Anda di halaman 1dari 2

Judul SOP

PENGAMBILAN SPESIMEN URINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/3
Tanggal Ditetapkan Oleh
Terbit Ketua STIKES Karya Husada Semarang
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr. Ns. Fery Agusman MM,
M.Kep,Sp.Kom

PENGERTIAN Pengambilan sampel urine dilakukan untuk membantu penegakan


diagnosis
TUJUAN 1. Mengkaji kadar zat yang terkandung didalam urine
2. Mengkaji kehamilan

KEBIJAKAN Digunakan pada klien untuk pemeriksaan lebih lanjut, pasien


dengan tanda kehamilan.

PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Botol bersih tertutup
2. Formulir pemeriksaan laboratorium
3. Kertas label
4. Bengkok
5. Sarung tangan jika perlu

A. FASE ORIENTASI
PROSEDUR 1. Mengucapkan salam
PELAKSANAAN 2. Memperkenalkan diri / Menanyakan nama pasien
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah dan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
B. FASE KERJA
1. Menjaga privasi
2. Mencuci tangan
3. Minta klien yang mampu berjalan, untuk menampung urine
ke dalam wadah yang disediakan ketika berkemih dengan
cara:
a. Basuh area genital sebelum berkemih
b. Buang urine yang pertama keluar, kemudian tampung
urine yang selanjutnya langsung ke dalam wadah
sampel yang sudah disediakan
4. Bantu klien tirah baring mengumpulkan sampel urine
dengan cara:
a. Siapkan perlatan
b. Bersihkan area genital sebelum meminta klien berkemih
c. Buang urine yang pertama keluar, kemudian tampung
urine selanjutnya langsung ke dalam wadah sampel
yang telah disediakan.
5. Bantu klien merapikan pakaian dan kembali ke posisi yang
nyaman
6. Rapikan peralatan
7. Dokumentasikan hasil yang sudah dilakukan
C. FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan

INTERPRETASI Hasil pengambilan spesimen urine:


PROSEDUR Interprestasi hasil urine warna urine: kuning muda, kejernihan:
jernih tidak keruh, bau: tidak busuk, berat jenis: urine pekat BJ >
1.030.
Patient safety:
Perawat melakukan identifikasi sebelum melakukan tindakan,
menggunakan komunikasi yang mudah dipahami (komunikasi
efektif), mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan,
menggunakan APD (handscone dan masker), memastikan tindakan
dan prosedur apa yang sesuai dengan keadaan pasien, dan
memastikan keamanan pasien.
Komunikasi:
Komunikasi yang digunakan perawat ke pasien dan perawat antar
perawat harus menggunakan komunikasi yang efektif, yang tepat
waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh penerima
akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien.
Dokumentasi:
Mendokumentasikan hasil tindakan yang sudah dilakukan, sebagai
bukti sudah memberikan terapi dan tindakan terhadap pasien.
DOKUMEN Kusyati, Eni., dkk. 2012. Keterampilan Dan Prosedur
TERKAIT Laboratorium Keperawatan Dasar Edisi 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai