Abstrak
Paru merupakan organ sistem pernapasan yang berhubungan dengan udara luar melalui proses
ventilasi, difusi dan perfusi. VO2 max atau yang biasa disebut dengan maximal oxygen
consumption adalah kapasitas maksimum tubuh seseorang untuk menyalurkan dan
menggunakan oksigen selama olahraga berintensitas tinggi.Pengukuran ambilan oksigen
maksimal dapat dilakukan secara invasif dan non invasif. Pengukuran yang sering dilakukan
adalah secara non invasif karena cara ini lebih mudah, sederhana, dan lebih menyenangkan
untuk subjek yang diperiksa. Pengukuran cara non invasif menggunakan suatu perangkat
yang terdiri dari sepeda ergometer atau treadmill, step test, dan field test. Faktor- faktor yang
mempengaruhi ambilan oksigen maksimal adalah kapasitas vital dan kualitas difusi paru,
kadar Hb, kualitas dan kuantitas pembuluh darah, kualitas jantung, jumlah dan besar
mitokondria, berat badan dan aktifitas fisik. Pemeriksaan VO2 max dilakukan untuk
mengukur daya tahan kardiorespirasi seseorang.
Abstract
The lung is an organ of the respiratory system associated with external air through
ventilation, diffusion and perfusion. VO2 max or so-called maximal oxygen consumption is
the maximum capacity of a person's body to channel and use oxygen during high-intensity
exercise.Maximum oxygen uptake measures can be performed invasively and non invasive.
The most common measurements are non-invasive because this way easier, simpler, and more
fun for the subject checked. Measurement of non invasive way using a device which consists
of ergometer or treadmill, step test, and field test. factors affecting maximal oxygen uptake
are vital capacity and quality of pulmonary diffusion, Hb rate, blood vessel quality and
quantity, cardiac quality, number and size of mitochondria, weight and physical activity. The
VO2 max check is done formeasure one's cardiorespiratory endurance.
Pendahuluan
VO2 max adalah volume oksigen maksimum yang dapat digunakan per menit.
Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam
liter per menit atau millimeter/menit/kg berat badan. Setiap sel dalam tubuh manusia
Dalam melatih VO2 max, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, latihan
harus menggunakan otot-otot besar tubuh secara intensif (terus-menerus) dalam durasi
yang relatif lama namun dengan intensitas sedang. Latihan yang baik untuk
meningkatkan VO2 max adalah jenis latihan kardio atau aerobic, latihan yang
memacu detak jantung, paru dan sistem otot. Faktor-faktor yang mempengaruhi VO2
max diantaranya adalah (Burhanudin Sadly, 2015) ; yang pertama, umur, kedua,
latihan, ketiga, ketinggian suatu tempat (kadar O2), dan keempat faktor psikologis.2
Kebugaran
Seseorang yang memiliki kondisi fisik yang baik, maka dari orang tersebut
akan tampak peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja
jantung,peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain
yang merupakan komponen kondisi fisik,ekonomi gerakan yang lebih baik pada
waktu latihan, pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah
latihan,respons yang cepat dari organ tubuh kita apabila sewaktu-waktu diperlukan.
Untuk mendapatkan kebugaran jasmani yang baik, kita harus melatih semua
komponen dasar kebugaran jasmani.
Ada tiga hal penting dalam kebugaran jasmani secara umum yaitu fisik. organ yaitu
berkenaan dengan efisiensi jantung , pembuluh darah, pernafasan, dan peranan dari
organ besar tubuh lainnya, otot yaitu berhubungan dengan kegiatan - kegiantan dari
otot rangka dan otot halus.
Saat keadaan normal volume paru-paru manusia mencapai 4500 cc, yang
disebut sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Pada keadaan normal,
kegiatan inspirasi dan ekspirasi dalam pernapasan hanya mengunakan 500 cc volume
udara pernapasan atau disebut kapasitas tidal. Dari 500 cc udara pernapasan yang
digunakan untuk alveolus hanya sebesar 350 cc saja, sisanya hanya mengisi saluran
pernapasan. Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses
bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat
digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa.
Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang
setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.
Sewaktu menghirup udara (inspirasi) dinding dada secara aktif tertarik keluar
oleh pengerutan dinding dada, dan sekat rongga dada (diafragma) tertarik ke bawah.
Berkurangnya tekanan di dalam paru-paru menyebabkan udara mengalir ke paru-paru.
Hembusan napas keluar (ekspirasi) disebabkan mengkerutnya paru-paru dan diikuti
rongga dada yang menyusut. 5
Peralatan yang dapat digunakan untuk mengukur volume udara yang masuk
dan keluar dari paru-paru adalah spirometer. Cara penggunaan spirometer cukup
mudah yaitu seseorang disuruh bernafas (menarik nafas dan menghembuskan nafas)
di mana hidung orang itu ditutup. Dari perbedaaan tekanan udara yang diberikan
seseorang ketika bernafas menyebabkan tabung yang berisi udara akan bergerak naik
turun, sementara itu drum pencatat bergerak memutar (sesuai jarum jam) sehingga
alat akan mencatat grafik pernapasan (sinyal respirasi) sesuai dengan gerak tabung
yang berisi udara.
d ∆V
C=
dP
C = elastisitas paru-paru
P = tekanan paru-paru
Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan dibagi
menjadi empat bagian, yaitu kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume
cadangan inspirasi, besarnya ± 3500 cc kapasitas Residu Fungsional, sama dengan
volume cadangan inspirasi + volume residu, besarnya ± 2300 cc, kapasitas Vital, sama
dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal + volume cadangan ekspirasi,
besarnya ± 4600 cc, kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume
residu, besarnya ± 5800 cc.
VO2 max dinyatakan sebagai volume total oksigen yang digunakan permenit
(ml/menit). Semakin banyak massa otot seseorang, semakin banyak pula oksigen
(ml/menit) yang digunakan selama latihan maksimal. Untuk menyesuaikan perbedaan
ukuran tubuh dan massa otot, VO2 max dapat dinyatakan sebagai jumlah maksimum
oksigen dalam mililiter, yang dapat digunakan dalam satu menit per kilogram berat
badan (ml/kg/menit).9
Seperti yang telah di jelaskan tentang VO2 max, dapat di katakan bahwa nilai
dari VO2 max beragam pada setiap individu, maka dari itu ada faktor – faktor yang
mempengaruhi nilai VO2 max seseorang, faktor – faktor tersebut adalah sebagai
berikut kapasitas vital dan kualitas difusi paru semakin tinggi volume paru, akan
semakin mudah darah (Hb) dalam mengikat oksigen dan melepaskan karbon dioksida
di paru, kadar Hb berfungsi mengikat oksigen yang kemudian diedarkan ke jaringan
seluruh tubuh. Hb menempel pada eritrosit, sehingga jika kadar terlalu tinggi, eritrosit
juga akan terlalu tinggi, dan darah menjadi kental, akhirnya akan berat dalam
mengedarkannya, kualitas dan kuantitas pembuluh darah yang bersih dan elastis akan
menentukan kualitas sirkulasi darah. Ketika berlatih harus lebih banyak darah yang
beredar, kualitas jantung yang mempunyai volume atau ruang yang besar pada atrium
maupun ventrikel akan menghasilkan volume sedenyut yang lebih besar. Dengan
demikian darah yang dipompa oleh jantung akan menjadi lebih banyak.
Jumlah dan besar mitokondria semakin banyak dan besar mitokondria pada
setiap sel otot, maka penggunaan oksigen untuk membuat ATP akan dapat semakin
tinggi. Sel-sel otot yang banyak mitokondrianya adalah yang banyak dilatih, sebagai
contoh jika pelari pada otot betis paha bagian depan, tetapi bagi perenang adalah pada
sel-sel otot dada dan pantat. Oleh karena itu pengukuranVO2 max harus sesuai
dengan otot yang sering dilatih. Pengukuran dalam bentuk berlari hanya sesuai untuk
atlet-atlet menggunakan kaki seperti pelari, pemain sepak bola, pemain bola voli,
pemain bola basket dan lain-lain, penambahan berat badan karena meningkatnya
cadangan lemak di sel adiposa, glikogen otot, serta membesar dan memadatnya tulang
akan dapat menurunkan VO2 max. Oleh karena itu agar VO2 max tetap tinggi
kenaikan-kenaikan tersebut harus dihindari.1
Ketahanan Kardiorespirasi
Ketahanan kardiorespirasi adalah kemampuan tubuh untuk melakukan
olahraga yang intens yang melibatkan sekelompok otot besar. Ketahanan
kardiorespirasi ini termasuk unsur kesegaran jasmani yang paling penting. Latihan
untuk meningkatkan ketahanan kardiorespirasi dapat meningkatkan ambilan oksigen
dan kapasitas aerobik seseorang selain dapat meningkatkan jumlah kapiler,
menurunkan jumlah lemak dalam darah dan meningkatkan enzim pembakar lemak.10
Salah satu kunci yang mempengaruhi VO2 max adalah model Fick. Model
Fick berpendapat bahwa tidak ada limitasi dalam fungsi kardiopulmonal dan variabel
yang sangat berpengaruh adalah kandungan oksigen dalam darah arteri (Cao 2), alirah
darah dan ekstraksi oksigen oleh otot.
Pada dasarnya, ada dua macam ketahanan kardiorespirasi, yaitu aerobik dan
anaerobik. Ketahanan aerobik adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas jangka
panjang (dalam hitungan menit sampai jam) yang bergantung pada sistem O2-ATP
untuk memasok persediaan energi yang dibutuhkan selama aktivitas.Aktivitas yang
dilakukan dalam jangka waktu yang lebih singkat membutuhkan sistem yang dapat
menyediakan ATP lebih cepat dari sistem O2-ATP. Maka digunakanlah sistem energi
anaerobik, yaitu glikolisis parsial untuk menyediakan energi yang dibutuhkan.
Ketahananan aerobik mempunyai kadar hayat maksimal VO2 yang pendek dan terjadi
sewaktu detik terawal aktivitas fisik hinggalah terjadi keletihan.11
Kelebihan dari bleep test, kelompok besar dapat melakukan test ini
sekaligus sehingga biaya yang digunakan minimal. Selain itu, juga merupakan upaya
maksimal dari kapasitas daya tahan tubuh. Kelebihan bleep test juga merupakan test
untuk energi aerobik sehingga dapat meningkatkan daya tahan atlet dan peserta
latihan secara berlanjut. Daya tahan tubuh yang dibentuk akan sangat stabil.14
Kelemahan dari bleep test, praktek dan tingkat motivasi dapat mempengaruhi
nilai dicapai dan skor dapat subyektif. Tes inisering dilakukan di luar ruangan,
sehingga kondisi lingkungan dapat mempengaruhi hasil. Sebagai audio, kaset dapat
meregangkan dari waktu ke waktu, kaset perlu dikalibrasi yang melibatkan timing
interval satu menit dan membuat penyesuaian dengan jarak antara penanda (sehingga
semakin baru kaset atau alat audio yang digunakan akan semakin akurat). Tidak
dianjurkan untuk orang yang bermasalah kesehatan yang cukup kronik. Keadaan
psikologis yang jelek akan mempengaruhi hasil dari test ini.14
13-19 < 35.0 35.0 – 38.3 38.4 – 45.1 45.2 – 50.9 51.0 – 55.9 > 55.9
20-29 < 33.0 33.0 – 36.4 36.5 – 42.4 42.5 – 46.4 46.5 – 52.4 > 52.4
30-39 < 31.5 31.5 – 35.4 35.5 – 40.9 41.0 – 44.9 45.0 – 49.4 > 49.4
40-49 < 30.2 30.2 – 33.5 33.6 – 38.9 39.0 – 43.7 43.8 – 48.0 > 48.0
50-59 < 26.1 26.1 – 30.9 31.0 – 35.7 35.8 – 40.9 41.0 – 45.3 > 45.3
60+ < 20.5 20.5 – 26.0 26.1 – 32.2 32.3 – 36.4 36.5 – 44.2 > 44.2
mengikuti irama waktu lari, atlet tidak boleh terus berhenti, tetapi tetap meneruskan
lari pelan-pelan selama 3-5 menit untuk cooling down.3
Balke Test
Pada tes maksimal respons kardiovaskuler adalah maksimal, yaitu denyut nadi
mencapai denyut nadi maksimal dan frekuensi respirasi juga mencapai frekuensi
maksimal dalam jangka waktu 1 hingga 3 menit.15 Pencapaian denyut nadi dan
frekuensi respirasi yang maksimal ini juga disebabkan oleh sekresi epinefrin dan
norepinefrin yang maksimal juga.16
Ada berbagai macam tes kebugaran, tes balke merupakan salah satu tes
kebugaran lapangan. Tes Balke secara luas banyak dipakai untuk memeriksa
kebugaran atlet atau masyarakat yang berolahraga, keuntungan tes Balke adalah tes
ini dapat dipakai untuk mengukur kebugaran banyak orang sekaligus dengan hasil
yang cukup akurat. Tes Balke dapat dipakai di sekolah-sekolah atau di tempat
olahraga umum untuk mengukur kebugaran banyak orang sekaligus dengan cukup
akurat, hemat biaya dan waktu. Subjek yang akan di tes diminta untuk menempuh
jarak sejauh mungkin dalam waktu 15 menit, dengan cara berlari atau jalan, subjek
tidak boleh berhenti diam atau istirahat di lintasan. Kebugaran subjek dapat dihitung
dengan rumus VO2max ml O2/kg BB/menit = 0.172 ((a:15) – 133) + 33.3, a = jarak
Persiapan sebelum tes (Sehari sebelum tes naracoba) yaitu tidak boleh
melakukan aktivitas fisik yang melelahkan, harus cukup tidur, makan teratur, dan
idak boleh minum kopi, coklat, coca- cola, makanan atau minuman yang mengandung
antihistamin, diazepam seperti obat flu atau obat sakit badan.
Pada hari akan tes akan dilakukan minimal 2 jam setelah makan ringan atau 4
jam setelah makan banyak, tidak boleh merokok, pakaian tidak ketat, cukup longgar,
enak dipakai dan tidak mengganggu gerakan tubuh, untuk laki-laki memakai celana
pendek.
Prosedur tes Balke yaitu naracoba berlari mengelilingi lintasan sepanjang 400
m selama 15 menit, secepat mungkin, naracoba selama 15 menit itu tidak boleh
berhenti, tetapi harus berlari atau berjalan, ukur jarak yang ditempuh oleh naracoba
selama 15 menit itu, dari jarak itu dapat dihitung berupa VO 2max dalam ml O2/kg
BB/menit,16denyut nadi dan pernapasan harus dicatat pada setiap menit, sewaktu
sudah hampir selesai melakukan tes, naracoba disuruh tenang dengan berjalan pada
lintasan pada kelajuan sedang hingga pernapasan kembali normal dan denyut nadi <
100 x/min.
COOPER TEST
Merupakan tes lari 2.4 Km yang dirancang oleh Cooper adalah salah satu bentuk
tes lapangan untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani seseorang. Peserta tes
harus berlari secepat-cepatnya menempuh jarak 2.4 Km. Lintasan Tes 2.4 Km
usahakan berstruktur datar tidak bergelombang, tidak licin, tudak terlalu banyak
belokan tajam. Garis start untuk mengawali tes rancanglah sedemikian rupa hingga
jarak finis sama, artinya garis start sama dengan garis finis hal ini dilakukan untuk
memudahkan pengetes.Waktu tempuh yang dicapai oleh peserta tes dicatat dalam
satuan menit dua angka dibelakang koma. Waktu tersebut digunakan untuk
memprediksi tingkat kebugaran siswa dengan cara mengkonfirmasikan dengan table
tingkat kebugaran jasmani milik Cooper.Tes ini dilakukan untuk kelompok umur
sebagai berikut kelompok laki-laki dan perempuan berumur dibawah 30 tahun ,
kelompok laki-laki dan perempuan berumur 30 sampai dengan 39 tahun , kelompok
laki-laki dan perempuan berumur 40 sampai dengan 49 tahun dan kelompok laki-laki
dan perempuan berumur diatas 50 tahun.17
Peserta yang melakukan tes harus dinyatakan sehat oleh dokter dengan
mengenakan pakaian olahraga yang nyaman dan sopan. Kemudian dilakukan
pencatatan tinggi badan, berat badan, dan denyut nadi. Setelah itu peserta tes
berlari 2.4 Km dengan ditandai dengan aba-aba pada saat itu stopwatch dihidupkan.
Setelah mencapai finis dengan kaki menginjak garis finis stopwatch dimatikan yang
kemudian diukur catatan waktunya dan setelah itu ditimbang kembali berat badan,
diukur tinggi badan dan denyut nadinya setelah berselang 15 menit diukur kembali
denyut nadinya.17 Kategori kebugaran jasmani untuk tes 2.4Km milik Cooper dibagi
menjadi lima kategori sesuai dengan kelompok umurnya.
Tabel 3. Kategori Kebugaran Jasmani Tes Lari 2.,4 km Untuk Laki – Laki dan
Perempuan Berdasarkan Kelompok Umur.17
Ada beberapa cara untuk mengukur kesegaran kardiovaskular yaitu dengan tes
kerja ( Exercise Test ), contohnya adalah dengan Harvard Step Test dan 20m shuttle
run test. Harvard step test adalah tes untuk mengukur ketahanan kardiovaskular
seseorang, dengan metode naik turun bangku dengan kecepatan yang telah
ditentukan18-19 Tes ini berdasarkan tinggi bangku dan tinggi seseorang yang bervariasi
dan juga dipengaruhi berat badan. Salah satu tes yang dapat mengukur kemampuan
VO2 maks seseorang adalah 20m Shuttle Run Test, dimana VO2 maks adalah angka
terbesar dimana oksigen dapat dikonsumsi selama latihan maksimal. 18 VO2maks
(milliliter per menit per kilogram) berkorelasi negative dengan massa tubuh.20
Beberapa penelitian yang mengukur tingkat kebugaran respirasi telah menggunakan
Harvard Step Test sebagai alat ukurnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh
Khodnapur dkk.21Dimana pada penelitian ini mengukur Physical Fitness Index
menggunakan Harvard Step Test sehingga diperoleh hasil rata-rata PFI berdasarkan
data antropometri.22 Pada jurnal penelitian Nyoman, prevalensi tingkat kebugaran
respirasi pada siswa kelas 6 SD dengan menggunakan Havard Step Test di desa
Mengwitani tahun 2014 adalah 55 responden (77,5%) memiliki tingkat kebugaran
Gambar 3. Cara menghitung indeks kesanggupan dari hasil Harvard Step Test.25
Hal – hal yang dapat mempengaruhi hasil test adalah tinggi badan,berat
badan ,motivasi,dan kondisi lingkungan saat percobaan dilakukan
dan dapat dikelola sendiri. Kekurangan Tes Harvard : tingkat stres tinggi, tidak
dapat dilakukan untuk anak-anak dan dipengaruhi oleh variasi maksimum detak
jantung (HR).
Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Bramasko Ido. Menganalisis VO2max melalui cooper test pada atlet sepakbola
usia 16-18 tahun di ssb putra Jombang: Jurnal Kesehatan Olahraga vol 6,
diunduh di http://ejournal.unesa.ac.id/article/21480/66/article.pdf pada 13
oktober 2017.
5. Unnes Physics Journal: Aplikasi Sensor Tekanan Gas Mpx5100 Dalam Alat
Ukur Kapasitas Vital Paru-Paru. Conservation University; 2013.
Diakses dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj. 13 Oktober 2017
12. Ismaryati. Tes dan Pengukuran Olahraga. Cetakan 2. Surakarta. LPP UNS dan
UNS Press; 2008.p.77
17. The original article that describes this test: Cooper, K. H. (1968) A means of
assessing maximal oxygen uptake. Journal of the American Medical
Association 203:201-204.