Anda di halaman 1dari 4

Golongan halogen atau golongan 17 (VII A) adalah unsur-unsur yang memiliki tujuh elektron

valensi dengan konfigurasi electron terluar ns2 ns5. Unsur-unsur tersebut adalah fluorin (F),
klorin (Cl), bromin (Br), Iodin (I), dan astatin (At). Golongan halogen ini (F, Cl, Br, I dan At)
adalah kelompok unsur-unsur yang sangat kontras terhadap golongan alkali (golongan 1A).
Alkali adalah kelompok logam yang sangat reaktif dan elektropositif, sedangkan halogen
adalah kelompok non-logam yang sangat reaktif dan elektronegatif. Alkali yang paling reaktif
terdapat pada unsur yang paling bawah, sedangkan halogen merupakan unsure paling atas
dari golongannya dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsur halogen ini tidak ditemukan
dialam dalam keadaan bebas melainkan dalam keadaan garamnya, karena merupakan unsur
yang paling reaktif. Halogen berasal dari bahasa yunani yang berarti pembentuk garam ,
karena unsur-unsur halogen dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Golongan
halogen ditemukan dialam hanya dalam bentuk kombinasi ( senyawa ) dengan unsur lain atau
berada dalam keadaan diatomic, F2, Cl2, Br2, I2
B. Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan halogen? b. Bagaimana sifat fisik dari
unsur-unsur halogen? c. Bagaimana sifat kimia dari unsur-unsur halogen? d. Bagaimana ciri
khas halogen? e. Bagaiman cara pembuatan unsur-unsur halogen? f. Apa manfaat ataupun
kegunaan dari unsur-unsur halogen? g. Bagaiman Kelimpahan halogen di dalam bentuk
mineral ?
A. Pengertian Halogen Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih
dikenal dengan golongan 17 dalam tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron
valensi 7 pada subkulit nsnp. Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari
abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya pembentuk
garam karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen
merupakan sekumpulan unsur nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna
terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya diatomik. Untuk mencapai keadaan stabil
(struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom lain
atau dengan menggunakan pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan
kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion
bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini
disebut halida. Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya
membentuk ion negatif. Selain itu, halogen adalah golongan yang paling reaktif karena unsurunsurnya memiliki konfigurasi elektron pada subkulit ns2 np5. Golongan halogen terdiri dari
beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur
Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas.

Sifat Fisika
I.

II.

III.

Wujud halogen Unsur halogen berupa molekul diatomik (X2) dengan energi
ikatan X - X berkurang dari Cl2 sampai I2, sesuai dengan pertambahan jari-jari
atomnya. Semakin panjang jari-jari atom semakin lemah ikatan antaratom
sehingga semakin mudah diputuskan akibatnya energi ikatan makin rendah.
Energi ikatan F - F lebih kecil dibanding dengan energi ikatan Cl - Cl dan Br - Br,
hal ini berhubungan dengan kereaktifan F2. Semakin reaktif molekul X2
menyebabkan ikatan semakin mudah diputuskan sehingga energi ikatan relatif
kecil.
Titik Cair dan Titik Didih Titik cair dan titik didih halogen meningkat dengan
bertambahnya nomor atom. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya gaya
dispersi antarmolekul halogen sesuai bertambahnya massa molekul relatif (Mr).
Sesuai titik cair dan titik didihnya, maka wujud halogen pada suhu kamar
bervariasi, F2 dan Cl2 berupa gas, Br2 cair, dan I2 padat.
Warna Unsur-unsur halogen dapat dikenali dari bau dan warnanya karena berbau
merangsang. Fluor berwarna kuning muda, klor hijau kekuningan, Brom cokelat,
dan iodin berwarna ungu.

C. Sifat Kimia Halogen


I. Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut
juga bereaksi dengan air. 2F2(g) + 2H2O(l) 4HF(aq) + O2(g) Iodin sukar larut dalam air,
tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion I- karena membentuk ion poliiodida
I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI. I2(s) + KI(aq) KI3(aq) Karena molekul halogen
nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar, misalnya CCl4, aseton,
kloroform, dan sebagainya.
II. Kereaktifan Unsur-unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti
keberadaan halogen di alam sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi
kelektronegatifannya. Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin
mudah menarik elektron. Selain dipengaruhi keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga
dipengaruhi oleh energi ikatan halogen. Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah
diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif halogen. Dengan melihat data
keelektronegatifan dan energi ikat halogen, dapat disimpulkan kereaktifan halogen dari atas
ke bawah semakin berkurang. 1. Kereaktifan fluor dan klor Pada suhu kamar, fluorin berupa
gas yang tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan dan klorin juga berupa gas dengan
warna hijau pucat. Keduanya sama seperti oksigen dapat membantu dalam reaksi
pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif akan terbakar pada salah satu gas inidengan
cara membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas fluor lebih besar dibandingkan dengan klor,
yang dapat dibuktikan dengan terbakarnya bahan-bahan biasa termasuk kayu dan plastic
apabila berada dalam keadaan atmosfer fluor. 2. Kereaktifan brom Brom pada suhu kamar
merupakan cairan minyak berwarna merah tua dan mempunyai tekanan uap yang sangat
tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagensia laboratorium umum yang paling berbahaya,
karena efek uap itu terhadap mata dan saluran hidung. Hanya 0,1 ppm bisa ditoleransi tanpa

efek yang membahayakan. Cairan ini njuga dapat menimbulkan luka bakar yang parah, bila
mengenai kulit.bromin kuran greaktif bila dibandingkan dengan Klor. 3. Kereaktifan iodium
Iodium dapat menguap pada temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-biru berbau
tidak enak (perih). Kristal iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai mata
dan selaput lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor. 4. Kereaktifan astatin
Astatine dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa
diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya.
Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.
III Daya Oksidasi Halogen
merupakan oksidasi kuat. Sifat oksidator halogen dari atas ke bawah semakin lemah,
sehingga halogen-halogen dapat mengoksidasi ion halida di bawahnya. F2 + 2KCl 2KF + Cl2
atau ditulis F2 + 2Cl- 2F- + Cl2 Cl2 + 2I- 2Cl- + I2 Br2 + KF (tidak terjadi reaksi) atau
ditulis Br2 + F- (tidak terjadi reaksi) Dari reaksi di atas juga berarti ion halida (X-) bersifat
reduktor. Sifat reduktor ion halida makin ke bawah semakin kuat.
E. Pembuatan Halogen Halogen dibuat dari senyawa-senyawa yang ada di alam. Caranya
ialah dengan mengoksidasi ion-ion halida. Prosesnya sangat beragam jadi yang diungkapkan
di sini merupakan contoh dari berbagai proses yang dapat terjadi.
Fluorin (F2) Elektrolisis KHF2, dalam HF bebas air. Flourin diperoleh melalui proses
elektrolisis garam kalium hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair,
ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai 100oC. Elektrolisis
dilaksanakan dalam wajah baja dengan katode baja dan anode karbon. Campuran
tersebut tidak boleh mengandung air karena F2 yang terbentukakan oksidasinya.
Klorin Gas Cl2 dibuat melalui elektrolisis lelehan NaCl, reaksinya :
Bromin Gas Br2 dibuat dari air laut melalui oksidasi dengan gas Cl2. Secara
komersial, pembuatan gas Br2 sebagai berikut: Air laut dipanaskan kemudian
dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara. Uap air panas dan gas Cl2 dialirkan
dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi redoks, gas Br2 yang dihasilkan
diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah. Bromin cair berada di dasar
tangki, sedangkan air di atasnya. Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi
Iodin Gas I2 diproduksi dari air laut melalui oksidasi ion iodida denganoksidator gas
Cl2. Iodin juga dapat diproduksi dari natrium iodat (suatu pengotor dalam garam
(Chili, NaNO3) melalui reduksi ion iodat oleh NaHSO3.
F. Kegunaan Halogen
Fluorin Membuat senyawa klorofluoro karbon (CFC), yang dikenal dengan nama
Freon. Membuat Teflon Memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui proses difusi
gas. Senyawa Fluorin CFC (Freon) digunakan sebagai cairan pendingin pada mesin
pendingin, seperti AC dan kulkas. Freon juga digunakan sebagai propelena aerosol
pada bahan-bahan semprot. Penggunaan Freon dapat merusak lapisan ozon. Teflon
(polietrafluoroetilena). Monomernya CF2=CF2, yaitu sejenis plastik yang tahan
panas dan anti lengket serta tahan bahan kimia, digunakan untuk melapisi panci atau
alat rumah tangga yang tahan panas dan anti lengket. Asam fluoride (HF) dapat
melarutkan kaca, karena itu dapat digunakan untuk membuat tulisan, lukisan, atau

sketsa di atas kaca. Garam fluoride ditambahkan pada pasta gigi atau air minum
untuk mencegah kerusakan gigi.
Klorin Untuk klorinasi hidrokarbon sebagai bahan baku industri serta karet sintesis.
Untuk pembuatan tetrakloro metana (CCl4). Untuk pembuatan etil klorida (C2H5Cl)
yang digunakan pada pembuatan TEL (tetra etillead) yaitu bahan adaptif pada bensin.
Untuk industri sebagai jenis pestisida. Sebagai bahan desinfektans dalam air minum
dan kolam renang. Sebagai pemutih pada industri pulp (bahan baku pembuatan
kertas) dan tekstil. Gas klorin digunakan sebagai zat oksidator pada pembuatan
bromin. Senyawa Klorin Senyawa natrium hipoklorit (NaClO) dapat digunakan
sebagai zat pemutih pada pakaian. Natrium klorida (NaCl) digunakan sebagai garam
dapur, pembuatan klorin dan NaOH, mengawetkan berbagai jenis makanan, dan
mencairkan salju di jalan raya daerah beriklim dingin. Asam klorida (HCl) digunakan
untuk membersihkan logam dari karat pada elektroplanting, menetralkan sifat basa
pada berbagai proses, serta bahan baku pembuatan obat-obatan, plastik, dan zat
warna. Kapur klor (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl2)) digunakan sebagai bahan
pengelantang atau pemutih pada kain Polivinil klorida (PVC) untuk membuat
paralon. Dikloro difenil trikloroetana (DDT) untuk insektisida. Kloroform (CHCl3)
untuk obat bius dan pelarut. Karbon tetraklorida (CCl4) untuk pelarut organik. KCl
untuk pembuatan pupuk. KClO3 untuk bahan pembuatan korek api

Bromin Untuk membuat etil bromida (C2H4Br2). Untuk pembuatan AgBr. Untuk
pembuatan senyawa organik misalnya zat warna, obat-obatan dan pestisida Senyawa
Bromin Etil bromida (C2H4Br2) suatu zat aditif yang dicampurkan kedalam bensin
bertimbal (TEL) untuk mengikat tibal, sehingga tidak melekat pada silinder atau
piston. Timbal tersebut akan membentuk PbBr2 yang mudah menguap dan keluar
bersama-sama dengan gas buangan dan akan mencemarkan udara. AgBr merupakan
bahan yang sensitif terhadap cahaya dan digunakan dalam film fotografi. Natrium
bromide (NaBr) sebagai obat penenang saraf.

Iodin Banyak digunakan untuk obat luka (larutan iodin dalam alkohol yang dikenal
dengan iodium tingtur) Sebagai bahan untuk membuat perak iodida (AgI) Untuk
menguji adanya amilum dalam tepung tapioka. Senyawa Iodin KI digunakan sebagai
obat anti jamur. Iodoform (CHI3) digunakan sebagai zat antiseptik AgI digunakan
bersama-sama dengan AgBr dalam film fotografi NaI dan NaIO3 atau KIO3
dicampur dengan NaCl untuk mencegah penyakit gondok. Kekurangan iodium pada
wanita hamil akan mempengaruhi tingkat kecerdasan pada bayi yang dikandungnya.

http://semogabermanfaat8.blogspot.co.id/2014/09/makalah-halogen-pengertianhalogen.html

Anda mungkin juga menyukai