Anda di halaman 1dari 2

ASAM BASA LEWIS

Pada tahun 1932, ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam –
basa, sehingga dikenal adanya asam Lewis dan basa Lewis. Menurut teori asam basa Lewis
tersebut, yang dimaksud dengan asam Lewis adalah suatu senyawa yang mampu menerima
pasangan elektron dari senyawa lain, atau akseptor pasangan elektron, sedangkan basa Lewis
adalah senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron kepada senyawa lain atau donor
pasangan elektron. Reaksi seprti ini tidak menghasilkan air dan garam.
Kelebihan konsep lewis adalah konsep ini lebih umum dibandingkan definisi lainnya,
konsep ini bisa mencakup banyak reaksi asam-basa yang tidak melibatkan asam bronsted-
lowry. Misalnya reaksi antara NH3 dan BF3 berikut,

Atom B dalam BF3 memiliki hibridisasi sp2. Orbital 2p kosong yang tidak terhibridisasi
menerima sepasang elektron dari NH3. Jadi BF3 berfungsi sebagai asam meskipun tidak
mengandung proton yang dapat terionisasi.

Perhatikan pula reaksi berikut:

Pada reaksi di atas, H2O bertindak sebagai basa sedangkan CO2 bertindak sebagai asam.
Langkah pertama melibatkan pemberian sepasang elektron dari atom oksigen dalam H2O
kepada atom karbon dalam CO2. Satu orbital dikosongkan pada atom C untuk menampung
sepasang elektron dengan memindahkan pasangan elektron dalam ikatan pi C-O. Pergeseran
oleh tanda melengkung.

Teori asam basa Lewis lebih luas daripada teori asam basa Arrhenius dan teori asam basa
Bronsted-Lowry. Hal ini disebabkan :

1. Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut air, pelarut selain air,
bahkan tanpa pelarut.
2. Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa tanpa melibatkan transfer proton (H
+
), seperti reaksi antara NH3 dengan BF3
Dalam dunia kedokteran dan farmasi dikenal adanya senyawa basa Lewis yang digunakan
sebagai obat keracunan logam berat, misalnya merkuri, timbal, kadmium, dan sejenisnya.
Obat tersebut dikelompokan sebagai British Anti Lewis Acid (BAL). Kandungan obat
tersebut antara lain oksalat dan etilendiamintetraasetat (EDTA). Peranan BAL dalam obat
tersebut adalah mengikat logam berat agar mengganggu kerja enzim.

Hg2+(aq) + 2C2O42-(aq) → [Hg(C2O4)2]2-(aq)


Asam Basa

Cd2+(aq) + 2(EDTA4-)(aq) → [Cd(EDTA)2]6-(aq)


Asam Basa

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi Ketiga (Jilid 2). Jakarta:Erlangga

3. Teori Asam Basa Lewis

Teori asam basa terus berkembang dari waktu ke waktu. Pada tahun 1923, seorang ahli kimia
Amerika Serikat, Gilbert N. Lewis, mengemukakan teorinya tentang asam basa
berdasarkan serah terima pasangan elektron.
Lewis berpendapat :
asam adalah partikel (ion atau molekul) yang dapat menerima pasangan elektron
(akseptor elektron).
basa adalah partikel (ion atau molekul) yang memberi pasangan elektron (donor
elektron).
Reaksi asam basa menurut Lewis berkaitan dengan pasangan elektron yang terjadi pada
ikatan kovalen koordinasi. Perhatikan reaksi di bawah ini :

Pada reaksi antara BF3 dan NH3, BF3 bertindak sebagai asam, sedangkan NH3 bertindak
sebagai basa. Perhatikan pula reaksi berikut :

Pada reaksi di atas, H2O bertindak sebagai basa sedangkan CO2 bertindak sebagai asam.
Teori asam basa Lewis lebih luas daripada teori asam basa Arrhenius dan teori asam basa
Bronsted-Lowry. Hal ini disebabkan :

 Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut air, pelarut selain air,
bahkan tanpa pelarut.
 Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa tanpa melibatkan transfer proton (H
+
), seperti reaksi antara NH3 dengan BF3

Anda mungkin juga menyukai