Anda di halaman 1dari 1

Nama : Kezia Perbina Ginting

Mengapa hak inisiatif badan perwakilan rakyat (DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota) tidak optimal?
Hak Inisiatif atau hak untuk mengajukan usul Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)
merupakan salah satu hak yang dimiliki oleh anggota DPRD untuk melaksanakan fungsinya
dalam bidang legislasi. Karena kekuasaan legislasi DPRD merupakan inti kedaulatan rakyat,
maka semua badan perwakilan rakyat (DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota)
mempunyai Hak Inisiatif dalam pembuatan Rancangan Peraturan Perundangundangan
sesuai dengan lingkup kewenangannya.. Namun ternyata hak inisiatif tidak banyak
digunakan, dimana selama ini lahirnya perda justru lebih banyak diajukan pihak eksekutif
(Bupati/Walikota). Sedikitnya produk hukum yang dikeluarkan oleh badan legislatif, atau
dapat dikatakan kurang optimalnya penggunaan hak inisiatif yang dimiliki badan legislatif
disebabkan oleh beberapa hal, yakni sebagai berikut:
Faktor utama yang menjadi penghambat anggota DPR RI dan DPRD dalam
pelaksanaan hak inisiatif dalam penyusunan peraturan daerah adalah kapasitas para
anggota dewan yang minim pengetahuan dalam segi perundang-undangan sehingga untuk
mengajukan suatu rancangan peraturan daerah dalam pelaksanaan hak inisiatif memuat
berbagai legal drafter menjadi pekerjaan yang sangat sulit untuk dilakukan, dimana badan
eksekutif lebih memahami tentang hal ini, serta badan eksekutif juga memiliki staf ahli di
bidang nya, sehingga badan eksekutif lebih berpengalaman dalam perancangan perundang-
undangan ketimbang badan legislatif, yang mana masa jabatannya hanya lima tahun dalam
satu periode masa jabatan.
Selanjutnya dalam tata tertib DPRD yang menyatakan bahwa lima orang anggota
dapat mengajukan Raperda yang pada akhirnya menjadi inisiatif dewan. Dalam
kepentingan-kepentingan tertentu ternyata sangat sulit untuk bisa menghasilkan sebuah
kesepakatan baik yang diajukan oleh anggota DPRD, komisi, gabungan komisi untuk
menghasilkan sebuah raperda inisiatif. Hal ini disebabkan oleh pandangan masing masing
anggota yang tidak sama dan terkadang bersatu padu dengan kepentingan partai. Akibatnya
hal ini menyebabkan tidak optimalnya jumlah raperda inisiatif yang dihasilkan dari pihak
DPRD di setiap tahun anggaran.
Maka dapat disimpulkan bahwa hak inisiatif DPRD kurang optimal secara umum
disebabkan karena factor internal, yakni kurangnya pemahaman anggota legislatif dalam
membuat perundangan-undangan, tidak adanya staf ahli dalam baleg, dan adanya
perbedaan kepentingan, yang mana memperjuangkan kepentingan rakyat bergeser menjadi
memperjuangan kepentingan sendiri atau kelompok.

Anda mungkin juga menyukai