasi waktu
Orang : Tidak mengalami disorientasi waktu
Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori
Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien tidak mampu berkonsentrasi dengan baik (Saat di ajak
berbicara dia sering menanyakan ulang pertanyaan yang
ditanyakan)
8. Kebutuhan Persiapan Pulang
Makan : Klien makan seporsi tidak habis minum 2 kali
sehari.
Mandi : Klien mandi 1 kali sehari jika mau.
BAB/BAK : Klien jarang BAB perhari. BAK tetap pada
tempatnya.
Berpakaian/Berhias : Klien tidak mampu merawat diri dengan
rapi karena sudah merasa tak berharga.
Masalah Keperawatan: Defisit Perawatan Diri, Nutrisi
Kurang dari Kebutuhan

9. Mekanisme Koping
Klien terlihat wajahnya sering murung, nampak kelelahan dan
tidak bersemangat. Jarang bersosialisasi dengan penghuni lainnya
Masalah Keperawatan : Koping individu tidak efektif
10. Masalah Psikososial Dan Lingkungan
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya klien mengatakan tidak
ada dukungan dengan kelompok atau masyarakat sekitar.
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya klien tidak pernah ikut
serta dalam kegiatan di lingkungannya.
Masalah dengan pendidikan, spesifiknya klien hanya menyelesaikan
pendidikan sampai jenjang SD dan tidak melanjutkan ke SMP.
Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya klien sebagai pengangguran karena
pabrik tempatnya bekerja telah gulung tikar, klien mengatakan tidak sanggup
menggantikan posisi seorang ibu untuk anak-anaknya dan merasa tidak
berharga.
Masalah dengan perumahan spesifiknya klien mengatakan tinggal dengan
anak-anaknya.
Masalah ekonomi, spesifiknya klien tidak memperoleh pendapatan dari
siapapun.
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya klien pemenuhan
kesehatan klien tidak ada yang menanggung.
Masalah Keperawatan :
Koping Individu Tidak Efektif, Depresi, Menarik diri
11. Aspek Pengetahuan
Klien mempunyai masalah dengan pengetahuan yang kurang mengenali :
Penyakit jiwa
Koping
Sistem pendukung
Faktor presipitasi
Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan
12. Aspek Medis
Diagnosis medik : Depresi
Terapi Medik :-
13. Daftar Masalah keperawatan
1. Depresi 6. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2. Menarik Diri 7. Intoleransi Aktivitas
3. Harga Diri Rendah 8. Kurang Pengetahuan
4. Defisit perawatan Diri 9. Resiko Bunuh Diri
5. Koping Individu Tidak Efektif
14. Analisa data

No Data Masalah
1 DS: Tn. Q mengatakan putus asa karena tidak sanggup menjadi Depresi
pengganti istrinya untuk anak-anaknya dan bingung mencari
pengganti kerja dan klien mengatakan jarang bersosialisasi
dengan penghuni lainnya

DO: Klien menjadi mudah marah dan kadang menangis tanpa


sebab yang jelas dan sering mengurung diri, konsentrasi
terganggu, dan mudah tersinggung, sikap duduknya merosot.
Klien terlihat wajahnya sering murung, nampak kelelahan dan
tidak bersemangat.

2 DS : Klien mengatakan ingin pergi ke surga menyusul istrinya. Resiko Bunuh Diri

DO : klien tidak bersemangat, pesimis, putus asa terhadap


kehidupannya, merasa tidak berharga lagi. Terkadang klien
membentur-benturkan kepalanya ke tembok dan menusuk-
nusuk lubang telinganya dengan sebatang lidi
15. Pohon Masalah

Intoleransi Resiko Bunuh Diri


Aktivitas Effect

Nutrisi Kurang DEPRESI


dari Kebutuhan Core Problem

Menarik Diri

Harga Diri Defisit


Rendah Perawatan Diri

Koping Individu Kurang


Tidak Efektif Pengetahuan

Kehilangan /
Pasca Trauma
Prioritas Diagnosa Keperawatan
Rencana keperawatan
TE
RI
MA
KA
SIH

Anda mungkin juga menyukai