Sosiologi Kesehatan
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Kesehataan & Perempuan
Dosen Pengampu :
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini banyak menemukan berbagai
hambatan maupun kesulitan. Namun berkat pertolongan Tuhan Yang Maha Esa kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada para dosen pengampu yang sudah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Kami sadar bahwa manusia tidak ada yang sempurna oleh karena itu kami
mengharapkan kebesaran hati dari para pembaca dengan memberikan kritik maupun saran
yang membangun sehingga dapat menyempurnakan isi dari makalah yang kami tulis ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sosiologi kesehatan mempelajari tentang interaksi antara masyarakat dan
kesehatan, lebih khususnya bagaimana konsepsi dan pemaknaan kesehatan dan
penyakit menurut masyarakat sehingga mempengaruhi gaya hidup, perilaku, dan
semua praktik kehidupan dalam kesehariannya. Sosiologi kesehatan juga mengkaji
bagaimana kehidupan sosial mempengaruhi angka kelahiran dan kematian dalam
populasi. Sosiologi menyarankan bahwa setiap problem masyarakat sebaiknya
dipahami secara kontekstual, termasuk ketika masyarakat sedang bermasalah dengan
kesehatannya. Kita mengetahui bahwa suatu masyarakat tertentu, dari kelas sosial
tertentu akan memahami terminologi kesehatan dengan cara tertentu pula. Sebagian
masyarakat menaruh perhatian yang lebih pada aspek kesehatan, sebagaian yang lain
memiliki tingkat kesadaran yang kurang. Isu kesehatan sering kali dilekatkan pada
konteks biologis dan natural atau alamiah. Sosiologi mengasumsikan bahwa dominasi
ilmu alam dalam bidang kesehatan tidak membawa kita pada pemahaman menyeluruh
tentang isu kesehatan.
“Kesehatan” adalah salah satu istilah yang paling sulit untuk didefinisikan
secara konsep dan makna yang juga telah berubah dari waktu kewaktu. Sehat secara
umum di definisikan sebagai kondisi seorang individu dalam keadaan prima secara
fisik, mental dan sosial yang mapan secara ekonomi. Jika seorang individu tidak
dalam kondisi tersebut, maka dapat dikatakan tidak sehat atau sakit.
Status kesehatan individu, kelompok atau masyarakat ditentukan oleh berbagai
faktor. Faktor sosial, ekonomi, lingkungan, dan struktural serta distribusi sumber daya
merupakan beberapa faktor yang sangat menentukan status kesehatan masyarakat
selain faktor perilaku dan genetik. Permasalahan seperti adanya kemiskinan,
pengangguran, tingkat pendidikan yang rendah, perumahan yang tidak memadai,
kurangnya transportasi umum, kekerasan dan kerusakan lingkungan (sosial atau fisik)
dapat menentukanstatus kesehatan dan pada akhirnya berkontribusi pada terjadinya
ketimpangan kesehatan dimasyarakat.
Sosiologi kesehatan mempelajari interaksi antara masyarakat dan Kesehatan.
Lebih khusus lagi melihat bagaimana konsep dan makna kesehatan dan penyakit
mempengaruhi gaya hidup, perilaku, dan semua kehidupan dalam beraktifitas sehari-
hari. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Jiwa menyatakan bahwa negara menjamin setiap orang untuk hidup sejahtera lahir
dan batin serta memperoleh akses pelayanan kesehatan yang diamanatkan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Perlindungan
terhadap hak-hak orang dengan gangguan jiwa belum terwujud secara optimal,
pelayanan kesehatan jiwa tidak terlayani secara optimal untuk semua orangdan hak-
hak orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tidak terjamin, mengakibatkan rendahnya
produktivitas sumber daya manusia; ketentuan tentang pelaksanaannya. pekerjaan
kesehatan mental dalam undang-undang yang ada juga Tidak cukup komprehensif dan
perlu ditentukan dalam undang-undang.
Sejarah sosiologi kesehatan dimulai sejak hampir 1 abad yang lalu dimana
muncul kebutuhan dokter untuk mempelajari faktor-faktor sosial yang berhubungan
dengan pola penyebaran penyakit dalam kelompok masyarakat. Pendekatan sosiologi
digunakan untukmempelajari etimologi, prevalensi, serta hubungan dokter dengan
masyarakat umum.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ruang lingkup Sosiologi Kesehatan
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan hakekat sosial
3. Untuk mengetahui hubungan sosiologi dengan sosiologi Kesehatan
4. Untuk mengetahui peran masyarakat dalam sosiologi Kesehatan
5. Untuk mengetahui manfaat sosiologi Kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ruang Lingkup Sosiologi Kesehatan
Perkembangan ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia itu sadar bahwa
kesehatan tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga mental serta kondisi sosial seseorang.
Maka dari itu muncullah apa yang disebut dengan Sociologi of Medicine yang kemudian
berkembang menjadi Sociologi in Medicine.
Ciri-ciri dan hakekat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, Sosiologi memiliki empat ciri,
yaitu:
Sosiologi termasuk rumpun ilmu-ilmu sosial yang berhubungan dengan gejala- gejala
kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris, artinya Sosiologi
membatasi diri dengan apa yang terjadi (das sein) dan bukan apa yang seharusnya terjadi (das
sollen). Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni, karena bertujuan untuk
membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, bukan ilmu pengetahuan
terapan atau terpakai.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang
dipergunakannya. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan
ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya Sosiologi mengamati dan mempelajari gejala-gejala
umum yang ada pada setiap interaksi dalam masyarakat secara empiris.
Kita mengetahui bahwa suatu masyarakat tertentu, dari kelas sosial tertentu akan
memahami terminologi kesehatan dengan cara tertentu pula. Sebagian masyarakat menaruh
perhatian lebih pada aspek kesehatan, sedangkan yang lain memiliki tingkat kesadaran yang
kurang. Isu kesehatan sering kali dilekatkan pada konteks biologi dan natural atau natural.
Sosiologi mengasumsikan bahwa dominasi ilmu alam dalam bidang kesehatan tidak
membawa kita pada pemahaman menyeluruh tentang isu kesehatan.
Dalam sosiologi kesehatan dikenal perbedaan antara konsep disease dan illness.
Disease merupakan gejala biofisiologi yang mempengaruhi tubuh dan merupakan konsep
medis mengenai keadaan tubuh tidak normal yang illness adalah gejala sosial yang menyertai
atau mengelilingi disease. Bagi Field illness adalah perasaan pribadi seseorang yang merasa
kesehatannya terganggu. Illness sebagai penilaian individu terhadap pengalaman menderita
penyakit dan bersifat subjektif. Sedangkan Penyakit merupakan suatu produk budaya.
Menurut Geest dalam masyarakat berbeda penyakit dinyatakan secara berbeda, dijelaskan
secara berbeda, dan dikonstruksikan secara berbeda pula.
Dalam sosologi kesehatan dikenal beberapa istilah yang menunjukan sumbangan atau
peran sosiologi pada bidang kesehatan yaitu:
1) Sosiology in medicine
Sosiologi yang bekerjasama secara langsung dengan dokter dan staf kesehatan
lainnya di dlam mempelajari faktor sosial yang relevan dengan terjadinya gangguan
kesehatan ataupun sosiolog berusaha berhubungan langsung dengan perawatan pasien
atau untuk memecahkan masalah kesehatan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa
fenomena sosial dapat menjadi faktor penentu atau mempengaruhi kesehatan mereka
ataupun tingkah laku lain saat sedang sakit maupun setelah sakit.
2) Sosiology of medicine
Berhubungan dengan organisasi, nilai, kepercayaan terhadap praktek
kedokteran sebagai bentuk dari perilaku manusia yang berada dalam lingkup
pelayanan kesehatan, sumber daya manusia untuk membangun kesehatan dan
pelatihan bagi petugas kesehatan.
3) Sosiology for medicine
Berhubungan dengan strategi metodologi yang dikembangkan sosiologi untuk
kepentingan bidang pelayanan kesehatan. Misalnya teknik skala pengukuran
Thurstone, Likert, Guttman yang membantu mengenali atau mengukur skala sikap.
Peran ini juga meliputi prosedur sistematis multivariate serta analisis faktor dan
analisis jaringan yang biasa digunakan para sosiolog dalam mengumpulkan data atau
menjelaskan hasil penelitian.
4) Sosiology from medicine
Menganalisis lingkungan kedokteran dari perspektif social. Misalnya,
bagaimana pola pendidikan, perilaku, gaya hidup, para dokter, atau sosialisasi
mahasiswa kedokteran selama mengikuti pendidikan kesehatan.
Perhatian sosiologi terhadap masalah ini belum lama di terapkan terhadap help-
seeking.sedangkan di tinjau terhadap bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa hingga
sekarang baru sedikit kemajuan yang diperoleh.para peneliti biasanya mencoba nmempelajari
penyebab orang tidak segera mengunjungi dokter bila sakit,atou tidak pergi sama sekali
menurut variable-variabel tertentu seperti kelas social,pendidikan,umur,suku
bangsa,agama.penelitian-penelitian seperti itu memang telah menghasilkan banyak hal yang
menarik ,misalnya,orang yang tidak berpendidikan atau golongan remndah kurang
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia .namun tidak satu pun diantara factor-faktor
tersebut yang dapaty menerangkan perbedaan mengenai siapa yamng pergi dan siapa yang
tidak.menurut ringkasan dari berbagai tiori perilaku klesehatan dan diakhiri dengan
pembahasan suatu kerangka yang di anggap dapat memperluas pandangan mengenai
permasalahan ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan