Anda di halaman 1dari 19

Tinjauan

Pemeriksaan VO2 max dan Pustaka


Kegunaannya

Pemeriksaan VO2 Max dan Kegunaannya


Beradona*, Florencia Sherlin*, Indra Fransis Liong*, Jerry Berlianto Binti*, Kalista
Yeni*, Lydia Gloriani Lethe*, Robby Darmawan Pangestu*, Siti Hajar Binti Suffian*,
Windy Silvia*
*Mahasiswa Kepaniteraan Dasar Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana

Abstrak
Paru merupakan organ sistem pernapasan yang berhubungan dengan udara luar melalui proses
ventilasi, difusi dan perfusi. VO2 max atau yang biasa disebut dengan maximal oxygen
consumption adalah kapasitas maksimum tubuh seseorang untuk menyalurkan dan
menggunakan oksigen selama olahraga berintensitas tinggi.Pengukuran ambilan oksigen
maksimal dapat dilakukan secara invasif dan non invasif. Pengukuran yang sering dilakukan
adalah secara non invasif karena cara ini lebih mudah, sederhana, dan lebih menyenangkan
untuk subjek yang diperiksa. Pengukuran cara non invasif menggunakan suatu perangkat
yang terdiri dari sepeda ergometer atau treadmill, step test, dan field test. Faktor- faktor yang
mempengaruhi ambilan oksigen maksimal adalah kapasitas vital dan kualitas difusi paru,
kadar Hb, kualitas dan kuantitas pembuluh darah, kualitas jantung, jumlah dan besar
mitokondria, berat badan dan aktifitas fisik. Pemeriksaan VO2 max dilakukan untuk
mengukur daya tahan kardiorespirasi seseorang.

Kata kunci: VO2 max, paru, kardiorespirasi

Abstract

The lung is an organ of the respiratory system associated with external air through
ventilation, diffusion and perfusion. VO2 max or so-called maximal oxygen consumption is
the maximum capacity of a person's body to channel and use oxygen during high-intensity
exercise.Maximum oxygen uptake measures can be performed invasively and non invasive.
The most common measurements are non-invasive because this way easier, simpler, and more
fun for the subject checked. Measurement of non invasive way using a device which consists
of ergometer or treadmill, step test, and field test. factors affecting maximal oxygen uptake
are vital capacity and quality of pulmonary diffusion, Hb rate, blood vessel quality and
quantity, cardiac quality, number and size of mitochondria, weight and physical activity. The
VO2 max check is done formeasure one's cardiorespiratory endurance.

Keywords: VO2 max, lung, cardiorespiratory

Pendahuluan

VO2 max adalah volume oksigen maksimum yang dapat digunakan per menit.
Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam
liter per menit atau millimeter/menit/kg berat badan. Setiap sel dalam tubuh manusia

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

membutuhkan oksigen untuk mengubah makanan menjadi ATP (adenosine


triphosphate) yang siap dipakai untuk kerja tiap sel yang paling sedikit
mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan istirahat. Sel otot yang
berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot yang dipakai dalam latihan
membutuhkan lebih banyak oksigen dan menghasilkan CO2.1

Dalam melatih VO2 max, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, latihan
harus menggunakan otot-otot besar tubuh secara intensif (terus-menerus) dalam durasi
yang relatif lama namun dengan intensitas sedang. Latihan yang baik untuk
meningkatkan VO2 max adalah jenis latihan kardio atau aerobic, latihan yang
memacu detak jantung, paru dan sistem otot. Faktor-faktor yang mempengaruhi VO2
max diantaranya adalah (Burhanudin Sadly, 2015) ; yang pertama, umur, kedua,
latihan, ketiga, ketinggian suatu tempat (kadar O2), dan keempat faktor psikologis.2

Kebugaran

Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang berhubungan dengan


kemampuan atau kesanggupan tubuh yang berfungsi dalam menjalankan pekerjaan
secara optimal dan efisien. Disadari atau tidak kebugaran tubuh merupakan kebutuhan
hidup manusia.3 Seseorang dikatakan bugar apabila ditandai dengan tubuhnya yang
tidak banyak mengandung jaringan lemak, tulangnya kokoh dan padat, otot-otot yang
kuat, dan memiliki persendian yang teguh serta sistem pernafasan berdaya tahan
tinggi.4 Kebugaran jasmani merupakan kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk
melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebanan fisik yang diberikan
kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan
berlebihan yang berarti.

Seseorang yang memiliki kondisi fisik yang baik, maka dari orang tersebut
akan tampak peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja
jantung,peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain
yang merupakan komponen kondisi fisik,ekonomi gerakan yang lebih baik pada
waktu latihan, pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah
latihan,respons yang cepat dari organ tubuh kita apabila sewaktu-waktu diperlukan.

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

Untuk mendapatkan kebugaran jasmani yang baik, kita harus melatih semua
komponen dasar kebugaran jasmani.
Ada tiga hal penting dalam kebugaran jasmani secara umum yaitu fisik. organ yaitu
berkenaan dengan efisiensi jantung , pembuluh darah, pernafasan, dan peranan dari
organ besar tubuh lainnya, otot yaitu berhubungan dengan kegiatan - kegiantan dari
otot rangka dan otot halus.

Kapasitas dan volume paru


Pada umumnya kapasitas dan volume paru- paru manusia hanya dipengaruhi
oleh usia dan jenis kelamin. Tetapi selain itu, faktor penyakit dan aktifitas seseorang
juga dapat mempengaruhi kapasitas paru-paru. Seorang atlet dan pekerja bangunan
atau kuli memiliki kapasitas paru-paru yang berbeda dibandingkan seorang pekerja
kantoran. Seorang yang mempunyai penyakit paru-paru atau asma juga mempunyai
kapasitas paru-paru yang berbeda dibandingkan dengan orang normal. Pada orang
yang memiliki penyakit asma (emfisema), diameter saluran udara pada paru-parunya
menyempit, sehingga aliran udara yang keluar masuk paru-paru menjadi berkurang.
Hal tersebut mengakibatkan adanya penurunan kapasitas paru- parunya.

Kegiatan inspirasi dan ekspirasi atau menghirup dan menghembuskan udara


dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan
(kapasitas tidal = ± 500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk
paru-paru pada pernapasan normal. Namun dalam keadaan ekstrim atau olah raga,
siklus pernapasan memerlukan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve
volume). Secara perhitungan matematis Kapasitas Total Paru-paru (KTP) dapat
ditentukan dengan cara mengukur hiperventilasi maksimal dalam satu menit, atau
dengan kata lain Kapasitas Vital (KV) ditambah Volume Residual (KR). Jadi nilai
Kapasitas Total Paru-paru (KTP) = KV + VR.

Saat keadaan normal volume paru-paru manusia mencapai 4500 cc, yang
disebut sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Pada keadaan normal,
kegiatan inspirasi dan ekspirasi dalam pernapasan hanya mengunakan 500 cc volume
udara pernapasan atau disebut kapasitas tidal. Dari 500 cc udara pernapasan yang
digunakan untuk alveolus hanya sebesar 350 cc saja, sisanya hanya mengisi saluran
pernapasan. Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat
digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa.
Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang
setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.

Sewaktu menghirup udara (inspirasi) dinding dada secara aktif tertarik keluar
oleh pengerutan dinding dada, dan sekat rongga dada (diafragma) tertarik ke bawah.
Berkurangnya tekanan di dalam paru-paru menyebabkan udara mengalir ke paru-paru.
Hembusan napas keluar (ekspirasi) disebabkan mengkerutnya paru-paru dan diikuti
rongga dada yang menyusut. 5

Peralatan yang dapat digunakan untuk mengukur volume udara yang masuk
dan keluar dari paru-paru adalah spirometer. Cara penggunaan spirometer cukup
mudah yaitu seseorang disuruh bernafas (menarik nafas dan menghembuskan nafas)
di mana hidung orang itu ditutup. Dari perbedaaan tekanan udara yang diberikan
seseorang ketika bernafas menyebabkan tabung yang berisi udara akan bergerak naik
turun, sementara itu drum pencatat bergerak memutar (sesuai jarum jam) sehingga
alat akan mencatat grafik pernapasan (sinyal respirasi) sesuai dengan gerak tabung
yang berisi udara.

Menyusutnya volume paru-paru juga diikuti oleh pengembang dan menyusutnya


rongga dada. Tekanan antara paru-paru dan dinding dada disebut tekanan intrapleural
atau intrathoracic. Tekanan udara dalam paru-paru berbanding terbalik dengan
tekanan di luar paru-paru. Perubahan tekanan paru-paru dipengaruhi oleh perubahan
volume paru-paru, hubungan antara perubahan volume dan tekanan paru-paru hampir
linier dan dibatasi oleh elastisitas organ paru-paru.

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

gambar 1. Grafik hubungan perubahan volume dan tekanan dalam paru-paru

Elastisitas sistem pernapasan ditentukan oleh kemampuan dari tekanan paru


dan perubahan volume paru-paru, dapat dinyatakan dengan persamaan:

d ∆V
C=
dP

C = elastisitas paru-paru

∆ = perubahan volume paru-paru

P = tekanan paru-paru

gambar 2. Diagram perhitungan kapasitas dan volume paru-paru

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

Metode perhitungan volume dan kapasitas paru-paru adalah sebagai


berikut:Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi pada
setiap kali pernapasan normal. Besarnya ± 500 cc pada rata-rata orang dewasa,
volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang diinspirasi setelah
volume tidal, dan biasanya mencapai ± 3000 cc, volume Cadangan Eskpirasi adalah
jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir
ekspirasi normal, pada keadaan normal besarnya ± 1100 cc, volume Residu, yaitu
volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat.
Besarnya ± 1200 ml.

Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan dibagi
menjadi empat bagian, yaitu kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume
cadangan inspirasi, besarnya ± 3500 cc kapasitas Residu Fungsional, sama dengan
volume cadangan inspirasi + volume residu, besarnya ± 2300 cc, kapasitas Vital, sama
dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal + volume cadangan ekspirasi,
besarnya ± 4600 cc, kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume
residu, besarnya ± 5800 cc.

Volume Oksigen Maximum (VO2 max)


VO2 max atau yang biasa disebut dengan maximal oxygen consumption adalah
kapasitas maksimum tubuh seseorang untuk menyalurkan dan menggunakan oksigen
selama olahraga berintensitas tinggi.1
VO2 max juga dapat diartikan sebagai kemampuan maksimal seseorang untuk
mengkonsumsi oksigen selama aktivitas fisik pada ketinggian yang setara dengan
permukaan laut. VO2 max merefleksikan keadaan paru, kardiovaskuler, dan
hematologik dalam pengantaran oksigen, serta mekanisme oksidatif dari otot yang
melakukan aktivitas. Selama menit-menit pertama latihan, konsumsi oksigen
meningkat hingga akhirnya tercapai keadaan steady state di mana konsumsi oksigen
sesuai dengan kebutuhan latihan. Bersamaan dengan keadaan steady state ini terjadi
pula adaptasi ventilasi paru, denyut jantung, dan cardiac output. Keadaan di mana
konsumsi oksigen telah mencapai nilai maksimal tanpa bisa naik lagi meski dengan
penambahan intensitas latihan inilah yang disebut VO2 max. Konsumsi oksigen lalu
turun secara bertahap bersamaan dengan penghentian latihan karena kebutuhan
oksigen pun berkurang.5-8

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

VO2 max dinyatakan sebagai volume total oksigen yang digunakan permenit
(ml/menit). Semakin banyak massa otot seseorang, semakin banyak pula oksigen
(ml/menit) yang digunakan selama latihan maksimal. Untuk menyesuaikan perbedaan
ukuran tubuh dan massa otot, VO2 max dapat dinyatakan sebagai jumlah maksimum
oksigen dalam mililiter, yang dapat digunakan dalam satu menit per kilogram berat
badan (ml/kg/menit).9

Faktor – faktor yang mempengaruhi Volume Oksigen Maximum ( VO2 max)

Seperti yang telah di jelaskan tentang VO2 max, dapat di katakan bahwa nilai
dari VO2 max beragam pada setiap individu, maka dari itu ada faktor – faktor yang
mempengaruhi nilai VO2 max seseorang, faktor – faktor tersebut adalah sebagai
berikut kapasitas vital dan kualitas difusi paru semakin tinggi volume paru, akan
semakin mudah darah (Hb) dalam mengikat oksigen dan melepaskan karbon dioksida
di paru, kadar Hb berfungsi mengikat oksigen yang kemudian diedarkan ke jaringan
seluruh tubuh. Hb menempel pada eritrosit, sehingga jika kadar terlalu tinggi, eritrosit
juga akan terlalu tinggi, dan darah menjadi kental, akhirnya akan berat dalam
mengedarkannya, kualitas dan kuantitas pembuluh darah yang bersih dan elastis akan
menentukan kualitas sirkulasi darah. Ketika berlatih harus lebih banyak darah yang
beredar, kualitas jantung yang mempunyai volume atau ruang yang besar pada atrium
maupun ventrikel akan menghasilkan volume sedenyut yang lebih besar. Dengan
demikian darah yang dipompa oleh jantung akan menjadi lebih banyak.

Jumlah dan besar mitokondria semakin banyak dan besar mitokondria pada
setiap sel otot, maka penggunaan oksigen untuk membuat ATP akan dapat semakin
tinggi. Sel-sel otot yang banyak mitokondrianya adalah yang banyak dilatih, sebagai
contoh jika pelari pada otot betis paha bagian depan, tetapi bagi perenang adalah pada
sel-sel otot dada dan pantat. Oleh karena itu pengukuranVO2 max harus sesuai
dengan otot yang sering dilatih. Pengukuran dalam bentuk berlari hanya sesuai untuk
atlet-atlet menggunakan kaki seperti pelari, pemain sepak bola, pemain bola voli,
pemain bola basket dan lain-lain, penambahan berat badan karena meningkatnya
cadangan lemak di sel adiposa, glikogen otot, serta membesar dan memadatnya tulang
akan dapat menurunkan VO2 max. Oleh karena itu agar VO2 max tetap tinggi
kenaikan-kenaikan tersebut harus dihindari.1

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

Ketahanan Kardiorespirasi
Ketahanan kardiorespirasi adalah kemampuan tubuh untuk melakukan
olahraga yang intens yang melibatkan sekelompok otot besar. Ketahanan
kardiorespirasi ini termasuk unsur kesegaran jasmani yang paling penting. Latihan
untuk meningkatkan ketahanan kardiorespirasi dapat meningkatkan ambilan oksigen
dan kapasitas aerobik seseorang selain dapat meningkatkan jumlah kapiler,
menurunkan jumlah lemak dalam darah dan meningkatkan enzim pembakar lemak.10
Salah satu kunci yang mempengaruhi VO2 max adalah model Fick. Model
Fick berpendapat bahwa tidak ada limitasi dalam fungsi kardiopulmonal dan variabel
yang sangat berpengaruh adalah kandungan oksigen dalam darah arteri (Cao 2), alirah
darah dan ekstraksi oksigen oleh otot.
Pada dasarnya, ada dua macam ketahanan kardiorespirasi, yaitu aerobik dan
anaerobik. Ketahanan aerobik adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas jangka
panjang (dalam hitungan menit sampai jam) yang bergantung pada sistem O2-ATP
untuk memasok persediaan energi yang dibutuhkan selama aktivitas.Aktivitas yang
dilakukan dalam jangka waktu yang lebih singkat membutuhkan sistem yang dapat
menyediakan ATP lebih cepat dari sistem O2-ATP. Maka digunakanlah sistem energi
anaerobik, yaitu glikolisis parsial untuk menyediakan energi yang dibutuhkan.
Ketahananan aerobik mempunyai kadar hayat maksimal VO2 yang pendek dan terjadi
sewaktu detik terawal aktivitas fisik hinggalah terjadi keletihan.11

Pengertian Multistage Fitness test atau Bleep Test


Test ini merupakan salah satu test untuk mengukur VO2Max. Test ini
dikembangkan di Australia, yang berfungsi untuk menentukan efisiensi fungsi kerja
jantung dan paru dari atlet. Test ini merupakan test yang dilakukan di lapangan dan
cukup sederhana, namun bisa menunjukkan perkiraan tentang konsumsi oksigen
maksimal.12
Test dilakukan di lapangan dengan panjang 20 meter, dan kelebaran dari lintasan
sekitar 1 sampai 1,5 meter. Kemudian peserta akan mendengarkan nada untuk setiap
level, nada tersebut berbunyi “tut” untuk menandakan test telah di mulai, dan peserta
dapat berlari dengan menyesuaikan dengan ketukan dari nada tersebut, pada setiap
peningkatan level dari test ini, ketukan akan semakin cepat dan peserta di minta agar
terus menyeimbangi dengan ketukan yang ada, dan peserta akan terus di catat sampai
level terakhir dia mampu mengikutinya. Kemudian data yang ada di masukkan ke
formulir dan di konversikan ke nilai VO2Max yang ada.13

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

Kelebihan dari bleep test, kelompok besar dapat melakukan test ini
sekaligus sehingga biaya yang digunakan minimal. Selain itu, juga merupakan upaya
maksimal dari kapasitas daya tahan tubuh. Kelebihan bleep test juga merupakan test
untuk energi aerobik sehingga dapat meningkatkan daya tahan atlet dan peserta
latihan secara berlanjut. Daya tahan tubuh yang dibentuk akan sangat stabil.14
Kelemahan dari bleep test, praktek dan tingkat motivasi dapat mempengaruhi
nilai dicapai dan skor dapat subyektif. Tes inisering dilakukan di luar ruangan,
sehingga kondisi lingkungan dapat mempengaruhi hasil. Sebagai audio, kaset dapat
meregangkan dari waktu ke waktu, kaset perlu dikalibrasi yang melibatkan timing
interval satu menit dan membuat penyesuaian dengan jarak antara penanda (sehingga
semakin baru kaset atau alat audio yang digunakan akan semakin akurat). Tidak
dianjurkan untuk orang yang bermasalah kesehatan yang cukup kronik. Keadaan
psikologis yang jelek akan mempengaruhi hasil dari test ini.14

Tabel 1. Klasifikasi tingkat VO2Max Perempuan (satuan dalam ml/kg/min).13


Very
Age Poor Fair Good Excellent Superior
Poor

25.0 – 31.0 – 35.0 – 39.0 –


13-19 < 25.0 > 41.9
30.9 34.9 38.9 41.9

23.6 – 29.0 – 33.0 – 37.0 –


20-29 < 23.6 > 41.0
28.9 32.9 36.9 41.0

22.8 – 27.0 – 31.5 – 35.7 –


30-39 < 22.8 > 40.0
26.9 31.4 35.6 40.0

21.0 – 24.5 – 29.0 – 32.9 –


40-49 < 21.0 > 36.9
24.4 28.9 32.8 36.9

20.2 – 22.8 – 27.0 – 31.5 –


50-59 < 20.2 > 35.7
22.7 26.9 31.4 35.7

17.5 – 20.2 – 24.5 – 30.3 –


60 + < 17.5 > 31.4
20.1 24.4 30.2 31.4

Tabel 2. Klasifikasi VO2Max Laki-laki (satuan dalam ml/kg/min. 13


Age Very Poor Poor Fair Good Excellent Superior

13-19 < 35.0 35.0 – 38.3 38.4 – 45.1 45.2 – 50.9 51.0 – 55.9 > 55.9

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

20-29 < 33.0 33.0 – 36.4 36.5 – 42.4 42.5 – 46.4 46.5 – 52.4 > 52.4

30-39 < 31.5 31.5 – 35.4 35.5 – 40.9 41.0 – 44.9 45.0 – 49.4 > 49.4

40-49 < 30.2 30.2 – 33.5 33.6 – 38.9 39.0 – 43.7 43.8 – 48.0 > 48.0

50-59 < 26.1 26.1 – 30.9 31.0 – 35.7 35.8 – 40.9 41.0 – 45.3 > 45.3

60+ < 20.5 20.5 – 26.0 26.1 – 32.2 32.3 – 36.4 36.5 – 44.2 > 44.2

Penentuan Nilai VO2 max


Dalam menentukan VO2 max ada berbagai cara untuk mendapatkannya. Tes
itu tergolong sederhana karena dapat dilakukan oleh semua orang di mana saja.
Adapun tes yang digunakan adalah tes readmill, tes ergometer dengan sepeda, step
test ataupun field test. Pengujian yang biasa digunakan adalah Bleep Test atau biasa
disebut Multi Stage Fitness Test. Bleep Test dilakukan dengan lari menempuh jarak 20
meter bolak-balik, yang dimulai dengan lari pelan-pelan secara bertahap yang
semakin lama semakin cepat hingga atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari,
berarti kemampuan maksimalnya pada level bolak-balik tersebut, waktu setiap level 1
menit.Pada level 1 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 8,6 detik dalam 7 kali bolak-
balik, pada level 2 dan 3 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 7,5 detik dalam 8 kali
bolak-balik. Pada level 4 dan 5 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 6,7 detik dalam
9 kali bolak-balik, dan seterusnya,setiap jarak 20 meter telah ditempuh, dan pada
setiap akhir level, akan terdengar tanda bunyi 1 kali.Start dilakukan dengan berdiri,
dan kedua kaki di belakang garis start. Dengan aba-aba “siap ya”, atlet lari sesuai
dengan irama menuju garis batas hingga satu kaki melewati garis batas.
Walaupun tanda bunyi belum terdengar, atlet telah melampaui garis batas,
tetapi untuk lari balik harus menunggu tanda bunyi. Sebaliknya, bila telah ada tanda
bunyi atlet belum sampai pada garis batas, atlet harus mempercepat lari sampai
melewati garis batas dan segera kembali lari ke arah sebaliknya.Bila dua kali
berurutan atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari berarti kemampuan
maksimalnya hanya pada level dan balikan tersebut. Setelah atlet tidak mampu

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

mengikuti irama waktu lari, atlet tidak boleh terus berhenti, tetapi tetap meneruskan
lari pelan-pelan selama 3-5 menit untuk cooling down.3

Balke Test
Pada tes maksimal respons kardiovaskuler adalah maksimal, yaitu denyut nadi
mencapai denyut nadi maksimal dan frekuensi respirasi juga mencapai frekuensi
maksimal dalam jangka waktu 1 hingga 3 menit.15 Pencapaian denyut nadi dan
frekuensi respirasi yang maksimal ini juga disebabkan oleh sekresi epinefrin dan
norepinefrin yang maksimal juga.16

Ada berbagai macam tes kebugaran, tes balke merupakan salah satu tes
kebugaran lapangan. Tes Balke secara luas banyak dipakai untuk memeriksa
kebugaran atlet atau masyarakat yang berolahraga, keuntungan tes Balke adalah tes
ini dapat dipakai untuk mengukur kebugaran banyak orang sekaligus dengan hasil
yang cukup akurat. Tes Balke dapat dipakai di sekolah-sekolah atau di tempat
olahraga umum untuk mengukur kebugaran banyak orang sekaligus dengan cukup
akurat, hemat biaya dan waktu. Subjek yang akan di tes diminta untuk menempuh
jarak sejauh mungkin dalam waktu 15 menit, dengan cara berlari atau jalan, subjek
tidak boleh berhenti diam atau istirahat di lintasan. Kebugaran subjek dapat dihitung
dengan rumus VO2max ml O2/kg BB/menit = 0.172 ((a:15) – 133) + 33.3, a = jarak

yang ditempuh selama lari 15 menit dalam meter.15

Persiapan sebelum tes (Sehari sebelum tes naracoba) yaitu tidak boleh
melakukan aktivitas fisik yang melelahkan, harus cukup tidur, makan teratur, dan
idak boleh minum kopi, coklat, coca- cola, makanan atau minuman yang mengandung
antihistamin, diazepam seperti obat flu atau obat sakit badan.

Pada hari akan tes akan dilakukan minimal 2 jam setelah makan ringan atau 4
jam setelah makan banyak, tidak boleh merokok, pakaian tidak ketat, cukup longgar,
enak dipakai dan tidak mengganggu gerakan tubuh, untuk laki-laki memakai celana
pendek.

Prosedur tes Balke yaitu naracoba berlari mengelilingi lintasan sepanjang 400
m selama 15 menit, secepat mungkin, naracoba selama 15 menit itu tidak boleh
berhenti, tetapi harus berlari atau berjalan, ukur jarak yang ditempuh oleh naracoba

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

selama 15 menit itu, dari jarak itu dapat dihitung berupa VO 2max dalam ml O2/kg
BB/menit,16denyut nadi dan pernapasan harus dicatat pada setiap menit, sewaktu
sudah hampir selesai melakukan tes, naracoba disuruh tenang dengan berjalan pada
lintasan pada kelajuan sedang hingga pernapasan kembali normal dan denyut nadi <
100 x/min.

COOPER TEST
Merupakan tes lari 2.4 Km yang dirancang oleh Cooper adalah salah satu bentuk
tes lapangan untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani seseorang. Peserta tes
harus berlari secepat-cepatnya menempuh jarak 2.4 Km. Lintasan Tes 2.4 Km
usahakan berstruktur datar tidak bergelombang, tidak licin, tudak terlalu banyak
belokan tajam. Garis start untuk mengawali tes rancanglah sedemikian rupa hingga
jarak finis sama, artinya garis start sama dengan garis finis hal ini dilakukan untuk
memudahkan pengetes.Waktu tempuh yang dicapai oleh peserta tes dicatat dalam
satuan menit dua angka dibelakang koma. Waktu tersebut digunakan untuk
memprediksi tingkat kebugaran siswa dengan cara mengkonfirmasikan dengan table
tingkat kebugaran jasmani milik Cooper.Tes ini dilakukan untuk kelompok umur
sebagai berikut kelompok laki-laki dan perempuan berumur dibawah 30 tahun ,
kelompok laki-laki dan perempuan berumur 30 sampai dengan 39 tahun , kelompok
laki-laki dan perempuan berumur 40 sampai dengan 49 tahun dan kelompok laki-laki
dan perempuan berumur diatas 50 tahun.17
Peserta yang melakukan tes harus dinyatakan sehat oleh dokter dengan
mengenakan pakaian olahraga yang nyaman dan sopan. Kemudian dilakukan
pencatatan tinggi badan, berat badan, dan denyut nadi. Setelah itu peserta tes
berlari 2.4 Km dengan ditandai dengan aba-aba pada saat itu stopwatch dihidupkan.
Setelah mencapai finis dengan kaki menginjak garis finis stopwatch dimatikan yang
kemudian diukur catatan waktunya dan setelah itu ditimbang kembali berat badan,
diukur tinggi badan dan denyut nadinya setelah berselang 15 menit diukur kembali
denyut nadinya.17 Kategori kebugaran jasmani untuk tes 2.4Km milik Cooper dibagi
menjadi lima kategori sesuai dengan kelompok umurnya.
Tabel 3. Kategori Kebugaran Jasmani Tes Lari 2.,4 km Untuk Laki – Laki dan
Perempuan Berdasarkan Kelompok Umur.17

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

Harvaed Step Test

Ada beberapa cara untuk mengukur kesegaran kardiovaskular yaitu dengan tes
kerja ( Exercise Test ), contohnya adalah dengan Harvard Step Test dan 20m shuttle
run test. Harvard step test adalah tes untuk mengukur ketahanan kardiovaskular
seseorang, dengan metode naik turun bangku dengan kecepatan yang telah
ditentukan18-19 Tes ini berdasarkan tinggi bangku dan tinggi seseorang yang bervariasi
dan juga dipengaruhi berat badan. Salah satu tes yang dapat mengukur kemampuan
VO2 maks seseorang adalah 20m Shuttle Run Test, dimana VO2 maks adalah angka
terbesar dimana oksigen dapat dikonsumsi selama latihan maksimal. 18 VO2maks
(milliliter per menit per kilogram) berkorelasi negative dengan massa tubuh.20
Beberapa penelitian yang mengukur tingkat kebugaran respirasi telah menggunakan
Harvard Step Test sebagai alat ukurnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh
Khodnapur dkk.21Dimana pada penelitian ini mengukur Physical Fitness Index
menggunakan Harvard Step Test sehingga diperoleh hasil rata-rata PFI berdasarkan
data antropometri.22 Pada jurnal penelitian Nyoman, prevalensi tingkat kebugaran
respirasi pada siswa kelas 6 SD dengan menggunakan Havard Step Test di desa
Mengwitani tahun 2014 adalah 55 responden (77,5%) memiliki tingkat kebugaran

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

kardiorespirasi sangat baik. Sedangkan 12 responden (16,9%) memiliki tingkat


kebugaran baik dan 4 responden (5,6%) cukup.21
Pada pengukuran kebugaran aerobik melalui Hardvard Step Test, nilai signifikansi
p<0,05 antara nilai PFI dengan jenis kelamin, sehingga terdapat perbedaan nilai PFI
pada masing-masing jenis kelamin. Laki-laki memiliki nilai PFI yang lebih tinggi
daripada perempuan. Hal ini dapat disebabkan pada uji Hardvard Step Test
melibatkan kekuatan otot, di mana kekuatan otot laki-laki lebih besar daripada
kekuatan otot perempuan. Bahkan dengan intensitas latihan yang sama kekuatan otot
perempuan kurang 30% dari kekuatan otot laki-laki. Hal ini dialami setelah masa
puber. Kekuatan otot wanita hanya sekitar ¾ dari pria (Astrand dkk, 2003). Sementara
untuk faktor BMI dan aktivitas fisik tidak memberikan pengaruh yang signifikan.23

Cara pengujian Harvard Step Test


Sebelum anda melakukan pengujian Harvard Step Test, perlu diketahui bahwa
secara singkat Harvars Step Tes yaitu melakukan pengujian pada tingkat kesegaran
jasmani dengan menggunakan media bangku / naik turun bangku dan tujuan dari
proses ini adalah menganalisa tingkat kebugaran jantung paru, prosedur dan alat yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut ;24
Alat dan Bahan yang diperlukan adalah bangku Harvard modifikasi ( 17 inci ),
pengukuran waktu ( Stopwatch ), metronome ketukan 120x/menit, dan
sfigmomanometer dan stetoskop
Cara kerjamya dimulai dari lakukan pemanasan ringan selama 5 menit sebelum ,
naracoba berdiri menghadap bangku sambil mendengarkan detakan metronome
berfrekuensi 120x/menit. Pada detakan 1, naracoba menempatkan salah satu kaki
( dominan ) di atas bangku, detakan ke-2,kaki yang lain naik ke atas bangku sehingga
naracoba telah berdiri tegak diatas bangku, detakan ke-3, kaki pertama naik
diturunkan, detakan ke-4, kaki kedua diturunkan sehingga naracoba telah kembali ke
atas lantai. Tepat pada detakan berikutnya ( ke-5) kaki yang pertama kembali naik ke
atas bangku, demikian seterusnya, siklus tersebut diulang terus menerus sampai
naracoba tidak kuat lagi, namun tidak lebih dari 5 menit. Catat waktu berapa lama
naracoba bertahan ( stopwatch ) dan segera setelah itu naracoba disuruh duduk.
Segera hitung dan catat frekuensi denyut nadi selama 30 detik sebanyak 3x, yaitu: 1’-
1’. ( 30” (N1), dan 3’ – 3’ 30” ( N3) setelah duduk.

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

Gambar 3. Cara menghitung indeks kesanggupan dari hasil Harvard Step Test.25

Tabel 4. tabel indeks kesanggupan. 26

Hal – hal yang dapat mempengaruhi hasil test adalah tinggi badan,berat
badan ,motivasi,dan kondisi lingkungan saat percobaan dilakukan

Kelebihan dan kekurangan : peralatannya sederhana, mudah untuk dilakukan

dan dapat dikelola sendiri. Kekurangan Tes Harvard : tingkat stres tinggi, tidak

dapat dilakukan untuk anak-anak dan dipengaruhi oleh variasi maksimum detak
jantung (HR).

Kesimpulan

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

VO2 max merefleksikan keadaan paru, kardiovaskuler, dan hematologik


dalam pengantaran oksigen, serta mekanisme oksidatif dari otot yang melakukan
aktivitas Beberapa faktor seperti kapasitas vital dan kualitas difusi paru, kadar hb,
kualitas dan kuantitas pembuluh darah, kualitas jantung, jumlah dan besar
mitokondria serta berat badan dapat mempengaruhi VO2 max.
Pengukuran cara non invasif dapat menggunakan suatu perangkat yang terdiri
dari sepeda ergometer atau treadmill, step test, dan field test ataupun penentuan nilai
VO2 max dapat menggunakan bleep test. Test ini merupakan test yang dilakukan di
lapangan dan cukup sederhana, namun bisa menunjukkan perkiraan tentang konsumsi
oksigen maksimal.Pada tes Balke secara luas banyak dipakai untuk memeriksa
kebugaran atlet atau masyarakat yang berolahraga, keuntungan tes Balke adalah tes
ini dapat dipakai untuk mengukur kebugaran banyak orang sekaligus dengan hasil
yang cukup akurat.
Cooper test merupakan tes lari 2.4 Km yang dirancang oleh Cooper adalah
salah satu bentuk tes lapangan untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani
seseorang. Peserta tes harus berlari secepat-cepatnya menempuh jarak 2.4 Km
Harvard step test adalah tes untuk mengukur ketahanan kardiovaskular
seseorang, dengan metode naik turun bangku dengan kecepatan yang telah ditentukan.
Tes ini berdasarkan tinggi bangku dan tinggi seseorang yang bervariasi dan juga
dipengaruhi berat badan
Pada pemeriksaan VO2 max yang dilakukan berfungsi untuk menentukan
efisiensi fungsi kerja jantung dan paru dari atlet. Semakin banyak massa otot
seseorang, semakin banyak pula oksigen (ml/menit) yang digunakan selama latihan
maksimal.
Nilai VO2 Max ini tentu saja akan besar apabila seseorang cukup terlatih, dan
memiliki usia yang masih muda. Puncaknya sampai mencapai umur 30 tahun. Diatas
30 tahun, VO2 Max akan menurun terus sesuai dengan usia yang semakin tua.
Seorang tua berumur 60 tahun, meski terlatih ia hanya mempunyai VO2 max sebesar
kurang lebih 40 cc/kg bb/menit.

Daftar Pustaka

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

1. Bramasko Ido. Menganalisis VO2max melalui cooper test pada atlet sepakbola
usia 16-18 tahun di ssb putra Jombang: Jurnal Kesehatan Olahraga vol 6,
diunduh di http://ejournal.unesa.ac.id/article/21480/66/article.pdf pada 13
oktober 2017.

2. Sherwood L. Fisiologi Manusia. EGC Penerbit Buku Kedokteran; Jakarta.


2007. h. 40-2

3. Muhajir. Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan. PT Ghalia Indonesia:


Jakarta 2007.h.173

4. Siregar Indra. Peranan Kebugaran Jasmani Dalam Meningkatkan Kerja: Jurnal


Pengabdian Kepada Masyarakat Vol: 16;2010. Diunduh di
http://digilib.unimed.ac.id/343/ pada 13 Oktober

5. Unnes Physics Journal: Aplikasi Sensor Tekanan Gas Mpx5100 Dalam Alat
Ukur Kapasitas Vital Paru-Paru. Conservation University; 2013.
Diakses dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj. 13 Oktober 2017

6. Welsman JR, Armstrong N. The Measurement and Interpretation of Aerobic


Fitness in Children : Current Issues. Journal of the Royal Society of Medicine.
1996; 89: 1.
7. Sukmaningtyas H, Pudjonarko D, Basjar E. Pengaruh latihan aerobik dan
anaerobik terhadap sistem kardiovaskuler dan kecepatan reaksi. Medika Media
Indonesia. 2004; 39: 74-9.
8. Anonym. Assessment of Cardioresporatory Fitness Heart Rates and Blood
Pressures. Diunduh dari
http://www.castonline.ilstu.edu/henson/KNR
%20240%202005/Cardiorespiratory%
20Endurance,%20Blood%20Pressure%20and%20Heart%20Rate.ppt. pada 13
Oktober 2017.
9. Uliyandari Adhikarmika. Pengaruh Latihan Fisik Terprogram Terhadap
Perubahan Nilai Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2Max) Pada Siswi Sekolah
Bola Voli Tugu Muda Usia 11-13 Tahun: Karya Tulis Ilmiah. Fakultas
Kedokteran Diponegoro: Semarang 2009.h.7

Universitas Kristen Krida Wacana


Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

10. Mulyaddin A. Hubungan Tingkat Ketahanan Kardiorespirasi (VO 2 Max)


Dengan Tingkat Stres Pada Mahasantri Putra Pondok Pesantren Internasional
KJ Masmansur Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2015. Diunduh pada
13 Oktober 2017 dari http://eprints.ums.ac.id/38545/1/NASKAH
%20PUBLIKASI.pdf

11. Robert A. An exercise physiologist’s “contemporary” interpretations of the


“ugly and creaking edificies” of the VO2 max concept. Journal of Exercise
Physioloyonline 2001:17-9.

12. Ismaryati. Tes dan Pengukuran Olahraga. Cetakan 2. Surakarta. LPP UNS dan
UNS Press; 2008.p.77

13. Abdullah Ferdyan. Profil Kemampuan Daya Tahan Aerobik, Kekuatan


Maksimal, Power dan Daya Tahan Kekuatan Atlet Gulat PPLP Jawa Barat.
Universitas Pendidikan Indonesia; 2016.
14. Brewer, J., Ramsbottom, R., & Williams, C.1988.Multistage fitness test: A
progressive shuttle-run test for the prediction of maximum oxygen uptake.
Belconnen, ACT: Australian Coaching Council.
15. Balke treadmill exercise test. In Treadmill exercise testing. American Council
On Exercise ; 2014. Diunduh dari
https://www.acefitness.org/ptresources/pdfs/TestingProtocols/TreadmillExerci
seTesting.pdf pada tanggal 20 Oktober 2017.

16. Jurnal Kesehatan Masyarakat: Program Physical Fitness Dalam Meningkatkan


Kesehatan Paru (Vo2 Max). Universitas Negeri Semarang; 2014.
Diambil dari http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas pada tanggal 20
Oktober 2017.

17. The original article that describes this test: Cooper, K. H. (1968) A means of
assessing maximal oxygen uptake. Journal of the American Medical
Association 203:201-204.

18. Nieman D. The exercise test as a component of the total fitness


evaluation.Primary care Clinics in Office Practice 2001 ; 28 :1-13

19. Johnson B, Nelson J. Practical measurementsfor evaluation in


physicaleducation. 4th ed. New York : Macmillan Publishing Company.
SEPULUH
20. Welsman JR, Armstrong N. Statistical techniques for interpreting body
Universitas Kristen Krida Wacana
Pemeriksaan VO2 max dan Kegunaannya

21. size-related exercise performance during growth. Pediatr Exerc Sci.


2000;12:112–2
22. Adidharma NC. Karekteristik Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi Siswa Kelas
6 SD Di Desa Mengwitani Tahun 2014. Vol5. Mei 2016. E-Jurnal Medika.
23. Mexitalia M, Anam MS, Uemura A, Yamauchi T. Komposisi Tubuh dan
Kesegaran Kardiovaskuler yang Diukur dengan Harvard Step Test dan 20m
Shuttel Run Test pada Anak Obesitas. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro. 2012;46(1):12-19.
24. Herianto,et al. Analisis Dan profil Tingkat Kebugaran Mahasiswa Jurusan
Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Vol 2. 22
Desember 2012. Jurnal TeknoSains
25. Gambar di unduh dari https://www.google.co.id/search?
q=cara+hitung+indeks+harvard+test&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0a
hUKEwiDoN_On__WAhVIso8KHd-
tCUQQ_AUICigB&biw=1252&bih=604#imgrc=Bs_fJaUDS9o2MM:
Pada tanggal 20 Oktober 2017 .Pukul 20.00
26. Gambar di unduh dari https://www.google.co.id/search?
q=cara+hitung+indeks+harvard+test&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0a
hUKEwiDoN_On__WAhVIso8KHd-
tCUQQ_AUICigB&biw=1252&bih=604#imgrc=qOtKQvFQL-Y9HM:
Pada tanggal 20 Oktober 2017 .Pukul 20.10.

Universitas Kristen Krida Wacana

Anda mungkin juga menyukai