Anda di halaman 1dari 16

Tujuan program penguatan pendidikan karakter

1. menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter bangsa ke peserta didik secara masif


dan efektif melalui lembaga pendidikan dengan prioritas nilai-nilai tertentu yang akan
menjadi fokus pembelajaran, pemahaman, pengertian, dan praktik, sehingga
pendidikan karakter sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir, dan cara
bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas

Manfaat dan Implikasi Program Penguatan Pendidikan Karakter


(PPK)

Manfaat Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


1. Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing siswa
dengan kompetensi abad 21, yaitu: berpikir kritis, kreativitas,
komunikasi, dan kolaborasi
2. Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah
dengan pengawasan guru
3. Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manager dan Guru
sebagai inspirator PPK
4. Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong royong sekolah
dan partisipasi masyarakat
5. Penguatan peran keluarga melalui kebijakan pembelajaran 5(lima)
hari
6. Kolaborasi antar K/L, Pemda, lembaga masyarakat, penggiat
pendidikandan sumber-sumber belajar lainnya

Aspek penguatan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


1. Revitalisasi manajemen berbasis sekolah melalui Broad Based Education
(BBE)
2. Sinkronisasi intra kurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dannon kurikuler,
serta sekolah terintegrasi dengan kegiatan komunitas seni budaya,
bahasa dan sastra, olah raga, sains, serta keagamaan
3. Deregulasi penguatan kapasitas dan kewajiban Kepala Sekolah/Guru
4. Penyiapan prasarana/sarana belajar (misal: pengadaan buku, konsumsi,
peralatan kesenian, alat peraga, dll) melalui pembentukan jejaring
kolaborasi pelibatan publik
5. Implementasi bertahap dengan mempertimbangkan kondisi infrastruktur
dan keberagaman kultural daerah/wilayah
6. Pengorganisasian dan sistem rentang kendali pelibatan publik yang
transparan dan akuntabel
Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
SMA Negeri I Sungai Penuh yang merupakan sekolah favorit di Kota Sungai Penuh memiliki
berbagai prestasi di bidang akademik dan non akademik. Berdasarkan fakta integritas yang telah
disepakati bersama, SMA Negeri I Sungai penuh sepakat untuk melaksanakan program PPK di
SMA Negeri I Sungai Penuh. Kegiatan yang dilaksanakan sekolah dalam rangka mendukung dan
memperkuat pelaksanaan Pendidikan Karakter baik intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler diantaranya:

1. Religiositas
2. Nasionalisme
3. Kemandirian
4. Gotong Royong
5. Integritas
Kegiatan PPK itu antara lain :

1. Membaca Asmaul Husna, Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, shalat


dhuzur berjamaah, yasinan, ceramah agama, kultum, dan peringatan hari besar
Agama, kegiatan keagamaan lainnya)
2. Upacara Bendera, peringatan hari-hari Besar Nasional, Memajangkan Foto
Pahlawan di setiap kelas, memanyikan lagu wajib nasional, dan lain sebagainya
3. Bekerjasama dalam pembelajaran seperti bekerja Kelompok, musyawarah untuk
mencapai mufakat dalam organisasi sekolah, gotong royong di minggu ke tiga
setiap hari sabtu
4. Senam Pagi setiap hari Sabtu pagi
5. Literasi
6. Setiap pagi guru piket menyambut kedatangan peserta didik di depan gerbang
sekolah dengan membudayakan senyum sapa salam
7. Jumat Beriman
8. Melaksanakan Program Adiwiyata dan Sekolah Sehat.
9. Lomba Kelas Sehat
10. Budaya “Ada Sampah Langsung Ambil”
11. Kearifan Lokal
Lima Nilai Karakter Utama
Terdapat lima nilai karakter utama yang bersumber dari Pancasila, yang menjadi prioritas
pengembangan gerakan PPK; yaitu religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan
kegotongroyongan. Masing-masing nilai tidak berdiri dan berkembang sendiri-sendiri, melainkan
saling berinteraksi satu sama lain, berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan
pribadi.

Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang


diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut,
menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Implementasi
nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam sikap cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan
agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan
kepercayaan, anti perundungan dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan
kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya. Sikap nasionalis ditunjukkan melalui sikap apresiasi budaya
bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta
tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan
agama.
Adapun nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan
moral. Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat
dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan
kebenaran. Seseorang yang berintegritas juga menghargai martabat individu (terutama
penyandang disabilitas), serta mampu menunjukkan keteladanan.
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-
cita. Siswa yang mandiri memiliki etos kerja yang baik, tangguh, berdaya juang, profesional,
kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan
bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan,
memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Diharapkan siswa dapat
menunjukkan sikap menghargai sesama, dapat bekerja sama, inklusif, mampu berkomitmen
atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, memiliki empati dan rasa
solidaritas, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI
SMP NEGERI 15 KOTA CIREBON
  ADMIN 

  0  

  25341

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional   menegaskan


bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa  kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Selanjutnya, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
juga terpapar secara tersurat berbagai kompetensi yang bersangkutan dengan karakter di
samping intelektualitas. Hal tersebut menandakan bahwa sesungguhnya pendidikan
bertugas mengembangkan karakter sekaligus intelektualitas berupa kompetensi peserta
didik.

Sehubungan dengan itu, penyelenggaraan pendidikan nasional terutama pendidikan dasar


dan menengah dapat dikatakan sudah berada pada jalur yang tepat, karena telah
mengedepankan pendidikan karakter sekaligus membentuk intelektualitas berupa
kompetensi. Meskipun demikian, proporsi pendidikan karakter dengan pendidikan
intelektual belum berimbang akibat berbagai faktor. Usaha penyeimbangan pendidikan
karakter dengan pembentukan kompetensi senantiasa  dilakukan. Demi kepentingan masa
depan bangsa lndonesia, bahkan sejak sekarang mulai dilakukan pembenahan pendidikan
karakter dalam penyelenggaraan pendidikan nasional Indonesia. Kesadaran sekaligus
usaha pemusatan pendidikan karakter di jantung pendidikan nasional semakin kuat dan

hal ini terus dilanjutkan, dioptimalkan, diperdalam,  bahkan diperluas sehingga diperlukan
penguatan pendidikan karakter bangsa. Untuk itu, sejak sekarang dilaksanakan Gerakan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dengan mengindahkan asas keberlanjutan dan
kesinambungan.

Gerakan PPK sangatlah strategis pada saat ini apalagi pemerintah juga mencanangkan
revolusi karakter bangsa sebagaimana tertuang dalam Nawacita  (Nawacita 8) dengan
menggelorakan Gerakan Nasional Revolusi Mental,

“ Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi


pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian dari revolusi mental “
kemudian hal ini diperkuat dengan diterbitkannya RPJMN 2014-2019 yaitu “ Penguatan
pendidikan karakter pada anak – anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk
memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat
pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran”. Sebagai
pengejawantahan Gerakan Nasional Revolusi Mental sekaligus bagian integral Nawacita,
Gerakan PPK menempatkan pendidikan karakter sebagai dimensi terdalam pada
pendidikan nasional sehingga pendidikan karakter menjadi poros pelaksanaan pendidikan
dasar dan menengah. Lebih lanjut, Gerakan PPK yang mengintegrasikan, memperdalam,
memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan
karakter menjadi bukti keseriusan dunia pendidikan Indonesia terhadap pentingnya
penguatan karakter ini.

Di SMPN 15 Kota Cirebon Gerakan PPk sudah dilaksanakan sampai sekarang. Dalam
hubungan ini pengintegrasian  berupa pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan
luar sekolah , pemaduan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler;
pelibatan secara serempak warga sekolah, keluarga, dan masyarakat; perdalaman dan
perluasan dapat berupa penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang
berorientasi pada pengembangan karakter siswa, penambahan dan pemajangan kegiatan
belajar siswa, dan pengaturan ulang waktu belajar siswa di sekolah atau luar sekolah;
kemudian penyelerasan dapat berupa penyesuaian tugas pokok guru, Manajemen
Berbasis Sekolah, dan fungsi Komite Sekolah dengan kebutuhan Gerakan PPK. Baik pada
masa sekarang maupun masa akan datang, pengintegrasian, pendalaman, perluasan, dan
penyelarasan program dan kegiatan pendidikankarakter tersebut perlu diabdikan untuk
mewujudkan revolusi mental atau revolusi karakter bangsa. Dengan demikian, Gerakan
PPK merupakan jalan perwujudan Nawacita dan Gerakan Revolusi Mental di samping
menjadi poros kegiatan pendidikan yang berujung pada terciptanya revolusi karakter
bangsa.

Gerakan Nasional Penguatan Pendidikan Karakter yang secara intensif telah dimulai
sudah  melahirkan sekolah-sekolah rintisan yang mampu melaksanakan pembentukan
karakter secara kontekstual sesuai dengan potensi lingkungan setempat. Pemerintah
menyadari bahwa Gerakan Nasional Revolusi Mental yang memperkuat pendidikan
karakter semestinya dilaksanakan oleh semua sekolah di Indonesia, bukan saja terbatas
pada sekolah-sekolah binaan, sehingga peningkatan kualitas pendidikan yang adil dan
merata dapat segera terjadi. Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah diharapkan dapat
memperkuat bakat, potensi dan talenta seluruh peserta didik. Lebih dari itu, pendidikan
kita sesungguhnya melewatkan beberapa ciimensi penting daiam pendidikan, yaitu olah
raga (kinestetik), olah rasa (etika dan seni) dan olah hati (spirituai) (Effendy, 2016). Apa
yang selama ini kita Iakukan baru sebatas olah pikir yang menumbuhkan kecerdasan
akademis. Pola pikir ini pun belum mendalam sampai kepada pengembangan berpikir
tingkat tinggi, melainkan baru pada pengembangan olah pikir tingkat rendah.

Persoalan ini diatasi oleh kementrian pendidikan dengan mengeluarkan Permendikbud


Nomor 23 tahun 2013 tentang Hari Sekolah yang merupakan jumlah hari dan jam yang
digunakan oleh guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah.Sedangkan hari sekolah dilaksanakan 8 jam dalam 1 hari atau 40
jam selama 5 hari kerja dalam satu minggu. Hari Sekolah digunakan bagi peserta didik
untuk melaksanakan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstra kurikuler, kegiatan-
kegiatan tersebut dilakukan dilakukan dengan tetap mengacu pada lima nilai utama
karakter PPK yaitu : religious, nasionalis, gotong royong, mandiri dan integritas.

Penerapan PPK di SMPN 15 Kota Cirebon sebenarnya sudah dirintis sejak 5 tahun terakkir
dengan menyisipkan kegiatan kegiatan yang bertujun untuk menguatkan karakter tersebut
diantaranya  : menyanyikan lagu Indonesia raya di awal pelajaran , berdoa bersama,
tadarus al Qur’an di awal pelajaran, literasi, mengaji bersama, sholat duha, sholat jum’at,
dan ekstra kurikuler terkait. Selain dari itu terkait sarana dan prasarana, guru pengajar,
keikutsertaan orang tua murid dan komite sekolah meserpon positip dan siap untuk
melaksanakan kebijakan tersebut.Kemampuan manajerial kepala sekolah untuk menggali
potensi lingkungan sebagai sumber belajar dan mengembangkan kerja sama dengan
berbagai pemangku kepentingan dalam ekosistem pendidikan yang ada sangat
dibutuhkan untuk mendukung program Penguatan Pendidikan Karakter.

DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


2. Peraturan pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2017 tentang beban tugas guru
3. Permendikbud Nomor 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah

TUJUAN

1. Menanamkan nilai-nilai luhur, budi pekerti, akhlaq mulia yang berakar pada ajaran agama,
adat istiadat dan nilai-nilai keindonesiaan dalam rangka mengembangkan kepribadian
peserta didik supaya menjadi manusia yang bermartabat, menjadi warga Negara yang
berkarakter sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama.
2. Menanamkan kebiasaan berfikir dan berbuat yang dapat membantu orang lain dan bekerja
bersama sebagai keluarga,sahabat,tetangga, masyarakat dan bangsa.
3. Meningkatkan pendidikan keluarga untuk memacu keharmonisan dalam keluarga dan
menekan radikalisme pada peserta didik.

SASARAN

1. Peserta didik
2. Civitas Akademika dan
3. Warga Sekolah

HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Peserta didik memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur, budi pekerti, akhlaq
mulia yang berakar pada ajaran agama, adat istiadat dan nilai-nilai keindonesiaan dalam
rangka mengembangkan kepribadian peserta didik supaya menjadi manusia yang
bermartabat, menjadi warga Negara yang berkarakter sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan
agamadalam proses belajar, daiam kehidupan keluarga dan bermasyarakat.
2. Peserta didik terbiasa untuk berfikir dan berbuat yang dapat membantu orang-orang hidup
dan bekerja bersama sebagai keluarga, sahabat, tetangga, masyarakat dan bangsa.

PEMBIAYAAN
Untuk pelaksanaan PPK diperlukan biaya yang berasal dari dana BOS Pusat maupun BOS
Kota, Biaya ini dipakai untuk kegiatan Persiapan , Pelaksanaan , Perbaikan dan pengadaan
sarana pendukung, Penilaian dan evaluasi Program .

PELAKSANAAN PROGRAM

1. Penyusunan rencana dan sosialisasi program.

 Mensosialisasikan konsep PPK kepada guru, karyawan. Dilaksanakan kepada guru dan
karyawan pada minggu ke 4 bulan Juli 2017 oleh Pengawas pembina
 Mensosialisasikan konsep PPK kepada orang tua. Dilaksanakan pada minggu kedua bulan
Juni 2017 oleh walikelas masing-masing
 Membuat dokumen KTSP kurikulum 2013 yang disesuaikan dengan PPK
 Menerapkan konsep PPK berbasis kelas, sekolah dan masyarakat
 Merancang rencana tindak lanjut implentasi PPK di sekolah.

2. Penyiapan Tenaga pendidik dan kependidikan.

 Membentuk Tim pelaksana PPK yang bertugas untuk :

– membuat dokumen pengembangan kurikulum berbasis PPK

– melaksanakan penjaminan mutu pelaksanaan PPK

 In House Training bertujuan untuk :

– Mensosialisasikan rencana tindak lanjut implementasi PPK. Membuat rencana


pelaksanaan pembelajaran

(RPP) berbasis PPK

– Meningkatkan kemampuan guru dalam membaca karakteristik peserta didik

– Meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan kelas.

3. Pelaksanaan berbasis kelas

 Menerapkan PPK dalam pembelajaran di kelas.


 Mengembangkan karakter siswa dalam pembelajaran melalui metode mangajar.
 Mengembangkan karakter siswa dalam pembelajaran melalui pengelolaan kelas.

4. Pelaksanaan budaya sekolah


 Meningkatkan kualitas belajar, bekerja, berinteraksi antara kepala sekolah, pendidik dan
tenaga kependidikan
 Peningkatan budaya literasi yang dilaksanakan secara terintegrasi dalam pembelajaran

5. Pelaksanaan budaya masyarakat

 Mengembangkan jejaring kerjasama dengan orangtua, masyarakat.


 Membangun komunikasi yang intensif dengan orangtua peserta didik melalui forum
komunikasi kelas .
 Peduli lingkungan fisik dan social sekitar sekolah.
 Mengoptimalkan peran komite sekolah dalam peningkatan mutu sekolah.

6. Sarana dan Prasarana

 Pengadaan ruang belajar pendukung yang memadai


 Pemanfaatan ruang belajar pendukung yang memadai
 Menciptakan suasana sekolah yang menyenangkan,ramah,dan nyaman
 Mengoptimalkan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

7. Progam Penguatan

 Program Lima Hari Kerja dilaksanakan muali tgl 17 juli 2017 bertepatan dengan hari pertama
peserta didik masuk sekolah.
 Kegiatan upacara bendera dilaksanakan setiap hari senin, sedangkan menyanyikan lagu
Indonesia Raya pada awal pelajaran, lagu Nasional Pada akhir pelajaran.
 Program pembiasaan berupa :

– tadarus al qur’an setiap awal jam pelajaran

– literasi (membaca buku) wajib kelas 7 dilaksanakan bersama pada hari Selasa
sedangkan kelas 8 dan 9

masuk dalam jadwal pelajaran.

– kegiatan sholat dhuhur berjamaah dan sholat dhuha dilaksanakan setiap hari

– sholat jum’at dilaksanakan di sekolah

– olah raga bersama (jalan santai) dilaksanakan pada hari rabu

– kerohanian (membaca surat yasin, dzikir bersama, dan tauziah) dilaksanakan setiap
hari jum’at

– Pembinaan siswa oleh wali kelas dilaksanakan setiap hari kamis dan jum’at
– Kegiatan ekstrakurikuler meliputi :Pramuka, Paskibra, Footsall, Taekwondo, Marawis,
BTQ,  Degung,

Seni Tari, dan PMR

Implementasi Lima hari sekolah merupakan pendidikan mendasar kepada seluruh


komponen sekolah untuk selalu mendukung kebijakan yang diterapkan oleh  pemerintah.

Implementasi Lima Hari Sekolah di SMPN 15 Kota Cirebon merupakan kolaborasi


pemerintah dengan pemangku kepentingan yaitu sekolah, keluarga dan  lingkungan untuk
menghasilkan generasi usia sekolah yang bertakwa, nasionalis, mandiri, dan memiliki
keunggulan bersaing secara global untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


menempatkan pendidikan karakter sebagai dimensi terdalam atau inti
pendidikan nasional sehingga pendidikan karakter menjadi poros pelaksanaan
pendidikan dasar dan menengah. Lebih lanjut, PPK perlu mengintegrasikan,
memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program
dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan sampai sekarang.
Penerapan penguatan pendidikan karakter akan berjalan dengan baik bila
kepala sekolah sebagai pemimpin mampu menjadi pemimpin yang dapat
dipercaya dan visioner.

Menjadi orang yang dapat dipercaya berarti Kepala Sekolah merupakan sosok
berintegritas, mampu menjadi manajer yang berfokus pada peningkatan
kualitas pembelajaran melalui pembentukan karakter. Visioner berarti kepala
sekolah memiliki visi jauh ke depan tentang kekhasan, keunikan, dan kualitas
sekolah (schoolbranding) yang akan ia bangun. Kemampuan manajerial kepala
sekolah untuk menggali potensi lingkungan sebagai sumber belajar dan
mengembangkan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam
ekosistem pendidikan yang ada untuk mendukung program sekolah sangat
diperlukan.

PPK di SMA Negeri 95 Jakarta berfokus tiga struktur, yaitu: Pertama, Struktur


Program, antara lain jenjang dan kelas, ekosistem sekolah, penguatan kapasitas
guru; Kedua, Struktur Kurikulum, antara lain kegiatan pembentukan karakter
yang terintegrasi dalam pembelajaran (intrakurikuler), kokurikuler, dan
ekstrakurikuler; Ketiga, Struktur Kegiatan, antara lain berbagai program dan
kegiatan yang mampu mensinergikan empat dimensi pengolahan karakter dari
Ki Hadjar Dewantara (olah raga, olah pikir, olah rasa, dan olah hati).
Pelaksanaan PPK yang dilaksanakan di SMA Negeri 95 Jakarta, melalui tiga cara,
yaitu:

1. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur kurikulum dan
mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan
kokurikuler. Sebagai kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, setiap guru menyusun
dokumen perencanaan pembelajaran berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai mata pelajarannya masing-masing. Nilai-nilai utama PPK
yaitu Religius, Nasionalisme, Kemandirian, Gotong royong, dan
Integritas  diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sesuai Kompetensi Dasar dan
nilai PPK yang akan dikembangkan/dikuatkan pada sesi pembelajaran tersebut dan
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing.
2. Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh
SMA Negeri 95 Jakarta yaitu melakukan penguatan kembali nilai-nilai karakter
melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskur dapat dilakukan melalui kolaborasi
dengan masyarakat dan pihak lain/lembaga yang relevan, seperti Perguruan Tinggi,
kepolisian, TNI, PMI ( Puskesmas), museum, Kartor POS, dan Alumni yang sesuai
dengan kebutuhan dan kreativitas peserta didik yang akan dikembangkan.
3. Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses kegiatan rutin,
spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan-kegiatan
dilakukan di luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter
sesuai dengan situasi, kondisi, ketersediaan sarana dan prasarana di SMA Negeri 95
Jakarta. Program pembiasan mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan karakter
peserta didik yang dilakukan secara rutin, spontan, dan keteladanan dalam program
iklim dan kultur sekolah yang santun dan berbudaya
PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER SMPN 11 MADIUN
LAHIRKAN OUTPUT BERKEPRIBADIAN
Diterbitkan : Jumat, 16 Agustus 2019 - Kategori : Berita Pendidikan / Berita Prestasi / Berita Sekolah

Program Penguatan Pendidikan karakter merupakan kunci yang sangat penting di dalam
membentuk kepribadian anak. Selain di rumah, pendidikan karakter juga perlu diterapkan di
sekolah dan lingkungan sosial. Pada hakekatnya, pendidikan memiliki tujuan untuk membantu
manusia menjadi cerdas dan tumbuh menjadi insan yang baik. Dalam rangka mempersiapkan
Generasi Emas 2045, pemerintah menguatkan karakter generasi muda agar memiliki keunggulan
dalam persaingan global abad 21. Selain lima nilai utama karakter, melalui PPK, pemerintah
mendorong peningkatan literasi dasar, kompetensi berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaborasi generasi muda.

SMP Negeri 11 Madiun mendukung sepenuhnya upaya penguatan karakter anak bangsa melalui
visinya, yaitu terwujudnya peserta didik yang berakhak mulia, bermutu, terampil, kompetitif
dalam dunia global dan berwawasan lingkungan. Juga melalui slogan SMP Negeri 11 Madiun
yaitu “Membangun Karakter Kuat, Mengukir Generasi Hebat”.

Program Penguatan Pendidikan karakter ini bertujuan:

1. Membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun
2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi
dinamika perubahan di masa depan
2. Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter
sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik dengan
dukungan pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal,
dan informal dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia
3. Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan,
peserta didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam mengimplementasikan PPK.
Dasar Kegiatan dari Program ini adalah:

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 tentang penguatan pendidian
karakter.
JENIS DAN JADWAL PELAKSANAAN PPK DI SMP NEGERI 11 MADIUN
HARI SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU MINGGU

INTEGRIT INTEGRIT Kegiatan PPK


NILAI NASIONAL AS AS MANDI RELIGIUS bersama orang
KARAKTER IS MANDIRI MANDIRI RI tua :
GOTONG ROYONG
Pembiasaa Upacara Interaksi dengan
n khusus orang tua dan
GDS lingkungan/sesa
Pembiasaa Menyanyikan lagu Indonesia Raya, do’a bersama dipandu dari ma
n umum pusat informasi, tepuk PPK, pengisian buku kendali sholat
(muslim) dan buku kendali ibadah (non muslim), GESIT (Gerakan
Siram Tanaman) bagi yang piket, saat musim kemarau 

1. Jum’at ke-1 :
Asmaul Husna
Ket : Non muslim
kegiatan Kerohanian di
R. Agama
1. Jum’at ke-2 :
Senam pagi
2. Jum’at ke-3 :
Kelas
inspirasi/pare
nts day
3.  Jum’at ke-4 :
BBM
Adiwiyata/Po
Pembiasaa ‘Setor Kamis kja
n khusus Bank BBM Menulis 4. Jum’at ke-5 :
Sampah’ Ekspresi
Kegiatan intra kurikuler- KBM
5.
 Sholat Jum’at
(putra) di
 Sholat dhuhur berjama’ah, kelas masjid
7, 8, 9di aula Glb I : Putri , Glb 2  Sholat dhuhur
: Putra (putri) di aula
 Pengisian buku pemantauan  Pengajian
sholat dhuhur oleh petugas Keputrian di
relawan sholat per kelas aula. 
10 menit
sebelum Membersihkan kelas, do’a bersama dipandu dari pusat
pulang informasi.

Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler

Ekskul TPQ kelas TPQ kelas TPQ Pramuka kelas


wajib 7 8
kelas 9  7, 8, 9
Non muslim : Kegiatan
Pembinaan Kerohanian di R.
Agama

Futsal,
Seni Tari,
Seni Lukis,
Band/ Voli,
Vokal, Takraw,
Ekskul PMR, English
pilihan Jurnalistik Club
Untuk meneningkatkan kedisplinan peserta didik, maka sekolah membuat SOP bagi
Peserta Didik
A.    HAL SERAGAM/PAKAIAN
1.   Mengenakan pakaian harus sesuai dengan ketentuan. Ketentuan seragam:

a.    Hari Senin- Selasa  : seragam OSIS (rok/celana biru)

b.   Hari Rabu-Kamis    : seragam kotak-kotak (rok/celana hitam)

c.    Jum’at                     : seragam pramuka

d.   Pada saat olahraga memakai kaos olahraga yang bersih (tidak ada gambar/tulisan/selain
identitas sekolah)

2.      Ketentuan sepatu :
a.  Senin, Selasa, Kamis, Jum’at         : hitam polos
b.  Rabu, Kamis                                  : hitam, boleh ada warna lain (sedikit/25%)

3.      Mengenakan sepatu berwarna hitam polos untuk hari Senin dan Selasa

4.      Mengenakan ikat pinggang berwarna hitam dan berlogo SMP Negeri 11 Madiun.

5.      Mengenakan atribut pada seragam sesuai dengan ketentuan. Ketentuan atribut :

a.   Seragam OSIS        : dasi, nama dada, merah putih, badge SMP 11, OSIS, tanda kelas. Topi
OSIS dipakai saat upacara bendera. Ketentuan warna tanda kelas: kelas 7: biru, kelas 8: kuning,
kelas 9: merah.

b.  Seragam kotak-kotak          : nama dada, logo, dasi

c.   Seragam pramuka                : stangan leher+slongkopan, nama dada, nomor gudep, tunas


kelapa, leli untuk putri dan semanggi untuk putra.

6.      Panjang dasi antara 20-30 cm.

7.      Topi yang dipakai selama di sekolah adalah topi SMPN 11 Madiun dan tidak dicorat-coret
dibagian luarnya.

8.      Ketentuan jilbab :

a.       Untuk seragam OSIS                    : jilbab warna biru dongker

b.      Untuk seragam kotak-kotak          : jilbab warna hitam

c.       Untuk seragam pramuka               : jilbab warna coklat tua (sesuai warna rok)

9.      Baju harus dimasukkan ke dalam celana/rok baik pada saat datang, selama di sekolah dan
pulang.

10.  Siswa tidak diperbolehkan memakai perhiasan yang berlebihan.

11.  Panjang celana/rok harus sesuai ketentuan.

12.  Kaos kaki harus sesuai ketentuan. Ketentuan kaos kaki:


a.    Hari Senin-Selasa   : kaos kaki SMP 11 garis biru

b.   Hari Rabu-Kamis    : kaos kaki SMP 11 garis hitam

c.    Hari Jum’at             : kaos kaki hitam bergambar tunas kelapa

13.  Topi yang dipakai adalah topi SMP Negeri 11 Madiun.

14.  Rambut harus rapi, tidak gondrong, berwarna atau memakai ekstension/sambungan.

15.  Kuku haru bersih dan rapi, tidak diberi cat kuku.

16.  Siswa tidak diperbolehkan memakai softlense, kecuali dengan surat dokter.

17.  Siswa yang menggunakan seragam tidak sesuai dengan SOP, membawa sura ijin dari orang
tua diserahkan kepada bagian Kesiswaan dan akan diberikan kalung yang wajib dipakai selama di
sekolah.

B.     HAL KEBERSIHAN
1. Semua siswa hendaknya menjaga dan memanfaatkan sarana prasarana sekolah dengan
penuh tanggungjawab (contoh: tidak merusak tanaman, mencorat-coret bangku,
tembok, pintu, dll)
2. Siswa yang bertugas piket kelas datang lebih awal (pukul 06.30) dan segera 
melaksanakan tugasnya.
3. Membuang sampah harus pada tempatnya. Tidak boleh menyimpan sampah di dalam
bangku atau membuang sampah sembarangan.
4. Membuang sampah ke TPS hendaknya dilaksanakan diluar jam pelajaran.
5. Tidak diperbolehkan makan/minum saat pelajaran berlangsung.
C.    HAL KEDISIPLINAN
1. Siswa harus datang sebelum jam 07.00 WIB. Siswa yang terlambat akan diberikan
sanksi.
2. Siswa tidak diperbolehkan bermain di tempat parkir siswa atau guru.
3. Siwa harus selalu mengikuti upacara bendera, kecuali sakit.
4. Siswa tidak boleh meninggalkan sekolah/kelas tanpa seijin guru.(Contoh: membeli
jajan pada saat jam pelajaran). Jika keluar kelas menggunakan kalung ”Saya ijin
keluar”.
5. Siswa tidak boleh menaiki sepeda di area dalam pagar sekolah.
6. Siswa tidak boleh membawa HP ke sekolah.
Demikian program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang merupakan upaya pembentukan
karakter peserta didik di SMP Negeri 11 Madiun tahun pelajaran 2019/2020 dengan harapan
dapat terlaksana sesuai harapan dan target yang diharapkan. Program ini tidak mungkin dapat
terlaksana tanpa adanya dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu upaya pemahaman terhadap
program ini dapat diupayakan secara maksimal demi terwujudnya visi SMP Negeri 11 Madiun.

Anda mungkin juga menyukai