Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Di dalam sistem periodik modern, Halogen terdapat pada golongan VIIA. Halogen
berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata halos yang berarti garam dan kata genes yang
berarti pembentuk. Jadi halogen merupakan pembentuk garam. Hal ini didasarkan pada sejarah
penemuan unsur – unsur halogen yang selalu didapatkan dari garam. Unsur – unsur yang
termasuk golongan halogen adalah Fluor ( F ), Klor ( Cl ), Brom ( Br ), Iod ( I ), dan Astatin (
At ). Halogen memiliki 7 elektron valensi, sehingga sangat reaktif karena mudah menerima 1
elektron. Karena kereaktifannya unsur – unsur halogen tidak dijumpai dalam keadaan bebas.
Halogen banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam tubuh manusia beberapa
unsur halogen berperan dalam metabolism tubuh. Misalnya, ion klorida yang mengatur osmosis
pada jaringan sel dan plasma darah. Iodin terdapat pada kelenjar tiroid sebagai hormon tiroksin
(C15H11O4NI4 ). Natrium klorida ( NaCl ) digunakan sebagai garam dapur. Dan masih banyak
lagi kegunaan unsur – unsur halogen.
Melihat banyaknya kegunaan dari unsur – unsur halogen, maka diperlukan berbagai pengetahuan
mengenai golongan tersebut seperti sumber, kelimpahan, sifat – sifat fisika dan kimia, serta cara
mengisolasi atau pembuatan unsur – unsur halogen. Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk
memberikan informasi tentang unsur – unsur halogen.

1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan Unsur Halogen itu?


2. Apa saja sifat-sifat fisis dan kimia yang dimiliki masing-masing unsur halogen?
3. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Memberikan penjelasan secara rinci mengenai bentuk, dan sifat Unsur-unsur Halogen
kepada pembaca
2. Digunakan sebagai bahan presentasi materi kimia unsur mata pelajaran Kimia

1
BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah dan pengertian unsur halogen

Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 17 (VII atau VIIA
pada sistem lama) di tabel periodik. Kelompok ini terdiri
dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br),yodium (I), astatin (At), dan unsur unun-septium (Uus) yang
belum ditemukan. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi
dengan logam. Istilah ini berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang
diadaptasi dari bahasa Yunani. Halogen juga merupakan golongan dengan keelektronegatifan
tertinggi, jadi ia juga merupakan golongan paling non-logam.

Ahli kimia Swedia Baron Jöns Jakob Berzelius mengistilahkan “halogen” yang dibentuk dari
kata-kata Yunani ἅλς (háls), “garam” atau “laut”, dan γεν- (gen-), dari γίγνομαι (gígnomai),
“membentuk” sehingga berarti “unsur yang membentuk garam”. Halogen akan
membentuk garam jika direaksikan dengan logam.
Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul diatom (misalnya Br2 dan Cl2). Mereka
membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga
cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam
yang terbentuk oleh ion ini disebut halida. Unsure halogen tidak pernah ditemukan dalam bentuk
bebasnya dialam karena sangat reaktif sehingga hanya dapat ditemukan dalam bentuk garam-
garamnya

Macam unsur halogen

1. Fluor (F)
Fluor merupakan unsur paling elektronegatif dan reaktif. Pertam akali diisolasi pada tahun
1886 oleh Maisson. Fluor adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang F dan nomor atom 9. Ditemukan dalam mineral fluorspar atau fluorit CaF2, Kristal
transparan : yang tidak berwarna, akan berwarna kebiruan jika terkena sinar, sifat ini juga disebut
“fluoresen”. Fluospar digambarkan sebagai fluor ( yang berati mengalir ), karena zat ini melebur
dan bergerak pada suhu 1330°c. mineral lain yang mengandung fluor adalah klorit Na3AlF6 dan
apatit 3Ca3(PO4)2.CaF2. Unsur ini merupakan gas halogen univalen beracun berwarna kuning-
hijau yang dalam bentuk murninya, unsur ini sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran
kimia parah begitu berhubungan dengan kulit.
2. Klor (Cl)
Klor adalah unsur kimia dengan simbol Cl dan nomor atom 17 ditemukan oleh Schecle pada
tahun 1774 sebagai senyawa asam klorida dan dinamai oleh Davi pada tahun 1810 sesuai dengan

2
warnanya ( cloros: kuning hijau ) yang menyatakan bahwa klorin benar-benar unsur baru, bukan
senyawa asam yang mengandung oksigen. Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan,
dan sangat beracun. Dalam bentuk cair atau padat, klor sering digunakan sebagai oksidan,
pemutih, atau desinfektan. Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam dan
senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk
pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk manusia. Klor ditemukan dalam kerak
bumi sebagai mineral ion-ion klorida seperti batu garam NaCl, karnalit KCl.MgCl2.6H2O, dan
kloroargirit AgCl, juga terdapat dalam air laut.
3. Brom (Br)
Brom adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki symbol Br dan nomor
atom 35 ditemukan oleh Ballard pada tahun 1826 ( bromos : berbau busuk ). Brom terdapat
sebagai bromide, sebagai garam magnesium dan garam logam alkali dalam air laut. Unsur
dari deret kimia halogen ini berbentuk cairan berwarna merah pada suhu kamar dan memiliki
reaktivitas di antara klor dan yodium. Dalam bentuk cairan, zat ini bersifat korosif
terhadap jaringan sel manusia dan uapnya menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan.
Dalam bentuk gas, bromin bersifat toksik. Dalam kerak bumi, brom sebagai mineral bromoargirit
AgBr.

4. Iodium (I)
Iodium (bahasa Yunani: Iodes – ungu), ditemukan oleh Courtois pada tahun 1812
adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki symbol I dan nomor atom 53. Yodium
adalah halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektropositif. Yodium
terutama digunakan dalam medis, fotografi, dan sebagai pewarna. Seperti halnya semua unsur
halogen lain, yodium ditemukan dalam bentuk molekul diatomik. Di alam ditemukan sebagai
iodide dalam air laut ( air asin ), ganggang laut, dan 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu
127I yang ditemukan dialam. Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap pada
temperature biasa membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Unsur halogen
ini larut baik dalam CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air.Kristal iodin dapat
melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir. Namun Iodin adalah
unsure yang dibutuhkan oleh hampir semua mahluk hidup.
5. Astatin (At)
Astatin dari bahasa Yunani αστατος (astatos) yang berarti “tak stabil”. adalah suatu unsur
kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang At dan nomor atom 85. Merupakan unsur
radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth dengan partikel-partikel alfa
(hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson, K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20 isotop
dari astatin, dan isotop At(210) mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang). Astatin lebih
logam disbanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, tetapi belum bisa diketahui apakah At
dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Unsur ini termasuk
golongan halogen dan merupakan unsure radioaktif yang terbentuk secara alami melalui
peluruhan uranium-235 and uranium-238. Astatin memiliki ‘waktu hidup’ di bumi sangat
singkat. Setelah astatin mengalami peluruhan, maka produk yang terbentuk adalah isotop timbal
(isotope lead). Dalam sebuah essay karya Isaac Asimov, Astatin terletak di dalam kerak bumi
dan jumlah totalnya diperkirakan hanya 1 0z/28 g pada waktu tertentu. Jumlah itu bahkan kurang
dari 1 sendok teh dan terjadi secara alami. Astatin telah masuk ke Guinness World Records
sebagai unsur yang paling langka di bumi. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan
CH3At.

3
Sifat Fisis Unsur Halogen

Berikut sifat-sifat fisis (fisika) unsur-unsur halogen. Khusus untuk unsur Astatin (At) belum
semua sifat-sifatnya dapat diidentifikasi akibat kelangkaan unsur tersebut.

Sifat F Cl Br I At
Cl2(g) (gas)
I2(s) (solid)
kuning
Br2(l)(liquid) ungu
F2(g) (gas) minyak merah hampir
tak berwarna kehijauan coklat hitam
Pada suhu kamar At(s)(solid)
Nomor atom 9 17 35 53 8
Berat atom 18,99 35,45 79,90 126,90 210
Jari-jari, X– [pm] 133 184 196 220 _
Jari-jari kovalen 72 100 114 133 150
Jari-jari van der wals 147 175 185 198 202
Elektronegatifitas (skala
Pauling) 4,0 3,0 2,8 2,5 2,2
Energy ionisasi
Ke-1 (KJ/mol)
1680,6 1255,7 1142,7 1008,7 926
Afinitas electron 332,6 348,5 324,7 295,5 270
Potensial elektroda (V) -2,87 -1,36 -1,07 -0,535 -0,3
Polarisabilitas(cc/atom) 1,04 x 10-4 3,66 x 10-24 4,77 x10-4 7,10 x10-24 _
Titik leleh X2 (°C) -219 -101 -7 +114 +302
Titik didih X2 -188 -34 +60 +185 +337
Titik didih H-X 19,5 -85 -67 -36 _
Energy ikat H-X 565 428 362 295 _
Rapatan ( g/cm3) 1,1 1,5 3,2 4,9 _

4
Volume atom,mL/mol 17.2 23,5 27,1 34,2 _
Kelimpahan,% berat 0,027 0,048 0,003 10-5 _

Diantara sifat fisik golongan halogen dapat dijelaskan bahwa titik didih dan titik didih molekul
diatomik halogen naik secara perlahan dan hal ini berkaitan dengan sifat polarisabilitas molekul-
molekul yang bersangkutan. Sifat polarisabilitas molekul diatomik halogen naik secara perlahan
disebabkan dengan naiknya nomor atom disebabkan oleh naiknya jari-jari atau volume atom dan
jumlah total elektron sehingga posisi elektron makin mudah terdistribusi secara tak homogeni
sepanjang waktunya. Dengan demikian berakibat pada naiknya gaya dispersi atau gaya London
dan pada gilirannya mengakibatkan naiknya titik didih dan titik leleh molekulnya.

Sifat kimia unsur halogen

1. Kereaktifan
Unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti keberadaan halogen di alam
sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi oleh keelektronegatifannya. Semakin tinggi
keelektronegatifan maka semakin reaktif unsur halogen karena semakin mudah menarik elektron.
Kereaktifan halogen juga di pengaruhi oleh energi ikatan halogen.semakin kecil energi ikatan
halogen, semakin mudah di putuskan ikatan tersebut sehingga semakin reaktif halogen.

2. Daya oksidasi
Halogen merupakan pengoksidasi kuat. Sifat oksidator dari atas kebawah semakin lemah,
sehingga halogen-halogen dapat mengoksidasi ion halida di bawahnya. Sedangkan sifat reduktor
ion halida makin ke bawah semakin kuat.

3. Membentuk molekul diatomik


Unsur halogen selalu dalam bentuk molekul diatomik yang sangat reaktif terhadap unsur
logam maupun nonlogam.

4. Asam Halogen
Urutan kekuatan asam halida:HF<HCL<HBr

5. Kelarutan dalam air


Fluor, klor, dan brom larut dalam air sedangkan iod sukar larut. Iod lebih mudah larut dalam
KI dan pelarut organic seperti alkohol, eter, CHCl3, CCl4
6. Daya oksidasi halogen
Semua halogen mempunyai potensial reduksi standar positif. Hal ini menunjukkan bahwa
semua halogen merupakan oksidator dan mempunyai kecenderungan daya oksidasi semakin
lemah dari F ke I (F2 > Cl2 > Br2> I2).
Menurunnya daya oksidasi halogen, berarti menunjukkan semakin kuatnya daya reduksi halida
dengan kecenderungan daya reduksi I– > Br– > Cl– > F–.

5
Dengan memperhatikan harga potensial elektroda dari masing-masing halogen, maka halida akan
dapat dioksidasi oleh halogen yang mempunyai daya oksidasi lebih tinggi. Harga potensial
reduksi standar halogen adalah sebagai berikut:

F2(g) + 2e → 2F–(aq) Eo = + 2,87 V


Cl2(g) + 2e → 2 Cl– (aq) Eo = +1,36 V

Br2(l) + 2e →2 Br (aq) Eo = + 1,07 V
I2(s) + 2e ⇌ 2 I–(aq) Eo = +0,58 V
Dari harga potensial reduksi standar di atas, maka :

2Cl–(aq) + F2(g) → 2 F–(aq) + Cl2(g) Eo = +1,51 V (reaksi spontan)


2Cl (aq) + Br2(g) → Cl2(g) + 2Br–(aq)

Eo = -0,03 V ( reaksi tidak spontan)
Dari reaksi tersebut dapat disimpulkan dalam sistem periodik unsur, halogen dapat mendesak
halida di bawahnya dari suatu senyawa.

Asam halida (HX), Pada suhu kamar semua asam halida (HX) berupa gas, tidak berwarna dan
berbau menusuk. Asam halida terdiri dari asam fluorida (HF), asam klorida (HCl), asam bromida
(HBr), dan asam iodida (HI). Kekuatan asam halida bergantung pada kekuatan ikatan antara HX
atau kemudahan senyawa halida untuk memutuskan ikatan antara HX.

Dalam golongan VII A, semakin keatas ikatan antara atom HX semakin kuat. Urutan kekuatan
asam :

HF < HCl < HBr < HI

Titik didih asam halida dipengaruhi oleh massa atom relative (Mr) dan ikatan antar molekul :

 Semakin besar Mr maka titik didih semakin tinggi.


 Semakin kuat ikatan antarmolekul maka titik didih semakin tinggi.
 Pengurutan titik didih asam halida:
HF > HI > HBr > HCl

Pada senyawa HF, walaupun memiliki Mr terkecil tetapi memiliki ikatan antar molekul yang
sangat kuat “ikatan hydrogen” sehingga titik didihnya paling tinggi.

Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki bilangan
oksidasi ( +1, +3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen lebih
elektronegatifan. Pembentukannya :

X2O + H2O → 2HXO


X2O3 + H2O → 2HXO2
X2O5 + H2O → 2HXO3

6
X2O7 + H2O → 2HXO4
Biloks Oksida Asam Asam Asam Asam
Halogen Halogen Oksilhalida Oksilklorida Oksilbromida Oksiliodida penamaan
Asam
+1 X2O HXO HClO HBrO HIO hipohalit
+3 X2O3 HXO2 HClO2 HBrO2 HIO2 Asam halit
+5 X2O5 HXO3 HClO3 HBrO3 HIO3 Asam halat
Asam
+7 X2O7 HXO4 HClO4 HBrO4 HIO4 perhalat
Semakin banyak atom oksigen pada asam oksilhalida maka sifat asam akan semakin kuat. Hal
tersebut akibat atom O disekitar Cl yang menyebabkan O pada O-H sangat polar sehingga ion
H+mudah lepas. Urutan kekuatan asam oksilhalida:
HClO > HBrO > HIO

asam terkuat dalam asam oksil halida adalah senyawa HClO4 (asam perklorat)

Reaksi – reaksi Pembentukan Senyawa Halogen

1. Reaksi Dengan Logam


Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam menghasilkan senyawa garam/halida logam.

Na + Cl2 → NaCl

2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3

Sn + 2Cl2 → SnCl4
Mg + Cl2 → MgCl2
2Al + 3Cl2 → 2AlCl3
2B +3Cl2 → 2BCl3
2Si + 2Cl2 → SiCl4
Halida logam yang terbentuk bersifat ionik jika energi ionisasina rendah dan logamnya memiliki
biloks rendah. Hamper semua halide bersifat ionik. Contoh Na+, Mg2+, Al3+. Sedangkan yang
bersifat semi ionok adalah AlCl3.
2. Dengan Hidrogen
Halogen berikatan dengan hidrogen untuk membentuk hidrogen halida.

H2 + X2 → 2HX (X mewakili satu-satu halogen)

7
Kereaktifan ikatan berkurang apabila semakin menurun kerana ukuran atom yang semakin besar.
Hidrogen klorida meletup jika terkena sinaran ultraviolet tetapi H dan Br hanya akan berikatan
dengan perlahan . Iodin juga akan berikatan dengan H jika diberikan energi, namun ikatan ini
tidak lengkap.

F2 + H2 → 2HF (bereaksi kuat di tempat gelap)


Cl2 + H2 → 2HCl (bereaksi di tempat terang)
Br2 + H2 → 2HBr (bereaksi pada suhu 500oC)
I2 + H2 → 2HI (bereaksi dengan pemanasan katalis Pt )
Corak kereaktifan ini dapat diterangkan dengan dua cara. Pertama, melalui ukuran atom halogen.
Oleh kerana semua halogen berikatan dengan hidrogen, maka ukuran hidrogen adalah tetap.
Semakin kebawah, ukuran atom semakin besar dengan pertambahan petala. Hal ini menyusahkan
inti hidrogen berinteraksi dengan inti halogen untuk membentuk ikatan kovalen.

3. Reaksi dengan Non Logam


Halogen bereaksi dengan non-logam membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen
dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain. Contoh :

Xe + F2 → XeF2

2Kr + 2F2 → KrF4

2P + 3Cl2 → 2PCl3
4. Reaksi halogen dalam larutan air
Semua halogen larut dalam air dan membentuk asam halida dan asam hipohalida. Fluor
bereaksi sempurna dengan air. Berbeda dari Cl2, Br2, dan I2, fluor sangat cepat bereaksi dengan
air menghasilkan O2 dan HF, dengan reaksi sebagai berikut:
2F2 (g ) + 2 H2O (l) → 4 HF (aq) + O2 (g)
Salah satu sifat HF yang paling penting adalah HF dalam bentuk larutan akan bereaksi dengan
SiO2sehingga dalam penyimpanannya harus disimpan dalam plastik teflon dan tidak dalam kaca.
4 HF + SiO2 → SiF4 + 2H2O
Sedangkan halogen lainnya selain larut juga membentuk senyawa asam hipohalit yaitu suatu
asam lemah dan asam halida.

Air Khlor : Cl2 + H2O → HCL + HClO


Air Brom : Br2 + H2O → HBr + HbrO
Iodine tidak dapat larut dalam air sehingga tidak bereaksi.

I2 + H2O –> (tidak bereaksi)


Tetapi I2 larut dalam larutan KI
I2 + KI –> KI3
Brom dan iod dapat larut dalam pelarut non polar, seperti alcohol CCl4, CHCl3, dan CS2.
5. Reaksi dengan basa

8
Reaksi halogen dengan basa enser dingin menghasilkan halida (X–) dan hipohalida (XO–),
sedangkan reaksi halogen dengan basa pekat panas menghasilkan halida (X–) dan halat (XO3–).
Contoh :
X2 + 2NaOH ( aq, encer) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
X2 + 2NaOH ( aq, pekat) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
2F2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → 2NaF + OF2 + H2O
2F2 + 2NaOH ( pekat, panas ) → NaX + O2 + H2O
6. Reaksi Halogen dengan unsur golongan IV A
Semua unsur golongan IV A kecuali karbon, dapat bereaksi langsung dengan Halogen
membentuk senyawa Halida.

Contoh:
Si(s) + 2Cl2(g) → SiCl4
7. Reaksi Halogen dengan unsur golongan V A
Unsur – unsur Halogen dengan unsur golongan V A, kecuali N2 dapat bereaksi langsung
pada suhu kamar.
Contoh: P4(s) + 6 Cl2(g) → 4PCl3(g)
8. Reaksi Halogen dengan Halogen
Unsur – unsur Halogen dengan unsur halogen yang lain dapat membentuk senyawa antar
halogen dengan rumus molekul XX’n’ dengan X’ elektronegatif daripada X dan n merupakan
bilangan gasal.
Contoh:
I2(g) + 3F2(g) → 2IF3(g)
I2(g) + 5F2(g) → 2IF5(g)
Br2(g) + Cl2(g) → BrCl(g)
9. Reaksi Halogen dengan Halida
Dengan memperhatikan harga potensial elektron dari masing – masing halogen, maka halida
akan dapat dioksidasi oleh halogen yang mempunyai daya oksidasi lebih tinggi. Harga potensial
elektrode halogen sebagai berikut:

Fe2(g) + 2e– ↔ 2F–(aq) E° = +2,87 V


Cl2(g) + 2e– ↔ Cl–(aq) E° = +1,36 V
Br2(l) + 2e– ↔ 2Br–(aq) E° = +1,07 V
I2(s) + 2e– ↔ 2I–(aq) E° = +0,54 V
Perhatikan reaksi berikut:

2Cl–(aq) + Fe(g) → 2F–(aq) + Cl2 E° = +1,51 V (reaksi spontan)


– –
2Cl (aq) + Br2(g) → Cl2(g) + 2Br (aq) E° = +0,03 V (reaksi tak spontan)
Dari dua reaksi tersebut dapat disimpulkan tentang reaksi antara halida dan halogen sebagai
berikut.

Bila halida direaksikan dengan halogen yang terletak diatas nya dalam sistem periodik unsur,
maka halida tersebut akan mengalami oksidasi menghasilkan halogen . sebalik nya, halogen akan
mengalami reduksi menjadi halida.

9
Akan tetapi hal yang sebalik nya tidak dapat terjadi, sebab reaksi akan mempunyai potensial
reaksi negatif.

Kegunaan dan bahaya Unsur halogen

Kegunaan

1.Flour
 Na2SiF6 dicampur dengan pasta gigi yang berfungsi sebagai penguat gigi
 NaF sebagai pengawet kayu dari serangga
 Gas F2dalam proses pengolahan isotop uranium sebagai bahan bakar reaksi nuklir
 CF2Cl (freon-12) sebagai pendingin kulkas dan AC
 Teflon sebagai plastik tahan panas
2. Chlor
 Cl2 sebagai desinfektan / DDT (Dikloro Difenil Trikloro) pembunuh kuman yang dapat
menyebabkan penyakit atau sebagai insektisida.
 NaCl sebagai garam dapur
 KCl untuk pupuk
 NH4Cl sebagai elektrolit pengisi batu baterai
 NaClO sebagai bleaching agent (pemutih), yakni pengoksidasi zat warna
 Ca(OCl)2 atau kaporit sebagai desinfektan pada air
 ZnCl2sebagai bahan pematri atau solder
 PVC (Polivinil klorida) digunakan sebagai plastik untuk pipa pralon.
 KClO3digunakan dalam industri korek api.
3. Brom
 NaBr digunakan dalam kedokteran sebagai obat penenang saraAgBr untuk film fotografi,
karena AgBr memiliki kepekaan terhadap cahaya
 CH3Br sebagai bahan campuran zat pemadam kebakaran
 C2H4Br2ditambahkan pada bensin agar timbal dalam bensin tidak mengendap, karena diubah
menjadi PbBr2
4. Yodium
 I2dalam alkohol sebagai anti septik luka agar tidak terkena infeksi
 KIO3sebagai tambahan yodium dalam garam dapur
 I2digunakan untuk mengetes amilum dalam industri tepung
 NaI ditambahkan garam dapur untuk mengurangi kekurangan yodium
Bahaya

1. Flour
 Fluorida memiliki racun yang bersifat kumulatif dan sangat beracun, jika dalam bentuk
murni dia sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah bila bersentuhan
langsung dengan kulit.
 Adanya komponen fluorin dalam air minum yang melebihi 2 ppm dapat menimbulkan
lapisan kehitaman pada gigi.

10
 Dalam bentuk fluorine, zat ini tidak langsung dihisap tanah tapi langsung masuk ke dalam
daun-daun sehingga menyebabkan daun berwarna kuning kecoklatan. Jika daun tersebut
dimakan oleh binatang maka bisa menyebabkan penyakit gigi rontok.
2. Klor
 Menurut para ahli, kalau klorin bersenyawa dengan zat organik, seperti air seni atau
keringat, maka akan menghasilkan senyawa sejenis nitrogen triklorin yang dapat
mengakibatkan iritasi hebat. Senyawa organik tersebut selanjutnya dapat bereaksi menjadi
gas di kolam tertutup dan membawa dampak terhadap sel-sel tubuh yang melindungi paru-
paru.
 Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lendir dan dapat membakar kulit dan
bersifat sangat beracun.
 CFC (Chloro Fluoro Carbon), yang terlepas ke udara dapat menimbulkan kerusakan pada
lapisan ozon.
 Kloramina, NH4Cl zat ini sangat beracun terhadap kerang-kerang dan binatang air lainnya.
 Kloroform CHCl3, yang ditemukan dalam air terklorinasi, yang dianggap , mutagenik (dapat
menimbulkan mutasi), tetraogenik (menimbulkan kerusakan pada kelahiran) atau
karsiogenik (menimbulkan kangker).
3. Brom
 Dalam bentuk gas, brom bersifat toksik
 Dalam bentuk cairan zat ini bersifat korosifterhadap jaringan sel manusia dan uapnya
menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan.
 Ketika brom tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom
mengakibatkan bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus
diperhatikan selama menanganinya.
 Timbal bromida yang terbentuk dalam mesin cenderung merusak mesin, serta sifatnya yang
mudah menguap yang lolos bersama gas-gas buangan yang dapat mencemari atmosfer.
4. Iodin
 Kristal iodin dapat melukai kulit
 Uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir
 Pada saat ini dikenal suatu jenis penyakit yang disebabkan dari kekurangan yodium yaitu
Gaky “ Gangguan Akibat Kekurangan Yodium” merupakan penyakit yang dapat
menyebabkan retardasi mental. Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium atau kekurangan
yodium. Saat ini diperkirakan 1,6 miliar penduduk dunia mempunyai risiko kekurangan
yodium, dan 300 juta menderita gangguan mental akibat kekurangan yodium. Kira-kira
30.000 bayi lahir mati setiap tahun, dan lebih dari 120.000 bayi kretin, yakni retardasi
mental, tubuh pendek, bisu tuli atau lumpuh.Diantara mereka yang lahir normal, dengan
konsumsi diet rendah yodium akan menjadi anak yang kurang intelegensinya, bodoh, lesu
dan apatis dalam kehidupannya.
 Efek yang sangat dikenal orang akibat kekurangan yodium adalah gondok, yakni
pembesaran kelenjar tiroid di daerah leher.

11
BAB III

PENUTUP

1. Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Unsur halogen merupakan unsur yang paling non-logam dan reaktif

2) Beberapa unsur halogen banyak terdapat di alam dalam bentuk senyawa garamnya

3) Unsur halogen banyak digunakan dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari serta
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup mahluk hidup

12
Lampiran-Lampiran

contoh unsur bromin contoh unsur fluor

contoh unsur klorin contoh unsir iodin

13

Anda mungkin juga menyukai