KASUS
Ny “D” 39 tahun datang ke BPM “X” mengeluhkan bahwa ia takut untuk melakukan
hubungan seksual karena takut hamil lagi. Ny “D” adalah ibu post partum 40 hari. Ia
memiliki 5 orang anak dengan jarak anak yang relatif singkat. Anak pertama berumur 11
tahun 3 bulan, anak kedua berumur 8,5 tahun, anak ketiga berumur 5 tahun, anak keeempat
berumur 3 tahun dan anak kelima merumur 40 hari. Suami Ny “D” bekerja sebagai buruh
bangunan. Ny “D” datang sendiri ke BPM tanpa ditemani oleh suami mengatakan sampai
saat ini belum menggunakan alat kontrasepsi. Ia dilarang suaminya untuk mengikuti program
KB, karena suami beranggapan bahwa KB itu haram dan suaminya mengatakan bahwa
didaerah tempat tinggalnya pada umumnya tidak menggunakan KB termasuk para tokoh
agama dan tokoh masyarakat. Suami Ny “D” beranggapan bahwa KB itu tidak baik untuk
digunakan dan banyak berisiko. Sementara Ny “D” sendiri tidak terlalu mengetahui tentang
KB. Ia hanya ingin tidak mau punya anak lagi. Ny “D” sangat takut jika menggunakan KB
tanpa sepengetahuan suaminya karena suaminya telah melarang keras hal tersebut dan tidak
pernah menghiraukan ajakan Ny “D” jika diminta untuk mengikuti program KB
ADVOKASI KEBIDANAN
Advokasi dalam konteks kebidanan adalah melakukan pendampingan kepada masyarakat
untuk berdaya dibidang kesehatan dan bersama-sama melakukan upaya-upaya untuk
perubahan perilaku di bidang kesehatan (kebidanan)
Pada kasus ini advokasi yang diberikan oleh bidan adalah :
- Memberikan anjuran kepada Ny “D” untuk mengajak suaminya untuk kembali datang
secara bersama ke tempat bidan atau Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya agar
mendapat informasi yang cukup tentang program KB sehingga tidak ada
kesalahpahaman tentang program KB tersebut.
- Memberikan pendidikan kesehatan kepada Ny “D” dan suami tentang pentingnya
program KB untuk kesejahteraan keluarga, efek negatif jika tidak menggunakan
program KB, macam-macam alat kontrasepsi yang bisa digunakan beserta kelebihan
Kasus Advokasi Dalam Pelayanan Kebidanan Page 1
dan kekurangan dari alat kontrasepsi tersebut sambil memperlihatkan bentuk alat-alat
kontrasepsinya
- Menjelaskan kepada Ny “D” dan suami tentang manfaat metode kontrasepsi jangka
panjang yang bisa digunakan karena pada kasus ini Ny “D” sudah mempunyai 5 orang
anak
- Menjelaskan kepada Ny “D” dan suami tentang kemungkinan efek-efek negatif yang
akan ditimbulkan jika suatu keluarga tidak menggunakan metode kontrasepsi baik dari
segi ekonomi, pendidikan anak, kesejahteraan, kebahagiaan secara fisik, mental,
psikologi maupun dari segi kesehatan (Ny “D” sudah berisiko jika terjadi kehamilan
lagi)
- Memberikan informasi kepada Ny”D” dan suami bahwa di puskesmas bisa
mendapatkan pelayanan tentang kontrasepsi secara gratis
- Meluruskan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat serta rasionalisasinya yang
mudah dipahami oleh Ny “D” dan suami (masyarakat) tentang alat kontrasepsi
sehingga terdapat persepsi yang benar tentang mitos tersebut
- Menyediakan leaflet tentang program KB agar Ny “D” dan suami bisa membaca dan
membawa pulang leaflet tersebut sehingga bisa mempertimbangkan dan mengingat
kembali mengenai penjelasan program KB yang diberikan sehingga timbul suatu
keyakinan tentang kontrasepsi yang akan digunakan
- Melakukan pendekatan kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan kader kesehatan
untuk memberikan informasi dan meyakinkan toma, toga dan kader kesehatan tentang
pentingnya programem KB untuk kesejahteraan masyarakat demi mewujudkan
keluarga kecil bahagia sejahtera
- Memberikan informasi kepada toma, toga dan kader kesehatan bahwa di daerahnya
program KB belum berjalan dengan baik dan perlu untuk dilakukan penanganan dengan
segera
- Memberikan informasi kepada toma, toga dan kader kesehatan bahwa program KB ini
perlu didukung dan sudah merupakan program dari pemerintah dalam rangka
menyejahterakan masyarakat
- Meminta toma, toga dan kader kesehatan untuk memberikan informasi ini jika ada
pertemuan antar masyarakat agar masyarakat mengetahui hal ini
2. Sistematis
3. Taktis
Dalam memberikan advokasi kesehatan (kebidanan), tenaga kesehatan akan
bekerjasama dengan pihak terkait untuk bisa memberdayakan masyarakat di bidang
kesehatan.
Bidan “X” melakukan pendekatan kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, kader
kesehatan agar dapat mensosialisasikan program KB kepada masyarakat. Pendekatan
kepada toma, toga dan kader kesehatan sangat penting karena peranan mereka sangat
penting dalam merubah perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik, lebih sehat,
sehingga tercipta kesejahteraan pada masyarakat dengan mewujudkan keluarga
sejahtera. Kerjasama yang dilakukan Bidan “X” dengan toma, toga dan kader kesehatan
meliputi :
a. Melakukan pendekatan kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan kader
kesehatan untuk memberikan informasi dan meyakinkan toma, toga, dan kader
kesehatan tentang pentingnya program KB untuk kesejahteraan masyarakat demi
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera
b. Memberikan informasi kepada toma, toga dan kader kesehatan bahwa di daerahnya
program KB belum berjalan dengan baik dan perlu untuk dilakukan penanganan
dengan segera
c. Memberikan informasi kepada toma, toga dan kader kesehatan bahwa program KB
ini perlu didukung dan sudah merupakan program dari pemerintah dalam rangka
menyejahterakan masyarakat
d. Meminta toma, toga dan kader kesehatan untuk memberikan informasi ini jika ada
pertemuan antar masyarakat agar masyarakat mengetahui hal ini
4. Strategis
Advokasi melibatkan penggunaan kekuasaan atau power. Kekuasaan intinya
menyangkut kemampuan mempengaruhi dan membuat orang berperilaku seperti yang
kita harapkan.
Advokasi yang diberikan Bidan “X” kepada Ny “D” dan suami tentang program KB
meliputi :
a. Pentingnya program KB dalam rangka mewujudkan keluarga sejahtera
b. Efek yang bisa ditimbulkan jika suatu keluarga tidak menggunakan program KB
baik dilihat dari segi ekonomi, pendidikan anak, kesejahteraan, kebahagiaan fisik,
mental, psikologi, maupun dari segi kesehatan.
c. Macam-macam kotrasepsi yang bisa digunakan
d. Kelebihan dan kekurangan masing-masing alat kontrasepsi
e. Meluruskan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat tentang kontrasepsi
sehingga mendapatkan suatu persepsi yang benar beserta rasionalisasinya yang bisa
dipahami oleh Ny “D”, suami dan masyarakat
f. Menjelaskan bahwa beberapa metode kontrasepsi juga bisa didapatkan di
puskesmas secara gratis
5. Berani
Advokasi menyentuh perubahan perilaku masyarakat bahkan perubahan kebijakan, jadi
membutuhkan proses secara bertahap sehingga butuh keberanian untuk
menerapkannya.
Advokasi yang dilakukan oleh Bidan “X” terencana, tersusun dengan rapi, mudah
dipahami karena bidan “X” menggunakan alat peraga sehingga mudah dipahami oleh
Ny “D” dan suami. Selain itu Bidan “X” juga sudah melakukan pendekatan kepada
toma, toga, dan kader kesehatan sehingga memudahkan dalam memberikan advokasi