Anda di halaman 1dari 14

Sahabat Jadi Cinta

Bel sekolah pun berbunyi tanda masuk kelas, aku masuk ke


kelas dengan sahabatku yang bernama iqbal. Dia itu teman
aku sejak kecil, orangnya sangat baik dan perhatian kepada
semua orang terutama kepadaku sahabat terbaiknya. Karena
dia orangnya sangat menyenangkan membuat aku selalu
nyaman berteman dengannya.
“iqbal, loe udah ngerjain tugas belum kalau udah gue nyontek
dong” kataku
“Ah loe bel bisanya nyontek melulu kapan loe bisa ngerjain
tugas sendiri tanpa bantuan orang lain” jawab iqbal
“He he he” aku malah tersenyum
“Ekh malah senyum nih tapi awas besok jangan nyontek lagi
yah” kata iqbal
“sok sift” jawabku
Akhirnya pelajaran pun selesai sekarang waktunya pulang,
hari ini aku gak di jemput sama ilham cowokku. Dia lagi ada
tugas di kampusnya karena dia sudah menjadi mahasiswa, aku
dan dia cuman berbeda 2 tahun. Dari tempat parkiran
kelihatan ikbal lagi ngeluarin motornya kemudian aku
menghampirinya.
“Ikbal tunggu, bareng yuk pulangnya” kataku kepada iqbal
“ayo emang loe ga di jemput bel sama cowok loe?” jawab
iqbal
“gak dia lagi ada tugas di kampusnya jadi gak bisa jemput gue
hari ini, gue bareng loe yah” ucapku
“Ayo, kita kan tetanggaan jadi pulangnya searah, ayo naek”
ajak iqbal
“ok thanx yah bal, loe emang temen terbaik gue” jawabku
“Ia loe cuman nganggep gue temen terbaik loe, tapi gue
pengennya lebih bel” kata ikbal di dalam hatinya.
“Ayo buruan malah bengong” ajakku
Kami pun sudah nyampe di rumahku, tapi iqbal gak mampir
dulu ke rumahku dia langsung pulang. Di dalam rumah
mamah sudah menungguku untuk mengajak makan siang
bersama, beliau sudah menyiapkan makanan kesukaanku. Aku
langsung ganti baju lalu bergabung di meja makan yang sudah
ada adik-adikku, ayahku gak ada dia masih kerja pulangnya
sore. Kamipun makan dengan lahap.
Dari luar rumah kedengeran ada yang memanggilku, ternyata
dia iqbal ngajak aku main ke tempat biasa kita nongkrong
bareng yang lain.
“Hai bella” iqbal menyapaku
“tunggu bentar aku ganti baju dulu bal” jawabku sambil
masuk lagi ke dalam
“bel sebenarnya aku pengen ngajak kamu ke suatu tempat
yang menyenangkan karena aku menyukaimu tapi sayangnya
kamu sudah ada yang punya” kata iqbal dalam hatinya
“maaf yah aku lama ganti bajunya” kataku
“ia gak apa-apa, ayo kita pergi” ajaknya
Setibanya di tempat biasa kita nongkrong, sudah banyak
orang yang lagi asyik ngobrol dengan temannya masing-
masing. Akupun menemui teman cewekku namanya cika, dia
temen sebangkuku orangnya sangat baik dan menyenangkan,
dia juga naksir sama iqbal tapi gak berani ngungkapinnya.
Sedangkan iqbal menemui temen-temenya yang lain.
“hai cik” akupun menyapanya
“hai bel” cika balik nyapa
“loe udah lama di sini cik” kataku
“gak baru bentar, kok loe bareng iqbal ke sininya bel” tanya
cika
“ia, emangnya kenapa?” jawabku
“gak kenapa-kenapa, emangnya ilham kemana gak bareng
loe?” tanya cika
“eum bilang aja loe cemburu gue bareng iqbal, ilham lagi ada
tugas di kampusnya jadi gak bisa maen ke sini” jawabku
“oh loe bisa saja, gue gak cemburu kok sama loe” kata cika
“besok di sekolah ada tugas sama ulangan gak, cik?” tanyaku
“kalau gak salah, gak ada bel” jawabnya
“syukurlah kalau gak ada, gue lagi males belajar hari ini”
kataku
“eum emang tiap hari loe males belajar kalau gak di suruh
sama ilham, tadi pagi juga kamu ngerjain PR di sekolah
nyontek lagi yah sama iqbal” katanya
“he he he” aku cuman tersenyum
Dari kejauhan iqbal memanggilku dia mengajakku pulang
karena sudah sore sebentar lagi mau adzan maghrib, akupun
berpamitan sama cika dan cikapun sebentar lagi mau pulang
katanya. Akupun menghampiri iqbal yang lagi nungguin aku,
kita pun langsung pulang tanpa kemana-mana dulu. Di depan
rumah, mamahku sudah menunggu karena sudah sore banget
aku baru pulang, aku terus diomelin tapi aku tidak
menghiraukannya kemudian mamahku juga berhenti
mengomel.
Keesokan harinya ketika aku sedang berjalan menuju gerbang
sekolah mau pulang, tiba-tiba ilham mengagetkanku ternyata
dia menjemputku, tetapi baru hari ini aku merasa aneh kenapa
aku gak bahagia di jemput sama ilham malah berharap
sekarang aku bisa pulang bersama iqbal. Ya allah apa yang
sudah terjadi kepadaku, apa aku mulai menyukai iqbal akh itu
gak mungkin tidak tidak aku hanya menganggap iqbal sahabat
terbaikku saja.
“Hai bel” sapa ilham tiba-tiba
“eh kamu kirain siapa?” jawabku
“emang nya kamu ngarepin nya siapa?” tanyanya
“gak ngarepin siapa-siapa, di kiranya kamu masih sibuk
ngerjain tugas kampus”
Jawabku
“oh masalah itu sudah beres kok tugasnya, sorry yah kemarin
aku gak bisa jemput kamu” katanya
“gak apa-apa, aku kemarin pulang bareng sama iqbal” kataku
“baguslah kalau kemarin kamu ada yang nganterin
pulangnya” jawabku
Iqbalpun datang menghampiri kita berdua, dia cuman nyapa
kita berdua terus dia pun pergi tanpa berkata apa-apa.
Keliatannya dia lagi buru-buru, jadi gak sempat berbincang-
bincang dulu sama kami.
“itu iqbal buru-buru mau kemana” tanya ilham
“gak tahu kayak nya ada keperluan, jadi harus buru-buru”
jawabku
“oh gitu iqbal itu sangat baik banget yah sama kamu” kata
ilham
“ya iyalah dia baik karena aku sudah temenan dengan dia dari
kecil” jawabku
“tapi keliatannya dia itu suka sama kamu bel “kata ilham
“apa sih, gak mungkin dia cuman nganggep aku teman
terbaiknya doang” jawabku
“ia kamu nya aja yang gak ngerasa, tapi aku bisa ngerasain
dan melihat kalau dia itu suka sama kamu liat saja sikap dan
perhatiannya sama kamu itu penuh dengan kasih sayang” kata
ilham
“sudah lah itu cuman perasaan kamu saja yang cemburu sama
iqbal” jawabku
Ketika ilham bilang kalau iqbal itu suka sama aku perasaanku
jadi tak menentu, hatiku mendadak dag dig dug tidak seperti
biasanya. Apa benar yang di katakan ilham bahwa iqbal suka
sama aku, ah itu gak mungkin itu cuman perasaan ilham saja.
“eh malah bengong lagi mikirin apa” ilham mengagetkanku
“em gak mikirin apa-apa, cuman lagi berpikir kalau sebaiknya
kamu itu harus lebih jauh mengenal iqbal biar kamu gak
cemburu terus” kataku
“aku itu gak cemburu, cuman yang aku katakan itu semuanya
benar” jawab ilham
“udahlah, emang iqbal orangnya baik dan asyik, seru kalau
berteman dengan dia walaupun kadang-kadang suka nyebelin
juga” kataku
“tuh kan kamu terus saja muji dia, emangnya gak bosen
sedikit-sedikit kalau kita bertemu pasti saja selalu ngomongin
dia” jawab ilham
“apa sih kamu sensitif banget, kamunya yang duluan
ngomongin iqbal” kataku
“bukannya gitu, tapi emangnya gak bosen tiap hari kita
bertemu ngomongin iqbal terus, seharusnya kita itu
ngomongin tentang hubungan kita” jawab ilham
“ia sudah kita ngomongin yang lain saja, sorry kalau aku
sudah menyakiti perasaanmu” kataku
“ia sudah lain kali jangan di ulangi lagi, sekarang kita mau
kemana?” jawab ilham
“kita pulang saja, aku pengen cepet istirahat capek tadi habis
ada pelajaran olahraga” kataku
“ia sudah kalau gitu kita pulang” ajak ilham
Kita pun pulang, saat di perjalan pulang ke rumah kami tidak
banyak bicara malah pada diam seribu bahasa. Sesampainya
aku di rumah akupun turun dari motor, lalu aku mengajak
iqbal mampir dulu ke rumah.
“kita udah nyampe bel” kata ilham
“oh ia makasih yah sudah nganterin aku pulang” jawabku
“ia sama-sama itu sudah jadi tanggung jawab aku sebagai
cowok kamu” kata ilham
“ayo mampir dulu ke dalam, ketemu orangtuaku mereka
nanyain kamu terus katanya sekarang kamu jarang main ke
rumah” kataku
“lain kali saja, aku ketemu orangtua kamu salamin aja pada
mereka, sekarang aku belum sempet main ke rumahmu lagi
karena sibuk” jawabnya
“ia udah kalau gitu” kataku
“aku pamit pulang dulu yah sampai ketemu besok” pamit
ilham
“ok hati-hati di jalan” kataku
Ketika aku sedang membantu ibu di dapur nyuci piring habis
makan malam, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu
rumahku, lalu akupun membuka pintu dan ternyata itu iqbal.
Tiba-tiba hatiku dag dig dug ketika melihat iqbal ada di
hadapanku, akupun sangat senang saat melihat iqbal datang ke
rumahku.
“lagi sibuk bel” tanya iqbal
“gue cuma lagi bantu ibu nyuci piring” sahutku
“oh gue pikir gak lagi sibuk” jawab iqbal
“emangnya ada apa?” kataku
“ngga, tadinya gue mau ajak loe keluar, tapi ya udahlah lain
kali aja bisa kan?” pinta iqbal
“ngga apa-apa sekarang juga udah beres kok” kataku
“oh baguslah kalau begitu” jawab ilham
“emangnya kita mau kemana?” tanyaku
“gue mau nunjukin sesuatu sama loe” jawab iqbal sambil
tersenyum
“mau nunjukin apa?” tanyaku penasaran
“nanti juga loe tahu bel, ya udah kita berangkat yuk” ajak
iqbal
Kami pun bergegas pergi dari rumahku, di jalan aku bertanya-
tanya sebenarnya iqbal mau ajak aku kemana tidak seperti
biasanya malem-malem gini dia ngajak aku keluar dan mau
nunjukin sesuatu apa yah jadi bingung. Iqbal bilang
tempatnya sedikit jauh jadi aku bersabar, aku semakin
penasaran saja apa yang mau iqbal tunjukin ke aku. Beberapa
saat kemudian iqbalpun berhenti di suatu tempat sebelumnya
kami belum pernah datang ke tempat ini, tempatnya itu tidak
terlalu ramai dan tidak terlalu sepi.
“kita kok berhenti disini bal” tanyaku bingung
“ia emang ini tempatnya” jawab iqbal
“terus apa yang mau loe tunjukin ke gue” tanyaku lagi
“ia sudah tapi kamu jangan marah yah, soalnya aku sudah
lama mempersiapkan ini semuanya cuman nunggu waktu
yang tempat saja mudah-mudahan ini adalah waktu yang tepat
buat aku jujur” jawab iqbal
“ada apa sih ngomongnya mulai aku kamu dan mau jujur apa?
makin penasaran aja” sahutku
“bentar, tunggu dulu sebentar disini yah” jawab iqbal
Lalu iqbal berjalan entah mau kemana, aku di suruh nunggu
semakin penasaran saja apa yang mau iqbal tunjukin ke aku,
gak terlalu jauh iqbal melambaikan tangannya menyuruhku
menghampirinya entah apa yang sedang dia lakukan di sana,
semakin membuatku penasaran saja. Setelah aku samapai
disana, ternyata iqbal menunjukan kunang-kunang yang
berada di tepian danau itu sangat indah banget tapi aku
terkejut di pingir danau ada lilin-lilin yang bernyala yang
membentuk kata I love you, aku sangat kaget dan tidak
menyangka kalau iqbal akan menyatakan perasaannya
padaku.
“bel, aku sangat cinta dan sayang sama kamu, tapi kamu udah
punya pacar” sahut iqbal
“loe nembak gue bal” tanyaku serius
“ia bel, maaf aku memendam semua perasaanku selama ini
karena aku gak bisa jujur karena kamu udah punya cowok”
jawab iqbal
“sudah lama loe memendam semua ini ke gue” tanyaku lagi
“ia bel sudah cukup lama, dan aku baru berani mengatakannya
sekarang karena aku sudah gak tahan melihat kamu berdua
terus sama ilham, apalagi tadi siang di gerbang sekolah hatiku
merasa sakit bel melihat kalian berdua ngobrol” jawab iqbal
“kenapa gak dari dulu bilangnya bal? Sebelum gue jadian
sama ilham” tanyaku
“aku cuman takut kamu akan menolakku dan merusak
persahabatan yang sudah kita bangun dari kecil bel, makanya
selama ini aku pendam perasaan ini” sahut iqbal
“jujur saja aku juga mulai menyukai kamu lebih dari sekedar
sahabat bal, ketika kita pulang bareng waktu itu. Hatiku mulai
aneh berdebar dag dig dug ketika dekat denganmu” jawabku
mengakui
“jadi gimana bel hubungan kita sekarang” tanya iqbal sangat
serius
“gimana yah aku juga jadi bingung, kamu telat bal aku
sekarang sudah sama ilham, aku juga gak ingin membuat
ilham kecewa kepadaku” jawabku
“bener bel aku telat mengatakan ini semua, tapi sekarang aku
lega sudah mengungkapkan perasaanku yang selama ini aku
pendam. Terus kita bagaimana sekarang?” tanya iqbal lagi
“ia sekarang kita sudah tahu tentang perasaan kita masing-
masing, tapi kita gak bisa jadi sepasang kekasih, kita masih
jadi sahabat terbaik saja seperti biasanya” jawabku
“ia bel aku gak mau kehilanganmu, gak apa-apa sekarang kita
bersahabat dulu ke depannya gak tahu apa yang akan terjadi
sama kita” kata iqbal
“makasih ia bal, kamu sudah mau ngertiin situasi aku”
jawabku
“ia bel sama-sama” kata iqbal
Malam itu aku dan iqbal pun sangat bahagia, karena aku tidak
menyangka kalau iqbal akan menyatakan perasaanya
kepadaku, tapi di sisi lain aku pun bingung dengan ilham
karena aku juga menyukai dia. Tapi iqbal orang nya sangat
pengerti dia pun bisa menerima ini semua kami masih jadi
sahabat terbaik, malem itu pun kami pulang dengan hati
berbunga-bunga.
Keesokan harinya di sekolah aku menceritakan kejadian
waktu malem itu ke cika, walaupun aku tahu kalau cika itu
menyukai iqbal juga tapi aku bingung harus menceritakan ini
semua kepada siapa lagi karena cuman cika sahabat terbaikku
dan yang bisa menjaga rahasiaku.
“cik gue mau curhat nih” kataku
“emangnya mau curhat apa? Kayanya serius dech” tanya cika
“ia tapi loe jangan marah yah?” jawabku
“kenapa gue harus marah? makin panasaran saja” tanya cika
“semalem iqbal nembak gue” jawabku
“apa?” kata cika kaget
“ia gue juga tahu, loe suka sama iqbal tapi gue bingung harus
curhat kepada siapa lagi selain loe, cik” kataku
“ia gak apa-apa curhat aja, sebenarnya gue sudah tahu dari
dulu kalau iqbal itu menyukai loe, bel” jawab cika
“masa sih cik, sekarang gue harus bagaimana yah cik?”
tanyaku
“bagaimana dengan perasaanmu sekarang” tanya cika balik
“gue juga bingung cik, gue suka sama ilham tapi belakangan
ini gue juga suka sama iqbal.” Jawabku
“kalau gini jadi bingung ngasih solusinya juga, ia sudahlah
sekarang loe ikutin aja apa isi hati loe, bel” kata cika
“makasih cik atas sarannya, loe emang sahabat terbaikku”
kataku
“ia sama-sama, kita sebagai sahabat harus saling membantu”
jawab cika
“sekali lagi makasih banget, cik” kataku
Guru pun masuk, kami memulai pelajaran dengan khidmat
karena sekarang pelajaran sejarah gurunya sangat galak, jadi
semua murid takut semuanya pada diam mendengarkan apa
yang lagi di terangkan sang guru.
Bel sekolah berbunyi waktunya pulang hari ini aku gak di
jemput sama ilham katanya ada acara. Aku di minta cika
untuk mengantarnya ke toko buku, kita pergi naik angkutan
umum. Di perjalanan kita melihat ilham lagi jalan sama
cewek, gak tahu siapa cewek itu aku baru lihat. Hati ini
merasa terbakar melihat ilham pegangan tangan sangat mesra
dengan cewek itu, kita pun menghampiri mereka ilham sangat
kaget melihat kita ada di sana.
“hai ilham, cewek ini siapa” sapa aku mengagetkannya
“diii aaaaa” jawab ilham sambil terbata-bata
“ini siapa sayang” kata cewek itu sama ilham
“apa dia memangilmu sayang, sebenarnya dia siapa?” kataku
agak berteriak
“aku pacarnya, dan kamu siapa?” timbal cewek itu lagi
“apa kamu pacarnya, dari kapan kalian berpacaran” kataku
agak marah
“kami baru aja jadian, kira-kira baru 1 bulanan” jawab wanita
itu lagi
“ternyata selama ini kamu ada tugas kampus, ada acara
bilangnya. Ini yang kamu lakukan di belakangku selingkuh
dengan cewek lain.” Kataku
“dengarkan aku dulu bel”
“sudahlah gak ada yang harus di jelasin lagi” kataku sambil
pergi
Aku dan cika langsung meninggalkan ilham dan cewek itu,
dari tadi cika tidak bicara sedikitpun, hanya cewek itu saja
yang bicara. Ilham mencoba mengejarku tapi aku dan cika
langsung naik taxi gak menghiraukan teriakan ilham yang
memanggilku. Aku meminta maaf kepada cika karena gak
jadi mengantar ke toko bukunya, keburu aku melihat ilham
dan cewek itu. Selama di perjalanan pulang aku menagis cika
mencoba menghiburku, supaya aku tidak berlarut-larut dalam
kesedihan.
Aku tiba di rumah, aku turun dari taxi pamitan sama cika.
Tadinya cika mau menemaniku dulu tapi aku menyuruhnya
pulang, aku langsung masuk kamar gak pengen ketahuan
habis nangis oleh mamah yang lagi asyik nonton tv. Aku
menghubungi iqbal dan menceritakan yang terjadi tadi siang,
iqbal pun kaget dan mencoba untuk menghiburku dan dia juga
mengajak aku ke luar nanti malam untuk menghiburku, tapi
aku menolaknya karena aku pengen sendiri dulu tak ingin
kemana-mana.
Keesekon harinya aku sekolah seperti biasanya, iqbal dan cika
selalu ada di sampingku untuk menghiburku takutnya aku
melakukan sesuatu yang dapat merugikanku mereka emang
teman terbaikku selalu ada di waktu aku senang dan susah.
Mereka selalu bertanya terus tentang ilham tapi aku gak mau
membahasnya dulu, pelajaran di mulai kami pun belajar
semesti biasanya.
Pulang sekolah di luar gerbang sekolah ilham sudah ada
menungguku, aku berusaha mencoba untuk menghindari
ilham tapi aku ketahuan, ilham menghampiriku. Aku terus
berlari tapi ilham mengejar dan menghentikanku, aku pun
berhenti.
“bel tunggu aku, dengerin dulu penjelasanku” kata ilham
“apalagi sih yang harus di jelaskan semuanya sudah jelas”
jawabku
“kemarin yang kamu lihat itu sebenarnya…” kata ilham
kemudian diam
“sebenarnya apa?” tanyaku lagi
“sebenarnya dia itu cuman teman kampus aku, yang
menyukaiku tapi aku gak balik menyukainya cuman kemarin-
kemarin aku lagi kesal sama kamu, soalnya kamu terus
membicarakan dan memuji iqbal setiap kita bertemu, terus dia
ngajak jalan aku mengiakannya jadi kita jalan bareng deh”
ilham menjelaskan panjang lembar
“tapi gak kini caranya, untuk membalasanya kekanakan
banget” kataku simpel
“ia jadi maafin aku, kemarin aku khilaf” jawab ilham
“ia aku maafin, tapi hubungan kita berakhir sampai di sini
saja” kataku
“maksudnya kita putus” tanya ilham
“ia kita putus saja, mungkin kita sudah tidak cocok” jawabku
sambil meninggalkan ilham
“bella tunggu kita gak boleh putus kita bisa bicarain ini semua
dengan baik-baik” teriak ilham
“gak ada yang harus dibicarakan lagi, sudah cukup sampai
disini” teriakku lagi
Aku tak menghiraukan teriakan ilham, aku terus berjalan
menjauhi ilham akhirnya hubunganku dengan ilham berakhir
walaupun hati ini sakit, tapi kalau di biarin berlanjut takut
saling menyakiti terus. Makanya ini adalah keputusan yang
terbaik untuk mengakhiri hubungan ini. Setibanya di rumah
aku langsung menelpon iqbal dan cika menceritakan kalau
aku dan ilham sudah putus, mereka kaget mendengar
keputusanku.
Satu bulan sudah berlalu, awalnya ilham terus saja mengajak
balikan lagi tapi aku terus menolaknya karena sudah terlajur
sakit hati. Tapi akhirnya ilham mengalah kita jadi sahabat
saja. Selama itu juga iqbal selalu menghiburku dan
mengatakan perasaannya terus, tapi aku belum bisa
menerimanya walaupun sudah tidak ada penghalangnya tapi
aku pengen menyembuhkan luka di hati ini.
Akhir pekan pun tiba, iqbal mengajakku main ke suatu tempat
yang belum pernah kami kunjungi. Sore itu pun aku pergi
sama iqbal naik motor, selama perjalanan kami diam hanya
menikmati suasana perjalanan yang segar setibanya disana
kami pun turun dari motor.
“akhirnya kita tiba juga disini” kata iqbal
“ia emang tempatnya menyenangkan banget” jawabku
“ia disini aku pengen ngomong sesuatu” kata iqbal
“ngomongin apa lagi?” tanyaku
“masalah kita bel, aku gak mau nunggu terlalu lama sekarang
kamu dan ilham sudah putus jadi sudah gak ada penghalang
lagi untuk kita bisa bersatu” jawab iqbal
“tapiiii” belum selesai berkata iqbal sudah memotong
ucapanku
“untuk sekarang tidak ada kata tapi, kamu itu harus segera
move on jangan takut masalah kemarin akan terulang
kembali, aku akan menyayangimu sepenuh hatiku tanpa ada
pengkhianatan” kata iqbal
“aku masih bingung harus bagaimana?” kataku
“kamu jangan bingung-bingung, lupakanlah masa lalu mari
kita bangun kembali semuanya dari awal.” Kata iqbal
“oklah kalau begitu kita mulai semuanya dari awal, jadi
sekarang kita sah jadi sepasang kekasih” kataku
“nah kaya gini semangat aku senang mendegar ini semua”
kata iqbal
“iya bal, aku gak mau kehilangan kamu” kataku
“makasih ya bel, aku akan jagain kamu semampuku” sahut
iqbal sambil memelukku
“ia bal sama-sama” kataku
Akhir pekan ini membuatku dan iqbal sangat bahagia, karena
aku tidak menyangka bisa jadian sama iqbal. Diapun berjanji
akan tetap menjagaku seperti dulu dan tidak akan
meninggalkanku, aku terharu dia mencintaiku dengan begitu
tulus. Tapi semua ketulusan cinta ini gak akan ku sia-siakan,
akan ku jaga sampai akhir hayat nanti.
Keesekon harinya seperti biasanya ku ceritakan kejadian
semalam pada cika, cika pun bahagia walaupun sebenarnya
pasti dia sakit hati. Aku pun memberitahukan hubungan ku
sama keluargaku mereka sangat menyetujuinya karena mereka
sudah kenal jauh sama keluarga iqbal juga, gak ketinggalan
akupun menceritakannya pada ilham walau pertamanya ilham
kaget dan gak setuju dengan hubunganku ini. Tapi akhirnya
dia menyadarinya bahwa dia sudah tidak ada hak lagi dan
merestuinya. Akhirnya kami bisa menjalani hidup ini dengan
bahagia bersama iqbal, temanku dan keluargaku.

Anda mungkin juga menyukai