Anda di halaman 1dari 4

KEGALAUAN NARA

“TENG TENG” Bel sekolah berbunyi pertanda pulang . Aku bergegas pulang dan
menunggu mobil jemputan. Biasanya setelah bel berbunyi aku mampir dulu ke
perpustakaan, tapi kali ini sedang kurang fit dan langsung pulang. Aku sekola SMPIT
AL MUNAWAR DIdaerah JAKARTA.Aku Anak semata wayang ayah dan ibuku bekerja .
Kehidupanku terbilang tercukupi apapun yang aku mau pasti selalu disediakan oleh
ayah dan ibu.

‘NARA … NARA…” Tiba tiba ada seorang memanggilku ketika turun dari bis jemputan.
Kulihat Reza teman satu sekolah beda kelas menghampiriku. Rumahny satu komplek
denganku satu blok.

“ Hai REZA Ada apa kau memanggilku? Tidak biasanya kau serius sekali memanggilku.
‘ Nara maaf aku mau kasih info kekamu sebelumnya maaf, kemrin aku bertemu dengan
ayahmu tapi berdua dengan temannya diGramedia cantik loch teman ayahmu… “ ucap
Reza. Seketika wajah NARA Berubah kaget dan bertanya dalam hati . ‘ entahlah reza
mungkin teman ayahku”

‘ oh ya mugkin saja ya sedang belanja keperluan kantor ok NARA SEE U


TOMMOROW..”

‘ Ok REZA SEE U” Balas NARA.

“ASSALAMUALAIKUM MBOK NAH MBOK ? “ Panggil nara kepada asisten rumah


tangga yg sudah dianggap orang tua keduanya. “waalaikum saalm iya sebentar non
Nara sudah pulang ya..” balas mbok nah yang sedang didapur langsung membukakan
pintu. ‘sore non nara mbok sudah masak kesukaan non nara loh sup macaroni jamur
dan rending mantap pokokny non.” Wah mantap mbok cocok aku sangat lapar seharian
ulangan disekolah karena sebentar lagi akan kelulusan jadi banyak pelajaran yang
harus diulang…” ucap nara,’ ya sudah ganti baju dulu biar mbok siapkan dulu dan
panaskan’ ucap mbok nah sambil menuju dapur untuk menyiapkan semuanya.

Waktu menunjukan pulkul 17.00 tapi ayah dan ibu belum juga pulang. Setelah makan
aq bercanda dengan mbok nah sambil menyiram tanaman depan rumah. Tak lama
ayah dan ibu pulang dengan wajah yang tak bersahabat turun dari mobil. Setelah
mengucapkan salam mereka langsung masuk kedalam rumah . seketika aku teringat
akan ucapan reza tadi pulang sekolah. Aq jadi curiga kearah ucapan reza. Aku pun
langsung bertatapan mata dengan mbok nah dan seketika itu aku langsung masuk
kedalam rumah.

‘brakkk” aku kaget seketika pintu kamar ayah dan ibu terdengar keras saat menutup
entah ayah atau ibu. Lalu aku mendengar suara ibu menangis. Seketika aku langsung
mengetuk pintu dan berteriak “ Ibu ayah tolong buka pintu ibuuu! Pekik aku sambil
menggedor pintu kamar ibu.

Seketika pintu terbuka aku melihat ibu sedang menangis tersedu sedu sambil menutupi
mukanya. Dan ayah sedang duduk disamping ibuku dan menenangkanya. “ Ada apa
ayah kenapa ibu menangis? Cemas aku sambil memeluk ibu

“ tidak ada apa apa saying ibu hanya kurang sehat temani ibu dulu ayah mau mandi
dulu nak. Ujar ayah kepadaku.’ Ibu ada apa ceritalah bu nara ga mau ibu sakit!’ Cemas
nara. “ ibu tidak apa apa nara hanya sediikit lelah dan pusing..” jawab ibu sambil
kuusap airmatanya . aku sangat sayang ibu tak tega jika aku melihat ibu menangis. ‘ ibu
inigin makan nara ambilkan ya ibu tidak usah bangun” ujar nara seketika bangun dan
segera menuju dapur. “ tak usah nara ibu hanya mau mandi dan tidur sebentar ibu mau
istirahat. “ baiklah bu kalau ada apa apa panggil nara ya bu love uu” nara mencium
kening ibunya dan seketika keluar kamar dan melihat ayahnya sedang duduk diruang
tengah sambil menonton tv. “ nara “ panggil ayah dan aku seketika kesal melihat ayah
karena teringat ucapan reza tadi sore pulang sekolah.
‘’ ada apa ayah? Tanyaku kepada ayah.”kau sudah bicara dengan ibumu kenapa ibumu
menangis?” tidak ayah ibu tidak bicara apa apa kenapa memangnya ada apa dengan
ibu? Tanyaku

“ Nara jika ayah dan Ibu bercerai bagaimana? Seketika tubuhku lunglai tak berdaya
ucapan ayah membuatku hamper pingsan dan lemas. Ayah menghampiriku dan
memelukku sambil menangis

“maafkan ayah nara ayah salah ayah telah berbuat salah pada ibumu tapi ayah tidak
ingin bercerai bisakah kau membantu ayah nak tolong sampaikan maaf ayah pada
ibumu.! Melas ayah kepadaku. Jadi ternyata ucapan reza benar adanya ayahku telah
selingkuh . ya ALLAH Tolong aku. Aku menangis sejadi jadinya dipelukan ayah aku
tidak mau bercerai aku tidak mau kondisi orang tuaku divorce. Aku tidak mau menjadi
anak korban broken home.

Keesokan harinya pagi pagi setelah sholat shubuh aku melihat ibu dan mbok nah
sudah didapur dengan aktivitas rutin membuat sarapan. Dan ayah kulihat sedang
berolahraga diteras rumah . sesaat beberapa jam sarapan telah siap. Suasana meja
makan sesaat hening tak seperti biasanya. “ ayah ibu nara harap tidak aka nada
perceraian nara tidak ingin menjadi korban kelurga broken home. “ ucap nara lirih
sambil menangis dihadapan nasi goring buatan mbok nah. Kulihat mata ayah dan ibu
berkaca kaca memandangku. “ mbok nah muncul dari dapur dan ikut menangis ‘ iya
jangn bercerai bapak ibu saya harap jangan sampai terjadi nanti bagaimana dengan
saya dan non nara “ mbok nah nangis tersedu sedu dihadapan aq ibu dan ayah.

‘ iya sayang Ibu sudah memafkan ayah kami sudah membicarakan semalam dan ibu
juga bnyk salah kepada ayah karena terlalu sibuk dikantor sehingga ibu lalai terhadap
tanggung jawab ibu sebagai istri dan ibu yag baik. Dan ayah juga sudah minta maaf ke
ibu. Maafkan kami sayang maafkan kami mbok nah. INSYA ALLAH Ayah dan Ibu akan
menjaga keluarga kita sampai akhir hayat dan sebentar lagi kamu akan jadi KAKAK
NARA’ ujar ibu . seketika nara kaget dan mbok nah bingung “ maksud bapak sama ibu .
ibu hamil begitu ! ‘ Tanya mbok nah. Ayah dan ibu mengangguk bareng dan mereka
berpelukan . terharu aku dan menghampiri mereka dan memeluk mereka. Alhmdulillah
Ya Allah doa dan tahajudku engkau dengar ya Allah semalam. Semoga keluarga kami
bahagia selamanya aamiin yra.

Ahamdulillah kehadiran calon adik dirahim ibuku membuat keluarga kami utuh kembali.
Ayah berjanji tidak akan menemui wanita itu lagi. Dan ibu akan lebih baik lagi dalam
mengurus kewajiban dirumah. Dan akan mengurangi kesibukan bekerja dan lebih
prioritas bersama keluarga. Sebenarnya ayah minta ibu berhenti bekerja ibu tidak mau
ingin tetap berkarya dan mmbantu perekonimian dirumah. Sejujurny aku lebih senang
ibu berhenti bekerja tqpi aku menghargai keputusan ibu.

Penulis: Dwi Kurningsih

Nama suami: Sertu Sugiarto

Jabatan suami: Banik audio komlap

Anda mungkin juga menyukai