Anda di halaman 1dari 2

Waktu yang terhenti

Jepang tanggal 12 juni 2019,aku yang bernama Mina mitsuhi berusia 15 tahun , aku yang baru
masuk ke sekolah. Aku merasa cukup grogi, tapi aku tidak terlalu memikirkannya dikarenakan aku sudah
cukup mengenal beberapa orang di sekolah ini. Walaupun aku tidak terlalu dekat dengan mereka
namun, aku memiliki teman dekat yaitu sheiyu siya walaupun dia sudah kelas 2 . Dia merupakan putri
tunggalnya teman ibuku ,sayup ku dengar suaranya memanggilku dari kejauhan. Lalu aku menoleh dan
dia menyapa dengan ramah, ”hai mina apa kabarmu , oh iya aku mellihat arloji mu terjatuh.Jadi aku
mengambilnya “ ujar sheiyu dengan tesenyum bahagia kemudian , aku membalas sapaannya “
terimakasih telah memberikannya kembali kepadaku , arloji ini sangatlah berarti bagiku “ lalu sheiyu
bertanya perihal arloji tersebut “ apa yang membuat arloji kuno ini menjadi hal yang sangat berharga
bagimu , maaf kalu tidak sopan bertanya begitu” lalu aku menjawabnya dengan sedikit meneteskan air
mata “ gak apa-apa kok , arloji ini memang kuno, namun ini merupakan pemberian mendiang kakekku
sebelum ia wafat “.

“Semua hal yang bernyawa pasti akan mati namun, kita tidak boleh telalu bersedih atas kepergian
mereka ,kita juga harus tetap menjalani hidup dengan penuh rasa bersyukur”. Ujar sheiyu dengan
senyumnya yang ramah, aku membalas senyumnya dan mulai bergegas kembali kekelas kami masing-
masing.Ini merupakan hari pertamaku masuk ke skolah yang baru yaitu, SMA seiyu sekolah ini
merupakan salah satu sekolah kenamaan di tokyo. Entah kenapa aku mengingat akan arloji pemberian
kakekku ini . Pada saat aku melamunkan akan arloji ku itu tiba-tiba ada orang yang memperkenalkan
dirinya ,dia memperkenalkan dirinya di depan diriku sambil mengulurkan tanda perkenalan”halo nama
saya Isuzu asamiya, salam kenal ” lalu aku membalas dengan memperkenalkan namaku “halo,senang
bertemu denganmu asamiya namaku Mina mitsuhi , senang berkenalan denganmu”.

Bel berbunyi tanda waktu makan siang , aku memperkenalkan Asamiya pada Siya , sambil mereka
bercerita berdua aku ingin membeli makanan di kantin sekolah ,aku bergegas berlari lalu langkahku
terhenti dikarenakan aku terjatuh, walaupun itu tidak menyakitkan namun aku tetap menyalahkan pria
yang menabrakku dengan kesalaku mengatakan “apakah kau tidak memiliki mata” ujar diriku ,dia tidak
menghiraukan diriku, lantas aku bertanya padanya “apakah kau tidak melihat diriku” dia membalas
dengan tatapan yang sinis padaku, walaupun aku sedikit takut padanya tapi aku memberanikan diri
untuk bertanya “ ada apa,dasar bodoh?,ataukah kau buta” dia menjawab dengan tergesah-gesah “ kau
tidak usah ikut campurdalam masalahku” ucap dia sambil mencari sesusatu sementara itu aku dipanggil
oleh kedua teman dari ujung lorong ,lalu mereka menghampiri sambil berbicara denganku, namun aku
masih memperhatikan laki-laki yang sangat sombong itu ,sambil berjalan aku memperhatikan dirinya
yang telah menemukan apa yang dia cari. Ternyata dia juga memiliki arloji seperti milikku,lalu asamiya
bertanya kepadaku”apakah kau mengenal lelaki itu,dari tadi aku perhatikan kau fokus padanya.Apakah
kau menyukainya Mina ?” aku dengan tegas menjawab tidak , lalu siya menyela obrolan kami berdua
dengan berkata”apakah kalian tidaktahu, dialah pria paling misterius di sekolah ini” aku mendengar hal
tersebut sambil mengingat kembali akan arloji yang ia pegang.
Bel masuk berbunyi , menandakan waktu istirahat telah berlalu.Aku dan teman teman ku mulai
bergegas kembali kekelas,guru terlihat sangat sibuk mengajari murid tentang pelajaran yang aku tidak
suka ,yaitu pelajaran sejarah.Sementara itu aku masih memikirkan tentang apa yang terjadi, pada jam
istirahat tadi.Tiba-tiba aku merasa setiap pergerakan yang terjadi didalam kelas tersebut mulai
melambat.Aku merasakan hawa yang cukup mencekam akan hal ini namun tiba-tiba sesuatu yang aneh
mulai terjadi yaitu ,setiap pergerakan di dalam kelas tersebut mulai berhenti,lantas aku mencoba
melihat sekeliling.Sampai aku menemukan bahwa ada seseorang yang tidak terhenti pergerakannya
sama seperti diriku,aku melihat dirinya dari jendela disamping tempat dudukku.Dengan penuh curiga
aku melihatnya berdri di tengah lapangan,sambil aku menatapnya, dia juga mulai menatapku dengan
tatapan sinis.

Anda mungkin juga menyukai