Kimia Dasar II
PERCOBAAN V
HALOGEN DAN UNSUR TRANSISI
Histori Laporan Rngkasan Praktikum: Unsur halogen terdiri dari unsur Florin dengan lambang unsur
Konsul 1: F, klorin dengan lambang unsur Cl, Bromin dengan lambang unsur Br. lodin dengan
Konsul 2: lambang unsur 1 dan Astatin dengan lambang unsur At. Logam transisi didefinisikan
ACC: sebagai sebuah unsur yang memiliki subkulit yang tidak terisi penuh atau dapat
membentuk kation dengan subkulit yang tidak terisi penuh. Logam transisi ini juga
merupakan salah satu unsur kimia yang mempunyai elektron valensi. Tujuan dari
percobaan kali ini adalah agar dapat membedakan logam satu dengan logam yang lain
berdasarkan warna yang dipancarkan masing-masing logam dan untuk mengetahui
sifat dari beberapa unsur halogen. Prosedur kerja pada percobaan ini adalah uji
halogen dan uji logam transisi yang didalamnya terdapat beberapa perlakuan
.Keywords: Unsur halogen, unsur transisi, klor, brom, kompleks tembaga, kompleks besi,
dan Yod.
PENDAHULUAN
Asal kata halogen adalah bahasa Yunani yang berarti produksi garam dengan reaksi langsung dengan
logam. Karena kereaktifannya yang sangat tinggi, halogen ditemukan di alam hanya dalam bentuk senyawa.
Unsur halogen termasuk unsur non logam yang sangat reaktif dengan konfigurasi electron pada kulit terluar
ns2 np5. Unsur-unsur ini cenderung menangkap satu elektron untuk mencapai kestabilan gas mulia sehingga
merupakan oksidator kuat. Karena kereaktifannya unsur ini tak terdapat sebagai atom bebas di alam. Umumnya
terdapat sebagai garam ionik jika bersenyawa dengan unsur logam. Kereaktifan unsur halogen makin menurun
dengan naiknya nomor atom, begitupun dengan sifat oksidatornya serta nilai keelektronegatifannya.
Pembuatan halogen umumnya dilakukan dengan mengoksidasi ion halide dalam senyawa garam atau asam
dengan menggunakan suatu oksidator kuat seperti KMnO4, batu kawi, K2Cr2O7 dan sebagainya. Cara ini tidak
berlaku bagi pembuatan F2 dan Astatin.Cukup banyak senyawa halogen yang bermanfaat bagi manusia dan
umumnya dapat dibuat dengan reaksi kimia biasa ataupun reaksi redoks.(Tim kimia Anorganik II.2014.Hal : 9-11)
Perlu pula dicatat bahwa halogen adalah lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga ikatan C-X bersifat
polar di mana karbon mengemban muatan posisif partial (δ+) dan halogen muatan negatif partial (δ-). Dengan
demikian kerapatan elektron pada halogen lebih tinggi daripada karbon.(Firdaus.2011.Hal: 2)
Unsur-unsur deret peralihan utama (kadang-kadang disebut juga unsur-unsur “Kelompok d”) mengandung
atom-atom atau ion-ion dengan orbital d yang belum terisi penuh. Sedangkan unsur-unsur peralihan dalam
mengandung atom-atom dengan orbital f yang belum penuh. Kedua deskripsi ini cocok untuk semua unsur-unsur
pada bagian tengah tabel berkala. Sehingga lebih dari separuh unsur-unsur yang telah ditemukan termasuk dalam
deret peralihan atau peralihan dalam. Sifat kimia unsur-unsur ini penting secara teoritis maupun secara praktis. Satu
sifat penting unsur peralihan ialah kemampuannya untuk membentuk ion kompleks. Sifat-sifat unsur peralihan deret
pertama (Z = 21 sampai Z = 29). Titik cair yang tinggi, daya hantar listrik yang baik, dan kekerasan sedang sampai
tinggi adalah akibat dari cepat tersedianya elektron dan orbital untuk elektron dan orbital untuk membentuk ikatan
logam. Potensial elektroda baku meningkat sesuai dengan meningkatnya nomor atom sepanjang deret peralihan.
(Petrucci, 1987:141-142)
1-10 1-2
Unsur-unsur transisi mempunyai karakteristik konfigurasi elektronik (n-1)d ns , tidak penuh pada orbital
d bagi atom atau ionnya. Energi elektron dalam orbital (n-1)d isi selalu lebih rendah dibanding dengan energi
2
elektron dalam orbital ns , dengan perkecualian stabilitas lebih tinggi pada konfigurasi penuh atau setengah penuh.
Peran orbital (n-1)d ini menentukan tingkat oksidasi yang bervariasi, pembentukan senyawa kompleks, sifat
magnetik spesies yang bersangkutan. Unsur transisi berperan sebagai katalisator baik dalam bentuk unsurnya
maupun dalam bentuk senyawa kompleksnya (UNY, 2003).
Unsur transisi deret pertama adalah unsur – unsur logam transisi yang terletak pada periode paling atas dalam
kelompok logam transisi pada tabel periodik unsur. Unsur – unsur tersebut antara lain Sc, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co,
Ni, Cu, dan Zn. Unsur–unsur ini memiliki elektron valensi pada orbital d sehingga memiliki beberapa sifat seperti
katalis, warna larutan dan kemagnetannya. Unsur – unsur ini meskipun struktur geometri senyawa kompleksnya
lebih mudah diprediksi daripada senyawa kompleks golongan lantanida, dari kiri ke kanan mempunyai jumlah
elektron valensi, jumlah elektron pada orbital d, muatan inti efektif, jari–jari kation yang berbeda–beda sehingga
memiliki reaktifitas yang berbeda terhadap anion tertentu. Pada beberapa kasus, reaktifitas ion – ion logam transisi
berhubungan dengan sifat kekerasan dan kelunakan dari kation dan anionnya. Reaktifitas suatu senyawa dapat
diamati dari adanya perubahan warna maupun terbentuknya endapan. Reaktifitas suatu senyawa khususnya yang
mengandung ion logam transisi tergantung beberapa faktor, misalnya muatan dan jari – jari ion, serta konfigurasi
elektron di orbital d. Reaktifitas berbeda dengan kestabilan, dimana reaktifitas lebih ditekankan pada kecepatan
terjadinya suatu reaksi kimia dengan zat lain sedangkan kestabilan difokuskan pada besarnya nilai K yang
dihasilkan suatu reaksi. Suatu senyawa dapat bersifat labil akan bereaksi lebih cepat daripada senyawa yang inert
(Khunur, 2012).
PROSEDUR PERCOBAAN
ABDUR RAHMAN
Halogen Dan Unsur Transisi
gelembung gas brom pada tabung reaksi. Setelah selesai, ambil dan tutuplah tabung reaksi. Masukkan air brom
yang terdapat pada tabung reaksi tadi kedalam tabung reaksi A, tabung reaksi B, dan tabung reaksi C masing-
masing 1 mL, Pada tabung A tambahkan CCL, 1 ml, tabung B. tambahkan CCl; 1 mL dan NaCl 1 mL. serta pada
tabung C tambahkan CCl4 1 mL dan KI I MI Kocok dan lihat perubahan yang terjadi. 2.1.3. Pembuatan air Yod
A. Hasil
1.Uji Halogen
Hasil Reaksi
No. Perlakuan Penambah 1 Penambah Penambah 3
2
𝑀𝑛𝑂2 + 𝐻𝐶𝑙 Air clor 1 mL Air clor 1 Air clor 1 mL
+ 𝐻2 𝑜 𝐶𝐶𝑙4 1 mL mL 𝐶𝐶𝑙4 1 mL
1. 𝐶𝐶𝑙4 1 𝐾𝐼 1 mL
mL
Setetes
𝐾𝐵𝑟
𝐾𝐵𝑟 + 𝐾𝐼
ABDUR RAHMAN
Halogen Dan Unsur Transisi
Hasil Reaksi
No. Perlakuan Penambah 1 Penambah Penambah 3
2
1. 𝐶𝑢𝑆𝑂4 0,25 𝑀 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 2 𝑚𝐿 𝐻𝐶𝑙 2 𝑚𝐿 𝑁𝐻4 2 mL
Hasil Reaksi
No. Perlakuan Penambah 1 Penambah Penambah 3 Penambah 4
2
1. 𝐹𝑒𝐶𝑙3 0,05 𝑀 Aquades 2 mL HCl 2 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 2 𝑚𝐿 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 2 𝑚𝐿
mL + 𝑁𝐻4 𝑆𝐶𝑁 + 𝑁𝑎𝐹
2. 1 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑁𝐻4 𝑆𝐶𝑁
𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝐵
2
3. 1 Setetes NaF
𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝐶
2
4. 𝐹𝑒𝐶𝑙3 0,05 𝑀 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 2 𝑚𝐿
+ 𝑁𝐻4
+ 𝐶𝑢𝑆𝑂4 0,25 𝑀
ABDUR RAHMAN
Halogen Dan Unsur Transisi
3.Mekanisme Reaksi
𝑀𝑛𝑂2 + 𝐻𝐶𝑙 + 𝐻2 𝑂 Terjadi penguapan yang ditandai dengan adanya gelembung
B. Pembahasan
Unsur-unsur halogen merupakan unsur yang terdapat dalam golongan VII A, di mana pembuatan
unsur ini dapat dilakukan dilaboratorium dengan cara cukup mudah. Pembuatan klor, Brom, dan Iot dalalm
laboratorium, masing-masing berdasarkan pada oksidasi Ion Cl-, Br-, dan I- menggunakan satu oksidator.
Sedangkan unsur transisi merupakan unsur-unsur yang terletak antara kelompok logam reaktif
dengan kelompok non logam reaktif serta yang memiliki subkulit D atau subkulit F yang terisi sebagian
percobaan halogen pada tabung A terjadi suatu reaksi yang ditandai dengan terdapatnya dua frasa
yang tidak melarutkan satu sama lain kemudian pada tabung B terjadi suatu reaksi yang ditandai dengan
adanya dua lapisan larutan, berwarna kuning diatas dan berwarna bening dibawah dan yang terakhir pada
tabung C terjadi reaksi yang ditandai adanya dua lapisan larutan, berwarna merah diatas dan bewarna
bening dibawah.
uji logam transisi kompleks tembaga pada tabung A terjadi reaksi yang ditandai dengan larutan
berubah menjadi berwarna biru kemudian pada tabung B larutan nya berwarna hijau dan pada tabung C
larutan nya berwarna biru muda.
Pemisahan unsur Cl menggunakan Mno2 ini dilakukan karena mampu mengikat unsur H kemudian
dilakukan nya pembakaran pada larutan ini dilakukan untuk menaikan temperatur larutan sebagai katalis
untuk membantu memisahkan Cl Perubahan yang terjadi pada percobaan logam transisi ini terjadi karena
unsur-unsur didalam nya saling bereaksi sehingga terjadilah perubahan warna kemudian pada percobaan
ini ada larutan yang terlarut dan tidak terlarut serta polar dan tidak polar ini disebabkan oleh momen dipol
hal hal yang mempengaruhi kelarutan, ada larutan yang larut dan tidak larut, larut karena unsur unsur nya
itu terdapat pada 1 golongan yang sama sementara tidak terlarut karena unsur unsur nya tidak berada pada
golongan yang sama
KESIMPULAN
Perubahan warna pada pengujian logam transisi terjadi karena unsur unsur yang ada pada larutan tersebut saling
bereaksi kemudian CaCl membuktikan Cl yang diekstrasi
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph, H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3 Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga.
Tim Kimia anorganik.2014,Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Jambi : Universitas Jambi
ABDUR RAHMAN
Halogen Dan Unsur Transisi
ABDUR RAHMAN