Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

Kimia Dasar II
PERCOBAAN V
HALOGEN DAN UNSUR TRANSISI

HALOGEN DAN UNSUR TRANSISI


ABDUR RAHMAN
KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Praktikum: 11-05-2022

Histori Laporan Rngkasan Praktikum: Unsur halogen terdiri dari unsur Florin dengan lambang
Konsul 1: unsur F, klorin dengan lambang unsur Cl, Bromin dengan lambang unsur Br. lodin
Konsul 2: dengan lambang unsur 1 dan Astatin dengan lambang unsur At. Logam transisi
ACC: didefinisikan sebagai sebuah unsur yang memiliki subkulit yang tidak terisi penuh
atau dapat membentuk kation dengan subkulit yang tidak terisi penuh. Logam transisi
ini juga merupakan salah satu unsur kimia yang mempunyai elektron valensi. Tujuan
dari percobaan kali ini adalah agar dapat membedakan logam satu dengan logam
yang lain berdasarkan warna yang dipancarkan masing-masing logam dan untuk
mengetahui sifat dari beberapa unsur halogen. Prosedur kerja pada percobaan ini
adalah uji halogen dan uji logam transisi yang didalamnya terdapat beberapa
perlakuan

.Keywords: Unsur halogen, unsur transisi, klor, brom, kompleks tembaga, kompleks besi,
dan Yod.

PENDAHULUAN

Asal kata halogen adalah bahasa Yunani yang berarti produksi garam dengan reaksi langsung dengan
logam. Karena kereaktifannya yang sangat tinggi, halogen ditemukan di alam hanya dalam bentuk senyawa.

Unsur halogen termasuk unsur non logam yang sangat reaktif dengan konfigurasi electron pada kulit
terluar ns2 np5. Unsur-unsur ini cenderung menangkap satu elektron untuk mencapai kestabilan gas mulia sehingga
merupakan oksidator kuat. Karena kereaktifannya unsur ini tak terdapat sebagai atom bebas di alam. Umumnya
terdapat sebagai garam ionik jika bersenyawa dengan unsur logam. Kereaktifan unsur halogen makin menurun
dengan naiknya nomor atom, begitupun dengan sifat oksidatornya serta nilai keelektronegatifannya.

Pembuatan halogen umumnya dilakukan dengan mengoksidasi ion halide dalam senyawa garam atau
asam dengan menggunakan suatu oksidator kuat seperti KMnO 4, batu kawi, K2Cr2O7 dan sebagainya. Cara ini
tidak berlaku bagi pembuatan F2 dan Astatin.Cukup banyak senyawa halogen yang bermanfaat bagi manusia dan
umumnya dapat dibuat dengan reaksi kimia biasa ataupun reaksi redoks.(Tim kimia Anorganik II.2014.Hal : 9-
11)

Perlu pula dicatat bahwa halogen adalah lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga ikatan C-X
bersifat polar di mana karbon mengemban muatan posisif partial (δ+) dan halogen muatan negatif partial (δ-).
Dengan demikian kerapatan elektron pada halogen lebih tinggi daripada karbon.(Firdaus.2011.Hal: 2)

Unsur-unsur deret peralihan utama (kadang-kadang disebut juga unsur-unsur “Kelompok d”) mengandung
atom-atom atau ion-ion dengan orbital d yang belum terisi penuh. Sedangkan unsur-unsur peralihan dalam
mengandung atom-atom dengan orbital f yang belum penuh. Kedua deskripsi ini cocok untuk semua unsur-unsur
pada bagian tengah tabel berkala. Sehingga lebih dari separuh unsur-unsur yang telah ditemukan termasuk dalam
deret peralihan atau peralihan dalam. Sifat kimia unsur-unsur ini penting secara teoritis maupun secara praktis.
Satu sifat penting unsur peralihan ialah kemampuannya untuk membentuk ion kompleks. Sifat-sifat unsur
peralihan deret pertama (Z = 21 sampai Z = 29). Titik cair yang tinggi, daya hantar listrik yang baik, dan

UPT. LABORATORIUM TERPADU UNIT KIMIA


Halogen Dan Unsur Transisi

kekerasan sedang sampai tinggi adalah akibat dari cepat tersedianya elektron dan orbital untuk elektron dan
orbital untuk membentuk ikatan logam. Potensial elektroda baku meningkat sesuai dengan meningkatnya nomor
atom sepanjang deret peralihan. (Petrucci, 1987:141-142)

Unsur-unsur transisi mempunyai karakteristik konfigurasi elektronik (n-1)d 1-10 ns 1-2, tidak penuh pada
orbital d bagi atom atau ionnya. Energi elektron dalam orbital (n-1)d isi selalu lebih rendah dibanding dengan
energi elektron dalam orbital ns 2, dengan perkecualian stabilitas lebih tinggi pada konfigurasi penuh atau
setengah penuh. Peran orbital (n-1)d ini menentukan tingkat oksidasi yang bervariasi, pembentukan senyawa
kompleks, sifat magnetik spesies yang bersangkutan. Unsur transisi berperan sebagai katalisator baik dalam
bentuk unsurnya maupun dalam bentuk senyawa kompleksnya (UNY, 2003).

Unsur transisi deret pertama adalah unsur – unsur logam transisi yang terletak pada periode paling atas
dalam kelompok logam transisi pada tabel periodik unsur. Unsur – unsur tersebut antara lain Sc, Ti, V, Cr, Mn,
Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn. Unsur–unsur ini memiliki elektron valensi pada orbital d sehingga memiliki beberapa
sifat seperti katalis, warna larutan dan kemagnetannya. Unsur – unsur ini meskipun struktur geometri senyawa
kompleksnya lebih mudah diprediksi daripada senyawa kompleks golongan lantanida, dari kiri ke kanan
mempunyai jumlah elektron valensi, jumlah elektron pada orbital d, muatan inti efektif, jari–jari kation yang
berbeda–beda sehingga memiliki reaktifitas yang berbeda terhadap anion tertentu. Pada beberapa kasus,
reaktifitas ion – ion logam transisi berhubungan dengan sifat kekerasan dan kelunakan dari kation dan anionnya.
Reaktifitas suatu senyawa dapat diamati dari adanya perubahan warna maupun terbentuknya endapan. Reaktifitas
suatu senyawa khususnya yang mengandung ion logam transisi tergantung beberapa faktor, misalnya muatan dan
jari – jari ion, serta konfigurasi elektron di orbital d. Reaktifitas berbeda dengan kestabilan, dimana reaktifitas
lebih ditekankan pada kecepatan terjadinya suatu reaksi kimia dengan zat lain sedangkan kestabilan difokuskan
pada besarnya nilai K yang dihasilkan suatu reaksi. Suatu senyawa dapat bersifat labil akan bereaksi lebih cepat
daripada senyawa yang inert (Khunur, 2012).

PROSEDUR PERCOBAAN

1.1. Alat Dan Bahan


Alat dan Bahan yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah Gelas kimia 250 ml, lampu spritus, kaca
kobal, labu Erlenmeyer 50 mL, Pipa U, Gelas ukur 100 mL, Tabung reaksi, pipet skala, pipet tetes. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah kawat Pt, HCl pekat, Larutan Na, K, Ca, Sr, dan Ba, AgNO3 0,1 M, NH3 1 M ,
MnO2, HCl 9 M, Kaporit, HCl pekat, H2SO4, CCl4 atau CHCl3, Air brom, Alkohol, KI 1 M, NaCl 1 M, KBr 1
M; CuSO4 0,25 M , FeCl3 0,05 M, NH4-tiosianat, NaF 1 M.

2.1. Uji Halogen

2.1.1. Pembuatan Kalor


Siapkan tabung u dan tabung reaksi, tabung u diisi dengan MnO ₂ dan HCI 10 M dan tabung reaksi diisi
dengan aquadest. Jepit kedua tabung di kedua sisi klem yang terdapat pada statif, kemudian hubungakan kedua
tabung tersebut menggunakan selang kecil. Tutup tabung U menggunakan penutup tabung dan tabung reaksi
menggunakan aluminium foil. Panaskan tabung U secara perlahan-lahan perlahan-lahan sampai terdapat
gelembung gas klor pada tabung reaksi. Setelah selesai, ambil dan tutuplah tabung reaksi. Masukkan air klor
yang terdapat pada tabung reaksi tadi kedalam tabung reaksi A, tabung reaksi B. dan tabung reaksi C masing-
masing 1 mL. Pada tabung A tambahkan CCL 1 mL, tabung B tambahkan CCL. 1 mL dan KBr 1 ml, serta pada
tabung C tambahkan CCL. 1 ml dan KI 1 ml. Kocok dan lihat perubahan yang terjadi.

2.1.2. Pembuatan air brom


Siapkan tabung u dan tabung reaksi, tabung u diisi dengan MnO2, KBr dan H ₂SO4 dan pada tabung
reaksi diisi dengan aquadest. Jepit kedua tabung di kedua sisi klem yang terdapat pada statif, kemudian
hubungakan kedua tabung tersebut menggunakan selang kecil. Tutup tabung U menggunakan penutup tabung

ABDUR RAHMAN
Halogen Dan Unsur Transisi

dan tabung reaksi menggunakan aluminium foil. Panaskan tabung U secara perlahan-lahan perlahan-lahan
sampai terdapat gelembung gas brom pada tabung reaksi. Setelah selesai, ambil dan tutuplah tabung reaksi.
Masukkan air brom yang terdapat pada tabung reaksi tadi kedalam tabung reaksi A, tabung reaksi B, dan tabung
reaksi C masing-masing 1 mL, Pada tabung A tambahkan CCL, 1 ml, tabung B. tambahkan CCl; 1 mL dan NaCl
1 mL. serta pada tabung C tambahkan CCl4 1 mL dan KI I MI Kocok dan lihat perubahan yang terjadi. 2.1.3.
Pembuatan air Yod

2.1.3. Pembuatan air Yod


Masukkan padatan Yod dalam dua tabung reaksi (tabung A dan tabung B). Pada tabung A tambahkan
dengan CCL dan pada tabung B tambahkan dengan C-H5OH. Kemudian untuk tabung A tambahkan dengan
NaCl 5% (kita sebut sebagai tabung C). Perhatikan warna yang dihasilkan oleh masing-masing larutan tersebut.

2.2. Uji logam transisi

2.2.1. Uji kompleks tembaga


Masukkan larutan CuSO4 dalam tiga tabung reaksi, sebagai pembanding masukkan 2 mL
aquadest pada tabung A. 2 ml. HC1 pada tabung B, dan 2 mL NHs. Kocok ketiga tabung dan lihat
perubahan warnanya.

2.2.2. Uji komples besi


Masukkan 2 mL FeCl dalam empat tabung reaksi. Pada tabung A tambahkan 2 mL aquadest, pada
tabung B tambahkan 2 mL HCl, pada tabung C tambahkan 2 ml. aquadest dan NILSCN, dan pada tabung D
tambahkan 2 mL aquadest dan NaF. Setelah itu kocok dan lihat perubahan warnanya. Setelah itu kita siapkan
lagi dua tabung reaksi (tabung E dan tabung F) pada tabung E masukkan dari tabung B lalu ditambahkan dengan
NH.SCN dan yang terakhir adalah tabung F, masukkan dari tabung C kemudian ditambahkan kembali dengan
NaF. Lihat perubahan warnanya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1.Uji Halogen

Hasil Reaksi
No. Perlakuan Penambah 1 Penamba Penambah 3
h2
Mn O2 + HCl+ H 2 oAir clor 1 mL Air clor 1 Air clor 1 mL
CC l 4 1 mL mL CC l 4 1 mL
1. CC l 4 1 KI 1 mL
mL
Setetes
KBr

KBr + KI

2.Perlakuan unsur transisi


2.1.Uji Kompleks Tembaga

Hasil Reaksi
No. Perlakuan Penambah 1 Penamba Penambah 3
h2

ABDUR RAHMAN
Halogen Dan Unsur Transisi

1. CuS O4 0,25 M Aquades 2mL HCl 2mL N H 4 2 mL

2.2. Uji Kompleks Besi

Hasil Reaksi
No Perlakuan Penambah 1 Penamba Penambah 3 Penambah 4
. h2
1. FeC l 3 0,05 M Aquades 2 mL HCl 2 Aquades 2mL + NAquades
H 4 SCN2mL + NaF
mL
2. 1 Setetes N H 4 SCN
Larutan B
2
3. 1 Setetes NaF
Larutan C
2
4. FeC l 3 0,05 M Aquades 2mL + N H 4 +CuS O4 0,25 M

3.Mekanisme Reaksi
Mn O2 + HCl + H 2 O Terjadi penguapan yang ditandai dengan adanya gelembung

B. Pembahasan
Unsur-unsur halogen merupakan unsur yang terdapat dalam golongan VII A, di mana pembuatan
unsur ini dapat dilakukan dilaboratorium dengan cara cukup mudah. Pembuatan klor, Brom, dan Iot
dalalm laboratorium, masing-masing berdasarkan pada oksidasi Ion Cl -, Br-, dan I- menggunakan satu
oksidator.
Sedangkan unsur transisi merupakan unsur-unsur yang terletak antara kelompok logam reaktif
dengan kelompok non logam reaktif serta yang memiliki subkulit D atau subkulit F yang terisi sebagian
percobaan halogen pada tabung A terjadi suatu reaksi yang ditandai dengan terdapatnya dua
frasa yang tidak melarutkan satu sama lain kemudian pada tabung B terjadi suatu reaksi yang ditandai
dengan adanya dua lapisan larutan, berwarna kuning diatas dan berwarna bening dibawah dan yang
terakhir pada tabung C terjadi reaksi yang ditandai adanya dua lapisan larutan, berwarna merah diatas dan
bewarna bening dibawah.
uji logam transisi kompleks tembaga pada tabung A terjadi reaksi yang ditandai dengan larutan
berubah menjadi berwarna biru kemudian pada tabung B larutan nya berwarna hijau dan pada tabung C
larutan nya berwarna biru muda.
Pemisahan unsur Cl menggunakan Mno2 ini dilakukan karena mampu mengikat unsur H
kemudian dilakukan nya pembakaran pada larutan ini dilakukan untuk menaikan temperatur larutan
sebagai katalis untuk membantu memisahkan Cl Perubahan yang terjadi pada percobaan logam transisi
ini terjadi karena unsur-unsur didalam nya saling bereaksi sehingga terjadilah perubahan warna kemudian
pada percobaan ini ada larutan yang terlarut dan tidak terlarut serta polar dan tidak polar ini disebabkan
oleh momen dipol hal hal yang mempengaruhi kelarutan, ada larutan yang larut dan tidak larut, larut
karena unsur unsur nya itu terdapat pada 1 golongan yang sama sementara tidak terlarut karena unsur
unsur nya tidak berada pada golongan yang sama

KESIMPULAN

ABDUR RAHMAN
Halogen Dan Unsur Transisi

Perubahan warna pada pengujian logam transisi terjadi karena unsur unsur yang ada pada larutan tersebut saling
bereaksi kemudian CaCl membuktikan Cl yang diekstrasi

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus.2011.Alkil Halida.makassar:UNHAS Makassar

Khunur, M., dkk. 2012. Diktat Praktikum Kimia Anorganik.


http://prananto.lecture.ub.ac.id/files/2011/12/Diktat-Praktikum-Kimia-Anorganik-2012.pdf . Diakses
pada tanggal 16 Mei 2022 pada pukul 19.50 WITA.

Petrucci, Ralph, H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3 Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga.
Tim Kimia anorganik.2014,Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Jambi : Universitas Jambi

Tim Dosen UNY. 2003. Kimia Unsur-unsur Transisi. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/1b.


%20Rangkuman%20Diktat%20Kimia%20Anorg.%20III_0.pdf . Diakses pada tanggal 16 Mei 2022
pada pukul 19.47 WITA.

ABDUR RAHMAN

Anda mungkin juga menyukai