Anda di halaman 1dari 2

Cerpen Cinta: Bukan UntukKu

Posted by admin on February 14th, 2014


Cerpen Cinta: BUKAN UNTUKKU
BUKAN UNTUKKU
OLEH : ALEN
Saat itu aku sudah rapuh, sangat rapuh atas patah nya hati ku yang di duakan olehnya, hingga
tak ada lagi perasaan ku untuk seorang pria, tidak lagi. Aku hanya menikmati kehidupan
tanpa cinta, memang tak ada lagi perasaan yang tumbuh saat aku dekat bersama seorang pria.
Namun semua berubah saat seseorang hadir di hadapanku, sosok baru ku kenal. Dialah yang
membangunkan aku dari mimpi, menyadarkan ku akan sebuah kenyataan, dan memaksa aku
untuk mulai bangkit dari keterpurukan, seseorang yang sangat berarti untukku.
Indah, perjalanan hari-hariku begitu menarik walaupun semua itu tidak hanya di penuhi tawa,
tapi terkadang kami selalu bertengkar untuk sesuatu yang tidak penting. Aku merasakan
sesuatu, merasa nyaman berada di dekatnya, bahkan jika diperbolehkan, sedetikpun aku tak
ingin terpisah darinya. Saat aku tak melihatnya dalam sehari, aku merasa kehilangan, aku
merasa kesepian dan aku takut akan sesuatu. aku mencari tahu kabarnya, aku mencari tahu
sesuatu tentangnya, aku sangat ingin tahu. aku tak bisa mengatakan TIdak pada dia, aku
selalu mengatakan ia, aku tak tahu mengapa begitu.
Aku bingung, mengapa aku bisa begitu mencintainya?? Semuanya seakan tanpa alasan.. aku
memang bodoh!!
Semakin hari semakin ku merasakan ketenangan bersamanya, keinginan ku
membahagiakannya membuat aku selalu mengabulkan segala kemauannya. Aku tak tahu lagi
mana yang baik dan mana yang buruk, tapi kurasa dia selalu mengajarkan yang baik untukku.
Aku tak tahu segala perhatian dan kedekatannya padaku adalah suatu keiklasan atau hanya
bohong belaka, aku tak tahu apakah itu karena dia memang menginginkan kedekatan ini atau
hanya sebatas rasa penasaran saja pada ku, aku tak tahu!!.
Baru saja aku merasa kesenangan, sekarang aku akan merasakan kesedihan lagi. Kali ini aku
merasakan ketakutan yang lebih dalam dari yang sebelumnya. Aku merasa sangat takut
kehilangan dia. Mungkin dia masih bisa tertawa lebar atas semua ini, tapi aku tak lagi bisa
melepas semua tawaku, aku menangis dalam tawa, aku bersembunyi dalam keremangan
malam, aku takut.
Aku berpikir, mengapa semua ini terjadi? Dan ternyata semua ini adalah salah ku sendiri!
Aku tak pernah memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya, aku hanya berpikir sesaat,
aku hanya berpikir untuk hari ini. Aku tak menyesal karna telah mencintainya seperti ini,
sama sekali tak menyesal, aku hanya sedih bila harus melepasnya.
Detik-detik kepergiannya membuat aku lemah menghadapi hari-hari yang terus berjalan, tapi
aku tetap harus bisa menjalani semua ini, paling tidak ini semua aku lakukan untuk
keluargaku, aku tak mau mereka sedih melihat aku yang rapuh hanya karna masalah cinta.
Setiap kenangan ku bersamanya akan tetap ku simpan dalam hati, tak kan pernah aku
lupakan, dan mungkin memang tak bisa untuk dilupakan. Tak banyak yang terjadi pada kami,
namun entah mengapa semua seakan sangat berarti untukku. Aku tak kan berusaha
melupakannya, Karena aku tak ingin melupakan orang yang pernah aku cintai, walaupun
mengingat dia adalah menyakitkan, itu lebih baik dari pada aku harus melupaknnya.
Kini hari kepergiannya semakin dekat, aku semakin diambang ketakutan. Aku ingin
menatapnya dalam-dalam sebelum ia benar-benar meninggalkan ku sendiri selamanya, aku
ingin bersama nya walaupun hanya sehari sebelum sesuatu merenggutnya pergi.
Aku iklas untuk melepas kepergiannya asalkan dia bahagia.
Aku iklas tertinggal sendiri asalkan dia masih bisa tersenyum untukku.
Salam ku untuk dia yang tak pernah bisa kumiliki dan tak tercipta untukku.(*)
Selesai

Anda mungkin juga menyukai