Anda di halaman 1dari 25

Sega la nya berawa l da ri ketega nga n a nta ra

Angg ia denga n Bag has—pem bi m bi ng maga ng nya


ya ng punya ja bata n penti ng d i ka nto r itu.
M ula nya benci da n sa l i ng mencaci, kem ud ia n jad i
sa l i ng i ng i n berbag i kisa h. Kebersa maa n mereka
d i Ba l i ada la h awa l da ri keya ki na n Bag has
untuk merajut hid up ba ru denga n Angg ia.
Na m un ra hasia ta k ha nya menjad i keri ki l da la m
perja la na n ci nta Angg ia da n Bag has, teta pi
ba h ka n menjad i batu terja l ya ng mem buat
mereka terus terjatuh.

Novels U17+

Jl. Palmerah Barat 29-37, Unit 1- Lantai 2, Jakarta 10270


T: (021) 53677834, F: (021) 53698138
E: redaksi_bip@penerbitbip.id
www.penerbitbip.id

Harga P. Jawa Rp55.000,-

Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

Cover-Not A Perfect Marriage.indd 1 5/11/18 12:10 PM


Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com
Passion for Knowledge

Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 1 5/16/18 1:57 PM


(Not) A Perfect Marriage
Ervina Dyah

ISBN: 978-602-455-621-1
E-ISBN: 978-602-483-843-0
Penyunting: Evy Indreswari
Penyelaras akhir: Shara Yosevina
Desainer: Yanyan Wijaya

©2018, Penerbit Bhuana Sastra


(Imprint dari Penerbit Bhuana Ilmu Populer)
Jln. Palmerah Barat 29-37, Unit 1 - Lantai 2, Jakarta 10270

Diterbitkan pertama kali oleh


Penerbit Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia
No. Anggota IKAPI: 246/DKI/04

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang.


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian
atau seluruh buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan secara
komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan atau
pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau pemegang
hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan atau huruf h, untuk penggunaan
secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau pemegang
hak melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam
pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan atau huruf g, untuk penggunaan
secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
dan atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah).

© Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.


Diterbitkan oleh Penerbit Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia
Jakarta, 2018

Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 2 5/16/18 1:57 PM


Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 3 5/16/18 1:57 PM


(NOT)
a Perfect
marriage

Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 4 5/16/18 1:57 PM


Anggia Andara Hanin

Entah di mana logikaku, aku bisa jatuh hati pada lelaki


sedingin dia. Separuh jiwaku tahu persis apa jadinya bila aku
bersamanya. Ya, aku pasti tidak bahagia, dan semua akan
berakhir buruk... Akan tetapi, lagi-lagi logika pasti akan kalah
dengan hati yang hanya pandai berandai. Hatiku menang
dan aku ingin memperjuangkan serta mempertahankannya.
Semoga saja apa yang telah dikorbankan oleh logikaku
karena memenangkan hati dapat membuahkan hasil. Se­
moga sang waktu bisa membalik perasaannya padaku se­
hingga aku tak perlu lagi merasakan sakit karena berjuang
sendirian.

Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 5 5/16/18 1:57 PM


Baghaswara Satriya

Semua terasa begitu sulit. Pernikahan yang terasa fana


terjadi dalam hidupku.
Aku ingin cinta lainnya. Apa yang telah kurajut bertahun-
tahun ternyata berkhianat dalam kedipan mata. Ya, aku ingin
yang lain.
Namun kenapa takdir justru membawaku untuk me­
ngikat janji sehidup semati dengannya? Dia yang bukan
harap­­anku, dia yang awalnya tak terlihat dalam bola mataku.
Aku tahu bahwa pernikahan adalah sesuatu yang sakral,
suci, dan abadi. Aku pun ingin pernikahanku menjadi yang
pertama dan terakhir.
Dalam kondisi begini, apakah aku bisa menjalaninya de­
ngan dia, yang bahkan bukan sosok tepat untuk men­ja­lankan
peran sebagai pasangan dalam pernikahanku?
Biar sang waktu yang bekerja.

Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 6 5/16/18 1:57 PM


Senior Arogan

“KAN SAYA SUDAH BILANG, kontrak yang ini salah. Ya


diperbaiki. Sekarang apa gunanya revisi dari kemarin kalau
ternyata nggak ada perubahan?”
“Maaf, Pak.”
“Ck. Kamu itu ya, baru jadi karyawan magang, tapi udah
main-main. Kamu kira saya nggak akan periksa pekerjaan
kamu? Kalau begini caranya, saya juga bisa lapor ke kampus
kamu supaya nilai magang kamu ditidakluluskan.”
Mahasiswi magang bernama Anggia itu hanya bisa meng­
angguk pasrah, sambil mengucapkan puluhan kata maaf yang
bahkan tiada artinya untuk manusia ganas di hadapannya.

Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 7 5/16/18 1:57 PM


“Bukan berarti kamu magang di sini terus bisa seenaknya.
Magang di sini tidak menjamin kamu akan bekerja di sini
juga. Bank ini pasti berpikir ribuan kali untuk menerima kar­
yawan yang nggak bisa apa-apa seperti kamu.”
Kejam.
Tegas.
Dan menyakitkan.
Manusia ganas itu bernama Baghaswara Satriya, salah
satu legal staff di Bank Lippindo—salah satu bank swasta
terbonafide tahun ini—dan lelaki dingin itu juga diberi tugas
untuk mengawasi serta menilai kegiatan mahasiswa yang
magang di Bank Lippindo.
“Kamu!” Baghas menunjuk anak magang lainnya yang
masih tegang menyaksikan adegan antara Baghas dengan
Anggia.
“Saya, Pak?”
“Atau saya, Pak?” Yang lain mencoba memastikan.
“Ya, siapa pun yang di sana. Tolong revisi pembuatan
kontrak ini. Besok harus sudah jadi.” Baghas meletakkan
kertas tersebut ke meja terdekatnya, dan salah satu anak
magang sudah ngacir untuk mengambilnya. “Ck, kalian itu
sudah magang, sudah semester tujuh. Masa buat kontrak
saja tidak bisa?”
Beberapa detik kemudian masih penuh ketegangan, sam­
pai Baghas memutuskan untuk keluar dari ruangan tempat
anak magang berkumpul.

8
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 8 5/16/18 1:57 PM


Anggia mengacak rambutnya frustrasi, hingga kawan-
kawan magangnya yang lain mendekat dan mengucap
beragam kata penghiburan.
“Santai Nggi, nggak apa-apa, kok. Tenang aja. Lagian
manusiawi kan kalau kita buat kesalahan?” Tracy menepuk
bahu Anggi.
“Udahlah Nggi, nggak usah dipikirin...” Kali ini Atho ikut-
ikutan bicara.
“Santai aja, Nggi.”
“Dia kan emang ganas. Gue aja kemarin kena semprot
cu­ma gara-gara salah ketik dikit. Masya Allah, begitu doang
dimarahin, kayak gue bakar gedung aja!”
Bla, bla, bla. Seolah semua kalimat penghibur yang
me­re­ka ucapkan, tak berefek baik pada Anggia. Ia masih
meletakkan kepalanya tiduran di meja, sementara pikiran­
nya melayang entah ke mana. Ia sungguh ketakutan.
Anggia menelan ludahnya. “Masalahnya kalau dia marah
ke kalian tuh nggak pernah bawa-bawa kampus. Yah, gue
takut aja kalau dia beneran lapor ke kampus tentang kinerja
gue di sini.”
“Tenang, Nggi. Nggak mungkin dia setega itu,” timpal
Resty.
Atho ikut duduk di samping Anggia, dan menepuk pun­
cak kepala teman kesayangannya itu. “Lagian lo baru buat
salah sekali, kan?”
“Iya, Nggi. Lagian paling dia lupa, kan sibuk.”

9
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 9 5/16/18 1:57 PM


Tracy menghela napas, dan menyandarkan kepalanya di
pundak Anggia yang lesu itu. “Benar juga ya kata Anggia. Dia
kalau marah biasanya nggak pernah ngancem-ngancem mau
lapor kampus gitu, ya? Kok sama Anggia jadi lebih ganas?”
“Tracy!”
“Kamu bukannya menghibur!”
Tracy mengerutkan keningnya, berpikir. “Gue salah na­
nya, ya?”
Semua menghela napas. Malas meladeni gadis yang po­
losnya keterlaluan seperti Tracy. Entahlah, padahal dia
pintar, tetapi polosnya itu bikin dia sering dimanfaatin orang
sekitarnya dan kadang bikin bad mood.
Anggia melirik Tracy. “Berdoa aja semoga dia masih
punya hati.”

***

Ponselnya bergetar sejak tadi. Anggia bisa menebak, semua


pasti ulah para sahabatnya yang membuat grup Line me­
reka terus bergoyang. Melirik jam, sudah pukul 4 sore dan
sepertinya ini adalah waktu yang baik untuk membuka
ponsel, mengingat sebentar lagi jam pulang tiba.

Ratu
Jadi pada datang kan?

Rania
Gue sih yes

10
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 10 5/16/18 1:57 PM


Sekar
Gue galau, masih ada pelanggan yang minta make up abis
ini. Padahal gue udah nolak karena di luar jam kerja, tapi
nggak tahu deh ini maksa-maksa mulu

Sekar
Raniaaa bawa si Kenzo dooong

Rania
Dih. Kenzo masih kecil. Belum boleh terkontaminasi sama
dunia malam.

Ratu
Kaaar please  ini kan perpisahan sebelum gue berangkat
S2 dua bulan lagi. Lo nggak rugi kok kalo kehilangan satu
pelanggan. Kan salon lo udah hits.

Ratu
HAHAHA. Sekar obsesi banget sama Kenzo, serem ah

Sekar
Nooo. Gue bakal rias kilat nih pelanggan. Dan fyi, gue
bukan obsesi, cuma gemes aja sama Kenzo...

Ratu
Yayaya, terseraaah. Yg penting lo dateng. Ya, ya?

Sekar
Jam 7 kan? Santai, masih lama.

Ratu
Anggiii. Lo dateng nggak?

Anggia
Nggak tau... gue abis dimarahin pembimbing magang gue
alias legal staff di bank. Gue jd nggak mood.

11
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 11 5/16/18 1:57 PM


Ratu
Nggi, dtg dong…

Anggia
Hmmm gimana yaaa

Anggia
Pengen dateng sih. Tapi gue nggak bawa motor

Sekar
Pasti kode minta dijemput? Ya ntar gue jemput lo di bank
deh

Anggia
Peka banget temen gue. Gue udah bawa baju dll juga kok,
abis ini gue mandi

Ratu
Mandi di bank?

Anggia
Iya. Kurang sayang apa coba gue sama lo? Sampe rela
mandi di bank

Ratu
Sok susah lo. Bank tempat magang lo aja keren, toiletnya
aja lebih bagus dr toilet kosan lo

Sekar
HAHAHHAHA Ratu kejam!

Anggia segera mematikan ponselnya. Biar saja para sa­


habatnya berceloteh ria di grup. Kini saatnya Anggia mu­
lai bersiap-siap. Benar kata sahabatnya, WC di kantor ma­

12
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 12 5/16/18 1:57 PM


gangnya memang nyaman, nggak salah jika tiap pagi Anggia
memilih mandi di sini dibanding di kosnya sendiri.
Masih sekitar tiga jam lagi, tetapi tidak ada salahnya kalau
Anggia bersiap dari sekarang. Toh ia tidak akan berkeringat
karena ruangan kantornya cukup dingin. Itulah yang Anggia
sukai dari tiap sudut bank ini, tak pernah mengecewakan.
Kecuali satu, pegawai legal staff yang sangat dingin dan suka
marah-marah. Seperti singa, kalau kata Anggia.
Berpikir tentang para sahabatnya, ia sering sendu sen­
diri. Bagaimana tidak?
Ratu Keshara Putri alias Ratu, sahabatnya yang super
can­tik, kaya raya, dan pintar. Ia mendapat gelar sarjana saat
Anggia baru menginjak semester ketujuh. Bahkan saking
pintarnya, Ratu mendapat tawaran beasiswa S-2 di negeri
Paman Sam. Sempurna hidupnya.
Lain lagi dengan Estik Rania alias Rania, sahabatnya yang
sudah menikah dan baru saja dikaruniai satu anak laki-laki
yang lucu, Kenzo. Waktu kuliah semester ketiga, ia berhenti
karena permintaan suaminya. Kemudian Rania mengambil
kursus singkat desain busana di Jakarta. Setelah lulus, ia
sibuk melanjutkan bisnis butik keluarganya. Sempurna, kan?
Sudah mandiri, diperistri oleh Mario seorang dosen mapan
dan tampan, dan kini dikaruniai Kenzo. Jika hidup Ratu
sempurna, hidup Rania lebih sempurna, kan?
Lalu sahabatnya yang ketiga, Sekar Ayu Puspita. Usai
SMA, ia mengambil jurusan Artistic Make Up. Enam bulan
pendidikan, Sekar sudah menguasai banyak hal sehingga ia

13
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 13 5/16/18 1:57 PM


bisa membuka salon dan menjadi make up artist. Tak jarang,
ia bertemu artis papan atas untuk sekadar meriasnya dalam
pemotretan dan rangkaian acara lainnya.
Mengingat itu tak luput dari awal perkenalan mereka.
Ratu, Rania, dan Anggia yang kebetulan adalah teman
OSPEK di kampus dulu sehingga mereka bisa bersatu dan
dekat meski berbeda fakultas. Lalu mereka mengenal Sekar
karena ia adalah teman baik Rania sejak SMA. Intinya, entah
bagaimana, mereka bisa akrab satu sama lain meski latar
belakang dan asal mereka berbeda-beda.
Kesuksesan ketiga sahabatnya terkadang membuat
Anggia berpikir. Kapan hidupnya bisa sesempurna mereka?

14
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 14 5/16/18 1:57 PM


Party and Reality

“NGGI, NIKMATIN MUSIKNYA DONG! Masa lo cuma duduk-


duduk di sini?” Sekar yang awalnya asyik berdansa berputar
balik ke arah Anggi yang masih belum beranjak dari posisi
duduknya.
“Gue nikmatin, kok,” balas Anggia singkat, yang bolak-
balik sibuk mengecek E-mail di ponselnya.
Sekar menghela napas. Sahabatnya memang terlalu am­
bisius dan pemikir sehingga ia tak bisa membedakan kapan
waktu untuk bersenang-senang dan kapan waktu untuk
bekerja.
“Nggi, ayo dong, jogeeet. Rania yang udah nikah aja masih
lincah sama suaminya, masih bisa senang-senang. Masa lo

Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 15 5/16/18 1:57 PM


nggak mau?” Ratu yang sejak tadi sibuk menjamu tamu, kini
menghampiri dua sahabatnya.
“Apa definisi senang-senang cuma diukur dari dance
kita? Yang penting gue nikmatin.”
“Nikmatin apanya? Lo cuma duduk sambil ngambil
segelas koktail, terus sibuk lagi sama kerjaan lo.” Ratu
membalas dengan nada satu oktaf di atasnya.
Dan sekarang, Sekar dan Ratu main kasar. Mereka
menarik tangan Anggia hingga ia terpaksa berdiri.
“Ayo, Nggi. Ini pesta gue, perayaan gue. Gue mau lo
juga senang-senang di sini, bukan malah stres karena tugas
magang lo.”
Benar kata Ratu. Seketika Anggia merasa bersalah dan
tak tahu diri. Sudah diundang, tetapi ia malah sibuk sendiri.
Anggia menarik napas, menggangguk, kemudian sema­
ngatnya terbakar. “The night is still young!”
Tiga srikandi lajang itu langsung berhambur ke
keramaian, menyatu dengan tarian bersama yang lainnya.
Gemerlap lampu dan dentuman musik, menambah ke­nik­
matan mereka dalam menari dan mengekspresikan di­
ri.
Ada yang menari sambil berteriak kencang layaknya me­
lakukan balas dendam, ada yang menari sambil memeluk
erat pasangannya, dan ada yang menari sambil mencium
pasangannya.
Beginilah pesta perpisahan yang sesungguhnya.
“Gimana, Nggi? Asyik, kan?” Rania yang masih menari
bersama suaminya, menoleh sekilas pada Anggia. “Lo bisa

16
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 16 5/16/18 1:57 PM


tumpahin segala keluh kesah lo di sini. Karena ini emang
waktunya seneng-seneng, ngelepas beban berat!”
Sekar mengangguk. “Aaak! Gue hampir gila ngerjain
mukanya si Jordan, artis songong itu. Capeeek, gilaaaa!”
Ratu ikut berteriak. “Gue seneeeeng bisa S-2! One step
closer dan gue bakal jadi pewaris perusahaan bokap gue!”
Anggia pun tak mau kalah. “Gue sebeeel! Pengen cepet-
cepet selesai magaaaang. Biar gue nggak ketemu monster
ganas kayak si Baghas! Gue capek disalahin melulu. Padahal
gue nggak bego-bego amat, kan?!”
Sementara Rania hanya mengangkat bahu. Siapa pun ta­­
hu Rania sudah bahagia. Jadi ia tak perlu berteriak untuk
mengekspresikan kemarahan, kesedihan, atau kebahagiaan­
nya. Ia sudah punya Mario, suaminya, yang bisa menampung
semuanya.
“Kamu nggak bego.”
Deg.
Sebuah suara yang familier mengejutkan Anggia.
Jantungnya berdegup kencang. Nggak mungkin dia, kan?
Masa dunia sesempit itu? Batin Anggia mengoceh, mencoba
menenangkan dirinya.
“Baghas!” Ratu melambai ke arah tepat di belakang
Anggia.
Anggia mau pingsan rasanya. Baghas. Ya, tak salah lagi,
Baghas si ‘monster dingin’ ada di belakangnya.
Ratu melambaikan tangan ke arah Baghas, meng­
isyaratkan lelaki itu agar mendekat. Kurang dari sepuluh

17
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 17 5/16/18 1:57 PM


detik, Baghas sudah di samping Ratu. Itu artinya, Baghas ada
di depan para sahabat Ratu, termasuk Anggia.
“Kenalin, Baghas, sepupu gue,” kata Ratu. “Baghas,
kenalin, mereka sahabat aku dari SMA. Ini Rania dan Mario,
suaminya. Terus ini Sekar. Dan ini Anggia.”
Baghas menyalami mereka satu per satu. “Senang ber­
temu kalian, Rania dan Mario. Salam kenal, Sekar.”
Sekar berjingkrakan karena ada lelaki tampan yang me­
nyalamnya.
Tepat pada saat mata Baghas dan Anggia bertemu, Ba­
ghas tersenyum licik. “Dan kamu, Anggia, nanti temui saya
di parkiran.”
Mampus.
“Nggi, lo kenal Baghas?” tanya Ratu.
Beberapa detik penuh keheningan dan ketegangan…
Akhirnya Ratu mencium bau aneh di sekitar mereka.
“Jangan-jangan... Baghas yang lo bilang karyawan nye­
belin di tempat magang lo… adalah sepupu gue?!”
“Karyawan nyebelin?” Baghas menunjuk dirinya sendiri
dengan bingung. “Emang iya, Rat?”
“Ya nggak tahu, gue kan nggak sekantor sama lo.”
“Tapi emang gue nyebelin?”
Ratu meringis. “Kadang. Kalau lo nggak mau beliin gue
sesuatu. Tapi di luar itu, lo saudara paling baik dan bisa
diandalkan buat gue.”
Baghas melirik Anggia. “Nah. Kamu bilang saya nyebelin?”
Anggia tak menjawab. Habis riwayatnya.

18
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 18 5/16/18 1:57 PM


Mampus.
“Hahahahaha!” Tawa Ratu memecah ketegangan. “Dunia
sempit, ya? Kok gue bisa nggak sadar kalau lo magang di
bank tempat saudara gue kerja?”
Anggia memutar bola matanya. Apanya yang lucu, sih?
Justru ini bukan sesuatu yang patut ditertawakan karena
Anggia sedang takut-takutnya.
Si empunya pesta hanya mengedikkan bahunya, lalu ber­­
bisik ke telinga Anggia. “Sepupu gue baik kok. Kalau dia
ganas sama lo, godain aja. Dia baru putus sama pacarnya.”
Nggak peduli! batin Anggia kesal.
Seketika suasana pesta menjadi riuh karena musik dari
disc jokey akan segera berdentum. Semua menyiapkan diri
untuk menari dan menikmati. Begitu pun dengan Anggia,
musik membuat ketegangan tadi seketika mencair.
Lagu “We Can’t Stop” milik Miley Cyrus dinyanyikan
seorang vokalis perempuan yang diiringi remix sempurna
dari sang DJ.
Anggia menyerah, memilih ikut berteriak, menari lincah,
dan menikmatinya. Perkara Baghas pikirkan nanti saja.

It’s our party we can do what we want


It’s our party we can say what we want
It’s our party we can love who we want
We can kiss who we want
We can live how we want

19
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 19 5/16/18 1:57 PM


Red cups and sweaty bodies everywhere
Hands in the air like we don’t care
Cause we came to have so much fun now
Got somebody here might get some now
If you’re not ready to go home
Can I get a hell no
Cause we gonna go all night
Till we see the sunlight alright
Di bagian refrein, semua yang hadir di sana berjingkrakan dan
menari dengan liarnya ke sana kemari. Bernyanyi dengan
suara lantang, hingga atmosfer kelab malam ini benar-benar
seperti festival musik yang biasa diselenggarakan tahunan.

So la da da di we like to party
Dancing with Miley
Doing whatever we want
This is our houseThis is our rules
And we can’t stop
And we won’t stop
Can’t you see it’s we who own the night
Can’t you see it we who bout’ that life
And we can’t stop
And we won’t stop

20
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 20 5/16/18 1:57 PM


We run things,
Things don’t run we
Don’t take nothing from nobody
Yea, Yea, Yea
Alunan lagu terus berputar hingga mereka sama-sama ke­
habisan napas. Mereka ikut bernyanyi sambil menatap paras
rupawan disc jokey yang menggetarkan jiwa, membuat
mereka seketika mati rasa.
“Thanks! You guys are amaaazing! Dan sukses serta
selamat untuk 'the main girl' pada malam ini, Ratu Keshara
Putri!”
Tepuk tangan serta sorak sorai menggema lagi. Semen­
tara Ratu hanya tersenyum dan mengacungkan jempol dari
jauh.
“Pecah banget!”
“Keren, keren!”
“Sekali lagi sukses ya, Rat!”
Beragam macam komentar dari para tamu menghujani
ruangan ini. Benar-benar malam yang luar biasa.
Anggia pun merasakan kebahagiaan membuncah. Ia
sadar, rupanya sesekali ia harus menari dan menyanyi se­
kencang mungkin untuk melepas bebannya.
“Senang ya, nari sambil teriak-teriak gitu?”
Sebuah suara menginterupsi ketenangan hati Anggia.
Sialan. Seketika itu suasana bahagia yang membuncah di

21
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 21 5/16/18 1:57 PM


hati Anggia luntur. Digantikan ketakutan yang luar biasa
terhadap si monster yang sekarang sudah menyeretnya ke
parkir basemen.
“Ayo, ikut saya ke tempat parkir.”

***

Anggia menarik dan mengembuskan napasnya berkali-kali,


berharap ia bisa tenang dari pergerakannya. Ia juga berusaha
meremas tangannya sendiri, berharap agar tangannya tak
menjadi dingin hingga membuatnya takut.
Akan tetapi sepertinya keberuntungan tak berpihak pa­
danya.
Langkah Baghas yang cepat membawa Anggia juga lebih
cepat sampai ke basemen.
“Maafin saya, Pak,” ucap Anggia, berusaha memecah ke­
cang­gungan. Kalau bisa, Anggia ingin lari dan kembali ke da­
lam untuk menikmati pesta, bukan malah terjebak berdua di
basemen dalam situasi seperti ini.
“Untuk apa?” Baghas berbalik sehingga ia tepat ber­
hadapan dengan Anggia.
“Untuk apa yang Bapak dengar tadi. Saya minta maaf.”
Baghas mengangkat bahu. “Saya bahkan nggak tahu
kena­pa kamu bisa sebegitu benci sama saya.”
“Nggak benci kok, Pak.”
“Yakin?”

22
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 22 5/16/18 1:57 PM


“Cuma kesel,” kata Anggia lirih. Ups, Anggia tak
bermaksud mengucapkannya.
Baghas tersenyum kecut. “Saya begitu karena kalian ter­
lalu polos untuk mencerna ilmu-ilmu yang nantinya akan
diprak­tikkan di dunia kerja. Karena kerja bukan sekadar te­
ori, tapi lebih ke praktik.”
“Iya Pak, saya tahu. Makanya saya minta maaf...”
“Nggak semudah itu, Anggia.”
Apa?
Suasana serasa makin mencekam saja. Yah, semua orang
masih di atas sana, dan di basemen seluas ini, hanya ada
Anggia dan Baghas. Ia sempat ketakutan. Bisa saja Baghas
ternyata seorang psikopat yang pendendam, kemudian me­
manfaatkan kesempatan ini untuk menghabisi Anggia hingga
puas. Kemudian esok hari, tersebar berita di kampus dan di
mana-mana bahwa Anggia sudah tiada.
Membayangkannya, Anggia bergidik ngeri, lalu meng­
gelengkan kepala tanpa sadar.
“Kenapa geleng-geleng?”
“Eh?”
Baghas menepuk pundak Anggia berulang kali. “Saya
bukan pecinta film thriller, dan saya juga anti kekerasan. Jadi
jangan pikir kalau saya bakal ngelakuin yang enggak-enggak
ke kamu.”
Oh, oke.
“Dan kamu bukan tipe saya. Jadi, yah, asal kamu tahu aja
kalau saya nggak akan sentuh kamu.”

23
Versi Pdf Lengkapnya di ipusnas.com

ISI-Not A Perfect Marriage-final.indd 23 5/16/18 1:57 PM

Anda mungkin juga menyukai