Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 4 – KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN MASYARAKAT YANG MARAH-MARAH

KEPERAWATAN C

Anggota Kelompok

1. Naadirah Fita Mappatoba 70300122085 – Perawat 1


2. Nur Rizka Rahmania 70300122106 – Perawat 2
3. Fitrayanti 70300122080 – Masyarakat 1
4. Risky Wahyuni Badri 70300122077 – Masyarakat 2
5. Widya Nur Fadila 70300122100 – Pasien
6. Muthiah Aulia .S 70300122098 – Keluarga pasien

Di sebuah desa terdapat 1 keluarga yang hanya terdapat ibu dan anak, di suatu hari di jam 12:35
Seorang anak yang bernama widya yang berumur 17 tahun sedang menikmati makanan yang berada
di meja makannya, setelah beberapa saat anak ini sudah merasakan hal- hal yang aneh dan langsung
bergegas ke kamar mandi, si anak ini pun mengalami muntah-muntah dan sakit kepala, ibunya pun
menghampiri si anak dan panik setelah melihat anaknya dengan keadaan yang sudah lemas,

Ibu : “Astaghfirullah nak kenapa ki?” ( dengan muka paniknya)

Widya : “Maa tolong kaaa sakit sekali perut ku sama pusing kepalaku” ( muka pucat dan badanya
lemas)

Ibu : “kerumah sakit maki pale nak di? Tunggu ka dulu sini minta dulu bantuan sama orang nak”

Sang ibu pun lari keluar rumah untuk mencari pertolongan sambil berteriak minta tolong karna saking
paniknya

Masyarakat 1 : “Ada apa bu? Kenapaki berteriak-teriak?

( dengan muka bingungnya?)

Ibu : Tolong anakku kodong di dalam (sambil menarik tangan orang tersebut)

Masyarakat 2 : Kenapa anakta Buu? (Sambil bergegas masuk kedalam rumah sang ibu)

Sang ibu dan masyarakat pun masuk kedalam rumah dan melihat Sang anak ini sudah sangat lemas
dengan muka pucatnya
Masyarakat 1 : Ya Allah (Kaget)

Widya : Maaaa tolongkaaa (Dengan suara terbata-bata)

Ibu : Bu tolong ka angkat anak ku ke mobil mauka bawa ke rumah sakit ( sambil menangis)

Masyarakat 2 : Ayo mi bu saya bantu ki sampe ke rumah sakit (Dan langsung memopong anak

tersebut)

Ibu : Terimakasih banyak bu....

Si ibu dan masyarakat itu pun membawa Sang anak ini kerumah sakit menggunakan mobil....

Di sebuah rumah sakit citra nusa bangsa Di sebuah ruangan nurse station terdapat beberapa
perawat yang sedang bertugas di pagi hingga sore hari ini mereka bersiap-siap untuk menangani
beberapa pasien,, Selang beberapa waktu tiba-tiba datang pasien baru bersama dengan ibu dan
beberapa orang yang membantunya...

Ibu : “ SUSTERRRRR tolong anak ku suss!! ( suara yang keras, muka panik sambil

Dan menangis)

Masyarakat 1 : “Susterrr cepat ki kasiannn pucat sekali mi ini anak tangani cepat”

Masyarakat 2 : “KENAPA INI LAMA SEKALI PERAWATNYAA EEE,, WE SUSTER NDK BISA KO ITU CEPAT-

CEPAT KESINI LIHAT KO INI ADA PASIEN YANG MEMBUTUHKAN PENANGANAN”

(dengan raut wajah yang marah dan suara meninggi)

Perawat 2 : “iye bu sabar ki dulu di, ki letakkan mi sini bu baru nanti di cek keadaannya”

Masyarakat 2 : LAILAHAAA , KENAPA LAGI PAKE NANTI-NANTI KENAPA TIDAK SEKARANG SAJA DI
TANGANI”

Perawat 2 : tabe di bu kalau boleh tau yang mana keluarganya ini bu? “

Ibu : “Saya sus, saya ibu dari anak ini sus”


Perawat 2 :”Bisa kita jelaskan bu mengenai penyakit anak ta bu? Karena tidak bisa kita tangani bu
sebelum mengetahui keadaan anakta dulu ibu”

Ibu : “Begini Sus, waktu di rumah saya lihat anakku muntah-muntah Sus dan dia bilang sakit ii juga
kepalanya sus jadi panik ka Sus larika keluar rumah untuk cari pertolongan dan kebetulan ada 2
orang yang sedang lewat Sus dan saya meminta bantuannya sus” (Menceritakan kronologi yang
terjadi dirumah)

Perawat 2 : (Diam dan mendengarkan cerita si ibu)

Ibu : “Cepat ki Sus tangani anak ku kodong secepat mungkin”

Masyarakat 2 : “SUD TIDAK BISAKI ITU DI TANGANI CEPAT KASIAN ITU ANAK PUCAT SEKALI MI
SEBAIKNYA KI TANGANI MI DULU BARU BERTANYA KI SEBELUM TERJADI APA SAMA INI ANAK”
(Marah dan suara meninggi)

Perawat 2 : “Begini di ibu, sebelum kami tangani pasien kita harus taati dulu prosedur yang ada di
rumah sakit jadi lebih baiknya ibu terlebih dahulu ke ruang

Perawat yang Mendengar ada Masyarakat yang marah diluar langsung menghampirinya dan
bertanya ke perawat 2

Perawat 1 : “Ada apa ini kanapa ribut sekali kasian pasien yang di dalam yang sedang istirahat “

Perawat 2 : “Ini ibu marah-marah terus dari tadi sudah ku kasih tau ndk ada tempat tidur kosong

di dalam tapi malah lebih marah-marah lagi”(memasang muka agak kesal)

Pasien (widya) : “Sus cepat ki sakit sekali perutku” ( dengan muka lemas nya dan suara yang terbata

- bata)

Ibu : “Suterr cepat ki tangani anakku kodong ee dari tadi muntah-muntah terus ii (dengan

muka yg memohon dan sambil menangis)

Perawat 1 : “Bawa mi dulu masuk ini pasien dan tangani secepat mungkin karna harus dulu dapat

pertolongan pertama untuk mengurangi rasa nyeri di perutnya” (menyuruh perawat 2

untuk menangani pasien tersebut)

Perawat 2 pun membawa pasien tersebut untuk ditangani dan di ikuti oleh ibu pasien walaupun
tempat didalam tidak ada yang kosong dan terpaksa perawat 2 melakukan tindakan di tempat yang
paling ujung agar tetap menjaga privasi pasien....
(Diluar ruangan perawat 1 masih mendengarkan oceha-ocehan masyarakat yang membantu
membawa pasien tersebut)

Masyarakat 2 : “LAILAHAAA KENAPA NA DI RUMAH SAKIT SEBESAR INI NA KURANG SEKALI

TEMPT NA SEDIAKAN UNTUK PASIEN BEMANA MI ITU PASIEN YANG GAWAT

SEKALI MI KODONG BISA-BISA MENINGGAL MI SEBELUM DI TANGANI” (dengan

raut wajah yang marah dan juteknya)

Masyarakat 1 :”Astaghfirullah istighfar ki tante tidak baik bicara begitu” (muka kaget)

Perawat 1 : “Astaghfirullah ibu jangan ki bilang begitu apalagi ini kita sedang berada di rumah

sakit kasian kodong nanti down ii lagi mentalnya pasien lain dengar ki bilang

begitu”“tentang tadi masalah tempat tidur bukannya pihak rumah sakit tidak

menyediakan fasilitas untuk pasien bu tapi kebetulan pasien hari ini terlalu

banyak bu jadi tidak ada tempat yang kosong bu ( Mengklarifikasi dan memberi

tahu ibu-ibu yang marah tersebut)

( Masyarakat 1 dan 2 mendengarkan )

Masyarakat 1 : “ itu tante tidak baik ki marah-marah dulu karena tidak di tau ki towwa

keadaannga disini”

Masyarakat 2 : “Minta maaf ka paeng Sus karna tadi juga panik ka lihat itu anak kasian pucat

sekali mi kasian butuh penanganan karna ndk sempat juga berikan ii

pertolongan pertama saking paniknya tadi” (meminta maaf ke perawat dengan

muka yg lebih tenang setelah mendengarkan kan pernyataan perawat)

Perawat 1 : “iye bu tdk papa manusiawi, masuk ka dulu paeng bu mau lihat pasien yang tadi

ibu bawa, bisa ki duduk sini bu menunggu pasien yang ibu bawa tadi

(menunjukkan kursi yang kosong dan meninggalkan ibu tersebut kedalam


dengan senyuman)

Di tempat yang berbeda perawat 2 melakukan tindakan terhadap pasien yang dibawanya kedalam
untuk di tangani...

Perawat 2 : sebelumnya saya sampaikan ya bahwa salah satu tindakan yang akan saya

lakukan adalah memasang infus pada anak ibu dengan tujuan dari pemasangan

infus tersebut adalah untuk memenuhi cairan tubuh yang hilang sehingga tidak

terjadi dehidrasi. Nah waktu yang dibutuhkan sekitar 10-15 menit,apakah adek

bersedia?” ( Menjelaskan agar pasien dan ibunya tidak salah paham?)

Pasien : “Bersedia tapi betulji ini sus nda sakit?” (muka paniknya)

Perawat 2 : Insyaallah tidak ya, asal nanti saat pemasangan infus adek bisa menarik napas

dalam dan jangan melihat ya, nanti malah tambah takut” (berusaha

menenangkan pasien)

Pasien : yaudah sus, mauka”

Ibu Pasien : “Boleh saya temani anak saya nggak suss?”

Perawat 2 : “Boleh Ibu”

Ibu Pasien : “Terimakasih ya sus”

Perawat menyiapkan peralatan untuk memasang infus di tangan pasien, menutup pintu untuk
menjaga privasi pasien dan mendekatkan alat-alat, serta memposisikan pasien

Perawat 2 : “Baiklah kita mulai ya. Saya pasang dulu set infusnya. Boleh suster lihat dulu

tangannya supaya suster tau tangan mana yang mudah diinfus”

Pasien : “ iye boleh sus”


Perawat 2 : Ini torniketnya saya pasang. Apakah terlalu kencang?

Pasien : “Tidak sus”

Perawat 2 : “Saya bersihkan dulu dengan alcohol swab tangannya. Ini saya masukkan

jarumnya. Tarik nafas dalam ya, jangan ditarik saat dimasukkan jarumnya. Kalau

takut jangan dilihat nah” (Menjelaskan ke pasien tindakan yang dilakukan)

Pasien : “iye sus”

Perawat sudah melakukan tindakan pemasangan infus pada pasien

Perawat 2 : “Gimana perasaannya dek , terasa sakit saat pemasangan infus?”

Pasien : iye tidak ji sus

Ibu : sus saya mau bertanya, setelah ini saya harus kasih makan apa anakku? Karena

pasti laparki ini

Perawat 2 : kita kasihmi dulu bubur anakta bu terus minum air putih banyak-banyak jangan mi

dulu makan berlebihan dan sembarangan sebelum baik betul na rasa anak ta bu..

Ibu : ohiyee sus kalau begitu

Perawat 2 : iye Bu janganki lupa kasih minum adek obatnya nah kalau sudah makan

Ibu : baik sus, terimakasih

Setelah pemasangan infus dan memakan dan meminum obatnya pasien(widya) pun merasakan sakit
perutnya menurun dan mulai bisa dikendalikan, perawat 1 pun datang dan bertanya ke perawat 2
tentang kondisi pasien(widya)...
Perawat 1 : “Sus bemana kondisi pasien ini? “

Perawat 2 : “Sudah saya tangani Sus dengan memberikan cairan infus untuk memenuhi cairan

tubuh yang hilang sehingga tidak terjadi dehidrasi pada pasien” (menjelaskan ke

perawat 1)

Perawat 1 : “Bagaimana mi keadaan ta dek? “ (bertanya dengan pasien dengan sangat

ramah)

Pasien(widya) : “Alhamdulillah Sus agak berkurang mi sedikit rasa nyerinya perutku Sus”

Perawat 1 : “Alhamdulillah kalo begitu dek” Btw memangnya kenapa ki bisa muntah-muntah?

Apa memang dimakan tadi dek? ( bertanya ke pasien)

Pasien : “terakhir ka tadi makan nasi itu Sus makan siang di rumah ji karna ku lihat

masakan na mamaku di meja makan Sus”

Perawat 1 : “Oh begituu di”

“ ibu mauka bertanya bisa ji?”

Ibu : “ iye bisa ji Sus apa itu?”

Perawat 1 : “Tadi bu pas sudah ki memasak kita simpan dimana dan ditutup ji itu makananta?

Ibu : “ku simpan di meja makan ji Sus dan keknya tidak saya tutup ki karna mau ji

makan anaku ini”

Perawat 1 : “Ohhh begini di ibu untuk kedepannya lebih hati-hati ki lagi ibu untuk mencegah

terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan seperti ini, karena itu makananta kalo

tidak di tutup ii apalagi dalam waktu yang lama, udara bisa masuk membawa

berbagai bahaya pada makanan, mulai dari bakteri, virus, ataupun debu. Hal ini

bisa membuat kita sakit perut atau keracunan saat memakannya bu”
(memberikan penjelasan ke ibu mengenai bahayanya makanan yang tidak tertutup)

Ibu : “Ohh begitu di Sus terimakasih atas penjelasannyaa suss” (Mendengarkan apa yang

disampaikan dan memberikan respon terhadap perawat)

Perawat 2 : “iye bu itu mi harus ki hati-hati kalo simpan ki makanan dan harusnya juga di

tutup ii bu”(sambil tersenyum) “Btw suss dimana tadi itu masyarakat yang marah

marah?”

Perawat 1 : “ Didepan ii suss na tunggu ii kasian ini pasien “

Ibu : “Sus bisaki panggilkankaaa itu yang bantu ka tadi mauka berterimakasih karna

sudah menyempatkan waktunya bantuka bawa ii anaku ku ke sini” (muka yang

lega dan minta tolong)

Perawat 2 : “ iye bisa ji bu kebetulan ada ji di depan na tunggu ki”

“Sus bisa ki bantu panggilkan? (perawat 2 minta bantuan ke perawat 1 untuk

memanggil kedua orang tersebut)

Perawat 1 : “ohiyee bisa ji”

Perawat 1 pun pergi dan berjalan keluar menemui kedua orang tersebut dan menyuruhnya untuk
masuk...

Perawat 1 : “Permisi ibu alhamdulillah sudah mi di tangan pasien yang di bawa ibu tadi dan

ibunya pasien menyuruh saya untuk memanggil ibu katanya ingin berterima

kasih atas bantuan ibu, mariki bu saya antarki masuk” (dengan suara yang

lembut)

Masyarakat 1&2 : “Alhamdulillah”

Perawat 1 dan masyarakat pun masuk kedalam dan menghampiri pasien beserta ibunya yang di
tolong tadi...
Perawat 1, Masyarakat 1&2 : “Assalamualaikum”

Perawat 2,pasien dan ibunya : ”waalaikumsalam“

Masyarakat 1 : “Bemana mi keadaanta dek?

Pasien(Widya) : “Alhamdulillah kak agak membaik mi”

Masyarakat 2 : “Alhamdulillah kalo begitu nak”

Ibu : “Terimakasih banyak di bu sudah ki tolongnga tadi bawa ii anak ku

kesini tidak ku tau mi apa yang akan terjadi kalo tidak secepatnya di

bawa kerumah sakit (Memegang tangan itu tersebut dengan muka

sedihnya)

Masyarakat 2 : “iye bu sama-sama kitakan sesama manusia jadi harus ki saling tolong

menolong, dan mauka juga minta maaf sama perawat yang tadi ku

marah-marah ii ki pammomporanga di karna marah-marah ka tadi”

(dengan muka yang merasa bersalah)

Perawat 2 : “iye bu tidak papa ji bu lain kali jangki lagi begitu di walaupun itu di

rumah sakit yang lain”

Masyarakat 2 : “iyee Sus”

Masyarakat 1 : “kalo begitu permisi ka dulu buu, Sus kebetulan sudah di telfon sama

orang rumah disuruh pulang” ayo mi tantee” (mengajak masyarakat 2

untuk pulang)

Masyarakat 2 : “Mariki”
Sus, pasien dan ibunya : “iyee”

Selesaiii

Anda mungkin juga menyukai