“Unsur Halogen”
Dosen Pengampu :
Dwi Rasy Mujianti, S.Si., M.Si
NIP. 19810516 200801 2 023
Disusun Oleh :
Kelompok VII
Kiki Amalia Wardhani NIM. 1711012220005
Salsabila Aqila Putri NIM. 1711012220010
Yurida NIM. 1711012220015
Siti Patimah NIM. 1711012320007
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Halogen pada sistem perodik unsur modern terdapat pada golongan VIIA.
Halogen berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata halos yang berarti garam
dan kata genus yang berarti pembentuk. Jadi halogen merupakan suatu pembentuk
garam. Hal ini didasarkan pada sejarah penemuan unsur-unsur halogen yang selalu
didapatkan dari garam. Unsur-unsur yang termasuk golongan halogen adalah Fluor
(F), Klor (Cl), Brom (Br), Iodin (I), Astatin (At), dan Tennesin (Ts). Halogen
memiliki 7 elektron valensi, sehingga sangat reaktif karena mudah menerima 1
elektron. Karena kereaktifannya unsur-unsur halogen tidak dijumpai dalam keadaan
bebas.
Halogen banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam tubuh
manusia beberapa unsur halogen berperan dalam metabolisme tubuh. Misalnya, ion
klorida yang mengatur osmosis pada jaringan sel dan plasma darah. Iodin terdapat
pada kelenjar tiroid sebagai hormon tiroksin.
Melihat banyaknya kegunaan dari unsur-unsur halogen, maka diperlukan
berbagai pengetahuan mengenai golongan tersebut seperti sifat fisika dan kimia
masing-masing unsur dalam golongan, persenyawaan unsur dengan senyawa lain,
reaksi kimia, metode ekstraksi ( cara membuat), dan pemanfaatannya dalam
kehidupan.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa saja unsur-unsur pada golongan VII A ?
2. Bagaimana persenyawaan unsur halogen ?
3. Bagaimana reaksi kimia unsur halogen ?
4. Bagaimana metode ekstraksi dan preparasi unsur halogen ?
5. Bagaimana pemanfaatan unsur halogen dalam kehidupan ?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui unsur-unsur pada golongan VII A.
2. Mengetahui persenyawaan unsur halogen.
3. Mengetahui reaksi kimia unsur halogen.
4. Mengetahui metode ekstraksi dan preparasi unsur halogen.
5. Mengetahui pemanfaatan unsur halogen dalam kehidupan.
1.4. Metode Penulisan
Metode yang dilakukan pada penulisan makalah ini adalah dengan studi
literatur pada ebook maupun internet dan artikel ilmiah.
BAB II
ISI
2.1. Golongan Unsur Halogen
Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan
golongan 17 dalam tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron valensi 7
pada subkulit ns²np⁵. Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari
abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya
‘pembentuk garam’ karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam
membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur nonlogam yang saling
berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya
diatomik.
Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-atom ini
cenderung menerima satu elektron dari atom lain atau dengan menggunakan
pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom unsur
halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion bermuatan negatif
satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut
halida.
Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya
membentuk ion negatif. Selain itu, halogen adalah golongan yang paling reaktif
karena unsur-unsurnya memiliki konfigurasi elektron pada subkulit ns2 np5. Golongan
halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin
(I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas.
2.1.1 Fluorin (9F)
Fluorin adalah yang paling reaktif dan paling elektronegatif dari semua unsur.
Fluorin adalah gas kuning pucat, diatomik, sangat korosif, mudah terbakar, dengan
bau yang menyengat. Fluorin adalah halogen paling ringan. Unsur ini bereaksi keras
dengan air untuk menghasilkan oksigen dan asam hidrofluorik yang sangat korosif.
Kelimpahan kerak bumi: 585 bagian per juta berat, 104 bagian per juta per mol.
Kelimpahan tata surya: 500 bagian per miliar berat, 30 bagian per miliar mol. Di
alam, fluorin terjadi terutama pada mineral fluorspar (CaF2) dan kriolit (Na3AlF6).
Secara komersial, produksi fluorin melibatkan elektrolisis campuran kalium fluoride
cair dan asam fluorida. Bentuk gas fluorin di anoda, dan gas hidrogen di katoda.
Lambang F
Golongan VII A
Warna Kuning pucat
Massa Atom 18,998403
Bentuk Gas
Titik Leleh -219.6 oC, 53.6 K
Titik Didih -188.1 oC, 85.1 K
Konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p5
Massa jenis 0,001696 g/cm3
2.1.2 Klorin (17Cl)
Klorin adalah gas kuning keabu-abuan, diatomik, padat dengan bau tajam (bau
pemutih). Klorin tidak ditemukan bebas di alam karena mudah bergabung dengan
hampir semua elemen lainnya. Klorin terjadi di alam terutama sebagai garam biasa
(NaCl), karnala [KMgCl2.6 (H20)], dan sylvite (KCl). Dalam bentuk cair dan padat,
klorin adalah zat pemutihan, pengoksidasi dan desinfektan yang kuat.
Kelimpahan kerak bumi: 145 bagian per juta berat, 85 bagian per juta per mol
Kelimpahan tata surya: 8 bagian per juta berat, 0,3 bagian per juta oleh mol. Gas Cl
diproduksi secara komersial dengan elektrolisis natrium klorida (NaCl) dari air laut
dan air garam dari tambang garam. Klor memiliki 16 isotop yang umur paruhnya
diketahui, dengan jumlah massa 31 sampai 46. Klorin alami adalah campuran dari
dua isotop stabil 35Cl dan 37Cl dengan kelimpahan alami masing-masing 75,8% dan
24,3%.
Golongan VII A (halogen) dan Non-logam
Warna Kuning kehijauan
Massa atom 35,453
Bentuk Gas
Titik leleh -101 oC , 172 K
Titik didih -34 oC , 239 K
Elektron 17
Proton 17
Neutron 18
Kulit elektron 2,8,7
Konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Massa jenis (20oC) 0.003214 g/cm3
Astatin (At), unsur kimia radioaktif dan anggota terberat dari unsur halogen,
atau Kelompok 17 (VIIA) dari tabel periodik. Astatin, yang tidak memiliki isotop
stabil, pertama kali diproduksi secara sintetik (1940) di Universitas California oleh
fisikawan Amerika Dale R. Corson, Kenneth R. MacKenzie, dan Emilio Segre, yang
membombardir bismuth dengan partikel alfa yang dipercepat (inti helium) untuk
menghasilkan astatine-211 dan neutron. Isotop alami astatine kemudian ditemukan
dalam jumlah kecil dalam tiga seri peluruhan radioaktif alami, di mana mereka terjadi
dengan percabangan minor (astatine-218 dalam seri uranium, astatine-216 dalam seri
torium, dan astatine-215 dan astatine- 219 dalam seri aktinium). Tiga puluh dua
isotop diketahui; astatine-210, dengan paruh 8,1 jam, adalah isotope dengan paruh
hidup terpanjang. Karena astatine tidak memiliki isotop stabil atau berumur panjang,
Astatin diberi nama dari kata astatos Yunani, yang berarti "tidak stabil."
2.1.6 Tennessine (117Ts)
Tennessin adalah logam radioaktif sintetis dan hanya diproduksi dalam jumlah
kecil. Kelimpahan pada kerak bumi adalah nihil. Kelimpahan pada Tata surya adalah
bagian per triliun berat, bagian per triliun oleh mol. Tennessin dapat diproduksi
dengan membombardir 249Bk dengan 48Ca dalam akselerator ion berat. Data awal
telah mengidentifikasi 2 isotop tennessin, dengan nomor massa 293 dan 294. Tidak
stabil. Perkiraan waktu paruh Tennessin-293 adalah 14 ms dan tennessine-294 78 ms.
Contoh reaksi halogen (kecuali F2) dengan air adalah sebagai berikut:
3. Iodine dan basa : ion OI– bereaksi sangat cepat, sehingga sulit untuk
diamati, reaksinya adalah sebagai berikut:
3.1. Kesimpulan
Halogen merupakan golongan VIIA dalam sistem periodik. Halogen merupakan
suatu pembentuk garam. Unsur-unsur yang termasuk golongan halogen adalah Fluor
(F), Klor (Cl), Brom (Br), Iodin (I), Astatin (At), dan Tennesin (Ts). Halogen
memiliki 7 elektron valensi, sehingga sangat reaktif karena mudah menerima 1
elektron. Karena kereaktifannya unsur-unsur halogen tidak dijumpai dalam keadaan
bebas. Masing-masing unsur dari golongan halogen dapat dimanfaatkan dalam aspek
biologi kehidupan.
3.2. Saran
Saran yang dapat diambil dari makalah ini adalah dengan adanya penjelasan
mengenai unsur-unsur yang terdapat dalam golongan halogen tersebut sebaiknya kita
dapat memahaminya dengan baik sebagai pengetahuan baru dan juga dapat
bermanfaat dalam hal-hal yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Cita, D. W & R. Adriyani. 2013. Kualitas Air dan Keluhan Kesehatan Pengguna
Kolam Renang Di Sidoarjo. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 7 (1) : 26-31.
Hessler, J. 1921. Essentials of Chemistry. B.J. Sanborn & Co, New York.
Hill, G. & J. Holman. 2000. Chemistry in Context. Nelson Thornes, New York