Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Sosiologi Kesehatan
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Kesehataan & Perempuan

Dosen Pengampu :

Veronika Eunike T. Salem, Dra., M.Si

Sangputri Sidik, S.Pd., M.Pd

Irene Putri Nauli Sinaga (21606001)

Marta Sari Purba (21606010)

Lamek Oruw (21606038)

PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
T.P. 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kasih
karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sosiologi Kesehatan” dengan
semaksimal mungkin.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini banyak menemukan berbagai
hambatan maupun kesulitan. Namun berkat pertolongan Tuhan Yang Maha Esa kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada para dosen pengampu yang sudah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Kami sadar bahwa manusia tidak ada yang sempurna oleh karena itu kami
mengharapkan kebesaran hati dari para pembaca dengan memberikan kritik maupun saran
yang membangun sehingga dapat menyempurnakan isi dari makalah yang kami tulis ini.
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sosiologi kesehatan mempelajari tentang interaksi antara masyarakat dan
kesehatan, lebih khususnya bagaimana konsepsi dan pemaknaan kesehatan dan
penyakit menurut masyarakat sehingga mempengaruhi gaya hidup, perilaku, dan
semua praktik kehidupan dalam kesehariannya. Sosiologi kesehatan juga mengkaji
bagaimana kehidupan sosial mempengaruhi angka kelahiran dan kematian dalam
populasi. Sosiologi menyarankan bahwa setiap problem masyarakat sebaiknya
dipahami secara kontekstual, termasuk ketika masyarakat sedang bermasalah dengan
kesehatannya. Kita mengetahui bahwa suatu masyarakat tertentu, dari kelas sosial
tertentu akan memahami terminologi kesehatan dengan cara tertentu pula. Sebagian
masyarakat menaruh perhatian yang lebih pada aspek kesehatan, sebagaian yang lain
memiliki tingkat kesadaran yang kurang. Isu kesehatan sering kali dilekatkan pada
konteks biologis dan natural atau alamiah. Sosiologi mengasumsikan bahwa dominasi
ilmu alam dalam bidang kesehatan tidak membawa kita pada pemahaman menyeluruh
tentang isu kesehatan.
“Kesehatan” adalah salah satu istilah yang paling sulit untuk didefinisikan
secara konsep dan makna yang juga telah berubah dari waktu kewaktu. Sehat secara
umum di definisikan sebagai kondisi seorang individu dalam keadaan prima secara
fisik, mental dan sosial yang mapan secara ekonomi. Jika seorang individu tidak
dalam kondisi tersebut, maka dapat dikatakan tidak sehat atau sakit.
Status kesehatan individu, kelompok atau masyarakat ditentukan oleh berbagai
faktor. Faktor sosial, ekonomi, lingkungan, dan struktural serta distribusi sumber daya
merupakan beberapa faktor yang sangat menentukan status kesehatan masyarakat
selain faktor perilaku dan genetik. Permasalahan seperti adanya kemiskinan,
pengangguran, tingkat pendidikan yang rendah, perumahan yang tidak memadai,
kurangnya transportasi umum, kekerasan dan kerusakan lingkungan (sosial atau fisik)
dapat menentukanstatus kesehatan dan pada akhirnya berkontribusi pada terjadinya
ketimpangan kesehatan dimasyarakat.
Sosiologi kesehatan mempelajari interaksi antara masyarakat dan Kesehatan.
Lebih khusus lagi melihat bagaimana konsep dan makna kesehatan dan penyakit
mempengaruhi gaya hidup, perilaku, dan semua kehidupan dalam beraktifitas sehari-
hari. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Jiwa menyatakan bahwa negara menjamin setiap orang untuk hidup sejahtera lahir
dan batin serta memperoleh akses pelayanan kesehatan yang diamanatkan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Perlindungan
terhadap hak-hak orang dengan gangguan jiwa belum terwujud secara optimal,
pelayanan kesehatan jiwa tidak terlayani secara optimal untuk semua orangdan hak-
hak orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tidak terjamin, mengakibatkan rendahnya
produktivitas sumber daya manusia; ketentuan tentang pelaksanaannya. pekerjaan
kesehatan mental dalam undang-undang yang ada juga Tidak cukup komprehensif dan
perlu ditentukan dalam undang-undang.
Sejarah sosiologi kesehatan dimulai sejak hampir 1 abad yang lalu dimana
muncul kebutuhan dokter untuk mempelajari faktor-faktor sosial yang berhubungan
dengan pola penyebaran penyakit dalam kelompok masyarakat. Pendekatan sosiologi
digunakan untukmempelajari etimologi, prevalensi, serta hubungan dokter dengan
masyarakat umum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana ruang lingkup Sosiologi Kesehatan?
2. Bagaimana ciri-ciri & Hakekat Sosial?
3. Bagaimana hubungan Soiologi dengan sosiologi Kesehatan?
4. Bagaimana peran masyarakat dalam sosiologi Kesehatan?
5. Bagaimana manfaat Sosiologi Kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ruang lingkup Sosiologi Kesehatan
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan hakekat sosial
3. Untuk mengetahui hubungan sosiologi dengan sosiologi Kesehatan
4. Untuk mengetahui peran masyarakat dalam sosiologi Kesehatan
5. Untuk mengetahui manfaat sosiologi Kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Ruang Lingkup Sosiologi Kesehatan

Menurut Willson, sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan analisis


dengan mengambil jarak, yang terutama dimotivasi oleh suatu masalah soiologi, sedangkan
sosiologi dalam kesehatan adalah penelitian dan pengajaran yang lebih bercirikan keintiman,
terapan dan kebersamaan yang terutama didorong oleh adanya masalah kesehatan.

Sosiologi kedokteran (medical sociology) merupakan cabang sosiologi yang


memfokuskan pelestarian ilmu kedokteran dalam masyarakat modern. Subjek ini berkembang
begitu pesat sejak tahun 1950-an hingga sekarang menjadi salah satu bidang spesialisasi
terbesar dalam sosiologi. Perkembangan ini tidak bisa dipungkiri, hal ini diakibatkan oleh
adanya kesadaran bahwa banyak isu yang terkandung dalam perawatan kesehatan modern
yang pada dasarnya merupakan masalah sosial. Namun, hal ini juga mencerminkan adanya
peningkatan minat terhadap pengobatan itu sendiri dalam aspek-aspek sosial dari kondisi
sakit (illness), terutama berkaitan dengan psikiatri, pediatrik, praktik umum (atau penolongan
keluarga) dan pengobatan komunitas.

Perkembangan ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia itu sadar bahwa
kesehatan tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga mental serta kondisi sosial seseorang.
Maka dari itu muncullah apa yang disebut dengan Sociologi of Medicine yang kemudian
berkembang menjadi Sociologi in Medicine.

Kajian-kajian mengenai ilmu sosiologi kesehatan dapat berupa masalah-masalah yang


dialami objek sosiologi, baik itu masyarakat, society ataupun komunitas. Agar dapat
memahami dan menganalisa mesalah-masalah tersebut maka diperlukan berbagai pendekatan
baik itu pendekatan emik yang hanya berdasarkan pada sudut pandang si pelaku ataupun
menggunakan pendekatan etik yang berdasarkan pandangan serta pendapat dari pera ahli
kemudian membandingkannya dengan kebudayaan dari daerah lain.

2.2 Ciri-Ciri & Hakekat Sosiologi

Ciri-ciri dan hakekat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, Sosiologi memiliki empat ciri,
yaitu:

1. Sosiologi bersifat teoretis


Sosiologi bersifat teoretis artinya ilmu yang disusun berdasarkan data serta
hasil observasi yang akurat. Ciri teoretis menekankan hubungan sebab akibat dari
gejala sosial di masyarakat. Sosiologi bersifat teoretis menekankan pada penyusunan
abstraksi yang merupakan kerangka dari susunan berbagai unsur logis.
2. Sosiologi bersifat kumulatif
Artinya sosiologi disusun atas dasar teori yang telah ada, kemudian diperbaiki,
dan diperluas untuk memperkuat teori terdahulu. Kata lainnya, teori sosiologi selalu
dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis oleh pihak yang ini mengetahuinya atau
bersifat obyektif.
3. Sosiologi bersifat non-etis
Artinya pembahasan masalah dalam sosiologi, tidak memperdebatkan baik
atau buruknya. Namun, lebih berfokus pada penjelasan secara mendalam tentang
bagaimana permasalahan itu dapat terjadi di lingkungan sosial.
4. Sosiologi bersifat empiris
Sosiologi bersifat empiris artinya sikap sosiologi mendasar pada observasi dan
akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif. Sosiologi adalah ilmu nyata yang
didasarkan pada fakta yang logis, bukan ilmu imajinasi atau khayalan.

Sosiologi termasuk rumpun ilmu-ilmu sosial yang berhubungan dengan gejala- gejala
kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris, artinya Sosiologi
membatasi diri dengan apa yang terjadi (das sein) dan bukan apa yang seharusnya terjadi (das
sollen). Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni, karena bertujuan untuk
membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, bukan ilmu pengetahuan
terapan atau terpakai.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, artinya yang diperhatikan


adalah pola dan peristiwa yang terjadi di dalam masyarakat. Sosiologi bertujuan untuk
menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari
apa yang menjadi prinsip atau hukum- hukum umum dari interaksi antar manusia dan perihal
sifat, hakikat, isi dan struktur masyarakat manusia.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang
dipergunakannya. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan
ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya Sosiologi mengamati dan mempelajari gejala-gejala
umum yang ada pada setiap interaksi dalam masyarakat secara empiris.

2.3 Hubungan Sosiologi dengan Sosiologi Kesehatan

Sosiologi kesehatan mempelajari tentang interaksi antara masyarakat dan kesehatan,


lebih khususnya bagaimana konsepsi dan pemaknaan kesehatan dan penyakit menurut
masyarakat sehingga mempengaruhi gaya hidup, perilaku, dan semua praktik kehidupan
dalam kesehariannya. Sosiologi kesehatan juga mengkaji bagaimana kehidupan sosial
mempengaruhi angka kelahiran dan kematian dalam populasi. Sosiologi menyarankan bahwa
setiap masalah masyarakat sebaiknya dipahami secara kontekstual, termasuk ketika
masyarakat sedang bermasalah dengan kesehatannya.

Kita mengetahui bahwa suatu masyarakat tertentu, dari kelas sosial tertentu akan
memahami terminologi kesehatan dengan cara tertentu pula. Sebagian masyarakat menaruh
perhatian lebih pada aspek kesehatan, sedangkan yang lain memiliki tingkat kesadaran yang
kurang. Isu kesehatan sering kali dilekatkan pada konteks biologi dan natural atau natural.
Sosiologi mengasumsikan bahwa dominasi ilmu alam dalam bidang kesehatan tidak
membawa kita pada pemahaman menyeluruh tentang isu kesehatan.

Sosiologi kesehatan dan penyakit mempelajari interaksi antara masyarakat dan


kesehatan. Objektif dari topik ini adalah untuk melihat bagaimana kehidupan sosial memiliki
dampak terhadap morbiditas dan tingkat kematian, dan sebaliknya.Aspek sosiologi ini
berbeda dari sosiologi medis karena cabang sosiologi ini mempelajari kesehatan dan keadaan
sakit berkaitan dengan institusi sosial seperti keluarga, pekerjaan, dan sekolah.

2.4 Peran Masyarakat Dalam Sosiologi Kesehatan

Sosiologi dalam kesehatan merupakan penelitian dan pengajaran yang lebih


bercirikan kedekatan, terapan dan kebersamaan yang terutama didorong oleh adanya masalah
kesehatan. Sosiologi kesehatan membahas pula perilaku kesehatan, pengaruh norma sosial
terhadap perilaku kesehatan, serta interaksi antar petugas kesehatan dengan masyarakat.

Peran umum sosiolog dalam pengembangan ilmu maupun pelayanan kesehatan


masyarakat, yaitu Sosiolog sebagai ahli riset, Sosiolog sebagai konsultan kebijakan, Sosiolog
sebagai teknisi, Membantu dan meningkatkan peran sebagai guru/pendidik kesehatan

Dalam sosiologi kesehatan dikenal perbedaan antara konsep disease dan illness.
Disease merupakan gejala biofisiologi yang mempengaruhi tubuh dan merupakan konsep
medis mengenai keadaan tubuh tidak normal yang illness adalah gejala sosial yang menyertai
atau mengelilingi disease. Bagi Field illness adalah perasaan pribadi seseorang yang merasa
kesehatannya terganggu. Illness sebagai penilaian individu terhadap pengalaman menderita
penyakit dan bersifat subjektif. Sedangkan Penyakit merupakan suatu produk budaya.
Menurut Geest dalam masyarakat berbeda penyakit dinyatakan secara berbeda, dijelaskan
secara berbeda, dan dikonstruksikan secara berbeda pula.

Dalam sosologi kesehatan dikenal beberapa istilah yang menunjukan sumbangan atau
peran sosiologi pada bidang kesehatan yaitu:

1) Sosiology in medicine
Sosiologi yang bekerjasama secara langsung dengan dokter dan staf kesehatan
lainnya di dlam mempelajari faktor sosial yang relevan dengan terjadinya gangguan
kesehatan ataupun sosiolog berusaha berhubungan langsung dengan perawatan pasien
atau untuk memecahkan masalah kesehatan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa
fenomena sosial dapat menjadi faktor penentu atau mempengaruhi kesehatan mereka
ataupun tingkah laku lain saat sedang sakit maupun setelah sakit.
2) Sosiology of medicine
Berhubungan dengan organisasi, nilai, kepercayaan terhadap praktek
kedokteran sebagai bentuk dari perilaku manusia yang berada dalam lingkup
pelayanan kesehatan, sumber daya manusia untuk membangun kesehatan dan
pelatihan bagi petugas kesehatan.
3) Sosiology for medicine
Berhubungan dengan strategi metodologi yang dikembangkan sosiologi untuk
kepentingan bidang pelayanan kesehatan. Misalnya teknik skala pengukuran
Thurstone, Likert, Guttman yang membantu mengenali atau mengukur skala sikap.
Peran ini juga meliputi prosedur sistematis multivariate serta analisis faktor dan
analisis jaringan yang biasa digunakan para sosiolog dalam mengumpulkan data atau
menjelaskan hasil penelitian.
4) Sosiology from medicine
Menganalisis lingkungan kedokteran dari perspektif social. Misalnya,
bagaimana pola pendidikan, perilaku, gaya hidup, para dokter, atau sosialisasi
mahasiswa kedokteran selama mengikuti pendidikan kesehatan.

2.5 Manfaat Sosiologi Kesehatan

Diantara bidang permasalahan kesehtan,sosiologi dapat pula menunjukkkan


kegunaannya yaitu dalam mempelajari cara orang meminta pertolongan medis atau dokter
atau (help-seeking).banyak penelitian yang dilakukan dokter menunjukkan bahwa sejumlah
besar penyakit yang di derita penduduk tidak terobati.beberapa di antaranya merupakan
penyaki8t ringan ,tidak ,membahayakan jiwa,misalnmya gejala penyakit seperti haemotopsis
yang di anggap dokter sebagai sesuai penyakit yang wajar saja,juga tidak terobati.

Perhatian sosiologi terhadap masalah ini belum lama di terapkan terhadap help-
seeking.sedangkan di tinjau terhadap bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa hingga
sekarang baru sedikit kemajuan yang diperoleh.para peneliti biasanya mencoba nmempelajari
penyebab orang tidak segera mengunjungi dokter bila sakit,atou tidak pergi sama sekali
menurut variable-variabel tertentu seperti kelas social,pendidikan,umur,suku
bangsa,agama.penelitian-penelitian seperti itu memang telah menghasilkan banyak hal yang
menarik ,misalnya,orang yang tidak berpendidikan atau golongan remndah kurang
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia .namun tidak satu pun diantara factor-faktor
tersebut yang dapaty menerangkan perbedaan mengenai siapa yamng pergi dan siapa yang
tidak.menurut ringkasan dari berbagai tiori perilaku klesehatan dan diakhiri dengan
pembahasan suatu kerangka yang di anggap dapat memperluas pandangan mengenai
permasalahan ini.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sosiologi kesehatan mempelajari tentang interaksi antara masyarakat dan kesehatan,


lebih khususnya bagaimana konsepsi dan pemaknaan kesehatan dan penyakit menurut
masyarakat sehingga mempengaruhi gaya hidup, perilaku, dan semua praktik kehidupan
dalam kesehariannya. Sosiologi kesehatan juga mengkaji bagaimana kehidupan sosial
mempengaruhi angka kelahiran dan kematian dalam populasi. Sosiologi menyarankan bahwa
setiap problem masyarakat sebaiknya dipahami secara kontekstual, termasuk ketika
masyarakat sedang bermasalah dengan kesehatannya. Kita mengetahui bahwa suatu
masyarakat tertentu, dari kelas sosial tertentu akan memahami terminologi kesehatan dengan
cara tertentu pula. Sebagian masyarakat menaruh perhatian yang lebih pada aspek kesehatan,
sebagaian yang lain memiliki tingkat kesadaran yang kurang. Isu kesehatan sering kali
dilekatkan pada konteks biologis dan natural atau alamiah. Sosiologi mengasumsikan bahwa
dominasi ilmu alam dalam bidang kesehatan tidak membawa kita pada pemahaman
menyeluruh tentang isu kesehatan.

3.2 Daftar Pustaka

Auguste Comte, The Positive Philosophy, diterjemahkan dan diringkas oleh


H.Martineau London: Geoge Bell & Sons, 1896
Widayati, A. (2019). Perilaku Kesehatan (Health Behavior). Aplikasi Teori Perilaku untuk
Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Kementerian PPN/Bappenas. (n.d.). Tujuan 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Retrieved
January 17, 2022, from https://sdgs.bappenas.go.id/tujuan-3/
Irwan. (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan. Cetakan I. Yogyakarta: Absolute
Media.

Anda mungkin juga menyukai