Anda di halaman 1dari 3

Kasih judul sendiri

Aku akan sedikit bercerita tentang kisah kasihku yang sempat


membuatku terhanyut dalam romantisme bangku kuliah, terpaksa si sebenernya
menceritakan kisah manis nan tragis ini karna mau tidak mau aku harus
kembali masuk dan mengingat rasa yang harusnya sudah terkubur bersama kata
perpisahan darinya. tapi tidak apa demi sahabatku Yosi mahasiswa abadi
Universitas Jayabaya Jakarta yang katanya sedang menggeluti dunia pers dan
seisinya, akan ku coba, maaf kalau berantakan karna jujur aku bukan seorang
penulis yang baik apalagi menulis dan menceritakan kisah pribadi.

Semarang, kota yang sempat memberiku sebuah kisah manis yang


mungkin saja semua orang mengharapkan berada dalam situasi manis yang
sempat aku alami, 2019 saat aku masih menjadi mahasiswa semester dua,
seorang mahasiswa baru yang sedang menikamti masa-masa kuliah dan masih
dalam situasi semangat-semangatnya menjalankan kuliah yang ternyata sama
sekali tidak seperti apa yang ada dalam film, jam kuliah sedikit, tugas seperti
tidak pernah ada, hidup dengan gaya glamor dan kemana-mana pergi bersama
pasangannya.

Reda seorang perempuan cukup misterius yang tedaftar sebagai teman


satu kalasku, perempuan yang sempat membuatku merasa menjadi seorang
lelaki yang mampu menaklukan kota Semarang dan segala isi kebahagiaanya,
rasa yang membuatku yakin bahwa pergi jauh dari tempat asalku bukan sebuah
keputusan yang salah. Namun ternnyata aku terlalu menikmati euforia dari
setiap responnya sehingga aku tak mampu menghindari curamnya perpisahan.

6 April 2019 agenda camping sekelas yang bertepatan dengan hari ulang
tahunku yang menjadi awal dari kisah ini, sudah aku tidak akan menceritan
semua yang terjadi pada hari itu sudah lama juga dan aku lupa juga dengan apa
saja yang tejadi disana yang aku ingat aku beberpa kali berpegangan tangan,
jalan berdua saling bergandeng tangan seakan-akan aku miliknya dan dia
miliku, ditengah dinginnya suasana bukit aku memeluk tubuhnya, entah itu dia
harapkan atau tidak, aku hanya ingin menunjukan bahwa aku mampu menjadi
pelindung baginya dalam situasi seperti apapun termasuk ditengah sepinya
hutan dinginnya suhu yang membuat tubuhnya menggigil. Aku akan mencoba
untuk selalu ada untuknya, jujur ini terlalu cepat, aku juga tak tahu ini hanya
sekedar nyaman atau aku sudah mampu mencintainya dalam waktu yang sangat
singkat.
Seiring berjalannya waktu hubunganku dengannya muai terlihat jelas
bahwa kami mempunya perasaan yang sama, aku yakin dia juga mencitaiku
bukan tanpa dasar aku berspekulasi seperti itu, beberapa kali kami pergi jalan
bareng, chat via whattsup intens yang hanya terjeda oleh kantuk malam yang
selalu mengganggu hangatnya obrolan saat itu meski hanya berbentuk tulisan
tanpa bertatapan.

Suatu hari sepulang kuliah dia mengajakku kembali untuk pergi


kesalahsatu wisata di Kota untuk menghilangkan penat, melepas rindu, menuai
kisah cinta disore hari. Dua hati bertemu dengan perasaan yang sama jadi
maklumi saja kalau setiap waktu berharap selalu bersama layaknya sepasang
suami istri. Jelas yang terlintas dalam pikiranku “aku hanya mampu menuruti
keinginannya”. Boncengan dimotor Honda beat biru miliknya, bergandengan
tangan sembari mengelilingi setiap sudut lokasi yang membantu memperlama
kebersamaan, bercanda diatas becak air yang menyerupai bebek, aku tenggelam
dalam situasi manis sehingga tidak terasa matahari sudah mulai tenggelam.
Akhirnya kami pulang membawa kisah manis yang mampu mengalahkan
lelahnya berjalan dari siang hingga langit menunjukan gelapnya.

Singkat memang tidak lebih dari 6 jam kami bersama, ya sesingkat itu
pula romantika indahku bersamanya, sepulang dari sana entah apa yang sudah
terjadi dia menyuruhku umtuk melupakan semua yang sudah terjadi semua yang
kami alami bersama, dia mengira aku memunyai seorang pacar, iya memang
aku salah tapi tidak seharunya menjadi alasan berakhirnya hubungan yang
bahkan belum dimulai, aku tidak pernah menceritakan bahwa aku baru saja
putus dengan pacarku dikampung namum perlu diingat, aku putus bukan karna
aku memilih dia, aku mengkhiri huungan lamaku sejak sebelum pergi camping
yang artinya aku belum dekat dengannya. Meskipun aku terus beromunikasi
baik dan tak hanya satukali mantanku meminta untuk balikan dan memperbaiki
hubungan denganku, namun itu semua tak pernah membuat keoutusanku
berubah, aku tetap yakin bahwa aku sudah bukan untuknya.

Mungkin itu yang menjadi alasan Reda memintaku untuk melupakannya,


beberapa kali aku mencoba meyakinkannya bahwa dugaan dia itu salah tetapi
aku tak mampu mengubah keyakinnya dia terlanjur kehilangan kepercayaannya
terhadapku, yah mau bagaimana lagi akhirnya aku harus mengikhlaskan dan
mencoba membiasakan menjalani hari dengan hampa tanpa kehadirannya. Berat
memang aku akui ini adalah patah hati terhebat yang pernah aku alami, sejak
dia mengirim chat “kita gak bisa melanjutkan ini, kamu harus lupain aku”
sampai saat ini (April 2020) sudah satu tahun aku masih belum bisa merubah
perasaanku, hatiku masih miliknya, meskipun aku sudah memutuskan untuk
tidak mau tahu apapun yang terjadi padanya.

Aku tak pernah mau tahu apa-apa lagi tentangnya, tapi aku tahu bahwa
dia sudah mempunyai pacar, orang yang berhasil mengambil alih posisiku
orang yang berhasil membuat Reda semakin yakin bahwa kebahagiaanya tak
hanya bersamaku. Jelas aku cemburu apalagi disaat aku melihat langsung dia
berboncengan dengan pacar barunya, namun aku siapa aku tak punya peran
apapun dalam hidupnya yang artinya aku juga tidak mempunyai hak untuk tidak
menyukai apa yang dia jalani, sejak saat itu aku berteman baik dengan rasa
cemburu.

Oh iya ada yang terlewat, setelah kami tak lagi bersama kami sudah tak
perrnah lagi berkomunikasi apalagi bepergian bareng, dia sudah tak mau lagi
menjalani harinya berdampingan denganku. Entah apa alasannya, terlalu
kecewa denganku, atau sudah lupa denganku atau bahkan memang dari awal dia
tak pernah mencintaiku? Apapun itu seberapa dalam luka yang dia ukir
setidaknya dia orang yang aku cintai sampai saat ini, meskipun ternyata dia tak
pernah membalas perasaanku. Biarkan aku menikmati ini sendiri, aku masih
kuat.

Aku mencintaimu, orang yang sudah menutup mata untukku.

Semarang, 19 April 2020

Penulis dan pemilik cerita

Adi Surya

Anda mungkin juga menyukai