0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut merupakan analisis jurnal mengenai pengaruh kinerja perawat dan sarana prasarana terhadap keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja perawat dan sarana prasarana terhadap keselamatan pasien serta sistem pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit. Metode yang digunakan adalah survei analitis dengan pendekatan potong lintang
Deskripsi Asli:
Judul Asli
ANALISIS JURNAL MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA FIKS
Dokumen tersebut merupakan analisis jurnal mengenai pengaruh kinerja perawat dan sarana prasarana terhadap keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja perawat dan sarana prasarana terhadap keselamatan pasien serta sistem pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit. Metode yang digunakan adalah survei analitis dengan pendekatan potong lintang
Dokumen tersebut merupakan analisis jurnal mengenai pengaruh kinerja perawat dan sarana prasarana terhadap keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja perawat dan sarana prasarana terhadap keselamatan pasien serta sistem pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit. Metode yang digunakan adalah survei analitis dengan pendekatan potong lintang
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2021 No Komponen Isi 1. Peneliti dan tahun Peneliti: penelitian Muslimin R. Pakka, Nurbaety, Arni Rizqiani Rusydi 2. Judul Pengaruh Kinerja Perawat Dan Sarana Prasarana Terhadap Keselamatan Pasien Di Rsud Kota Makassar 3. Latar belakang/alasan Menurut World Health Organization tahun 2020 keselamatan diteliti pasien merupakan tidak terdapat bahaya yang dapat dicegah pada pasien selama proses perawatan kesehatan dan pengurangan resiko bahaya yang tidak perlu terkait dengan perawatan kesehatan seminimal mungkin. Pada saat ini upaya meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit sudah merupakan sebuah gerakan universal. Berbagai negara maju bahkan telah menggeser paradigma ”quality” kearah paradigma baru ” quality – safety ”. Ini berarti bukan hanya mutu pelayanan yang harus ditingkatkan tetapi yang lebih penting lagi adalah menjaga keselamatan pasien secara konsisten dan terus menerus. Menurut Hanifa tahun 2018 Salah satu prinsip pelayanan kesehatan adalah menyelamatkan pasien keselamatan pasien dalam setiap kegiatanpelayanan dan dilakukan secara berkesinambungan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 11 tahun 2017 keselamatan pasien merupakan sesuatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak menggambil tindakan yang seharusnya diambil. Dalam mencapai keselamatan pasien yang optimal tidak hanya dengan kerja keras dari perawat saja, namun didukung dengan sarana prasarana, manajemen rumah sakit dan tenaga kesehatan lainnya. Salah satu komponen penting yang membantu mewujudkan sistem pelayanan keselamatan pasien di dalam pelayanan Rumah Sakit yaitu prasarana dan peralatan, seperti yang disebutkan atau dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 bahwa prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan serta keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit, serta harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik. Pemeliharaan sarana prasarana Rumah Sakit adalah suatu unit fungsional untuk melaksanakan kegiatan, agar fasilitas yang menunjang pelayanan kesehatan dirumah sakit yaitu sarana, prasarana dan peralatan selalu berada dalam keadaan berfungsi dan layak pakai. IPSRS berperan sangat penting untuk menunjang kegiatan layanan rumah sakit khususnya dalam hal pengelolaan fasilitas agar pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan optimal. Penyelenggaran kesehatan kepada masyarakat yang dilaksanakan di RS sangat ditentukan oleh penyediaan fasilitas pelayanan yaitu sarana, prasarana maupun faktor lain. Selain itu sarana dan prasarana harus diupayakan selalu dalam keadaan baik dan layak pakai untuk menjamin kualitas dan kesinambungan pelayanan kesehatan. Keterbatasan sumber daya dalam pengelolaan sistem pemeliharaan sarana dan prasarana serta dampak maupun resiko yang mungkin terjadi dalam proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada akan mempengaruhi efektivitas, efisiensi dan keberlangsungan pelayanan di RS. Maka, SDM dalam pengelolaan dan sistem pemeliharaan sarana serta prasarana sangat penting dan tercukupi demi keberlangsungan mutu pelayanan asuhan keperawatan dan keselamatan pasien. 4. Tujuan penelitian 1. Mengetahui pengaruh kinerja perawat dan sarana prasarana terhadap keselamatan pasien di ruang rawat inap 2. Mengetahui sistem penyelenggaraan pemeliharaan sarana dan prasarana di Rumah Sakit 5. Tinjauan pustaka Sumber Daya Manusia adalah tenaga kemampuan, kekuatan, keahlian yang dimiliki oleh manusia. Hubungan manajemen dengan sumber daya manusia merupakan proses usaha pencapaian tujuan melalui kerjasama dengan orang lain (Hasibuan, 2013). Menurut keputusan menteri kesehatan nomor 129 tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal Rumah Sakit menyatakan Pelatihan adalah semua kegiatan peningkatan kompetensi karyawan yang dilakukan baik dirumah sakit ataupu di luar rumah sakit yang bukan merupakan pendidikan formal. Berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009 menyatakan bahwa sumber daya manusia kesehatan, baik tenaga kesehatan maupun tenaga pendukung/penunjang kesehatan, mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhan dasarnya (hak asasi) dan sebgai makhluk sosial, dan wajib memiliki kompetensi untuk mengabdikan dirinya di bidang kesehatan, serta mempunyai etika, berakhlak luhur, dan berdedikasi tinggi dalam melakukan tugasnya. Penelitian Apriyansyah (2012) yang menyatakan pembuatan Standar Operasional Prosedur berdasar pada kebijakan pemerintah, landasan kebijakan yang digunakan oleh rumah sakit dalam pemeliharaan alat elektromedik yaitu berasal dari kebijakan pemerintah mengenai pemeliharaan, kebijakan tersebut secara tidak langsung menjadi dasar pembuatan berbagai prosedur kerja dalam hal ini Tata Kerja Organisasi, Tata Kerja Individu, atau Standard Operating Prosedur (SOP) pengoprasian alat dalam pemeliharaan alat. 6. Metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu jenis penelitian yang mempelajari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu saat. Pengumpulan data ini dilakukan di RSUD Kota Makassar pada tanggal 29 Juni – 29 Juli 2020. Pengambilan sampel penelitian dilakukan di tengah wabah covid-19 , dengan membagikan kuesioner penelitian di ruang rawat inap sesuai dengan prosedur pencegahan virus covid-19. Hasil penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang memuat beberapa pertanyaan tentang komunikasi efektif perawat, sikap perawat,dan sarana prasarana pada keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Kota Makassar. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65 perawat dari total populasi perawat ruang rawat inap 145 perawat, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Setelah data terkumpul dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan kemudian pengolahan data, maka berikut peneliti akan memaparkan analisa data univariat terhadap variabel dengan menghasilkan distribusi frekuensi dan persentasi serta analisis bivariat untuk mengetahui hubungan dari variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan uji statistic chi-square dan uji statistic regresi dengan menggunakan SPSS. 7. Hasil dan kesimpulan Hasil: Berdasarkan variabel ketersediaan sarana prasarana penunjang keselamatan pasien terdapat pengaruh dengan keselamatan pasien, dengan jumlah 90% tersedia dan 10% tidak tersedia. Pelaksanaan sistem penyelenggaraan pemeliharaan rumah sakit belum berjalan semestinya, disebabkan oleh terbatasnya tenaga, sarana dan prasarana belum memenuhi kebutuhan ruang, fungsi dan luasan, SPO sudah ada namun masih belum lengkap. Kesimpulan: Perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan sudah berjalan semestinya namun belum optimal dalam pengadaan dan pemeliharaan sistem manajemen sarana dan prasarana rumah sakit. 8. Saran 1. Diharapkan manajemen rumah sakit agar dapat meningkatkan sistem penyelenggaraan pemeliharaan sarana dan prasarana secara optimal 2. Perlu melengkapi fasilitas pemeliharaan preventif dan korektif yang memadai 3. Melaksanakan pemeliharaan preventif secara rutin dan terjadwal 4. Perlu melakukan pelatihan teknis dan manajerial
ANALISA BUDAYA KESELAMATAN PASIEN TERHADAP PENERAPAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN PADA PERAWAT TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI DI RS X