Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI

DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS TAWAELI KECAMATAN PALU UTARA

Correlation of mother’s knowledge and behavior toward baby’s basic immunization completeness
at tawaili public health centre of north palu district

Yuhana Damantalm1, Juwita Meldasari Tebisi2, Sitti Aisyah3


email: yuhanadamantalm@gmail.com
1,2. STIKes Widya Nusantara Palu
3. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Widya Nusantara Palu

ABSTRAK
Imunisasi merupakan salah satu bagian dari program yang direncanakan pemerintah Republik Indonesia untuk
menuju Indonesia Sehat. Program Imunisasi di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1956 dan mencapai
keberhasilannya ketika Indonesia sempat dinyatakan bebas cacar sejak tahun 1974, dan eradikasi polio liar
pada tahun 1995. Program imunisasi dikatakan efektif atau bisa memberikan dampak penurunan penyakit
apabila cakupan tinggi dan mutu pelayanan terjaga sesuai standar termasuk penanganan rantai dingin. Tujuan
penelitian diketahuinya hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi
di Puskesmas Tawaeli Kecamatan Palu Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional
analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bayi di
puskesmas Tawaeli berjumlah 124 ibu bayi. Jumlah sampel dalam penelitian ini sejumlah 55 bayi, cara
pengambilan sampel dengan cluster sampling. Hasil peneliti ini didapatkan Tidak ada hubungan bermakna
antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Puskesmas Tawaeli Kecamatan
Palu Utara dengan nilai p value=(0,750 > 0,05). Tidak ada hubungan bermakna antara sikap dengan
kelengkapan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Puskesmas Tawaeli Kecamatan Palu Utara dengan nilai
Nilai p =(0,446 < 0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa Tidak ada hubungan bermakna antara
pengetahuan dan sikap dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Puskesmas Tawaeli
Kecamatan Palu Utara. Saran bagi Puskesmas Tawaeli agar melakukan penyuluhan kepada masyarakat
tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu, Bayi, Imunisasi

Abstract
Immunization is one of programs that are planned by the government of Indonesia to achieve Health
Indonesia. Immunization program has been started since 1956 and was successfully achieved when
Indonesia was stated free from small pox in 1974 and eradicated wild small pox in 1995.
Immunization program is succeeded effectively or contribute to the decreasing of illness in high
achievement and stable service quality based on the standard include handling cold chain. This
research aims at finding out correlation between knowledge and basic immunization completeness of
baby at Tawaili Health Public Centre of North Palu district. Method used was observational
analytic that applied cross sectional approach. Populations of this research were all baby’s mother
at Tawaili Public Health Center that consisted of 124 people. The numbers of sample were 55
people that taken by cluster sampling technique. Based on findings, there is no a significant
correlation between knowledge and basic immunization completeness of baby at Tawaili Public
Health Centre in which p value = (0,750>0,05). Meanwhile, there is also no a significant
correlation between behavior and basic immunization completeness of baby at Tawaili Public
Health Centre of North Palu district in which p value = (0,446>0,05). In conclusion, there is no a
significant correlation between behavior and basic immunization completeness of baby at Tawaili
Public Health Centre of North Palu district. It is suggested to Tawaili Public Health Centre to
conduct counseling to society in line with how important basic completeness of immunization is.

Keywords : Knowledge, Behavior, Mother, Baby, Immunizatio


PENDAHULUAN penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang dahulu
Masalah pembangunan kesehatan bertujuan masih menjadi masalah besar bagi negara maju
meningkatkan kesadaran, kemauan dan saat ini telah dapat ditekan serendah-rendahnya.
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar Namun bagi negara berkembang penyakit infeksi
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang masih menjadi masalah utama. Indonesia saat ini
setinggi tingginya. Dalam rangka lebih dalam masa transisi, di satu pihak penyakit infeksi
meningkatkan dan memfokuskan pembangunan masih menjadi masalah utama dan merupakan
kesehatan, Departemen Kesehatan Republik penyebab kematian yang tinggi sedangkan dilain
Indonesia telah merumuskan visi yaitu pihak penyakit non infeksi sudah menunjukkan
masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat peningkatan dan mulai menjadi masalah yang sulit
dengan misi membuat rakyat sehat (Depkes 2009). untuk dipecahkan (Maryunani 2012).
Mencapai visi dan misi tersebut Pemberian imunisasi tidak hanya memberikan
dikembangkan empat strategi yaitu menggerakkan pencegahan tetapi juga memberikan dampak yang
dan membudayakan masyarakat untuk hidup sehat, jauh lebih luas karena akan mencegah terjadinya
meningkatkan akses masyarakat terhadap penularan yang lebih banyak. Dengan peningkatan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, imunisasi dijadikan sebagai salah satu program
meningkatkan sistem surveilans monitoring pemerintah dalam pencegahan penyakit. Program
informasi kesehatan dan meningkatkan imunisasi dikatakan efektif atau bisa memberikan
pembiayaan kesehatan (Depkes 2009). dampak penurunan penyakit apabila cakupan
Pencapaian visi dan misi Departemen tinggi dan mutu pelayanannya terjaga sesuai
Kesehatan Republik Indonesia ditempuh melalui standar termasuk penanganan rantai dingin.
berbagai cara, salah satunya dengan menerapkan Strategi operasional pencapaian cakupan tinggi
azas desentralisasi penyelenggaraan pembangunan dan merata itu berupa pencapaian UCI (Universal
kesehatan. Metode tersebut menjadi tanggung Child Imunization). Bayi dengan status imunisasi
jawab pemerintah daerah, sementara pemerintah tidak lengkap di desa yang tidak mencapai UCI
pusat lebih berperan sebagai pengarah sesuai dapat menimbulkan peluang meningkatnya
keputusan Menteri Kesehatan No.1457 tahun 2003 kejadian luar biasa suatu penyakit yang dapat
bahwa keberhasilan pembangunan kesehatan di dicegah dengan imuniasi (PD3I) (Budioro 2007).
Kabupaten/Kota diukur dengan indikator yang Tujuan penelitian ini adalah untuk
ditetapkan dalam standar pelayanan minimal mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu
(SPM) bidang kesehatan yang disesuaikan dengan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di
situasi, kondisi dan kebutuhan setempat (Ditjen puskesmas Tawaeli Kecamatan Palu Utara.
PP 2009).
Imunisasi merupakan salah satu bagian dari METODE
program yang direncanakan pemerintah Republik Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Indonesia untuk menuju Indonesia Sehat. Program observasional analitik dengan pendekatan cross
Imunisasi di Indonesia telah dimulai sejak tahun sectional analitik dengan pendekatan cross
1956 dan mencapai keberhasilannya ketika sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di
Indonesia sempat dinyatakan bebas cacar sejak puskesmas tawaeli kecamatan palu utara pada
tahun 1974, dan eradikasi polio liar pada tahun tanggal 10 sampai 24 juni 2014. Populasi dalam
1995. Bermula dari satu-dua jenis imunisasi saja, penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi
saat ini sudah terdapat beberapa penyakit yang usia 12-24 bulan di puskesmas tawaeli berjumlah
dapat dicegah dengan program imunisasi di 124 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah
Indonesia yang digunakan dalam rangka semua populasi yang dijadikan sampel dengan
pencegahan penularan terhadap penyakit yang teknik cluster sampling, yaitu semua ibu yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) mempunyai bayi di usia 12-24 bulan di puskesmas
(Syaifuddin, 2011) . tawaeli yang berjumlah 55 orang. Tehnik
Imunisasi bertujuan untuk menimbulkan dan pengumpulan data diperoleh dari data primer dan
meningkatkan kekebalan seseorang terhadap datasekunder.
HASIL
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik Responden f %
Umur responden
< 25 tahun 36 69,2
>25 tahun 16 30,8
Pendidikan responden
SD 11 21,2
SMP 14 26,9
SMA 14 26,9
Perguruan Tinggi 13 25,0
Penghasilan responden
IRT 14 26,9
Honorer/PNS 36 69,2
Wiraswasta 2 3,8

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa umur ≥ 25 tahun terbanyak adalah wiraswasta 44 orang (80%), paling
30 responden (54,54%) dan umur <25 tahun 25 sedikit IRT 1 orang (1,8%). Pendidikan terakhir SMA
responden (45,46%). sebanyak 26,9
Pekerjaan responden

tabel 2 Distribusi Pengetahuan, Sikap dan Imunisasi Di Puskesmas Tawaeli.


Variabel Yang diteliti f %
Pengetahuan
Baik 15 28,8
Kurang Baik 37 71,2
Sikap
Baik 21 40,4
Kurang Baik 31 59,6
Imunisasi
Lengkap 45 72,8
Tidak Lengkap 15 18,2
Tabel 2 distribusi responden berpengetahuan baik 28 lengkap 45 orang (72,8%), anak responden tidak
orang (50,9%), responden berpengetahuan kurang baik lengkap 10 orang (18,2%).
27 orang (49,1%). responden bersikap baik 30 orang
(54,5%), responden bersikap kurang baik 25 orang
(45,5%) responden. responden dengan imunisasi

Tabel 3 Distribusi Hubungan Post Power Syndrome Dengan Kejadian Stres Pada Lansia Di Desa Lero Tatari
Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala.
Kelengkapan Imunisasi
Lengkap Tidak Lengkap Jumlah
Pengetahuan P. Value
n % n % n %
Baik 24 85,7 4 14,3 28 50,9
0,446
Kurang Baik 21 77,8 6 63,6 27 49,1
Total 45 81,8 10 18,2 55 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 28 responden bayi yang diberikan imunisasi lengkap dan 6
yang berpengetahuan baik dengan bayi yang (63,6%) bayi yang tidak diberikan imunisasi
diimunisasi lengkap terdapat 24 bayi (85,7%), dan lengkap.
4 bayi responden (14,3%) yang tidak diimunisasi Hasil uji chi square didapatkan Nilai p =0,446 (p>
lengkap. Sementara dari 27 responden 0,05), maka tidak ada hubungan bermakna antara
berpengetahuan kurang baik terdapat 21 (77,8%)
pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap pada bayi.

Tabel 4 Hubungan Sikap Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi di Puskesmas
Tawaeli Kecamatan Palu Utara
Kelengkapan Imunisasi
P. Value
Lengkap Tidak Lengkap Jumlah
Sikap n % n % n %
Baik 25 83,3 5 16,7 30 54,5 0,750
K. Baik 20 80,0 5 20,0 25 45,5
Total 45 81,8 10 18,2 55 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 30 responden Hasil uji chi square didapatkan Nilai p =0,750
yang bersikap baik terdapat 25 (83,3%) bayi yang (p>0,05) berarti secara statistik tidak ada
diberikan imunisasi lengkap dan 5 (16,7%) bayi hubungan, maka dapat dijelaskan bahwa tidak ada
yang tidak diberikan imunisasi lengkap. hubungan bermakna antara sikap dengan imunisasi
Sedangkan dari 25 responden bersikap kurang baik dasar lengkap pada bayi.
terdapat 20 (80%) bayi yang diberikan imunisasi
lengkap dan 5 (20%) bayi yang diberikan
imunisasi tidak lengkap.
PEMBAHASAN baru didapatkan oleh seseorang akan mampu
1. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan merubah pola fikir orang tersebut terhadap aspek
Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi di tertentu sehingga mampu mempengaruhi pola fikir
Puskesmas Tawaeli Kecamatan Palu Utara. serta perilaku mereka kedepannya untuk mencari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 28 informasi lebih luas, apalagi jika seseorang yang
responden yang berpengetahuan baik terdapat 24 memiliki dasar pendidikan tinggi lebih mudah
(85,7%) bayi yang diimunisasi lengkap dan 4 bayi mengerti dan memahami informasi yang
responden yang tidak diimunisasi lengkap. diterimanya bila dibanding dengan responden yang
Sedangkan dari 27 responden berpengetahuan berpendidikan rendah.
kurang baik terdapat 21 (77,8%) bayi yang Sesuai pendapat Notoatmodjo (2010),
diberikan imunisasi lengkap dan 6 (63,6%) bayi semakin tinggi pendidikan seseorang semakin
yang tidak diberikan imunisasi lengkap besar peluang untuk memahami dan melaksanakan
Hasil uji chi square didapatkan nilai p =0,446 sesuatu secara benar dan konstruktif
(p> 0,05), maka tidak ada hubungan bermakna (Notoatmodjo 2010).
antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
dasar lengkap pada bayi. dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) bahwa
Menurut peneliti, responden sebelumnya pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah
sudah memahami arti pentingnnya imunisasi bagi seseorang dari indra yang dimilikinya dan
bayi mereka, sehingga responden tahu betul sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui
manfaat dari imunisasi dasar lengkap pada bayi. indera pendengaran (telinga) dan indera
Bahwa imunisasi merupakan reaksi antara antigen penglihatan. Umur yang muda tingkat
dan antibodi yang dalam bidang ilmu immunologi memudahkan dalam mengingat sesuatu. Pada
merupakan kuman atau racun (toxin disebut umur mudah menerima dan mencerna hal-hal baru
sebagai antigen). Ibu berpengetahuan baik akan akan dengan mudah pula(Notoatmodjo 2010).
memberikan yang terbaik bagi buah hatinya
termasuk dengan kelengkapan imunisasi. 2. Hubungan Sikap Dengan Imunisasi
Sedangkan responden yang berpengetahuan Lengkap Pada Bayi.
kurang disebabkan pendidikan responden adalah Hasil uji statistik menunjukkan bahwa dari 55
pendidikan dasar dan kurang memahami manfaat responden yang sikap baik lengkap 25 (83,3%),
imunisasi bagi bayi mereka. sikap baik tidak lengkap 5 (16,7%) responden.
Pengetahuan tersebut melibatkan tiga aspek Kurang baik lengkap 20 (80%) responden, kurang
yaitu proses mendapatkan informasi, proses baik tidak lengkap 5 (20%) responden.
transformasi dan proses evaluasi. Informasi yang
Hasil uji chi square didapatkan nilai p
=0,750 (p>0,05), berarti secara statistik tidak ada
hubungan, maka dapat dijelaskan bahwa tidak ada
hubungan bermakna antara sikap dengan imunisasi
dasar lengkap pada bayi.
Menurut peneliti banyaknya responden yang
bersikap baik terhadap pelaksanaan imunisasi
dasar lengkap karena pendidikan responden adalah
pendidikan tinggi. Sedangkan responden yang
bersikap kurang baik karena pendidikan responden
adalah pendidikan rendah. Responden yang
mempunyai anak dengan status imunisasi tidak
lengkap yang paling banyak

KESIMPULAN
Kesimpulan pada penelitian ini adalah tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi di
puskesmas tawaeli kecamatan palu utara.

SARAN
Diharapkan kepada petugas
kesehatan puskesmas tawaeli agar
melakukan penyuluhan kepada
masyarakat tentang pentingnya
imunisasi dasar lengkap.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes, 2013. Profil Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
2. Depkes. 2009. Sistem Kesehatan Nasional.
DepKes : Jakarta.
3. Ditjen PP dan PL Depkes RI, 2009.
Petunjuk Pelaksanaan Imunisasi Nasional.
Depkes RI : Jakarta
4. Syaifuddin, 2011. Himpunan Penyuluhan
Bidang Kesehatan. Trans Info Media :
Jakarta.
5. Maryunani, 2012. Asuhan Kebidanan Ibu
dan Balita. Trans Info Media : Jakarta.
6. Budioro, 2007. Imunisasi Petunjuk Praktis.
Nuha Medika : Yogyakarta.
7. Profil Data Kesehatan Indonesia, 2014.
Profil Data Kesehatan Indonesia. Jakarta.
8. Notoatmodjo, 2010. Metode Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai