FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
A. Nama Tokoh dan Peran
1. Yolanda Amalia : Pemeran utama tenaga kesehatan yang baik sesuai dengan Exelent Service
2. Sekar Ayudianing Tyas : Perawat Teman Yola
3. Sahrul Nur Muhamad : Suami
4. Desya Septiani : Pemeran Tenaga Kesehatan yang tidak menerapkan Exelent Service
5. Firda : Perawat Teman Desya
6. Isnan Ma’ripah: Pemeran ibu yang sesak nafas (BPJS)
7. Sherie Meiza Dania Lauren : Istri
8. Mikdad Musadad : Anak Sahrul
9. Messayu Fathasari Hernanda : Kepala Rumah Sakit
10. Rani Rosmiati : Perawat Viguran, Reporter
11. Indah Millenia Ratnasari : Dokter
12. Gita Amoria Haelena Wibowo : Orang Kaya (Pasien yang tidak menggunakan BPJS)
13. Devi Oktaviani Supendi : Anak Gita
14. Adinda Putri Dinda Lestari : Bagian Video/ Kameramen
15. Rosalia Firdaus : Sutradara
B. Naskah
Scene 1 : Rumah Baru
Prolog
Pada suatu hari nenek Isnan sedang bersih-bersih di rumah barunya bersama dengan menantunya
yaitu Sheri, sedangkan Sahrul bersama anaknya sedang berbincang-bincang.
Isnan : “Nak, disitu ya tolong dibersihkan…”
Sherie : “Iya, Bu”
Isnan : “Hati -hati nak menyapunya pelan-pelan, banyak debu”
Sherie : “Iya, Bu…”
Hari itu rumah sangatlah kotor, dikarenakan debu yang sangat bayak sehingga Nenek (Isnan)
mengalami sesak nafas.
Sahrul : “Jangan lupa belajar yang giat ya nak (mengusap punggung)”
Midun : “Iyah Yah…”
Sherie : (Terteriak sembari memanggil Sahrul) “Mas … Mas… Ibu Mas…”
Sahrul & Mikdad : (Berlari menghampiri Isnan & Sherie)
Mikdad : “Nenek kenapa Bu?”
Sherie : “Tadi nenek sesak nak terkena banyak debu…”
2
Sahrul : “Cepat ambil obat ibu yang ada si laci..”
Midun : (Dengan cepat mengambil obat)
Melihat hal tersebut Sahrul tersulut emosinya dan membanting kursi sehingga terjadi kegaduhan.
Sahrul : (Membanting Kursi) “Ini siapa petugasnya, ibu saya sakit ya disini kok tidak ditangani”
(Marah)
Devi : (Menghampiri Sahrul) “Sabar ya bapak, mungkin semua lagi sibuk … Bapak tunggu
sebentar ya…”
(Masuk suster Yola dan Sekar)
Yola : “Eh kita sudah selesai ya shiftnya, mau makan dulu apa mau sholat dulu?”
Sekar : “Emh sholat aja dulu yuk, biar tenang. Bentar lagi juga adzan”
Yola : “Ayo eh eh itu ada apa ya?” (Melihat ke arah Sahrul)
Sekar : “Kayanya ada pasien yang protes deh sus, yuk kita samperin”
Yola : (Ramah, senyum, sopan) “Selamat siang Bapak (memberi salam), Bisa ikut dengan kami
sebentar?” (komunikasi efektif pada kondisi khusus yaitu klien yang rewel, marah, dan
komplain)
(Sahrul dibawa ke tempat yang tenang)
Yola : (Memperkenalkan diri) “Mohon maaf Bapak, atas keterlambatan kami dalam
memberikan pelayanan, ada yang bisa kami bantu?” (tersenyum) (komunikasi efektif pada kondisi
khusus yaitu klien yang rewel, marah, dan komplain)
Sahrul : “Sus ibu saya daritadi sudah mengantri lama didepan ya, saya memanggil salah satu suster
malah diabaikan, gimana si ini pelayanan sangat tidak memuaskan” (marah, kesal)
Yola : (Mendengar dengan sabar keluhan klien) “Kami disini mohon maaf atas kondisi yang
bapak keluhkan, akan tetapi bolehkah saya menyampaikan sedikit argumen jika pasien yang
datang seminggu terakhir ini sedang membludak pak, jadi harap bapak memaklumi keadaan ini”
(tersenyum, sopan) (komunikasi efektif pada kondisi khusus yaitu klien yang rewel, marah, dan
komplain)
Sahrul : “Pokoknya saya ingin ibu saya cepat dilayani”
Yola : “Baik Bapak, sekarang ibunya ada dimana ya pak?” (Melakukan yang diinginkan pasien
sepanjang rasional)
Sahrul : “Itu sus, Ibu saya ada di depan” (emosinya mulai mereda)
3
Scene 3 : Ruangan Rumah Sakit
Sahrul, Suster Yola, dan Suster Sekar menghampiri Nenek Isnan dan membawanya ke ruangan.
Sekar : “Mohon maaf ibu, bolehkah saya membawa ibunya ke ruangan untuk dilakukan
pertolongan lebih lanjut?” (Cepat dan tepat waktu)
Sherie “Iya silahkan sus, tolong cepat tangani ibu saya”
Yola : “Maaf ya ibu saya pinjam tangannya untuk diinfus, sementara.. ini yang bisa saya lakukan,
karena alat bantu napasnya tidak tersedia di ruang ini, dan kebetulan shift saya sudah selesai dan
suster yang shift belum datang, suster sekar, coba sampaikan kondisi ibu Isnan kepada keluarga,
sepertinya mereka sangat khawatir”
Sekar : “Baik”
Scene 5 : Kantin
Prolog
Suster Yola dan Suster Sekarpun segera memanggil suster Desya dan Suster Firda yang
menggantikan shift mereka, tetapi ketika mereka tidak ada di ners station, merekapun mencoba
mencarinya di kantin rumah sakit karena suster Desya dan Suster Firda biasanya ada disana.
Desya & Firda : (Mengobrol)
Sekar : “Suster Firda, Suster Desya, bukannya kalian shift gantiin kita sekarang ya? Kok masih
disini?
Firda : “Eh iya, ini lagi ngobrol dulu bentar sama suster Desya”
4
Yola : “Barusan ada pasien masuk, napasnya sesak. Kami tangani dulu karena kalian belum
datang, tapi belum pakai alat bantu napas, cepat kalian tangani Bersama dokter, kasian keluarganya
sangat khawatir”
Desya : “Wah iya? BPJS ya? Oke, kalian mau makan?”
Sekar : “Iya, tapi kami mau wudhu dulu mau sholat, cepat ditangani ya pasiennya jangan dibiarkan
begitu saja, itu tanggung jawab kalian loh. Kami duluan ya”
Desya & Firda : “Iya”
Firda : “Gimana langsung ke ruangan saja?”
Desya : “Kamu lapar gak? Kita makan aja dulu yuk entar kalo udah urusan sama pasien lama lagi
makannya”
Firda : “Boleh boleh”
5
Scene 8 : Ruang Rumah Sakit
Prolog
Setelah lama menunggu obat dan alat bantu napas yang akan diberikan suster, kondisi nenek Isnan
semakin memburuk dan akhirnya meninggal dunia. Karena emosi Sahrul yang sudah memuncak
terjadilah cek cok antara Sahrul dan suster Desya dan Firda.
Sherie : “Ibu!.. Ibuuu!!!...” (panik) “Mas, ini kenapa ibu tidak bernapas lagi?” (menangis)
Sahrul : “Ibu?!” (mengecek keadaan ibunya) “Ibuu!!...”
Suster Desya dan Firda masuk
Sahrul : “Heh sus, lihat sekarang ibu saya sudah meninggal!! Saya akan tuntut suster ya karena
sudah menelantarkan ibu saya!! Sudah dari tadi saya menunggu lama, dan ibu saya tidak segera
diberikan alat bantu napas.. rumah sakit kok seperti ini!!”
Desya : “Bapak maaf ya kami di sini sudah melakukan yang terbaik ya. Sudah diberitahukan juga
kan pak bahwa ruangan ICU penuh.
Sahrul : “Memang ICU untuk siapa saja sampai ibu saya bisa seperti ini?”
Firda : “ICUnya sudah penuh karena banyak banyak pasien umum yang duluan masuk pak”
Mikdad : “Oh.. jadi karena keluarga kami menggunakan BPJS,seperti itu ya?!!”
Sahrul : “Jadi untuk apa ada BPJS yang setiap bulannya saya bayar, kalau sampai diterlantarjan
seperti ini?!!!”
Firda : “Bukan begitu bapak, mungkin memang kondisi ibu bapak yang sudah takdirnya, kami
tidak bisa melakukan apa-apa”
TAMAT