Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INFRASTRUKTUR POLITIK

DISUSUN OLEH : Kelompok 2

1. Amira
2. Andi Rendring Petta Jamal
3. Kurnia Ramadhani
4. Muh. Subhan Septiawan
5. Silfa Tria Lestari. S
6. Silva
7. Siri Amirah

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB 1

PENDAHULUAN
Infrastruktur politik yaitu suasana kehidupan politik rakyat yang
berhubungan dengan kehidupan lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
kegiatannya dapat memengaruhi baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadapa kebijakan lembaga-lembaga kenegaraan dalam
menjalankan fungsi serta kekuasaannya masing-masing. Untuk menyalurkan
aspirasi dan kepentingan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan
negara. Infrastruktur politik sering disebut sebagai bangunan bawah atau
mesin politik informal atau mesin politik masyarakat yang terdiri dari
berbagai kelompok yang dibentuk atas dasar kesamaan sosial, ekonomi,
kesamaan tujuan, serta kesamaan lainnya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik yaitu suasana kehidupan politik rakyat yang


berhubungan dengan kehidupan lembaga-lembaga kemasyarakatan
dimana dalam kegiatannya dapat memengaruhi baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadapa kebijakan lembaga-lembaga
kenegaraan dalam menjalankan fungsi serta kekuasaannya
masing-masing. Untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingan rakyat
dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

Infrastruktur politik sering disebut sebagai bangunan bawah, atau


mesin politik informal atau mesin politik masyarakat yang terdiri dari
berbagai kelompok yang dibentuk atas dasar kesamaan social, ekonomi,
kesamaan tujuan, serta kesamaan lainnya.

B. Fungsi Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik adalah suatu struktur yang menggabungkan


antara satu dengan yang lain, lalu membentuk satu rangkaian yang
membantu berdirinya keseluruhan struktur tertentu.

Fungsi infrastruktur politik ialah :

a) Pendidikan politik, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan


politik rakyat dan agar mereka dapat berpartisipasi secara
maksimal dalam sistem politiknya. Sesuai dengan paham
demokrasi atau kedaulatan rakyat. Rakyat harus mampu
menjalankan tugas partisipasi.
b) Mempertemukan kepentingan yang beraneka ragam dan
kenyataan hidup dalam masyarakat.
c) Agregasi kepentingan, yaitu menyalurkan segala hasrat,
aspirasi, dan pendapat masyarakat kepada pemegang
kekuasaan atau pemegang kekuasaan yang berwenang agar
tuntutan atau dukungan menjadi perhatian dan menjadi
bagian dari keputusan politik.
d) Seleksi kepemimpinan, yaitu menyelenggarakan pemilihan
pemimpin atau calon pemimpin bagi masyarakat.

C. Komponen Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik mempunyai 6 komponen diantaranya:

a) Partai Politik (Political Party)


b) Kelompok Kepentingan (Interest Group)
c) Kelompok Penekan (Pressure Group)
d) Media Komunikasi Politik (Political Communication Media)
e) Tokoh Politik (Political Figure)

D. Pembahasan Peranan Masing-masing Unsur Infrastruktur Politik

1. Partai Politik (Political Party)


A. Pengertian Partai Politik
Menurut Undang-Undang nomor 2/2008 tentang partai politik :
“Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk
oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas
dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memper juangkan dan
membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan
negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

B. Fungsi Partai Politik


Pendidikan Politik (Political Education)
Rakyat perlu pendidikan politik secara kontinu atas dasar
nilai-nilai tertentu, agar rakyat memahami segala persoalan dan
tantangan terhadap sistem politik sehingga dapat menjawab dan
memecahkannya secara tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan pencerahan pengetahuan politik, wawasan,
keterampilan politik kepada masyarakat secara terprogram
sepanjang tahun, sehingga masyarakat dapat menjadi insan-insan
politik yang cerdas, mengetahui akan hak dan kewajibannya, serta
mampu melakukan partisipasi politik dalam menyuarakan
aspirasinya.
Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik merupakan suatu proses dimana seseorang
mempu mengenal sistem politik dan menentukan tanggapan serta
reaksi-reaksinya terhadap gejala politik yang pada umunya berlaku
dalam masyarakat dimana ia berada, proses ini berjlan dari masa
anak-anak sampai dewasa atau proses penyampaian norma-norma
dan nilai-nilai dari generasi ke generasi.
Rekrutmen Politik
Setelah sosialisasi politik selesai, maka dilakukan rekruitmen
politik yang tujuannya ialah untuk mendapatkan personel yang
terlatih untuk menduduki jabatan politik atau administrasi.
Komunikasi Politik (Political Communication)
Komunikasi politik menurpakan salah satu fungsi partai politik
yakni menyalurkan aneka ragam tuntutan dan kepentingan serta
aspirasi anggota masyarakat kepada pemerintah melalui suatu
proses dari bawah ke atas atau suatu proses perumusan yang disebut
artikulasi kepentingan. Apabila ada tuntutan yang sama dari
berbagai kelompok maka digabungkan menjadi satu yaitu yang
disebut penggabungan kepentingan.
C. Tujuan Partai Politik
Sesuai dengan UU nomor 2 tahun 2008 Pasal 10, tujuan partai politik
adalah sebagai berikut :
▶ Tujuan Umum
a) Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
b) Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c) Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila
dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
d) Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia
▶ Tujuan Khusus
a) Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat
dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan
pemerintahan;
b) Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; dan
c) Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Kelompok Kepentingan (Interest Group)


A. Pengertian
Kelompok kepentingan adalah suatu kelompok yang mempunyai
tujuan untuk memperjuangankan sesuatu kepentingan tertentu.
Kelompok kepentingan ini bergerak di berbagai macam aktivitas
misalnya perdagangan, industri, pertanian, peternakan, kedokteran,
pendidikan, kebudayaan, keagamaan, sosial, perburuhan, dll.
Cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah
dengan berupaya mempengaruhi lembaga-lembaga politik agar
mendapat keputusan yang menguntungkan dan menghindari
keputusan yang merugikan.
B. Bentuk Kelompok Kepentingan
Gabriel A. Almond mengidentifikasi kelompok kepentingan ke
dalam jenis-jenis kelompok :
(1)
Di bentuk untuk memeperjuangkan kepentingan-kepentingan
kelompok, golongan atau masyarakat khusus atau spesifik,
memiliki lembaga yang mapan, profesional, dan mempengaruhi
kebijakan pemerintah. Contohnya : Ormas (NU, Muhamadiyah, Kadin,
SPSI, dll)
(2)

Kelompok ini pada umumnya berasal dari lembaga yang


aktivitasnya sudah teratur, memiliki jaringan organisasi yang luas,
tujuan organisasi yang terencana dengan jelas. Aggotanya adalah
orang yang sangat efektif falam mempengaruhi kebijakan
pemerintah. Misalnya PGRI, TNI, POLRI, IDI, dan organisasi
seprofesinya.
(3)

Kelompok kepentingan yang bersifat informal, organisasinya


berasal dari faktor keturunan dan tidak ada unsur memilih untuk
menjadi anggota kelompok ini, memiliki kepemimpinan ynag relatif
longgar, bersifat sukarela seperti paguyuban dam kurang efektif.
Contohnya : Paguyuban Pasundan di Bandung, dan Persatuan Warga
minang di Jakarta.
(4)
Kelompok anomik muncul secara tiba-tiba atau hanya
kebetulan, bersikap informal, muncul karena ada isu tertentu,
gerakannya sporadis, anggotanya muncul dan menghilang begitu
saja dan aktivitasnya tidak menentu. Contohnya seperti pedagang
kaki lima yang digusur oleh satpol PP, mereka bersatu melakukan
perlawanan dengan berdemo tetapi setelah tuntutan atau aspirasi
mereka terpenuhi maka mereka membubarkan diri dan menghilang
begitu saja.
3. Kelompok Penekan (Pressure Group)
A. Pengertian
Kelompok penekan adalah suatu kelompok yang mempunyai
tujuan yang dikaitkan dengan suatu masalah atau keadaan dalam
masyarakat yang memerlukan perubahan atau perbaikan. Cara untuk
mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan cara yang lebih keras atau
memaksa.

B. Peranan Kelompok Penekan


a) Kelompok ini melontarkan kritikan-kritikan untuk para
pelaku politik lain. Dengan tujuan membuat perpolitikan
maju.
b) Kelompok penekan juga dapat memengaruhi atau
bahkan membentuk kebijaksanaan pemerintah melalui
cara-cara persuasi, propaganda, atau cara lain yang
lebih efektif.
Mereka antara lain : industriawan dan asosiasi-asosiasi
lainnya.
c) Salah satu institusi politik yang dapat dipergunakan oleh
rakyat untuk menyalurkan aspirasi dan kebutuhannya
dengan sasaran akhir adalah untuk mempengaruhi atau
bahkan membentuk kebijakan pemerintah.
Kelompok penekan dapat terhimpun dalam beberapa
asosiasi yaitu :
a. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
b. Organisasi-organisasi sosial keagamaan,
c. Organisasi Kepemudaan,
d. Organisasi Lingkungan Hidup,
e. Organisasi Pembela Hukum dan HAM, serta
f. Yayasan atau Badan Hukum lainnya.
4. Media Komunikasi Politik (Political Communication Media)
A. Pengertian
Media komunikasi politik adalah salah satu instrumen politik
yang berfungsi menyampaikan informasi dan persuasi mengenai
politik baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun sebaliknya.
Merupakan benda mati yang sebagai perantara penyebaran dan
pemberitaan (singkat kata alat komunikasi) politik. Komunikasi
politik yaitu menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam
masyarakat baik pikiran intragolongan, institusi, asosiasi ataupun
sector kehidupan politik masyarakat dengan sektor pemerintah.
Kelompok infrastruktur politik ini, secara nyata menggerakkan
sistem, memberikan input, terlibat dalam proses politik, memberikan
pendidikan politik, melekukan sosialisasi politik, menyeleksi
kepemimpinan, menyelesaikan sengketa politik, yang terjadi
diantara berbagai pihak baik di dalam maupun di luar. Serta
mempunyai daya ikat baik secara ke dalam maupun keluar. Alat
komunikasi dapat mendukung terciptanya suasana politik rakyat
karena alat komunikasi merupakan sarana perhubungan dan
pemersatu bagi masing-masing golongan, terutama golongan politik.
Alat komunikasi tersebut berfungsi sebagai alat penyebarluasan
konsep-konsep, ajaran-ajaran, doktrin-doktrin, ideologi-ideologi
politik tertentu, dan program-program kerja golongan kepada
seluruh anggota dan simpatisannya.

B.Fungsi

Media dijadikan sarana diseminasi informasi yang terkait


dengan politik dengan kekuasaan, serta sosialisasi politik.
Media dijadikan sebagai sarana pendidikan politik melalui
pesan-pesan politik yang disampaikan media.

Media dijadikan penghubung antara aktor politik dan


khalayak melalui isi media yang berkaitan dengan aktivitas aktor
poltik.

Media sebagai agen kritik atau koreksi terhadap aktor


politik atau kegiatan politik.

5. Tokoh Politik (Political Figure)


A. Pengertian
Rusadi Kantaprawira (1985) menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan tokoh politik adalah orang yang karena latar belakang
sejarahnya, sepak terjangnya dalam perjuangan dan idealismenya
dikenal oleh masyarakat, sehingga segala pendapatnya atau
pemikiran dan perbuatannya diikuti banyak orang.
Secara umum Tokoh Politik adalah seseorang yang dikenal
luas karena jasanya,pemikirannya, idealismenya, dan perjuangannya
selama perjalanan hidupnya.
Pengangkatan tokoh politik akan berakibat terjadinya
pergeseran sektor infrastruktur politik, organisasi, asosiasi,
kelompok kepentingan serta derajat politisasi dan partisipasi
masyarakat.
Menurut Letser G. Seligman, proses pengangkatan tokoh politik akan
berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu :
a. Legitimasi elit politik,
b. Masalah kekuasaan,
c. Representativitas elit politik
d. Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan
perubahan politik.
B. Peranan
Tokoh politik khususnya yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), mempunyai peranan bagi masyarakat. Peranan itu yaitu menyaurkan
aspirasi atau suara rakyat. Anggota DPR harus mengetahui untuk apa
mereka dipilih, yang tidak lain agar suara rakyat dapat tersalurkan dalam
rangka penyelenggaraan negara.
DAFTAR PUSTAKA

Easton, David. 1982. . Dalam Mochtar Mas’oed dan


Colin Mac Andrew (ed). . Gajah Mada
University Press.

Isjawara,F. 1964. . Bandung: Dhiwantara. Rajawali


Pers.

Iriawan Beddy. 2012. Sistem Politik Indonesia. Depok : PT.RAJAGRAFINDO


PERSADA.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008


TENTANG PARTAI POLITIK

Anda mungkin juga menyukai