Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS JURNAL

“MANAJEMEN KINERJA PERAWAT DAN PEMELIHARAAN SARANA


PRASARANA TERHADAP KESELAMATAN PASIEN DI RUANG GERIATRI L.
DASAR RSUP Dr. KARIADI SEMARANG”

Disusun Oleh:

1. Adi Irawan (2008112)


2. Ayu Apriliana (2008122)
3. Adina Kurnia P (2008113)
4. Endah Widyastuti (2008135)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2021
No Komponen Isi
1. Peneliti dan tahun Peneliti:
penelitian Muslimin R. Pakka, Nurbaety, Arni Rizqiani Rusydi
2. Judul Pengaruh Kinerja Perawat Dan Sarana Prasarana Terhadap
Keselamatan Pasien Di Rsud Kota Makassar
3. Latar belakang/alasan Menurut World Health Organization tahun 2020 keselamatan
diteliti pasien merupakan tidak terdapat bahaya yang dapat dicegah
pada pasien selama proses perawatan kesehatan dan
pengurangan resiko bahaya yang tidak perlu terkait dengan
perawatan kesehatan seminimal mungkin. Pada saat ini upaya
meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit sudah
merupakan sebuah gerakan universal. Berbagai negara maju
bahkan telah menggeser paradigma ”quality” kearah paradigma
baru ” quality – safety ”. Ini berarti bukan hanya mutu
pelayanan yang harus ditingkatkan tetapi yang lebih penting
lagi adalah menjaga keselamatan pasien secara konsisten dan
terus menerus. Menurut Hanifa tahun 2018 Salah satu prinsip
pelayanan kesehatan adalah menyelamatkan pasien keselamatan
pasien dalam setiap kegiatanpelayanan dan dilakukan secara
berkesinambungan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
No 11 tahun 2017 keselamatan pasien merupakan sesuatu
sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi
assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak menggambil tindakan yang
seharusnya diambil. Dalam mencapai keselamatan pasien yang
optimal tidak hanya dengan kerja keras dari perawat saja,
namun didukung dengan sarana prasarana, manajemen rumah
sakit dan tenaga kesehatan lainnya. Salah satu komponen
penting yang membantu mewujudkan sistem pelayanan
keselamatan pasien di dalam pelayanan Rumah Sakit yaitu
prasarana dan peralatan, seperti yang disebutkan atau dijelaskan
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2016 bahwa prasarana harus memenuhi standar pelayanan,
keamanan serta keselamatan dan kesehatan kerja
penyelenggaraan Rumah Sakit, serta harus dalam keadaan
terpelihara dan berfungsi dengan baik. Pemeliharaan sarana
prasarana Rumah Sakit adalah suatu unit fungsional untuk
melaksanakan kegiatan, agar fasilitas yang menunjang
pelayanan kesehatan dirumah sakit yaitu sarana, prasarana dan
peralatan selalu berada dalam keadaan berfungsi dan layak
pakai. IPSRS berperan sangat penting untuk menunjang
kegiatan layanan rumah sakit khususnya dalam hal pengelolaan
fasilitas agar pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan
optimal. Penyelenggaran kesehatan kepada masyarakat yang
dilaksanakan di RS sangat ditentukan oleh penyediaan fasilitas
pelayanan yaitu sarana, prasarana maupun faktor lain. Selain itu
sarana dan prasarana harus diupayakan selalu dalam keadaan
baik dan layak pakai untuk menjamin kualitas dan
kesinambungan pelayanan kesehatan. Keterbatasan sumber
daya dalam pengelolaan sistem pemeliharaan sarana dan
prasarana serta dampak maupun resiko yang mungkin terjadi
dalam proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena
kondisi sarana dan prasarana yang ada akan mempengaruhi
efektivitas, efisiensi dan keberlangsungan pelayanan di RS.
Maka, SDM dalam pengelolaan dan sistem pemeliharaan sarana
serta prasarana sangat penting dan tercukupi demi
keberlangsungan mutu pelayanan asuhan keperawatan dan
keselamatan pasien.
4. Tujuan penelitian 1. Mengetahui pengaruh kinerja perawat dan sarana prasarana
terhadap keselamatan pasien di ruang rawat inap
2. Mengetahui sistem penyelenggaraan pemeliharaan sarana
dan prasarana di Rumah Sakit
5. Tinjauan pustaka Sumber Daya Manusia adalah tenaga kemampuan, kekuatan,
keahlian yang dimiliki oleh manusia. Hubungan manajemen
dengan sumber daya manusia merupakan proses usaha
pencapaian tujuan melalui kerjasama dengan orang lain
(Hasibuan, 2013). Menurut keputusan menteri kesehatan nomor
129 tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal Rumah
Sakit menyatakan Pelatihan adalah semua kegiatan peningkatan
kompetensi karyawan yang dilakukan baik dirumah sakit
ataupu di luar rumah sakit yang bukan merupakan pendidikan
formal. Berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun
2009 menyatakan bahwa sumber daya manusia kesehatan, baik
tenaga kesehatan maupun tenaga pendukung/penunjang
kesehatan, mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya (hak asasi) dan sebgai makhluk sosial, dan wajib
memiliki kompetensi untuk mengabdikan dirinya di bidang
kesehatan, serta mempunyai etika, berakhlak luhur, dan
berdedikasi tinggi dalam melakukan tugasnya.
Penelitian Apriyansyah (2012) yang menyatakan pembuatan
Standar Operasional Prosedur berdasar pada kebijakan
pemerintah, landasan kebijakan yang digunakan oleh rumah
sakit dalam pemeliharaan alat elektromedik yaitu berasal dari
kebijakan pemerintah mengenai pemeliharaan, kebijakan
tersebut secara tidak langsung menjadi dasar pembuatan
berbagai prosedur kerja dalam hal ini Tata Kerja Organisasi,
Tata Kerja Individu, atau Standard Operating Prosedur (SOP)
pengoprasian alat dalam pemeliharaan alat.
6. Metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross
sectional, yaitu jenis penelitian yang mempelajari hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen dengan
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada satu saat. Pengumpulan data ini dilakukan di RSUD Kota
Makassar pada tanggal 29 Juni – 29 Juli 2020. Pengambilan
sampel penelitian dilakukan di tengah wabah covid-19 , dengan
membagikan kuesioner penelitian di ruang rawat inap sesuai
dengan prosedur pencegahan virus covid-19. Hasil penelitian
ini diperoleh melalui kuesioner yang memuat beberapa
pertanyaan tentang komunikasi efektif perawat, sikap
perawat,dan sarana prasarana pada keselamatan pasien di ruang
rawat inap RSUD Kota Makassar. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 65 perawat dari total populasi perawat
ruang rawat inap 145 perawat, teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan cara purposive sampling. Setelah data
terkumpul dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan kemudian
pengolahan data, maka berikut peneliti akan memaparkan
analisa data univariat terhadap variabel dengan menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentasi serta analisis bivariat untuk
mengetahui hubungan dari variabel bebas dengan variabel
terikat dengan menggunakan uji statistic chi-square dan uji
statistic regresi dengan menggunakan SPSS.
7. Hasil dan kesimpulan Hasil:
Berdasarkan variabel ketersediaan sarana prasarana penunjang
keselamatan pasien terdapat pengaruh dengan keselamatan
pasien, dengan jumlah 90% tersedia dan 10% tidak tersedia.
Pelaksanaan sistem penyelenggaraan pemeliharaan rumah sakit
belum berjalan semestinya, disebabkan oleh terbatasnya tenaga,
sarana dan prasarana belum memenuhi kebutuhan ruang, fungsi
dan luasan, SPO sudah ada namun masih belum lengkap.
Kesimpulan:
Perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan sudah berjalan
semestinya namun belum optimal dalam pengadaan dan
pemeliharaan sistem manajemen sarana dan prasarana rumah
sakit.
8. Saran 1. Diharapkan manajemen rumah sakit agar dapat
meningkatkan sistem penyelenggaraan pemeliharaan sarana
dan prasarana secara optimal
2. Perlu melengkapi fasilitas pemeliharaan preventif dan
korektif yang memadai
3. Melaksanakan pemeliharaan preventif secara rutin dan
terjadwal
4. Perlu melakukan pelatihan teknis dan manajerial

Anda mungkin juga menyukai