Anda di halaman 1dari 35

I.

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Seni rupa 2 dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dua
ukuran atau sisi, panjang dan lebar. Contohnya adalah lukisan, seni grafis, ilustrasi
dan karya rupa lain yang digambar diatas permukaan datar. Berdasarkan bentuk
atau dimensinya, karya dua dimensi adalah semua karya yang digambar diatas
permukaan seperti kanvas, kertas, plastik dan papan kayu. Beberapa contoh karya
seni rupa 2 dimensi: gambar, lukisan, seni grafis, desain komunikasi visual
(brosur, banner, website).
Karya seni rupa tiga dimensi terwujud dari berbagai bahan dan media yang
beraneka ragam digunakan dalam perwujudan karya seni. Dapat kita artikan,
karya seni rupa tiga dimensi adalah seni rupa yang memerlukan ruang, karena
mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tebal/volume. Penempatannya berdiri
lepas artinya tidak tergantung pada dinding sebagai dasarnya, sebagai contohnya
patung, seni bangunan, (arsitektur) dan seni terapan misalnya perabotan rumah
tangga seperti guci, keramik, dan lainnya. Pada umumnya, karya seni rupa tiga
dimensi adalah karya yang memiliki tiga unsur yaitu panjang, lebar, dan tinggi
serta memiliki kesan ruang, volume atau isi yang bisa dilihat dari berbagai arah
pandang.
Dalam hal ini, setiap hasil karya seni yang dihasilkan oleh seniman
khususnya karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi, memiliki keunikan
gagasan dan teknik yang dituangkan oleh seniman dalam karyanya. Keunikan
gagasan yang muncul sangat tergantung bagaimana seniman/pembuat karya
melakukan penggalian konsep berkatua, juga dari teknik, media berkarya
dan latar belakang yang dipunyai oleh seniman/pembuat karya.
Dari hasil karya tersebut, penikmat karya memiliki apresiasi terhadap
karya tersebut. Dalam mengapresiasi, si penikmat karya melihat, menilai dan
menanggapi karya tersebut dengan mengevaluasi bahan, media dan teknik yang
digunakan saat proses pembuatan oleh si seniman dalam berkarya. Tanpa disadari
si penikmat, karya seni tersebut memiliki keunikan gagasan dan teknik yang
terkandung dalam karya seni dihasilkan oleh seniman/perupa. Maka dari itu
penulis dan penyusun makalah disini akan menganalisis beberapa karya seni
sebagai bentuk apresiasi kami.
1.3 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan karya seni dua dimensi?
2. Apa yang dimaksud dengan karya seni tiga dimensi?
3. Bagaimana analisis karya seni dua dimensi terkait unsur prinsip fungsi dan
media sutau karya seni?
4. Bagaimana analisis karya seni tiga dimensi terkait unsur prinsip fungsi dan
media sutau karya seni?

1
1.4 Tujuan
Tujuan analisis ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut.
1. Mengetahui karya seni dua dimensi
2. Mengetahui karya seni tiga dimensi
3. Menganalisis unsur, prinsip, dan fungsi, dalam karya seni dua dimensi
4. Menganalisis unsur, prinsip, dan fungsi, dalam karya seni tiga dimensi

1.1 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Sebagai pemenuhan tugas seni budaya dalam menganalisis karya seni dua dan
tiga dimensi
2. Menambah wawasan dalam karya seni bagi penuis dan pembaca
3. Secara teoritis, makalah ini dapat memberi sumbangan bagi pengembangan
apresiasi terhadap karya seni dua dan tiga dimensi
4. Secara prakis, makalah ini dapat menjadi referensi bagi pembuat karya seni

I. TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Karya Seni Dua Dimensi


Seni rupa 2 dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dua
ukuran atau sisi, panjang dan lebar. Contohnya adalah lukisan, seni grafi s,
ilustrasi dan karya rupa lain yang digambar diatas permukaan datar. Berdasarkan
bentuk atau dimensinya, karya dua dimensi adalah semua karya yang digambar
diatas permukaan seperti kanvas, kertas, plastik dan papan kayu. Beberapa contoh
karya seni rupa 2 dimensi: gambar, lukisan, seni grafi s,desain komunikasi visual
(brosur, banner, website)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh pada
bentuk-bentuk karya seni rupa dua dimensi ini, secara teknis/alat berkarya. Yang
menyebabkan semakin beragamnya jenis karya seni rupa dua dimensi, karena
teknologi dan kreativitas yang terus berkembang. Seringkali juga terlihat sangat
kuat integrasi antar semua disiplin ilmu seni. Era industri 4.0 yang membuat
percepatan media teknologi ini sangat pesat, juga kecenderungan manusia yang
lebih mudah terpapar atau terpahamkan dengan media visual.
Berikutnya beberapa pengkategorian karya seni rupa dua dimensi:
 Karya Seni Rupa Dua Dimensi Berdasarkan Bahan
Berdasar sumber materi dan proses pengolahannya, karya seni rupa
dua dimensi dikategorikan menjadi:
Materi alami

2
Bahan baku alami ialah material yang materi dasarnya berasal dari
alam. Bahan-bahan ini sanggup dipakai secara pribadi tanpa proses
pengolahan secara kimiawi di pabrik atau industri terlebih dahulu
Materi sintetis
Materi baku olahan/sintesis ialah bahan-bahan alam yang telah diolah
melalui proses pabriksasi atau industri tertentu menjadi materi gres yang
mempunyai sifat dan aksara khusus. Berdasarkan sifat materialnya, materi
berkarya seni rupa ini sanggup juga dikategorikan ke dalam materi keras
dan materi lunak, materi cair dan materi padat dan sebagainya.
 Karya Seni Rupa Dua Dimensi Berdasarkan Teknik
Berdasar teknik pembuatan, karya seni rupa dua dimensi dikategorikan
menjadi:
Seni lukis
Seni lukis ialah seni yang mengapresiasikan pengalaman artistik
seorang seniman mela-lui bidang dua dimensi. Bedasarkan media, materi ,dan
tekniknya seni lukis sanggup dibe-dakan menjadi lukisan cat minyak, cat air,
pastel, arang batik, kaca, dan sebagainya.
Seni batik
Seni Batik secara umum ialah pembentukan gambar pada kain dengan
memakai teknik tutup celup dengan memakai lilin atau malam sebagai
perintang dan zat pewarna pada kain. Batik dalam istilah Jawa berasal dari
kata rambataning titik atau rangkaian dari titik-titik. Seni Batik ialah karya
yang dipaparkan di atas bidang datar (kain atau sutra) dengan dilukis atau
ditulis, dikuas atau ditumpahkan atau dengan memakai canting atau cap
dengan memakai malam untuk menutup supaya tetap menyerupai warna
aslinya.
Kriya anyaman
Kriya anyaman ialah teknik berkarya dengan cara mengatur bahan-
bahan dasarnya dalam bentuk tindih menindih, silang-menyilang, dan lipat-
melipat pakan dan lungsen dengan pola tertentu. Bahan yang dipakai: rotan,
bambu, pandan, lontar, mendong, enceng gondok, kertas, plastik, dan tali.
Pusat kerajinan anyaman antara lain: Tasikmalaya, Bali, Lombok, Kalimantan,
Sulawesi, dan Papua.
Seni grafis
Seni grafis ialah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya
memakai teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype,
prosesnya bisa membuat salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini
yang disebut dengan proses cetak. Seni grafis termasuk kepingan dari seni
rupa dua dimensi istilah grafi s diambil dari bahasa inggris yaitu graph atau
graphic yang berarti membuat tulisan/gambar atau lukisan.

3
Seni tatah sungging
Seni tatah Sungging merupakan perpaduan seni tatah dan sungging.
Seni tatah berafi liasi dengan pembuatan seni stilasi, sedangkan seni
sungging berkaitan dekat dengan pemberian warna pada pola. Sehingga
kedua hal tersebut sanggup dipadukan menjadi seni tatah sungging. Pengertian
menatah ialah membuat pola tembus berlubang. Pola tembus pada suatu
bidang ini menghasilkan pola stilasi atau gubahan, daun, bunga, ranting. Salah
satu hasil karya tatah sungging ialah wayang kulit.
Seni digital
Seni digital adalah karya yang dibuat dengan teknologi digital
atau disajikan dalam teknologi digital. Termasuk gambar yang sepenuhnya
hasil dari editing komputer atau gambar yang dibuat menggunakan program
perangkat lunak (software) seperti Adobe Illustrator, Corel Draw, Photoshop
dan lain sebagainya. Contoh karya: poster, foto, renderings 3D, animasi,
manipulasi gambar video serta proyek yang menggabungkan beberapa
teknologi baik audio maupun video
 Karya Seni Rupa Dua Dimensi Berdasarkan Perkembangannya
Terbagi dalam beberapa masa:
Seni Prasejarah
Seni prasejarah merupakan peninggalan zaman Mesolithikum berupa
lukisan cap jari dan lukisan yang menggambarkan perburuan hewan yang
ditempatkan pada dinding-din-ding gua. Pada zaman Neolithikum dan
Megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan, benda-benda kerajinan,
dan hiasan ornamen. Misalnya Lukisan Babi Hutan, Lukisan Rusa, dan
Lukisan Cap Jari yang terdapat di Gua Leang-leang Maros Sulawesi Selatan.
Seni Tradisional
Seni tradisional adalah segala hal yang berkaitan dengan nilai-nilai
suatu komunitas masyarakat tertentu yang dijaga secara turun temurun
kemurnian dan keutuhannya. Berdasarkan pengertian ini, karya seni rupa
tradisional sanggup diartikan sebagai karya-karya seni rupa yang merupakan
hasil budaya suatu masyarakat tertentu yang telah usang hidup dan di jaga
dengan baik secara turun-temurun. Bentuk karya seni rupa tradisional
berbentuk lukisan maupun grafis.
Seni Klasik
Seni klasik adalah karya seni rupa pada zaman dahulu kala atau zaman
kuno dengan corak dan bentuk karya seni rupa yang kuat pada kaidah-kaidah
formal yang telah diang-gap sudah mencapai kesempurnaan. Adapun ciri-ciri
gaya seni rupa klasik, ialah karya- karyanya diilhami masa kerajaan yang
penuh keindahan, kemegahan, kewibawan, dan kesempurnaan.
Seni Modern

4
Seni modern adalah karya seni rupa yang telah mengalami perubahan,
pembaharuan dan kemajuan diberbagai aspek baik dari segi tema, gaya,
bentuk, dan bahan. Adapun ciri-ciri gaya senirupa modern ialah bentuknya
unik, wujud karya terkesan aneh, dan corak, bentuk, serta gayanya tampak
bebas. Karya seni modern cenderung mengedepankan kesederhanaan dan
bersifat universal. Satu syarat yang masih dituntut oleh seni modern dan
bahkan menjadi ciri khasnya ialah “kreativitas”.
Perkembangan awal dari seni rupa modern di Indonesia dipelopori oleh
Raden Saleh. Beliau adalah pelukis besar yang belajar melukis pertama kali
pada seorang pelukis berkebangsaan Belanda yang bernama A.A. J Payen
yang bekerja pada pusat penelitian pengetahuan dan kesenian pemerintahan
Belanda di Bogor. Lukisan karya R. Saleh beraliran romantisme dan bergaya
naturalisme. Keberadaan Raden Saleh pun mampu disejajarkan dengan
pelukis-pelukis Belanda. Hasil karya Raden Saleh, diantaranya adalah
Antara Hidup dan Mati (1848), Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857)
dan lain-lain.
Seni Kontemporer
Seni kontemporer adalah karya seni rupa masa kini, yang
terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer artinya kekinian, modern atau
lebih tepatnya ialah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau
saat ini, jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan
zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Seni rupa dua dimensi
kontemporer ialah seni yang bertahan sezaman saja. Dengan demikian, kata
masa kini juga berarti sezaman, masa dikala sekarang.
Seni Pos Modern
Seni post modern merupakan gaya seni rupa yang merupakan
perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental, yang lebih
bebas tanpa terikat dengan hukum tertentu. Kritik sosial dan kemasyarakatan
ialah tema yang mayoritas untuk aliran seni rupa posmodern.
 Karya Seni Rupa Dua Dimensi Berdasarkan Fungsi atau Tujuan
Selain menurut bahan, teknik dan waktu, karya seni rupa dua dimensi
juga dikategorikan menurut fungsi atau tujuan pembuatannya, dibedakan
menjadi:
Aplied Art (seni pakai atau terapan)
Seni Terapan atau seni pakai (applied art) ialah karya seni rupa yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan praktis/bernilai guna. Contoh seni
terapan yaitu: poster, batik, kriya. Dalam pembuatan seni pakai biasanya
faktor kegunaan lebih diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya.
Membuat karya seni terapan tampak lebih sulit dibandingkan karya seni
murni. Hal itu mungkin lantaran membuat karya seni murni terasa lebih bebas
dibanding membuat karya seni terapan karena tidak memperhitungkan fungsi.
Pelaku seni dalam seni terapan biasanya disebut sebagai desainer.
5
Pure Art/Fine Art (seni murni atau seni indah)
Seni murni ialah karya seni rupa yang dibentuk semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan artistik. Orang mencipta karya seni murni umumnya
berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan cita rasa estetik.
Kebebasan berekspresi dalam seni murni sangat diutamakan. Salah satu seni
yang tergolong dalam seni murni yaitu: seni lukis dan seni grafis. Pelaku seni
dalam seni murni biasanya disebut sebagai seniman.
2.2 Pengertian Karya Seni Rupa Tiga Dimensi
Karya seni rupa tiga dimensi terwujud dari berbagai bahan dan media yang
beraneka ragam digunakan dalam perwujudan karya seni. Dapat kita artikan,
karya seni rupa tiga dimensi adalah seni rupa yang memerlukan ruang, karena
mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tebal/volume. Penempatannya berdiri
lepas artinya tidak tergantung pada dinding sebagai dasarnya, sebagai contohnya
patung, seni bangunan, (arsitektur) dan seni terapan misalnya perabotan rumah
tangga seperti guci, keramik, dan lainnya. Pada umumnya, karya seni rupa tiga
dimensi adalah karya yang memiliki tiga unsur yaitu panjang, lebar, dan tinggi
serta memiliki kesan ruang, volume atau isi yang bisa dilihat dari berbagai arah
pandang.
Bila kita berbicara dari sudut nilai fungsi karya seni tiga dimensi, terdiri
dari 2 bagian, yakni:
1. Karya Seni Murni, yaitu sebuah karya seni yang dibuat mengutamakan hanya
pada unsur keindahan, seperti : monumen, patung, dan lainnya
2. Karya Seni Terapan, yaitu karya seni yang dibuat mengutamakan nilai pakai
atau fungsi kegunaannya, seperti : tikar/anyaman, lampu hias, kotak tisu, kursi
rotan, dan lainnya.
Dalam karya seni rupa tiga dimensi, banyak aneka ragam hasil karya
seperti: patung, keramik, relief, kriya, arsitektural. Berikut ragam karya dalam
seni rupa tiga dimensi,
 Seni Patung
Pada awalnya patung diartikan sebagai benda tiruan yang berbentuk
manusia atau binatang yang dibuat dengan cara dipahat. Namun dalam
perkembangannya bentuk patung tidak hanya terbatas pada bentuk manusia
atau binatang saja, akan tetapi dapat berbentuk apa pun asal memiliki
keindahan. Bahan pembuatan patung ada yang dari tanah, logam, batu, kayu,
besi, kaca, kertas, semen, dan lain sebagainya.Patung adalah karya seni yang
mempunyai unsur lengkap seperti ukuran panjang, lebar, tinggi, pendek,
warna, struktur dan lain-lain yang dilakukan oleh orang yang memiliki
keterampilan, ketelitian dan jiwa seni yang kuat agar tercipta sebuah patung
yang indah dan mengagumkan.
Berdasarkan cara pembuatannya, jenis patung dibedakan menjadi arca
dan relief. Arca merupakan patung dengan bentuk makhluk hidup seperti
manusia dan binatang, sedangkan relief merupakan seni patung yang hanya
6
dapat dinikmati dari arah depan karena terletak pada bagian depan saja.
Berdasarkan fungsinya, patung dikelompokkan menjadi enam, yaitu:
1. Patung religi, merupakan patung yang digunakan sebagai lambang
pemujaan dalam acara keagamaan atau sebagai media peribadatan.
2. Patung arsitektur, merupakan patung yang digunakan sebagai penunjang
dalam konstruksi bangunan dan bernilai estetika atau keindahan.
3. Patung monumental, merupakan patung yang berfungsi sebagai peringatan
terhadap seorang tokoh atau suatu peristiwa sejarah.
4. Patung kerajinan, merupakan patung hasil kerajinan, misalnya seperti
patung boneka pengantin.
5. Patung dekorasi/hiasan, merupakan patung yang berfungsi untuk
keindahan (menghias) di dalam maupun di luar ruangan.
6. Patung seni, merupakan patung yang benar-benar hasil karya imajinasi
perupanya.
Memahami uraian di atas, bentuk patung jika dilihat dari segi
penampilan terbagi ke dalam dua kelompok yakni: patung fi guratif dan non fi
guratif.
1. Figuratif: Patung figuratif untuk menyatakan bentuk patung yang dibuat
dengan meniru bentuk-bentuk secara alami. Misalnya, manusia, binatang
dst.
2. Nonfiguratif: Istilah patung untuk menunjukkan karya seni rupa tiga
dimensi yang mendasarkan penciptaannya secara bebas. Bebas berarti
melakukan kreasi dan deformasi. Kreasi atau kreativitas adalah usaha
untuk menemukan sesuatu yang baru sedangkan deformasi adalah
mengubah, menstilir atau memodifi kasi bentuk yang ada menjadi bentuk
baru dengan visi baru serta tujuan baru.
Jenis patung dilihat dari posisinya adalah sebagai berikut:
1. Patung Free Standing, merupakan jenis patung yang berdiri tegak.
2. Patung Zonde, merupakan jenis patung yang utuh dalam posisi yang
beragam, seperti duduk, jongkok, tidur, berdiri, dll.
3. Patung Boss, merupakan patung setengah badan.
4. Patung Torso.

 Seni Kriya
Kerajinan tangan atau sering disebut seni kriya (handy craft)
banyak dijumpai di wilayah Nusantara. Kriya adalah karya seni yang
membutuhkan keahlian, kesabaran, ketelitian dan keterampilan ketika bahan
baku diolah menjadi bahan yang mempunyai banyak manfaat dan bernilai seni
tinggi. Bahan baku bisa berupa kain, tanah, kayu, kertas, logam dan
sebagainya misalnya boneka dari potongan kain, tembikar, senjata tradisional,
tas cantik dari bahan kertas daur ulang dan lain-lain. Dengan demikian, seni
kerajinan merupakan suatu usaha membuat benda-benda hasil kerajinan

7
tangan. Seni kerajinan/kriya termasuk sebagai karya seni rupa terapan
nusantara. Jenis seni kriya berdasarkan proses pembuatannya:
Anyaman
Bahan dasar yang digunakan sangat banyak sekali jenisnya yaitu dari
bahan-bahan alam dan dari bahan sintetis atau buatan pabrik. Bahan
yang biasa digunakan untuk anyaman antara lain: bambu, daun pandan, rotan,
enceng gondok, pelepah pisang, berbagai macam plastik, dan lain sebagainya.
Keramik/Gerabah
Keramik adalah karya seni yang membutuhkan keterampilan dan
kreativitas dalam memilah dan mengolah corak warna, bentuk dan ukuran
agar bisa menjadi sebuah maha karya yang unik dan cantik, misalnya guci
hiasan atau vas bunga hiasan. Bahan dasar yang digunakan untuk membuat
keramik atau gerabah adalah tanah liat.
Ukiran dan Pahatan
Seni ini banyak dijumpai pada bagian-bagian perabot rumah tangga,
misalnya meja, kursi, almari, tempat tidur, sketsel (pembatas/penyekat
ruangan) ataupun penghias ruangan.
 Seni Arsitektural
Arsitektur adalah sebuah karya seni yang dirancang, disusun dan
diolah secara detil dengan kecerdasan, jiwa seni yang tinggi, dengan perasaan,
pikiran, gagasan dan ide-ide baru agar tercipta sebuah bangunan yang
mempunyai nilai estetika yang mengagumkan dan membanggakan, misalnya
bangunan candi, bangunan istana kerajaan, bangunan piramid dan lain-lain.
2.3 Unsur Karya Dua Dimensi
Unsur-unsur seni rupa merupakan bagian terpenting dalam membuat suatu
karya. Unsur seni rupa adalah semua bagian yang mendukung terwujudnya suatu
karya seni rupa. Unsur seni rupa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu unsur fi
sik dan unsur nonfi sik. Unsur-unsur yang bersifat fi sik terdiri dari titik, garis,
bidang dan bentuk, ruang, tekstur, warna dan gelap terang. Sedangkan unsur yang
bersifat nonfi sik terdiri dari perasaan, pandangan, pemikiran, gagasan atau
karakter yang terungkap dalam karya seni tersebut. Unsur ini tidak dapat dipahami
secara visual melainkan hanya dapat dirasakan saja. Dalam suatu karya seni dua
dimensi tediri dari unsur:
 Titik
Titik merupakan unsur rupa yang paling sederhana. Setiap
menyentuhkan pensil pertama kali pada kertas akan menghasilkan titik.Unsur
titik akan tampak berarti pada karya seni rupa apabila jumlahnya cukup
banyak atau ukurannya diperbesar menjadi bitnik. Kemudian dibutuhkan
adanya titik untuk membentuk garis, bentuk, ataupun bidang. Dalam
pembuatan unsur titik ini bisa dilakukan dengan variasi jarak yang

8
berbeda yaitu jarak sempit atau dengan jarak lebar dari titik itu sendiri. Dari
perpaduan unsur titik dengan berbagai variasi warna bisa menjadikan sebuah
karya seni yang elok dan bagus. Teknik penggunaan titik dan perpaduan warna
ini disebut dengan teknik Pointilis.
Pengertian pointilis adalah salah satu teknik menggambar yang
tersusun atas titik-titik kecil sehingga membentuk sebuah objek gambar.
Adapun Georges Seurat telah mengembangkan teknik pointilis ini sejak tahun
1886, sedangkan orang yang menggambar dengan teknik ini disebut dengan
pointilisme. Apabila kita melihat atau menikmati hasil lukisan pointilis dari
dekat, maka yang akan terlihat hanyalah ratusan atau bahkan ribuan titik-titik
kecil. Namun berbeda jika kita melihatnya dari kejauhan, maka keindahan
lukisan tersebut akan mulai terlihat dan bahkan gradasi warna yang dibuat dari
sekumpulan titik-titik akan terlihat sangat menarik.
 Garis
Garis merupakan unsur rupa yang terbuat dari rangkaian titik yang
terjalin memanjang menjadi satu.ada empat macam garis yaitu : garis lurus,
garis lengkung, garis patah patah, dan garis spiral atau pilin.
Garis dapat digunakan untuk mengkomunikasikan gagasan dan
mengekspresikan diri. Garis tebal tegak lurus misalnya, dapat memberi kesan
kuat dan tegas, sedangkan garis tipis melengkung, memberi kesan lemah dan
ringkih. Karakter garis yang dihasilkan oleh alat yang berbeda akan
menghasilkan karakter yang berbeda pula.
Garis menurut bentuknya ada 2 (dua), garis lurus dan garis lengkung.
Kemudian garis dapat dibagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian besar menurut jenis,
kesan dan wujudnya. Garis menurut jenisnya yaitu garis lengkung, garis
panjang, pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus, putus, patah-
patah, spiral dan lainnya.
 Bidang
Bidang merupakan unsur dalam seni rupa yang dihasilkan dengan
mengabungkan beberapa garis dalam keadaan tertentu. Bidang dalam seni
rupa dapat diamati secara visual pada setiap karya seni berdasarkan bentuk
karya seni tersebut. Bidang merupakan bentuk dua dimensi yang memiliki
panjang dan lebar.
Bidang dalam karya seni rupa terdiri dari beberapa bentuk. Misalnya
bidang geometris (Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada
ilmu ukur meliputi:
1. Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
2. Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola)
3. Bidang biomorfis (organis) seperti manusia, hewan, tumbuhan dan benda
alam yang lainnya
4. Bidang bersudut (seperti bujur sangkar, kotak, segitiga, jajaran genjang)
dan bidang tak beraturan.
9
 Warna
Warna adalah salah satu unsur seni rupa yang membuat suatu ciptaan
terasa hidup dan lebih eksresif. Warna berdasarkan teori warna terhadap
cahaya terdapat tujuh spektrum warna. Salah satu teori warna dalam seni rupa
adalah teori warna pigmen yaitu:
Warna primer adalah warna dasar atau warna pokok yang tidak dapat
diperoleh dari campuran warna lain, terdiri atas merah, kuning, dan biru.
Warna sekunder adalah warna yang dapat diperoleh dari mencampur kedua
warna primer dalam takaran tertentu, seperti ungu, oranye dan hijau.
Warna tersier adalah warna yang dihasilkan melalui pencampuran
warna sekunder dengan warna analogus, yaitu deretan warna yang
letaknya berdampingan dalam lingkaran warna, misalnya deretan dari
warna ungu menuju warna merah, deretan warna hijau menuju warna
kuning, dan lain-lain. Warna komplementer, yakni warna kontras yang
letaknya berseberangan dalam lingkaran warna, misalnya, kuning dengan
violet, merah dengan hijau, dan lain-lain. Cobalah mulai bereksperimen
mencampurkan warna-warna.
Peran dari warna tersebut sangatlah penting karena ia sangat
berpengaruh secara signifikan kepada keindahan seni. Selain itu, ia juga
mampu memberikan suatu kesan yang sangat menyejukkan terhadap orang
yang menjadi penikmat dari seni itu sendiri.
 Gelap terang
Gelap terang adalah unsur seni rupa yang bergantung terhadap
intensitas cahaya yang tujuan agar seolah-olah memperdalam makna dari
sebuah karya seni, serta membuat objek dari karya seni rupa itu terkesan lebih
nyata. Semakin besar intensitas cahaya maka akan semakin terang, semakin
kecil intensitas cahaya, maka akan semakin gelap. Dalam karya seni rupa
dua dimensi, unsur gelap terang dibuat berdasarkan gradiensi dan pemilihan
warna yang ada.
Dalam Teknik gelap terang ini memiliki 2 teknik dasar yaitu
chiasroscuro dan silhouette. Teknik dasar tersebut sering sekali menjadikan
gambar atau hasil dari karya seni semakin mengagumkan dan enak untuk di
pandang.Teknik chiaroscuro merupakan sebuah teknik dimana peralihan
cahaya secara bertahap atau bisa juga disebut gradasi warna. Sedangkan
teknik silhouette adalah sebuah teknik bayangan tanpa memiliki gradasi warna
dan juga terkadang penggunaan teknik ini menggunakan pencitraan.
2.4 Prinsip Karya Seni Rupa Dua Dimensi
Secara umum, berbagai prinsip dasar dalam seni rupa terbagi menjadi 8,
diantara lain adalah kesatuan, keselarasan, penekanan, irama, gradasi,
kesebandingan, komposisi, keseimbangan. Untuk lebih jelasnya silahkan simak
berikut ini:
10
 Komposisi
Prinsip dasar sebuah karya seni rupa lainnya adalah komposisi,
komposisi adalah penempatan atau aransemen unsur-unsur visual atau
‘bahan’ dalam karya seni, berbeda dari subyek. Peranannya dalam membentuk
sebuah karya seni rupa adalah sebagai dasar dari keindahan. Sebuah karya seni
tak bisa dikatakan indah, serasi, teratur dan juga menarik tanpa memiliki
komposisi seni yang tepat. Memang tiap seniman memiliki selera yang
berbeda-beda dalam pandangan serta takaran yang berbeda-beda pula dalam
bahasan komposisi ini, tetapi hasil akhirnya tak perlu diragukan lagi karena
setiap penikmat seni bisa merasakan komposisi yang telah dipadukan
sedemikian rupa oleh si pencipta karya tersebut.
 Proporsi
Proporsi dikenal juga dengan perbandingan ukuran . Ada dua
pengertian perbandingan, yaitu : a) perbandingan bentuk-bentuk
konfensional contoh seperti buah mangga tidak mungkin lebih besar dari
buah semangka, b) perbandingan ukuran sebagai satu kesatuan misalnya
secara ideal tubuh manusia adalah satu kesatuan utuh terdiri dari kepala,
tangan, dada, bahu, pinggang, kaki dan lain sebagainya. Jika satu diantara
tidak seukuran maka akan kelihatan janggal dan tentu tidak proporsional.
 Kesatuan
Kesatuan atau unity, merupakan prinsip yang menunjang bagaimana
satu unsur dengan unsur lainnya saling berpadu dengan harmonis dalam
menciptakan sebuah komposisi seni rupa yang indah dan juga menarik mata.
Jika dibandingkan dengan prinsip seni rupa yang lainnya, prinsip kesatuan
merupakan modal awal yang memerlukan tunjangan dari berbagai prinsip
lainnya supaya bisa menciptakan karya seni dengan nilai estetika tinggi
sebagaimana mestinya.
 Keseimbangan
Prinsip dasar karya seni yang terakhir adalah keseimbangan atau
dikenal juga sebagai balance. Prinsip dasar yang satu ini memiliki tanggung
jawab terhadap kesan yang tercipta dari sebuah susunan unsur-unsur seni
rupa. Jika seorang seniman pandai mengatur keseimbangan unsur-unsur
seni rupa yang tengah ia kerjakan, maka akan muncul sebuah daya tarik
khusus bagi para penikmat seni yang melihat karya seni tersebut.
 Irama
Yang dimaksudkan dengan irama adalah sebuah prinsip yang
mengambil tempat sebagai dasar atas pengulangan satu atau mungkin lebih
unsur dengan cara yang teratur. Untuk jenis pengulangan unsur-unsur seni
rupa yang diatur itu sendiri bisa beraneka macam jenisnya, baik itu sekadar
variasi warna, perbedaan garis dan juga variasi bentuk yang beragam namun
tetap diulang dengan teratur dan terstruktur.Sekalipun pengulangan yang
begitu-begitu saja akan terlihat sangat statis dan begitu-begitu saja, tetapi jika
11
pengulangannya dilakukan dengan variasi yang bagus maka akan memberikan
nilai estetika yang lebih tinggi dan irama harmonisnya yang kuat.
 Keselarasan
Sementara itu, untuk mengatakan sebuah karya seni rupa indah dan
memiliki nilai estetis, yang harus diperhatikan adalah kesatuan unsur-unsur
karya seninya berpadu dengan selaras dan harmonis. Yang dimaksud dengan
keselarasan itu sendiri adalah adanya kedekatan antara satu unsur dengan
lainnya yang notabene berbeda satu sama lain, baik itu dalam pencahayaan,
bentuk, bahkan pemilihan warna saja sudah memegang peranan penting dalam
membangun sebuah keindahan.
 Penekanan
Contrast atau penekanan merupakan prinsip yang menjadi dasar dari
kesan perbedaan dua buah unsur yang memiliki sifat saling berlawanan dan
juga yang saling berdekatan. Dengan adanya prinsip penekanan, maka akan
membuat sebuah karya seni jadi terlihat segar dan baru, serta tidak monoton
dan membosankan. Dengan adanya perbedaan yang mencolok baik itu dalam
warna, penggambaran bentuk dan juga ukuran dari karya seni itu sendiri, akan
memberikan tampilan yang jauh lebih menarik.
 Titik fokus
Subjek Muttar: (titik fokus) karya seni senantiasa mengunggulkan
sesuatu atau mengisyaratkan sesuatu kedalam penciptaannya. Menitikkan
beratkan suatu titik fokus di dalam karya seni akan memberikan gambaran
yang berbeda, karena ada bahagian yang penting dan terasa lebih menonjol.
2.5 Unsur Karya Seni Tiga Dimensi
Seperti halnya seni rupa dua dimensi, unsur-unsur yang ada di dalam seni
rupa tiga dimensi meliputi :
 Bidang dan Bentuk
Bentuk Formal
Artinya bentuk tersebut mempunyai ukuran dengan jelas serta
membentuk sesuai dengan nama: kubus, kotak memanjang (persegi panjang),
bulat, bulat memanjang, kerucut, silindris, piramid atau yang yang lain.
Bentuk-bentuk ini mempunyai ukuran yang pasti, sehingga mempunyai nama.
Bentuk Nonformal
Artinya bentuk yang tidak beraturan, bentuk yang tidak
memerlukan ukuran ketepatan. Ukuran yang diajukan adalah volume, yaitu
susunan benda atau barang apa saja yang arahnya menjadi bentuk, namun
tidak memerlukan ukuran garis. Kemungkinan patung abstrak sebagai salah
satu bentuk patung Nonfiguratif. Patung non figuratif juga disebut sebagai
patung nonformal. Selanjutnya, patung nonformal juga disebut patung

12
ekspresif imajinatif. Yang dipahami adalah simbol atau kesan dari sebuah
patung. Jenis seni patung ini merupakan instalasi kolase (susunan dengan
menempel dan membentuk).
 Ruang
Unsur ruang tidak berdiri sendiri melainkan mempunyai dua golongan
yaitu:
1. Ruang yang nyata, dimana ruangan yang dapat terlihat dan dalam keadaan
benar-benar ada, misalnya ruang teras, ruang tamu, ruang kamar tidur dan
lain-lain.
2. Ruang ilusi atau imajinasi, dimana ruangan yang dapat dirasakan dalam
alam hayalan atau imajinasi, misalnya ruangan yang ada hanya pada
gambar yang seolah-olah benar-benar ada.

 Tekstur
Unsur tekstur adalah kondisi dari permukaan atau dasar lapisan atas
benda yang ada dalam karya seni rupa, misalnya tekstur yang halus,
kasar, bergelombang, berongga dan lain-lain.
 Warna
Unsur warna adalah penyebab utama dalam terciptanya keindahan dan
kemegahan dari hasil akhir sebuah karya seni rupa. Bayangkan jika
sebuah tembikar tidak berwarna, keindahannya terlihat kurang maksimal.
Ada pula pemaknaan warna sebagai simbolik yang berbeda-beda, misalnya
warna hitam yang sering digunakan sebagai lambang duka cita, merah
bermakna keberanian, dan lain-lain.
2.6 Prinsip Karya Seni Tiga Diemnsi
Salah satu ciri pembeda antara karya seni rupa dua dimensi dengan tiga
dimensi adalah unsur ruang. Pada objek karya seni rupa dua dimensi hanya bisa
dilihat dari satu sisi saja, tetapi karya tiga dimensi dapat dilihat lebih dari dua sisi.
 Kesatuan (Unity)
Kesatuan sebagai modal awal prinsip yang menunjang bagaimana
satu unsur dengan unsur lainnya saling berpadu dengan harmonis dalam
menciptakan sebuah komposisi seni rupa yang indah dan juga menarik mata.
 Keselarasan/ harmoni
Untuk mengatakan sebuah karya seni rupa indah dan memiliki nilai
estetis, yang harus diperhatikan adalah kesatuan unsur-unsur karya seninya
berpadu dengan selaras dan harmonis. Yang dimaksud dengan keselarasan
itu sendiri adalah adanya kedekatan antara satu unsur dengan lainnya yang
notabene berbeda satu sama lain, baik itu dalam pencahayaan, bentuk, bahkan
pemilihan warna saja sudah memegang peranan penting dalam membangun
sebuah keindahan.

13
 Penekanan (contrast)
Penekanan merupakan prinsip yang menjadi dasar dari kesan
perbedaan dua buah unsur yang memiliki sifat saling berlawanan dan juga
yang saling berdekatan. Dengan adanya prinsip penekanan, maka akan
memberikan tampilan yang jauh lebih menarik, serta tidak monoton dan
membosankan.
 Irama (rythm)
Irama merupakan sebuah prinsip yang mengambil tempat sebagai
dasar atas pengulangan satu atau mungkin lebih unsur dengan cara yang
teratur. Untuk jenis pengulangan unsur-unsur seni rupa yang diatur itu sendiri
bisa beraneka macam jenisnya, baik itu sekadar variasi warna, perbedaan garis
dan juga variasi bentuk yang beragam namun tetap diulang dengan teratur
dan terstruktur. Sekalipun pengulangan yang begitu-begitu saja akan terlihat
sangat statis dan begitu-begitu saja, tetapi jika pengulangannya dilakukan
dengan variasi yang bagus maka akan memberikan nilai estetika yang lebih
tinggi dan irama harmonisnya yang kuat.
 Proporsi
Proporsi (perbandingan) yaitu unsur kesebandingan ideal yang dapat
diserap oleh persepsi pengamat sehingga terjadi keseimbangan harmonis objek
seni. Pengaturan dan penempatan ukuran yang tepat dan harmonis akan
menciptakan suatu karya seni yang serasi dan sempurna.
2.7 Fungsi Karya Seni Tiga Dimensi dan Dua Dimensi
Karya seni rupa tiga dimensi dapat dibedakan menjadi dua bagian,
berdasar-kan fungsi dan tujuan seni rupa tersebut yaitu seni rupa murni dan seni
rupa terapan.
1. Seni rupa murni merupakan karya seni yang tercipta bebas dengan fungsi yang
lebih mengutamakan keindahan/ekspresi dari pada fungsi pakai, sebagai
kepuasan pan-dangan mata saja dan biasanya sering digunakan hanya sebagai
pajangan/hias. Contoh karya seni murni, patung ataupun arca.
2. Seni rupa terapan merupakan karya seni yang tidak hanya sebagai pajangan
rumah saja, tetapi juga berfungsi untuk membantu kehidupan manusia. Seni
rupa terapan lebih mengutamakan kegunaan dibandingkan keindahannya.
Contoh seni terapan, meja, kursi dan benda fungsional lainnya (desain
interior/mebel/produk). Penciptaan karya seni rupa terapan tiga dimensi ini
mengikuti asas : form-follow-function (ben-tuk mengikuti fungsi). Prinsip ini
menunjukkan bahwa karya seni rupa terapan tiga dimensi terkait dengan nilai
ekonomis.

14
2 DIMENSI
Lukisan Adik Kakak

a. Identitas Lukisan
Judul Lukisan : Kakak dan Adik
Pelukis : Basuki Abdullah
Tahun Produksi : 1971
Bahan lukisan : Cat minyak dan Kanvas
Ukuran : 65x79 Cm
Aliran : Realisme

b. Deskripsi
Siapa yang tidak kenal dengan Basuki Abdullah, salah seorang maestro seni rupa Indonesia,
pria yang bernama lengkap Fransiskus Xaverius Basuki Abdullah lahir di Surakarta – Jawa
Tengah pada 25 Januari 1915 dan wafat di Jakarta pada 5 november 1993, setiap lukisan-
lukisan beliau memiliki makna yang dalam dan tentunya bernilai jual sangat tinggi, jadi untuk
mengkritik lukisan beliau bukanlah satu hal yang mudah karena pengkritik pun belum tentu
dapat mengimbangi keindahan dan kesempurnaan lukisan beliau.

c. Analisis Formal
Bahan lukisan ini berupa minyak pada media kanvas menjadikan lukisan ini lebih solid,
dengan penggunaan warna yang menawan dan sejuk dimata namun tidak mengurangi
makna dari lukisan tersebut, ditambah lagi dengan pola pencahayaan yang membuat raut

15
dan mimik wajah kedua objek lukisan menjadi lebih terlihat.

d. Interpretasi
Lukisan “Kakak dan Adik” karya Basuki Abdullah menunjukan kekuatan penguasaan teknis
realistis yang sangat baik, pola pencahayaan menggunakan pencahayaan dari samping
kiri (posisi objek lukisan) atau samping kanan (posisi penikmat lukisan)siapapun pasti
setuju bahwa sosok kakak dan adik dalam lukisan ini mengandung makna yang sangat
dalam, makna tentang kehidupan yang sangat dalam dimunculkan oleh Basuki Abdullah
dalam lukisan ini, sehingga menjadi nyawa dari lukisan ini, sosok Kakak dan adik dalam
keharuan terlihat jelas dari mimik wajah kakak beradik tersebut memperlihatkan ritme
kehidupan yang berat, dari berbagai sisi lukisan ini menjelaskan sisi kehidupan yang
dalam, kondisi beratnya kehidupan namun berbalut semangat menjadikan lukisan ini
sangat menarik, dan dalam lukisan ini Basuki Abdullah membungkus beratnya kehidupan
dalam balutan romantisme.

e. Simbol, Jenis dan Fungsi Karya Seni Rupa


Simbol kuat tersirat dari lukisan yang beraliran realisme ini, sosok kedua anak yang ada
dalam lukisan menyiratkan pesan sisi lain kehidupan yang sunyi, senyap dan kehampaan
yang terlihat jelas dari sorot mata kedua anak ini yang kosong namun memiliki mimik
wajah yang bersih.

f. Penilaian (Evaluasi)
Setelah mendalami dan mengamati lukisan karya Basuki Abdullah ini nyaris tidak
ada kekurangan dalam lukisan ini dilihat dari sisi isi dan gambar yang meliputi warna,
pencahayaan dan sentuhan kuas dalam lukisan tersebut, sulit bagi pengkritik yang masih
memiliki sedikit ilmu tentang lukisan untuk mengkritik hasil karya Basuki Abdullah yang
satu ini, namun secara global penilaian terhadap lukisan ini adalah hampir sempurna.

g. Kelebihan
Banyak sekali kelebihan yang ada pada lukisan “Kakak dan Adik” dalam lukisan ini,

16
diantaranya:
1) Lukisan ini merupakan gambaran kehidupan nyata, kehidupan yang berat namun tetap
harus dihadapi dengan semangat dan perjuangan.
2) Lukisan ini memiliki warna yang solid, dengan pencahayaan yang sangat mendukung
ekspresi dari objek lukisan.

h. Kekurangan
Kekurangan dari lukisan ini hanya dari sisi ukuran, ukuran lukisan 65Cm x 79Cm dirasakan
kurang besar.

i. Kesimpulan
Secara garis besar lukisan karya Basuki Abdullah yang berjudul “Kakak dan Adik”
merupakan lukisan yang nyaris sempurna, dengan objek lukisan yang mungkin tidak
terfikirkan oleh orang lain pada waktu itu menjadikan lukisan ini semakin menarik, dan
tentunya makna yang sangat dalam tersirat dari lukisan ini dan siapapun pasti setuju
apabila lukisan ini merupakan lukisan yang sangat baik, dan tentunya memiliki nilai jual
yang sangat tinggi.

Lukisan Melukis di Taman

a. Identitas Lukisan
Judul Lukisan : Melukis di Taman
Pelukis : Kartono Yudhokusumo
Tahun : 1952

17
Media : Cat minyak pada kanvas
Ukuran : 90x55cm
Aliran : Realisme

b. Deskripsi
Kartono Yudhokusumo merupakan pelopor untuk genre lukisan dekoratif di Indonesia, per
kembangan genre lukisan dekoratif dimulai dari lukisan-lukisan realisme dengan penggunaan
warna yang bebas tanpa terikat ketentuan penggunaan warna, begitu pula dengan karya
“Melukis di Taman” yang di buat pada tahun 1952 oleh Kartono Yudhokusumo. Media
lukisan ini adalah kanvas dengan ukuran 90x55cm, dan menggunakan cat minyak sebagai
media warna.

c. Analisis formal
Media lukisan ini berupa kanvas dan cat minyak, membuat lukisan ini menjadi terlihat lebih
solid, dengan warna-warna cerah dan dominan merah sebagai bentuk penegasan rasa dari
pelukis.

d. Interpretasi
Pada lukisannya ini Kartono membuktikan eksistensinya sebagai pelukis berkualitas dengan
menjadikan lukisan ini sebagai ungkapan jiwanya, semua objek dalam lukisan ini berusaha
untuk ditampilkan detai, dan dalam lukisan ini Kartono membayangkan dunia
dalam bentuk yang utuh dan ideal. Dan pada lukisan ini terlihat sisi romantisme dari
pelukis.

e. Penilaian (Evaluasi)
Walau nyaris sempurna namun ada seikit kelemahan dalam lukisan ini, diantaranya adanya
cat minyak yang melebur pada satu objek dengan objek lainnya, ini biasanya terjadi saat
pembuatan lukisan cat minyak terlalu cair sehingga melebur ke media lainnya
atau karena usia lukisan ini yang telah lama.

f. Simbol, Jenis dan Fungsi Karya Seni Rupa


Pada lukisan ini terlihat sosok laki-laki yang melukis di alam terbuka dengan model wanita
dengan pakaian yang lebih berbeda dan mencolok dari wanita lain yang ada di sekelilingnya,
hal ini menunjukan seting sosial yang bercampur dengan penanggapan gaya hidup pada
masanya.

18
g. Kelebihan
Kelebihan dari lukisan karya Kartono Yudhokusumo yang berjudul “Melukis di Taman” ini
diantaranya adalah :
1) Lukisan ini memiliki corak lukisan yang benar-benar menjadikan lukisan ini memiliki
jiwa.
2) Objek-objek yang ada dalam lukisan ini dibuat dengan detail dan rinci, pada bagain depan
maupun latar belakang dari lukisan ini.
3) Berbagai warna cerah yang diterapkan oleh pelukis pada setiap objek yang ada dalam
lukisan ini sangat mencerminkan intuisi dari pelukis daripada keadaan yang ada dialam
secara nyata dan ini merupakan salah satu ciri genre lukisan yang menggunakan perpektif
udara atau “Aerial Perpective” yang dengan ini memungkinkan cakrawala terlihat keatas
yang berimbas pada bidang gambar yang menjadi terlihat lebih luas dan objek yang dilukis
bisa lebih banyak sehingga Lukisan ini penuh dengan corak dan kaya akan warna.

h. Kekurangan
Adapun kekurangan dari lukisan “Melukis di Taman” ini adalah:
1) Lukisan ini agak sedikit sulit difahami oleh orang awam yang kurang faham masalah seni
lukis.
2) Ada percampuran warna yang melebur atau menyatu entah disengaja maupun tidak
disengaja yang mengakibatkan salah satu objek dalam lukisan menjadi melebur dengan objek
lainnya.
3) Ukuran lebar lukisan kurang dari 1 meter, sehingga lukisan kurang besar sehingga lukisan
ini kurang pas apabila di letakan pada ruangan yang besar.

i. Kesimpulan
Secara garis besar lukisan “Melukis di Taman” merupakan lukisan yang sangat menarik
dan lukisan bergenre lukisan dekoratif yang memiliki nilai seni yang tinggi, walau ada sedikit
kekurangan masih dapat di tolerir karena memang setiap seniman memiliki kekurangan
dan kelebihan masing-masing dimana kekurangan tersebut sebenarnya malah bisa
menjadi ciri khas dari seniman tersebut termasuk pula lukisan “Melukis di Taman” ini.

19
Lukisan Kedamaian

Judul : Kedamaian
Pelukis : Hermalinda
Bahan : Kain Mori, Cat Air
Ukuran : 33 x 27,5 cm
Teknik : Batik Lukis
Kegunaan : Lukisan
Aliran : Romantisme

a. Deskripsi
Karya lukis ini dibuat dengan menggunakan batik lukis yang sebagian besar berwarna biru
dan orange. Ukuran karya 33 x 27,5 cm. Dalam lukisan tersebut terdapat dua orang, laki-laki
dan perempuan yang sedang berjalan sambil berlindung dibawah payung.

b. Analisis Formal
Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan benda-benda yang
dikenainya. Peranan warna sangat dominan pada karya seni rupa, hal ini dapat dikaitkan
dengan upaya menyatakan gerak, jarak, tegangan, deskripsi alam, ruang, bentuk, dekorasi,
atau warna simbolik. Karya ini banyak menggunakan warna biru sebagai dasar latar. Jalannya
diberi warna orange karna cahaya dari lampu jalan. Garis perpaduan sejulah titik-titik yang
sejajar sama besar. Ia memiliki dimensi memanjang dan punya arah, bisa pendek, panjang
halus, tebal, berombak, melengkung, lurus,dan lain-lain. Garis sangat dominan sebagai unsur
karya seni, dan dapat disejajarkan dengan peranan warna.

20
c. Interpretasi
Warna dominan pada lukisan ini adalah warna biru dan orange. Biru sering
dianalogikansebagai warna laut yang berarti kedamaian. Dan orange melambangkan
persahabatan. Pelukis tampaknya ingin mengutarakan suasana yang begitu damai, romantis,
harmoni, dan bersahabat.

d. Evaluasi/Penilaian
Apabila memperhatikan lukisan ini, lukisan tersebut layak dikelompokkan sebagai karya seni.
Lukisan tersebut menggambarkan dua orang yang sedang berjalan dengan suasana yang
damai. Dalam karya ini mengandung pesan bahwa betapa indahnya suasana yang tenang,
damai, dan harmoni.

Lukisan Harmonis

Judul : Harmonis
Pelukis : Ahmad Savic A
Tahun : 2009
Media : Cat air
Teknik : Aquarel
Aliran : Abstraksionisme

a. Deskripsi
Media kertas memang merupakan media yang tepat ketika menggunakan cat jenis cat air.
Apalagi kertas yang digunakan memiliki tekstur yang kuat sehingga menunjang pada teknik.
Tekstur kertas ini memberikan peleburan warna menjadi sempurna, air yang digunakan Savic

21
ini mampu teresap sempurna pada kertas walaupun ada beberapa detail bagian yang kurang
diperhatikan.

Lukisan “harmonis” ini tidak mengkomposisikan subjek utama terlalu tengah, sehingga tidak
terlalu statis namun tetap fokus pada subjek utama. Penyusunan pohon besar inipun
dikomposisikan menjulang ke atas serong kanan sehingga lebih indah. Pengkomposisian
sebuah tiang listrik yang tegak menjulang dari bawah menjadi sorotan yang estetik ketika
puncaknya semakin berdekatan dengan puncak pohon. Garis-garis dari pembentukan ranting
pohon seolah menjadi ciri khas tersendiri dalam karya ini, sebab menjadi perpaduan pula
pada garis-garis yang terbentuk dari kabel listrik di sebelahnya. Hal ini menjadikan
komposisi yang menarik. Begitu pula perulangan daun-daun abstrak seolah menjadi taburan
yang membuat karya ini lebih indah.

Warna yang digunakan bukan merupakan warna asli dari sebuah pohon, Savic menggunakan
warna-warna campuran seperti warna orange, kuning dan biru. Hal ini membuat lukisan yang
dibuatnya menjadi estetis dan menarik. Warna pohon yang pada umumnya hijau dan coklat
menjadi lebih bervariasi. Meski jika Savic menggunakan warna-warna ini sebagai
background nuansa, warna-warna inipun masih menjadi unsur estetik dalam karyanya.

b. Analisis formal
Karya seni lukis milik Ahmad Savic ini merupakan lukisan yang sekiranya mengungkapkan
bentuk sebuah pohon. Tak terdapat pohon lain disekitarnya sebagai background ataupun
subjek figuran. Hanya sebuah tiang listrik yang menemani dan tampak berdekatan, namun
subjek yang lebih ditekankan adalah pohon tersebut. Bentuk dari pohon ini tidak sederhana,
banyak sekali ranting yang menjadi cabang dari bawah hingga ke atas. Tidak dapat ditebak
pohon apakah ini, yang jelas bentuk cabang-cabang yang banyak ini menandakan merupakan
pohon yang beranting banyak. Bukan pohon rimbun nan hijau sebab dari bentuk daun-
daunnya yang ekspresif terdapat secara acak pada ranting yang banyak. Namun dapat dilihat
dari bentuk pohon ini yang menjulang ke atas hingga tak terlihat ujung batangnya merupakan
pohon yang besar. Bentuk ranting-ranting pohon yang meliuk-liuk ini makin terlihat jelas
bahwa sedang diambil perspektifnya dari bawah.

Pohon menyimbolkan sebuah kehidupan yang utuh dan pasti, kepastian ini tergambar dari
karakter pohon yang pada umumnya memiliki batang yang kuat. Sesuatu yang berhubungan
dengan alam artinya hidup dan pohon merupakan salah satu bagian dari alam. Sedangkan
tiang listrik adalah penyangga dari listrik sendiri seolah-olah menjadi simbol dari sesuatu
yang lain, lain dari sesuatu yang hidup. Listrik merupakan sesuatu yang tidak hidup dan dapat
mematikan. Apalagi listrik itu dapat mematikan sebuah pohon pada kejadian tertentu.

c. Interpretasi

22
Dalam lukisan ini meskipun hanya terdapat sebuah subjek pohon dan tiang listrik namun
memiliki makna yang lebih dalam. Bukan sekedar indahnya pohon yang berdiri di dekat tiang
listrik namun lebih dari itu. Kesan rimbun tidak diperoleh namun dari pohon itu sendiri dapat
mengesankan besar dan tinggi, begitu pula pada tiang listriknya yang menggambarkan
tentang ketinggian. Hal yang berdampingan ini menggugah perasaan tertentu yang tercipta
dalam hati, seperti pada unsur-unsur yang sama antara pohon dengan tiang listrik. Ada garis-
garis yang menjadi perpaduan keserasian yang mengesankan keharmonisan satu sama lain.
Persamaan ketinggian menjadi hal yang indah ketika dilihat dari sisi bawah, hal ini sangat
terlihat pada penunjukan bahwa subjek ini berada pada posisi tinggi. Seolah-olah
mengesankan pada sesuatu yang unggul dan tinggi. Selain itu seolah hanya dari perspektif
bawah dapat melihat segala sesuatu yang harmonis. Seperti yang terlihat pada perpaduan
garis kabel dan garis-garis yang terbentuk dari ranting pohon. Penyatuan ujung pohon dengan
ujung tiang listrik menjadi penyatuan suatu hubungan yang kukuh yang terbentuk dari
sesuatu yang kuat yaitu pada karakter batang pohon dengan batang tiang listrik. Bercak-
bercak daun yang tidak dimiliki oleh tiang listrik menjadi penghias antara jalinan pohon
dengan tiang listrik. Keseluruhan lukisan ini mencerminkan sebuah keharmonisan yang tak
terduga.

Menarik sekali lukisan ini mendapatkan gagasan dari sebuah pohon yang pada dasarnya
menyatu dengan alam namun Savic menampilkan dalam keadaan berada di perkotaan. Bukan
menjadi sosok pohon yang paling mendominasi keadaan kering di kota namun gagasannya
dalam menampilkan subjek utama adalah merupakan bentuk keharmonisan yang unik.

d. Evaluasi
Penyatuan bentuk menjadi hal yang patut diperhatikan sebab menjadi hal utama dalam
lukisan ini. Meskipun Savic menggunakan ekspresi yang kuat namun perspektif perlu
diperhatiakn terutama pada pendekatan antara tiang listriik dan pohon. Pemberian sedikit
detail pada bagian tertentu akan menambah keindahan lukisan ini. Seperti pada tiang listrik
yang kurang diperhatikan karena teralalu memperhatikan tonjolan bentuk pohon. Sedangkan
pohonnya sendiri boleh juga jika ditambahkan sedikit daun-daun yang sama agar karakter
pohon lebih kuat.

Namun demikian lukisan ini sudah cukup baik dilihat dari segi ekspresi, hanya perlu
pengembangan teknik saja jika ingin membuat karya berikutnya. Akan lebih baik lagi jika
lukisan ini di kemas dalam figura yang simpel dan elegan.

Menyatakan sebuah pohon tidak perlu menunjukkan keseluruhan bentuk pohon tersebut,
bentuk visualisasi hanya menjadi subjek dari inti lukisan. Makna yang terkandung dalam
lukisan ini lebih ditekankan daripada perwujudan. Sedangkan perwujudan estetis yang
ekspresif disini lebih ditekankan daripada bentuk utuh. Lukisan ini memperlihatkan ekspresi
yang tinggi dalam pembentukannya. Keestetisan menjadi tampilan unggulan yang paling
menonjol dan itulah yang merupakan sisi indah dari sebuah keharmonisan.
23
Keharmonisan bukan merupakan suatu yang terdiri atas segala hal yang sama, namun terdiri
atas hal yang berbeda jauh. Sisi indah dari keharmonisan adalah kesamaan hal kecil yang tak
terduga dan berjalan begitu saja. Seperti segala sesuatu yang alami, ada kesenjangan yang
dapat terlihat dengan jelas dan gamblang namun ada jembatan lembut yang menyatukan
keindahan dari sebuah jalinan. Perbedaan kecil dapat menjadi penghias yang mengkukuhkan
sebuah hubungan, terkadang sesuatu yang menjadi pembeda itu adalah justru menjadi
penyatu.

3 DIMENSI

Rindu Dendam

Seniman: I Wayan Sujana Suklu


Tahun Karya: 2012
Judul: Rindu Dendam
Ukuran: 95×160×72 cm
Media: Steel

a. Deskripsi
Seni rupa "Rindu Dendam" mengangkat konsep seni modern. Karya seni rupa ini merupakan
karya dari seorang seniman yang bernama I Wayan Sujana atau yang biasa disebut seniman
Suklu. I Wayan Sujana merupakan seniman yang besar di Bali. I Wayan Sujana Suklu pada
karya seninya yang ini terlihat hanya sebuah kawat yang tidak beraturan. Sesuai dengan ciri-
cirinya karya seni modern yang dibuat I Wayan pada media besi tersebut terlihat minimalis.
Sang seniman membuat jangkauan visualisasi yang tidak terbatas dan universal.

24
b. Analisis
Karya seni 'Rindu Dendam" menggambarkan rasionalitas sebuah kehidupan yang dialami
seorang individu. Karya seni I Wayan yang satu ini dikemas secara orisinil mengenai keadaan
perasaan manusia yang bersifat individual. I Wayan Sujana tidak mengedepankan estetika
bentuk dari karya ini. Dapat kita lihat, bahwa karya tersebut memiliki bentuk yang tidak
berupa dan tidak beraturan. Namun I Wayan mengutamakan filosofi yang terdapat pada karya
seni dari "Rindu Dendam" ini.

c. Interpretasi
I Wayan Sujana memang sering membuat karya dengan latar belakang masalah psikologis
yang dialami oleh manusia. Karya seni ini menggambarkan seseorang yang kuat dengan
kehidupan yang rumit. Pemilihan bahan kawat besi ini menggambarkan seorang manusia
yang kuat dan keras. Kawat besi yang melilit tak beraturan dan rumit menggambarkan
keadaan emosional manusia yang sangat rumit dan tertusuk sangat dalam diwakilkan oleh
besi yang membentang masuk ke dalam lilitan kawat besi yang rumit.

d. Evaluasi
Karya seni lain yang dibuat oleh I Wayan lukisan banyak menggunakan figur seorang wanita.
Hal ini dilatarbelakangi oleh masalah psikologis I Wayan yang saat kecil telah ditinggalkan
oleh ibunya, sehingga beliau terobsesi dengan sosok wanita yang menjadi tema dari sebagian
besar karyanya.

I Wayan Sujana Suklu menampilkan kreativitas yang tidak terbatas dan kebebasan dalam
berekspresi untuk mengungkapkan perasaan individu kita. Mengapa karya seni rindu dendam
ini tergolong karya seni modern karena sifatnya yang universal dan sangat ekspresif serta
unik. Dalam karya seni "Rindu Dendam" ini ingin menyampaikan "setiap manusia pasti
memiliki masalah rumit dalam hidup, tinggal bagaimana cara mereka menyelesaikan nya".
Karya I Wayan yang satu ini tidak mengedepankan estetika dari sebuah seni, karena ketidak-
indahan nya tersebut membuat karya seni " Rindu Dendam" ini terkenal.

25
BARONG & LEAK

· Karya : Afandi (1980)

· Fungsi : sebagai hiasan dalam ruangan dan merupakan bagian seni kebudayaan dari Masyarakat
Bali, dimana Barong dan Leak adalah filosofi bagaimana bertolak belakangnya antara kebaikan dan
kejahatan. Lukisan ini juga sebagai saluran imajinasi pelukis.

· Media Alat dan Bahan : Oil on Canvas. Cat Minyak diatas canvas adalah bahan yang paling
populer, dan biasa digunakan dalam melukis, karena pemakaian yang mudah diaplikasikan serta
hasil lukisanya bisa digunakan dalam berbagai tehnik gaya lukisan, halus ataupun bertekstur. Bahan
melukis ini berbasis minyak, dan memiliki tingkatan kualitas mulai dari kualitas normal hingga
kualitas tinggi, dan dibedakan dengan harga. Baik pelukis pemula atau pelukis handal, sering
menggunakan bahan material cat minyak dan canvas sebagai media pilihan untuk melukis. Alat
pendukung lainnya dapat berupa pisau lukis, kain lap, easel, dan bingkai (untuk meletakkan hasil
lukisan).

· Teknik yang digunakan : teknik plakat. Teknik plakat merupakan teknik melukis dengan
menggunakan cat dengan sapuan warna yang tebal sehingga hasil lukisan tampak pekat atau
menutupi seluruh medianya.

· Aliran : Naturalisme. Naturalisme melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam
nyata, artinya disesuaikan dengan tangkapan mata kita

BUNGA SAKURA

Pin on Pinterest

· Sumber Karya : devianart.net

· Fungsi : sebagai hiasan dan memberikan suasana yang berbeda pada ruangan. Selain itu, saat
perang dunia kedua, lukisan bunga sakura juga sebagai penanda badan pesawat tentara Jepang yang
akan melakukan misi bunuh diri. Di Jepang bunga sakura sangatlah penting.

26
· Media Alat dan Bahan : Pensil di atas kertas.

Secara teknis menggambar dengan media pensil di atas kertas merupakan teknik yang plaing
sederhana dan praktis. Media yang dibutuhkan adalah kertas gambar dan pensil dengan variasi
intensitas kehitaman. Jenis kertas yang ideal untuk adalah yang tidak licin, tidak mengilat, dan tidak
terlalu tipis. Disamping itu, sebaiknya menggunakan kertas yang agak kasar dan bertekstur sehingga
kualitas goresan pensil bisa lebih optimal. Alat lain yang dibutuhkan antara lain : penghapus dan
rautan pensil sebagai alat pendukung.

· Teknik yang digunakan : teknik arsir. Teknik arsir merupakan teknik dengan cara menyilang atau
mensejajarkan

Nama Perupa : Salim Hendro

Judul Karya : Tugu Muda Semarang

Deskripisi.

Tugu Muda adalah sebuah monumen yang dibuat untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan
yang telah gugur dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang. Monumen ini terletak di Jalan Nasional
Rute 20 yang mengarah ke Solo. Tugu Muda berbentuk seperti lilin yang mengandung makna
semangat juang para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan RI tidak akan pernah padam.
Bentuk Tugu muda merupakan tugu yang berpenampang segi lima. Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu
landasan, badan dan kepala. Pasa sisi landasan tugu terdapat relief. Keseluruhan tugu dibuat dari
batu. Untuk memperkuat kesan tugunya, dibuat kolam hias dan taman pada sekeliling tugu.

Analisis formal

Bahan yang digunakan dalam pembuatan tugu muda semarang adalah batu dan
semen dengan menggunakan alat seperti pengangkat batu, palu dan pahat. Teknik yang digunakan
dalam pembuatan tugu semarang adalah teknik pahat dan merakit.

Interpretasi

27
Tugu Muda ini menggambarkan tentang semangat berjuang & patriotisme warga
semarang, khususnya para pemuda yang gigih, rela berkorban dengan semangat yang tinggi
mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

Nama Perupa : Henk Ngantung, Edhi Sunarso

Judul Karya : Monumen Selamat Datang

Deskripsi

Monumen Selamat Datang adalah sebuah monumen yang terletak di tengah Bundaran Hotel
Indonesia, Jakarta, Indonesia. Monumen ini berupa patung sepasang manusia yang sedang
menggenggam bunga dan melambaikan tangan. Patung tersebut menghadap ke utara yang berarti
mereka menyambut orang-orang yang datang dari arah Monumen Nasional. Ide pembuatan patung
ini berasal dari Presiden Sukarno dan rancangan awalnya dikerjakan oleh Henk Ngantung yang pada
saat itu merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tinggi patung perunggu ini dari kepala sampai kaki 5
m, sedangkan tinggi seluruhnya dari kaki hingga tangan yang melambai adalah +-7 m, dan tinggi kaki
patung adalah 10 m. Pelaksana pembuatan patung ini adalah tim pematung Keluarga Arca pimpinan
Edhi Sunarso di Karangwuni, dan dibantu oleh Trubus Soedarsono.

Analisis Formal

Bahan yang digunakan dalam pembuatan monumen selamat datang ini adalah batu dan alat
yang digunakan adalah pahat, palu dan butsir. Dalam pembuatan monumen selamat datang
meggunakan teknik pahat. Teknik pahat adalah teknik yang dilakukan dengan mengurangi atau
membuang bahan yang tidak digunakan secara perlahan sehingga membentuk pola kerajinan.

Interpretasi

Monument selamat datang memiliki makna menyambut orang-orang yang datang dari arah
Monumen Nasional

Nama Perupa : Sigit Margono.

Judul Karya : Patung Sura dan Baya

28
Deskripsi

Patung sura dan baya adalah sebuah patung yang merupakan lambang kota Surabaya. Patung ini
berada di depan Kebun Binatang Surabaya. Patung ini terdiri atas dua hewan ini yang menjadi
inspirasi nama kota Surabaya: ikan sura (hiu) dan baya (buaya). Letak Patung Sura dan Buaya berada
di depan Kebun Binatang Surabaya atau tepatnya berada di Jalan Diponegoro , Darmo, Wonokromo,
Surabaya.

Analisis formal

Apabila kamu lihat lebih teliti, sebenarnya ikon dari kota terbesar kedua di Indonesia ini mungkin
kelihatannya cukup sederhana. Hal itu disebabkan tidak adanya ornamen apapun yang menghiasi
sekeliling patung. Dan bahkan, mungkin patung ini bukan merupakan hasil pahatan dari seniman
yang mempunyai cita rasa seni yang cukup tinggi. Namun, sebenarnya pembuat Patung Sura dan
Buaya ini adalah Sigit Margono yang merupakan seorang seniman patung dan dosen Sekolah Tinggi
Kesenian Wilwatika (STKW) Surabaya.

Interpretasi

Patung Sura dan Baya dari Kota Jawa Timur ini merupakan lambang dari Kota Surabaya. Ikan
Sura (hiu) dan Baya (buaya) merupakan simbol dari sifat keberanian pemuda Surabaya yang tidak
gentar menghadapi bahaya.

Nama Perupa : I Nyoman Nuarta

Judul Karya : Patung Jalesveva Jayamahe

29
Deskripsi :

Tidak hanya di kenal sebagai kota pahlawan, ternyata Surabaya juga memiliki salah satu monumen
yang memiliki sejarah atas kejayaan laut Indonesia. Monumen ini bernama Jalesveva Jayamahe. Arti
nama tersebut yaitu di lautan kita jaya yang juga di gunakan sebagai moto oleh TNI angkatan laut.
Indonesia memasuki masa kejayaan di bidang kemarimitan sejak adanya kerajaan Sriwijaya hingga
Majapahit. Monumen ini di bangun dengan ciri khasnya tersendiri, yaitu bentuk Perwista TNI
angkatan laut yang berdiri tegak dengan menatap laut. Perwista tersebut berdiri dengan membawa
pedang yang di tumpukan di lantai.

Pembangunan monumen ini di lakukan selama 6 tahun. Penggagasan berdirinya monumen tersebut
di usulkan oleh Laksamana TNI Muhammad Arifin di tahun 1990 an. Hingga pada tanggal 5
Desember 1996, monumen di resmikan oleh Presiden Soeharto yang menjabat pada masa itu.
Peresmian ini kebetulan juga bertepatan dengan Hari Armada Indonesia. Siapa kah seniman yang
sukses membuat monumen ini terlihat apik? Ya, I Nyoman Nuarta seorang seniman patung asal Bali
lah yang menjadikan patung ini terlihat megah. Tak tanggung tanggung, patung ini membutuhkan
3000 lebih ton tembaga yang menghabiskan dana sebesar 27 Milyar rupiah pada masa tersebut.
Monumen ini memiliki tinggi sekitar 30, 6 meter dan tidak hanya berdiri sebagai monumen, pada
bawah monumen tersebut terdapat bangunan bundar yang di gunakan sebagai museum.

Museum ini akan menjelaskan banyak hal terkait TNI Angakatan Laut. Sehingga, tidak hanya dapat
menikmati keindahan dan kemegahan monumen, para pengunjung juga bisa menambah
pengetahuannya terkait angkatan laut dengan mengunjungi museum tersebut. Di dinding museum
tersebut banyak diorama yang menjelaskan tentang Indonesia dengan kejayaan maritimnya dan
peristiwa penting yang terjadi di TNI Angkatan Laut.

Nama Perupa

Judul Karya

30
Deskripsi

Monumen Nasional atau yang disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen
peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang terletak tepat di tengah Lapangan Medan
Pembangunan dimulai pada 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Soekarno dan diresmikan
sehingga dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran
emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala dari rakyat Indonesia.

Analisis formal

Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan tugu monumen nasional adalah
btu,baja,semen,pasir,air,keramik,logam,emas sedangkan at yang digunakan dalam proses
pembuatannya adalah cor,cetok,palu, meteran,penggaris,pemgaman, dll.

Teknik yang digunakan dalam proses pembuata tugu monas adalah telnik cor dan bentuk

Interpretasi

Makna dari monumen nasional adalah mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat indonesia
untuk nerebut kemerdekaan dari pemerintah kolonial belanda

Nama Perupa : Sunan Kalijaga

Judul Karya : Wayang Kulit

31
Deskripsi :

Wayang adalah pertunjukan drama tradisionil yang populer sekali di Indonesia. Lakon wayang
biasanya berdasarkan cerita yang diambil dari epik Ramayana dan Mahabharata. Kedua epik ini
asalnya dari India, tapi ceritanya sudah diubah orang Jawa dulu. Ada lakon lagi yang berdasarkan
cerita Indonesia lama seperti cerita Kala Rau dan cerita Panji.

Di pulau Jawa dan Bali ada beberapa macam wayang. Yang paling terkenal adalah wayang kulit yang
dimainkan dengan boneka wayang yang dibuat dari kulit. Boneka wayang yang dibuat dari kayu
dipakai dalam pertunjukan wayang golek dan wayang klitik. Hanya wayang kulit yang biasanya
dimainkan pada malam hari, kalau sudah gelap. Di belakang sebuah kelir, lampu dipasang. Orang
yang menonton pertunjukan wayang kulit duduk di depan kelir. Mereka hanya bisa melihat
bayangan boneka wayang. Satu pertunjukan wayang bisa makan waktu lama, sampai sembilan jam.

Sebuah pertunjukan wayang dimainkan oleh Ki Dalang, artinya tukang cerita. Dia selalu duduk di
belakang kelir sedang memainkan wayang. Ki Dalang penting sekali karena dia yang memainkan
semua boneka wayang dan menyuarakan teks mereka. Dia juga yang bernyanyi dan yang memimpin
gamelan wayang.

Dalam satu set wayang ada beberapa ratus watak; ada yang baik, ada yang jahat. Yang baik selalu
dimainkan di sebelah kanan dalang, dan yang jahat dimainkan di sebelah kiri dalang. Boneka wayang
yang tidak dipakai dipasang di sebuah batang pohon pisang yang ada di depan Ki dalang. Di antara
watak wayang yang terkenal adalah lima saudara Pandawa; nama mereka Yudisthira, Bima, Arjuna,
Nakula dan Sadewa. Mereka tokoh cerita Mahabharata yang menceritakan perang saudara.

32
Alat musik yang paling penting dalam gamelan wayang adalah alat pukul yang namanya gender.
Musik yang dimainkan berubah mengikuti cerita. Ki Dalang pakai pemukul kayu (cempala) dan kotak
kayu besar, yang biasanya dipakai untuk menyimpan semua watak wayang, untuk memberitahu
kepada pemain gamelan, musik macam apa yang harus dimainkan.

Nama Perupa : Sunan Kudus

Judul Karya : Wayang golek

Deskripsi :

Wayang Golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang di daerah
Jawa Barat. Daerah penyebarannya terbentang luas dari Cirebon di sebelah timur sampai wilayah
Banten di sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat sering
pula dipertunjukkan pergelaran Wayang Golek.

Pendapat lain yang berkenaan dengan penyebaran wayang di Jawa Barat adalah pada masa
pemerintahan Raden Patah dari Kerajaan Demak, kemudian disebarluaskan para Wali Sanga.
Termasuk Sunan Gunung Jati yang pada tahun 1568 memegang kendali pemerintahan di Kasultanan
Cirebon.

Beliau memanfaatkan pergelaran wayang kulit sebagai media dakwah untuk penyebaran agama
Islam. Baru sekitar tahun 1584 Masehi salah satu Sunan dari Dewan Wali Sanga yang menciptakan
Wayang Golek, tidak lain adalah Sunan Kudus yang menciptakan Wayang Golek Pertama.

Pada waktu kabupaten-kabupaten di Jawa Barat ada di bawah pemerintahan Mataram, ketika jaman
pemerintahan Sultan Agung (1601-1635), mereka yang menggemari seni pewayangan lebih
meningkat lagi dalam penyebarannya, ditambah lagi banyaknya kaum bangsawan Sunda yang
datang ke Mataram untuk mempelajari bahasa Jawa dalam konteks kepentingan pemerintahan,

33
dalam penyebarannya wayang golek dengan adanya kebebasan pemakaian bahasa masing-masing,
seni pewayangan lebih berkembang, dan menjangkau hampir seluruh Jawa Barat.

 
Judul :” Mencari Kutu Rambut “

 Media : Cat minyak pada kanvas3.

 Dimensi : 84 x 65 cm4.

Teknik : Dari segi teknik pembuatannya karya lukis ini dibuat dengan stuckbrush (sapuan kuas) pada


kanvas dan di buat secara ekspresionis sehingga memunculkankesan yang sederhana.5.

 Tahun Pembuatan : 19536.

 Seniman : Hendra Gunawan

Deskripsi
Lukisan karya Hendra Gunawan ini berjudul “ Mencari Kutu Rambut”. Lukisan dibuat
tahun 1953 dengan ukuran 84 cm x 65 cm dengan menggunakan cat minyak diataskanvas. Lukisan
dari Hendra Gunawan ini menampilkan subject matter 3 orang manusiayang terdiri dari anak,
dengan dua orang perempuan dewasa. Sedangkan subjectpendukingnya berupa langit dan batang
pohon. Untuk warna pada subject matteradalah: Warna kulit manusia, coklat muda, putih serta pada
warna baju memilih warnayang terang seperti merah muda, putih, biru muda, coklat sebagai
bawahan pakaian.Pada subject pendukung, warna gradasi biru muda dengan menambahkan kesan
putihpada awan dan juga kesan batang pohon dan warna coklat pada bentk wayang

34
padaumumnya.Lukisan karya Hendra Gunawan ini merupakan salah satu karya yang dikoleksi
BungKarno

35

Anda mungkin juga menyukai