Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Passien Safety
Oleh : Yanti Ariska F422266
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG 2023 1. Pengertian EBP “Evidence-Based Practice adalah penggunaan bukti untuk mendukung pengambilan keputusan di pelayanan kesehatan”. Practice in Nursing adalah penggunaan bukti ekternal, bukti internal (clinical expertise), serta manfaat dan keinginan pasien untuk mendukung pengambilan keputusan di pelayanan kesehatan. 2. Inti dari Evidance base practice a. Ketepatan identifikasi pasien b. Peningkatan komunikasi yang efektif c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-allert) d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien operasi e. Pengurangan risiko infeksi tekait pelayanan kesehatan f. Pengurangan risiko pasien jatuh 3. Implementasi EBP Di Lapangan Penerapan hak dan kewajiban sebagai seorang tenaga kesehatan merupakan hal yang wajib dilakukan melihat standar pemberian pelayanan sudah di tetapkan. Penerapan EBP dalam dunia kerja harus di lakukan sesuai standar. Menurut saya implementasi keselamatan di tempat saya bekerja sudah di terapkan sesuai standard dan sesuai langkah yang sudah ada. Praktik berbasis bukti perawat dan bidan di puskesmas mendapati dukungan dalam penerapan praktik berbasis bukti. Pengetahuan, sikap terhadap penerapan praktik berbasis bukti, serta sumber daya dan pelatihan, waktu, dan motivasi membantu merealisasikan penerapan praktik berbasis bukti dalam memberikan pelayanan yang aman untuk pasien. 4. Evaluasi EPB Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan. Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko Identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Permenkes, 2011). a. Ketepatan identifikasi pasien : Puskesmas tempat saya bekerja sudah menerapkan b. evidancebased ketepatan identifikasi pasien kepada seluruh karyawannya untuk meminimalisir kesalahan sejak awal asuhan. c. Peningkatan komunikasi yang efektif : Pemberian pelayanan dan keramahan pun sudah di terapkan guna memberikan pelayanan yang ramah sehingga pasien atau klien merasa nyaman. d. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-allert) : Peningkatan keamanan obat yang di maksudkan artinya obat masih layak dan tidak kadaluarsa. e. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien operasi : Selalu meberikan terapy sesuai jalur yang sudah di tentukan guna mempercepat absorbs obat dan keamanannya. f. Pengurangan risiko infeksi tekait pelayanan kesehatan : penguran resiko infeksi ialah dari berbagai faktor yang bisa menjadikan infeksi sangat di perhatikan dan di jaga g. Pengurangan risiko pasien jatuh : Di tempat saya bekerja sudah baik dalam mencegah pasien terjatuh.
5. Pelayanan Di Puskesmas Sudah sesuai Standard dan Langkah sesuai EBP
- Standar Keselamatan Pasien : a. Hak pasien b. Mendidik pasien dan keluarga c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan d. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien e. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien - Langkah Keselamatan Pasien : a. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien b. Memimpin dan mendukung staf c. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko d. Mengembangkan sistem pelaporan e. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien g. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien