Anda di halaman 1dari 75

SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA

MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN


Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Kelas / Semester : XI/ II
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit ( 4 x tatap muka)

Kompetensi Inti

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI.3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
Pokok Waktu
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan Momentum, Mengamati Tugas 16 JP Sumber
yang menciptakan dan impuls,
mengatur alam jagad  Mencari informasi Menyelesaikan (4 x 4 JP)  FISIKA SMA Jilid2,
rayamelalui pengamatan dan tumbuka tentang masalah tentang Pusat Perbukuan
fenomena alam fisis dan momentum, momentum, impuls  Panduan Praktikum
pengukurannya. impuls, hubungan dan hubungan Fisika SMA, Erlangga
antara impuls dan antara impuls dan  e-dukasi.net
momentum serta momentum serta
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah tumbukan dari tentang hukum Alat
(memiliki rasa ingin tahu; berbagai sumber kekekalan
objektif; jujur; teliti; cermat;  botol plastik
belajar. momentum
tekun; hati-hati; bertanggung  pompa dan pentil
jawab; terbuka; kritis; kreatif; sepeda
inovatif dan peduli  pipa dan lem PVC
 Menyimak ilustrasi Tes
lingkungan) dalam aktivitas
tentang tumbukan
sehari-hari sebagai wujud Tertulis tentang
benda yang
implementasi sikap dalam impuls, momentum
dihubungkan
melakukan percobaan , dan hukum
dengan konsep-
melaporkan, dan berdiskusi kekekalan
konsep
momentum, impuls momentum dalam
dan hukum berbagai
kekekalan pemecahan
3.5 Mendeskripsikan momentum momentum dalam masalah
dan impuls, hukum kekekalan kehidupan sehari-
momentum, serta hari
penerapannya dalam Observasi
kehidupan sehari-hari
Menanyakan Checklist lembar
Menanyakan konsep pengamatan
4.5 Memodifikasi roket momentum, impuls, kegiatan diskusi
sederhana dengan menerapkan hubungan antara kelompok
hukum kekekalan momentum impuls dan
momentum serta
hukum kekekalan Portopolio
momentum
Hasil karya dan

Laporan
Mengasosiasi
eksperimen
Menganalisis membuat roket
berbagai masalah sederhana
tumbukan dengan
menggunakan hukum
kekekalan momentu

Ekperimen/eksploras
i

 Mendiskusikan
konsep
momentum,
impuls, hubungan
antara impuls dan
momentum serta
hukum kekekalan
momentum dalam
berbagai
penyelesaian
masalah
 Merancang dan
membuat roket
sederhana dengan
menerapkan
hukum kekekalan
momentum secara
berkelompok

Mengomunikasikan

Presentasi laporan
membuat roket
sederhana.
MATERI MOMENTUM,IMPULS DAN TUMBUKAN
Status pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI/ II
Sub Materi pokok : Momentum, Impuls dan Tumbukan
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit ( 4 x tatap muka)

Momentum, Impuls, dan Tumbukan


A. Momentum

Momentum dalam pelajaran fisika berbeda dengan pengertian momentum


dalam kehidupan dalam bahasa sehari – hari. Dalam fisika, momentum merupakan
sebuah besaran yang didefenisikan sebagai hasil perkalian antara massa dengan
kecepatan suatu benda. Dalam fisika momentum dilambangkan dengan huruf ‘p’,
secara matematis momentum dapat dirumuskan:

p=m.v

p = momentum benda (kg m/s)

m = massa benda (kg)

v = kecepatan benda (m/s)

Sebagai contoh, sebuah balok bermasa 2 kg sedang bergerak dengan


kecepatan 4 m/s. Hitunglah momentum balok tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : m= 2 kg
V= 4 m/s
Ditanya : p?
Jawab : p = m.v
= (2 kg) x (4 m/s) = 8 kg m/s

Sedangkan menurut hokum kedua Newton : “gaya F yang diberikan pada


suatu benda sama dengan laju perubahan momentum ( ∆p/∆t )”, dapat dituliskan :

∆p
F = ∆t

dimana,

F = gaya ( N )

∆p = p2 – p1 = perubahan momentum ( kg. m/s )

∆t = t2 – t1 = selang waktu ( s )

Sebagai contoh perubahan momentum dan gaya

Air keluar dari selang dengan debit 1,5 kg/sdan laju 20 m/s dan diarahkan
pada sisi mobil, yang menghentikan gerak majunya. Berapa gaya yang diberikan air
pada mobil ?

Penyelesaian : kita ambil arah x positif ke kanan. Pada setiap sekon, air
dengan momentum px = mvx = ( 1,5 kg ) ( 20 m/s ) = 30 30 kg .m/s berjenti pada saat
mengenai mobil. Besar gaya ( dianggap konstan yang harus diberikan mobil untuk
merubah momentum air sejumlah ini adalah

∆p
F=
∆t

p 2−p 1
=
∆t

0−30
= = - 30 N
1,0

Tanda minus menunjukkan bahwa gaya pada air belawanan arah dengan
kecepatan asal air. Mobil memberikan gaya sebesar 30 N ke kiri untuk menghentikan
air, sehingga dari hukum Newton ketiga, air memberikan gaya sebesar 30 N pada
mobil.

Dan bagaimana jika air memercik kembali dari mobil ? apakah gaya pada
mobil lebih besar atau lebih kecil ?

Tanggapan : jika air memercik kembali ke arah selang, perubahan momentum


akan lebih besar, berarti gaya pada mobil akan lebih besar. Perhatikan bahwa p 2
sekarang bukan nol dan menunjuk kearah x negative. Sehingga yang lebih kecil dari
-30 N ( yaitu -35 sampai -40 N ), bergantung pada laju percikan air. Untuk
mudahnya, mobil tidak hanya memberikan gaya untuk memberhentikan air, tetapi
juga gaya tambahan untuk memberinya momentum pada arah yang berlawanan.

→ p1

← p2 sehingga ∆p = p2 – p1

Momentum diperoleh dari hasil kali besaran skalar massa dengan besaran
vektor kecepatan, sehingga momentum termasuk besaran vektor. Arah momentum
searah dengan arah kecepatan, arah momentum cukup ditampilkan dengan tanda
positif dan negatif. Misalkan, benda A bermassa 1 kg dan bergerak dengan kecepatan
8 m/s ke kanan, sedangkan benda B bermassa 2 kg dan bergerak dengan kecepatan 3
m/s ke kiri. Hitunglah momentum totalnya?

mA = 1 kg mB = 2 kg,

VA = 8 m/s VB = 3 m/s

Bila kita menganggap arah ke kana sebagai arah positif maka kecepatan benda
B harus biberi tanda negatif karena benda A dan benda B berlawanan arah sehingga
momentum totalnya dapat dituliskan sebagai berikut :

Σp = pA + pB = mA VA + mB VB

= (1 kg) (8 m/s) + (2 kg) ( - 3m/s) = 2 kg m/s


Semakin besar momentum, maka semakin dahsyat kekuatan yang dimiliki
oleh suatu benda. Jika materi dalam keadaan diam, maka momentumnya sama dengan
nol. Sebaliknya semakin cepat pergerakannya, semakin besar juga momentumnya.
Satuan momentum adalah sederhana yaitu massa dikali kecepatan, yang dalam
satuan SI adalah kg m/s. Tidak ada nama khusus untuk satuan ini. Sebuah mobil yang
berlari cepat mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan dengan mobil
yang lambat dengan massa yang sama, dan sebuah truk yang berat memiliki
momentum yang lebih besar dari pada sebuah mobil kecil dengan kecepatan yang
sama. Makin besar momentum yang dimiliki suatu benda, maka makin sulit untuk
menghentikannya, dan makin besar efek yang diakibatkannya jika diberhentikan
dengan tabrakan atau tumbukan.

B. Impuls
Apa yang menyebabkan suatu benda diam menjadi bergerak ? bola yang diam
akan bergerak ketika gaya tendangan bekerja pada bola. Gaya tendangan pada bola
termasuk gaya kontak yang bekerja hanya dalam waktu singkat. Gaya seperti ini
disebut gaya impulsif/ gaya impuls, jadi gaya impuls mengawali suatu percepatan dan
menyebabkan bola bergerak cepat dan makin cepat. Dalam Fisika impuls
dilambangkan dengan simbol / huruf “I”. impuls adalah hasil kali antara besaran
vektor gaya F dengan besaran scalar selang waktu ∆t, sehingga impuls termasuk
besaran vektor. Arah impuls I searah dengan arah gaya impulsif F.

I = F . ∆t

I = impuls ( N.s kg m/s )


F = gaya yang bekerja pada benda ( N )
∆t = t2 – t1 = selang waktu ( s )

Percepatan gerak benda dapat dituliskan :

a = ∆v/∆t = v2 – v1/ ∆t

a = percepatan (m/s-2)
∆v = v2 – v1 = perubahan kecepatan ( m/s )
∆t = selang waktu (s)

Sebagai contoh, Sebuah gaya 25 N bekerja pada sebuah benda dalam selang
waktu 0,2 sekon. Hitunglah impuls yang dikerjakan gaya tersebut pada benda ?
Diketahui : F = 25 N
∆t = 0,2 s
Ditanya :I?

Jawab : I = F . ∆t

= (25 N ) . ( 0,2 s ) = 5 N s

Hubungan antara momentum dan impuls dan hukum newton II

Untuk merubah momentum benda dibutuhkan sebuah gaya, baik untuk


menaikkan momentum, menurunkannya ( misalnya memberhentikan benda yang sedang
bergerak ), atau untuk merubah arahnya. Newton pada awalnya menyatakan hukum keduanya
dalam bentuk momentum ( walaupun ia menyebut hasil kali mv sebagai “ kuantitas gerak “ ).
Pernyataan Newton mengenai hukum gerak kedua, jika diterjemahkan ke bahasa modern
adalah sebagai berikut :

Impuls dapat diartikan sebagai perubahan momentum. Maka:

I = ∆p

F ∆t = ∆p

∆p
F=
∆t

mv 2−mv 1
F=
∆t

(v 2−v 1)
F=m
∆t

∆v ∆v
F=m →a=
∆t ∆t

F=ma
Bentuk terakhir ini sesuai dengan hukum Newton II yang telah anda kenal
dalam dinamika. Disinilah letak kejeniusan Newton yang meramalkan bahwa massa
benda tidak selalu konstan, dia menyatukan hukum keduanya yang sesuai dengan
persamaan diatas yang berbunyi : “gaya F yang diberikan pada suatu benda sama
dengan laju perubahan momentum ( ∆p/∆t )”.

Hubungan impuls-momentum

I = ∆p = p2-p1

F·∆t = mv2-mv1

Hubungan ini dapat dinyatakan dengan kalimat sebagai berikut:

Impuls yang dikerjakan suatu benda sama dengan perubahan momentum


yang dialami benda itu, yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum
awalnya.

Aplikasi Hukum Newton II Untuk Massa Benda Berubah


Untuk massa benda berubah seperti dalam kasus peluncuran roket dan pesawat
jet, hukum Newton II haruslah dinytakan dalam bentuk momentum F = ∆p/∆t =
∆(mv)/∆t. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa apbila massa suatu sistem
berubah, maka momentumnya juga berubah. Perubahan momentum akan
menghasilkan gaya.

Mengapa terjadi gaya dorong pada roket atau balon ?


Dalam hal ini kita menganalogikan (memiripkan ) terjadinya gaya dorong
vertikal keatas pada roket dengan gaya dorong keatas pada balon. Ketika jepitan jari
anda pada mulut balon anda bebaskan, maka udara dalam balon keluar dengan cepat
melalui mulut balon. Perubahan massa udara dalam balon per satuan waktu ( ∆m/∆t )
menyebabkan perubahan momentum udara dalam balon per satuan waktu ( ∆mv/∆t =
∆p/∆t ). Sesuai dengan hukum II Newton untuk bentuk momentum ( F = ∆p/∆t ),
perubahan momentum udara dalam balon per satuan waktu menyebabkan balon
mengerjakan gaya vertikal kebawah pada udara dalam balon. Sesuai dengan hukum
III Newton yang berbunyi “ untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan
arah “ muncul reaksi, yaitu udara dalam balon mengerjakan gaya pada balon, dengan
besar sama tetapi arah berlawanan. Jelas, gaya yang dikerjakan udara dalam balon
pada balon berarahvertikal keatas. Gaya vertikal keatas yang bekerja pada balon inilah
yang kita sebut sebagai gaya dorong pada balon sehingga balon dapat bergerak naik.
Aksi – reaksi terjadi antara balon dengan udara dalam balon, dan bukan anatara balon
dengan udara sekitar balon. Jadi, seandainya kita melakukan percobaan tersebut
dalam ruang hampa udara ( vakum ), balon tetap akan bergerak vertikal keatas.

Peluncuran sebuah roket

Contoh memahami gaya dorong pada roket


Sebuah silinder mengandung 12 kg gas yang dimampatkan. Jika katup silinder
itu dibuka, gas akan menyembur keluar dari mulut pipa sehingga silinder kosong
dalam waktu 1 menit 30 sekon. Jika gas menyembur keluar dari mulut pipa dengan
kecepatan rata – rata 25 m/s, hitung gaya yang dikerjakan gas pada silinder itu.
Jawab :
Momentum gas mula – mula sama dengan nol sebuah gas mula – mula diam
dalam silinder :
p1 = 0
momentum gas pada waktu keluar dari silinder dengan kecepatan 25 m/s
adalah
p2 = mv
= ( 12 kg ) ( 25 m/s ) = 300 kg m/s
Perubahan momentum gas ( ∆p ) yang terjadi selama selang waktu ∆t = 1
menit 30 sekon atau 90 sekon adalah
∆p = p2 - p1
= 300 kg m/s – 0 = 300 kg m/s

Gaya rata – rata yang dikerjakan silinder pada gas adalah


∆ p 300 kg m/s
F= =
∆t 90 s
= 3,3 N
Gaya yang dikerjakan silinder kepada gas adalah 3,3 N dengan arah kebawah.
Sesuai hukum III Newton, timbul reaksi dimana gas akan mengerjakan gaya kepada
silinder yang nilainya sama tetapi arahnya berlawanan. Jadi, gaya rata – rata yang
dikerjakan semburan gas pada silinder adalah 3,3 N dengan arah keatas ( kita sebut
gaya dorong ).

Penerapan konsep Impuls dalam kehidupan sehari-hari


1. Sarung Tinju

      Pernah nonton pertandingan Tinju di TV ? nah, sarung tinju yang dipakai oleh
para petinju itu berfungsi untuk memperlama bekerjanya gaya impuls. ketika petinju
memukul lawannya, pukulannya tersebut memiliki waktu kontak yang lebih lama.
Karena waktu kontak lebih lama, maka gaya impuls yang bekerja juga makin kecil.
Makin kecil gaya impuls yang bekerja maka rasa sakit menjadi berkurang.

2. Palu atau pemukul

       Mengapa palu tidak dibuat dari kayu saja,tetapi dibuat dari besi ? tujuannya
supaya selang waktu kontak menjadi lebih singkat, sehingga gaya impuls yang
dihasilkan lebih besar. Kalau gaya impulsnya besar, maka paku, misalnya, akan
tertanam lebih dalam.

3. Matras
       Matras sering dipakai ketika olahraga atau biasa dipakai para pejudo. Matras
dimanfaatkan untuk memperlama selang waktu bekerjanya gaya impuls, sehingga
tubuh kita tidak terasa sakit ketika dibanting. Bayangkanlah ketika dirimu dibanting
atau berbenturan dengan lantai? Ini disebabkan karena waktu kontak antara tubuhmu
dan lantai sangat singkat. Tapi ketika tubuh dibanting di atas matras maka waktu
kontaknya lebih lama, dengan demikian gaya impuls yang bekerja juga menjadi lebih
kecil.

4. Helm

Kalau anda perhatikan bagian dalam helm, pasti anda akan melihat lapisan
lunak. Seperti gabus atau spons, lapisan lunak tersebut bertujuan untuk memperlama
waktu kontak seandainya kepala anda terbentur ke aspal ketika terjadi tabrakan. Jika
tidak ada lapisan lunak tersebut, gaya impuls akan bekerja lebih cepat sehingga
walaupun memakai helm, anda akan pusing-pusing ketika terbentur aspal.

C. Hukum kekekalan momentum

Suatu tumbukan selalu melibatkan paling sedikitnya dua benda. Misalnya,


benda itu adalah bola biliar A dan bola biliar B. Sesaat sebelum tumbukan, bola A
bergerak mendatar ke kanan dengan momentum mA VA dan bola B dengan momentum
mB VB bergerak mendatar ke kiri. Momentum sistem partikel sebelum tumbukan tentu
saja sama dengan jumlah momentum bola A dan bola B sebelum tumbukan.

Po = mA VA + mB VB

dan momentum sesudah tumbukan : p’ = mA VA’ + mB VB’

dengan notasi aksen untuk besaran kecepatan dan momentum sesaat sesudah
tumbukan.
Ternyata berapa pun massa dan kecepatan benda, total momentum sistem
benda setelah dan sebelum tumbukan adalah sama yang dapat kita tuliskan dengan
persamaan sebagai berikut :

Σpo = Σp’
mA VA + mB VB = mA VA’ + mB VB’

dimana, Σpo = total momentum sebelum tumbukan ( kg m/s )


Σp’ = total momentum setelah tumbukan ( kg m/s)

Hukum kekekalan momentum berbunyi : “ momentum total dari suatu sistem


benda – benda yang terisolasi tetap konstan.”
Dengan istilah sistem, yang dimaksud adalah sekumpulan benda yang
berinteraksi atu sama lain. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem terisolasi adalah
suatu sistem dimana gaya yang ada hanyalah gaya – gaya diantara benda – benda pada
sistem itu sendiri. Jika ada gaya luar yang dimaksud adalah gaya – gaya yang
diberikan oleh benda diluar system. Hukum kekekalan montum terutama berguna
ketika kita menangani sistem yang sederhanaseperti tumbukan dan jenis – jenis
tertentu dari ledakan. Dengan kata lain, Hukum Kekekalan Momentum menyatakan :
“Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda–benda yang melakukan
interaksi , atau resultan gaya dari luar yang bekerja pada benda-benda adalah nol,
maka jumlah momentum benda-benda sebelum mengadakan interaksi selalu sama
dengan jumlah momentum benda-benda setelah mengadakan interaksi.”
Hukum kekekalan Momentum berlaku pada peristiwa :

 Tumbukan benda
 Interaksi dua benda
 Peristiwa ledakan
 Peristiwa tarik-menaik
 Peristiwa jalannya roket maupun jet
D. Tumbukan

Tumbukan atau tabrakan terjadi bila sebuah benda yang bergerak mengenai
benda lain yang diam atau sedang bergerak juga. Misalnya, tabrakan antara dua mobil
di jalan raya, tumbukan antara dua bola bilyar dan tumbukan antara bola dan lantai.
Pada setiap peristiwa tumbukan akan selalu berlaku hukum kekekalan
momentum, tetapi tidak berlaku hukum kekekalan energy mekanik. Hal ini
disebabkan pada peristiwa tumbukan ada energy dari gerak benda yang berubah
menjadi panas atau energy bunyi.

Jenis – jenis tumbukan

Berdasarkan kelentingannya kita mengenal tiga jenis tumbukan, yaitu :

 Tumbukan lenting sempurna


 Tumbukan tak lenting sama sekali
 Tumbukan lenting sebagian

1. Tumbukan Lenting Sempurna

Pada peristiwa tumbukan itu energy kinetik sistemnya adalah tetap ( berlaku
hokum kekekalan energy kinetik ). Untuk tumbukan lenting sempurna berlaku hukum
kekekalan energy kinetik, yaitu energi kinetik sistem sebelum dan sesudah tumbukan
sama besar. Untuk memahami konsep ini, contohnyalnya Ketika dua bola billiard
atau dua kelereng bertumbukan, apakah anda mendengar bunyi yang diakibatkan
oleh tumbukan itu ? atau ketika mobil atau sepeda motor bertabrakan, apakah ada
bunyi yang dihasilkan ?
pasti ada bunyi dan juga panas yang muncul akibat benturan antara dua benda.
Bunyi dan panas ini termasuk energi. Jadi ketika dua benda bertumbukan dan
menghasilkan bunyi dan panas, maka ada energi yang hilang selama proses tumbukan
tersebut. Sebagian Energi Kinetik berubah menjadi energi panas dan energi bunyi.
Tidak ada Energi Kinetik yang hilang selama proses tumbukan. Dengan demikian,
kita bisa mengatakan bahwa pada peritiwa Tumbukan Lenting Sempurna berlaku
Hukum Kekekalan Energi Kinetik.

Apakah tumbukan lenting sempurna dapat kita temui dalam kehidupan sehari-
hari ? Tidak…. Tumbukan lenting sempurna merupakan sesuatu yang sulit kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak, ada sedikit energi panas dan
bunyi yang dihasilkan ketika terjadi tumbukan. Salah satu contoh tumbukan yang
mendekati lenting sempurna adalah tumbukan antara dua bola elastis, seperti bola
billiard. Untuk kasus tumbukan bola billiard, memang energi kinetik tidak kekal tapi
energi total selalu kekal.

Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi


Kinetik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi
Kinetik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

Sekarang kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Momentum :

Kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik :


Kita tulis kembali persamaan ini menjadi :

Ini merupakan salah satu persamaan penting dalam Tumbukan Lenting


sempurna, selain persamaan Kekekalan Momentum dan persamaan Kekekalan Energi
Kinetik. Persamaan 3 menyatakan bahwa pada Tumbukan Lenting Sempurna, laju
kedua benda sebelum dan setelah tumbukan sama besar tetapi berlawanan arah,
berapapun massa benda tersebut.

Perbandingan negatif antara selisih kecepatan benda setelah tumbukan dengan


selisih kecepatan benda sebelum tumbukan disebut sebagai koofisien elatisitas alias
faktor kepegasan. Untuk Tumbukan Lenting Sempurna, besar koofisien elastisitas = 1.
ini menunjukkan bahwa total kecepatan benda setelah tumbukan = total kecepatan
benda sebelum tumbukan. Lambang koofisien elastisitas adalah e. Secara umum, nilai
koofisien elastisitas dinyatakan dengan persamaan :

Lenting Sempurna e = 1

2. Tumbukan Tak Lenting Sama Sekali

Pada peristiwa tumbukan itu terjadi pengurangan energi kinetik sistem ( tidak
berlaku hukum kekekalan energi kinetik). Tumbukan tak lenting sama sekali jika
sesaat sesudah tumbukan, kedua benda saling menempel ( bergabung, sehingga kedua
benda dapat dianggap sebagai satu benda ) dan keduanya bergerak bersama dengan
kecepatan yang sama. Berikut persamaannya :

Contohnya:
Sebuah balok yang digantung dengan tali sering disebut Ayunan Balistik,
kemudian balok yang diam pada awalnya di tembakan peluru sehingga peluru tersebut
menancap di dalam balok, kemudian balok bersama peluru bergerak bersamaan
hingga balok berada pada ketinggian h.
Persamaanya :

Tidak Lenting Sama Sekali e = 0

3. Tumbukan Lenting Sebagian

Tumbukan lenting sebagian merupakan jenis tumbukan yang berada diantara


tumbukan lenting sempurna dan tumbukan tak lenting sama sekali, pada tumbukan
lenting sebagian kedua benda tidak menyatu setelah tumbukan. Saat dua buah benda
bertumbukan namun salah satu benda tetap diam maka keadaan tersebut bisa
dikatakan tumbukan/lenting sebagian. Berikut persamaan lenting sebagian:
Contohnya:
Sebuah bola yang dijatuhkan ke lantai akan memantul hingga berhenti dan
diam. Bola terus memantul tapi lantai tetap diam. Seperti yang terlihat pada gambar di
atas. Koefisien restitusi untuk kasus diatas adalah:

Lenting Sebagian 0 < e < 1


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Status pendidikan : Sekolah Menengah Atas


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI/ II
Sub Materi pokok : Momentum, Impuls dan Tumbukan
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit ( 4 x tatap muka)

A. KOMPETENSI INTI

KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI. 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.

KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui
pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya

Indikator :

1. Menyadari adanya benda – benda luar angkasa yang saling bertumbukan sebagai
ciptaan Tuhan.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan ,
melaporkan, dan berdiskusi

Indikator :

1. Memiliki rasa ingin tahu tentang momentum dan impuls suatu benda saat bertumbukan

2. Menunjukkan ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar dan bekerja baik secara
individu maupun kelompok

3.5 Mendeskripsikan momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum, serta


penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator :

1. Menjelaskan proses terjadinya impuls pada suatu benda

2. Menjelaskan aplikasi momentum, impuls dan tumbukan dalam kehidupan sehari hari,

3. Menjelaskan hubungan impuls dan momentum

4.5 Memodifikasi roket sederhana dengan menerapkan hukum kekekalan momentum

Indikator :

1. Melakukan percobaan dengan menggunakan sebuah balon, karena prinsip kerja balon
sama dengan prinsip kerja roket

2. Memodifikasi roket sederhana yang sesuai dengan hokum Newton III, untuk setiap aksi
ada reaksi yang sama dan berlawanan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Tujuan Pembelajaran :
Setelah dilakukan proses pembelajaran, peserta didik dapat:

1. Menjelaskan pengertian momentum, impuls dan tumbukan


2. Menjelaskan aplikasi momentum, impuls dan tumbukan dalam kehidupan sehari –
hari
3. Merumuskan hubungan antara Impuls dan Momentum
4. Mengetahui hukum kekekalan momentum
5. Mengetahui hubungan antara hukum kekekalan momentum dan tumbukan
6. Mengetahui jenis – jenis tumbukan
7. Mengetahui aplikasi hukum Newton II dan hukum Newton III dalam hubungan
momentum dan impuls
8. Mengetahui perbedaan momentum dan impuls

 Karakter Siswa Yang Diharapkan :

1) Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.


2) Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif (membentuk kelompok, masing-masing kelompok
membuat sebuah alat praktikum fisika yang sederhana dan menarik).
3) Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Momentum
2. Pengertian Impuls
3. Hubungan antara momentum dan impuls dan hukum newton II
4. Hukum kekekalan Momentum
5. Pengertian Tumbukan dan Jenis jenisnya

Momentum, Impuls, dan Tumbukan


a. Pengertian Momentum

Momentum dalam pelajaran fisika berbeda dengan pengertian momentum


dalam kehidupan dalam bahasa sehari – hari. Dalam fisika, momentum merupakan
sebuah besaran yang didefenisikan sebagai hasil perkalian antara massa dengan
kecepatan suatu benda. Dalam fisika momentum dilambangkan dengan huruf ‘p’,
secara matematis momentum dapat dirumuskan:

p=m.v

p = momentum benda (kg m/s)


m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)

Sebagai contoh, sebuah balok bermasa 2 kg sedang bergerak dengan


kecepatan 4 m/s. Hitunglah momentum balok tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : m= 2 kg
V= 4 m/s
Ditanya : p?
Jawab : p = m.v
= (2 kg) x (4 m/s) = 8 kg m/s

Momentum diperoleh dari hasil kali besaran skalar massa dengan besaran
vektor kecepatan, sehingga momentum termasuk besaran vektor. Arah momentum
searah dengan arah kecepatan, arah momentum cukup ditampilkan dengan tanda
positif dan negatif. Misalkan, benda A bermassa 1 kg dan bergerak dengan kecepatan
8 m/s ke kanan, sedangkan benda B bermassa 2 kg dan bergerak dengan kecepatan 3
m/s ke kiri. Hitunglah momentum totalnya?

mA = 1 kg mB = 2 kg,

VA = 8 m/s VB = 3 m/s

Bila kita menganggap arah ke kana sebagai arah positif maka kecepatan benda
B harus biberi tanda negatif karena benda A dan benda B berlawanan arah sehingga
momentum totalnya dapat dituliskan sebagai berikut :

Σp = pA + pB = mA VA + mB VB

= (1 kg) (8 m/s) + (2 kg) ( - 3m/s) = 2 kg m/s

Semakin besar momentum, maka semakin dahsyat kekuatan yang dimiliki


oleh suatu benda. Jika materi dalam keadaan diam, maka momentumnya sama dengan
nol. Sebaliknya semakin cepat pergerakannya, semakin besar juga momentumnya.
Satuan momentum adalah sederhana yaitu massa dikali kecepatan, yang dalam
satuan SI adalah kg m/s. Tidak ada nama khusus untuk satuan ini. Sebuah mobil yang
berlari cepat mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan dengan mobil
yang lambat dengan massa yang sama, dan sebuah truk yang berat memiliki
momentum yang lebih besar dari pada sebuah mobil kecil dengan kecepatan yang
sama. Makin besar momentum yang dimiliki suatu benda, maka makin sulit untuk
menghentikannya, dan makin besar efek yang diakibatkannya jika diberhentikan
dengan tabrakan atau tumbukan.

b. Pengertian Impuls

Apa yang menyebabkan suatu benda diam menjadi bergerak ? bola yang diam
akan bergerak ketika gaya tendangan bekerja pada bola. Gaya tendangan pada bola
termasuk gaya kontak yang bekerja hanya dalam waktu singkat. Gaya seperti ini
disebut gaya impulsif/ gaya impuls, jadi gaya impuls mengawali suatu percepatan dan
menyebabkan bola bergerak cepat dan makin cepat. Dalam Fisika impuls
dilambangkan dengan simbol / huruf “I”. impuls adalah hasil kali antara besaran
vektor gaya F dengan besaran scalar selang waktu ∆t, sehingga impuls termasuk
besaran vektor. Arah impuls I searah dengan arah gaya impulsif F.

I = F . ∆t

I = impuls ( N.s kg m/s )


F = gaya yang bekerja pada benda ( N )
∆t = t2 – t1 = selang waktu ( s )

Percepatan gerak benda dapat dituliskan :


a = ∆v/∆t = v2 – v1/ ∆t

a = percepatan (m/s-2)
∆v = v2 – v1 = perubahan kecepatan ( m/s )
∆t = selang waktu (s)

Sebagai contoh, Sebuah gaya 25 N bekerja pada sebuah benda dalam selang
waktu 0,2 sekon. Hitunglah impuls yang dikerjakan gaya tersebut pada benda ?
Diketahui : F = 25 N
∆t = 0,2 s
Ditanya : I ?

Jawab : I = F . ∆t

= (25 N ) . ( 0,2 s ) = 5 N s

c. Hubungan antara momentum dan impuls dan hukum newton II


Untuk merubah momentum benda dibutuhkan sebuah gaya, baik untuk
menaikkan momentum, menurunkannya ( misalnya memberhentikan benda yang
sedang bergerak ), atau untuk merubah arahnya. Newton pada awalnya menyatakan
hukum keduanyadalam bentuk momentum ( walaupun ia menyebut hasil kali mv
sebagai “ kuantitas gerak “ ). Pernyataan Newton mengenai hukum gerak kedua,
jika diterjemahkan ke bahasa modern adalah sebagai berikut :

Impuls dapat diartikan sebagai perubahan momentum. Maka:

I = ∆p

F ∆t = ∆p

F = ∆p/∆t

F = mv2-mv1 / ∆t

F = m (v2-v1/∆t)
F = m ∆v/∆t → a = ∆v/∆t

F=ma

Bentuk terakhir ini sesuai dengan hukum Newton II yang telah anda kenal
dalam dinamika. Disinilah letak kejeniusan Newton yang meramalkan bahwa massa
benda tidak selalu konstan, dia menyatukan hukum keduanya yang sesuai dengan
persamaan diatas yang berbunyi : “gaya F yang diberikan pada suatu benda sama
dengan laju perubahan momentum ( ∆p/∆t )”.

Hubungan impuls-momentum
I = ∆p = p2-p1

F·∆t = mv2-mv1

Hubungan ini dapat dinyatakan dengan kalimat sebagai berikut:

Impuls yang dikerjakan suatu benda sama dengan perubahan momentum


yang dialami benda itu, yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum
awalnya.

Aplikasi Hukum Newton II Untuk Massa Benda Berubah


Untuk massa benda berubah seperti dalam kasus peluncuran roket dan pesawat
jet, hukum Newton II haruslah dinytakan dalam bentuk momentum F = ∆p/∆t =
∆(mv)/∆t. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa apbila massa suatu sistem
berubah, maka momentumnya juga berubah. Perubahan momentum akan
menghasilkan gaya.
Mengapa terjadi gaya dorong pada roket atau balon ?
Dalam hal ini kita menganalogikan (memiripkan ) terjadinya gaya dorong
vertikal keatas pada roket dengan gaya dorong keatas pada balon. Ketika jepitan jari
anda pada mulut balon anda bebaskan, maka udara dalam balon keluar dengan cepat
melalui mulut balon. Perubahan massa udara dalam balon per satuan waktu ( ∆m/∆t )
menyebabkan perubahan momentum udara dalam balon per satuan waktu ( ∆mv/∆t =
∆p/∆t ). Sesuai dengan hukum II Newton untuk bentuk momentum ( F = ∆p/∆t ),
perubahan momentum udara dalam balon per satuan waktu menyebabkan balon
mengerjakan gaya vertikal kebawah pada udara dalam balon. Sesuai dengan hukum
III Newton yang berbunyi “ untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan
arah “ muncul reaksi, yaitu udara dalam balon mengerjakan gaya pada balon, dengan
besar sama tetapi arah berlawanan. Jelas, gaya yang dikerjakan udara dalam balon
pada balon berarahvertikal keatas. Gaya vertikal keatas yang bekerja pada balon inilah
yang kita sebut sebagai gaya dorong pada balon sehingga balon dapat bergerak naik.
Aksi – reaksi terjadi antara balon dengan udara dalam balon, dan bukan anatara balon
dengan udara sekitar balon. Jadi, seandainya kita melakukan percobaan tersebut
dalam ruang hampa udara ( vakum ), balon tetap akan bergerak vertikal keatas.
Contoh memahami gaya dorong pada roket
Sebuah silinder mengandung 12 kg gas yang dimampatkan. Jika katup silinder
itu dibuka, gas akan menyembur keluar dari mulut pipa sehingga silinder kosong
dalam waktu 1 menit 30 sekon. Jika gas menyembur keluar dari mulut pipa dengan
kecepatan rata – rata 25 m/s, hitung gaya yang dikerjakan gas pada silinder itu.
Jawab :
Momentum gas mula – mula sama dengan nol sebuah gas mula – mula diam
dalam silinder :
p1 = 0
momentum gas pada waktu keluar dari silinder dengan kecepatan 25 m/s
adalah
p2 = mv
= ( 12 kg ) ( 25 m/s ) = 300 kg m/s
Perubahan momentum gas ( ∆p ) yang terjadi selama selang waktu ∆t = 1
menit 30 sekon atau 90 sekon adalah
∆p = p2 - p1
= 300 kg m/s – 0 = 300 kg m/s
Gaya rata – rata yang dikerjakan silinder pada gas adalah
F = ∆p/∆t = 300 kg m/s / 90 s
= 3,3 N
Gaya yang dikerjakan silinder kepada gas adalah 3,3 N dengan arah kebawah.
Sesuai hukum III Newton, timbul reaksi dimana gas akan mengerjakan gaya kepada
silinder yang nilainya sama tetapi arahnya berlawanan. Jadi, gaya rata – rata yang
dikerjakan semburan gas pada silinder adalah 3,3 N dengan arah keatas ( kita sebut
gaya dorong ).

d. Hukum kekekalan momentum

Suatu tumbukan selalu melibatkan paling sedikitnya dua benda. Misalnya,


benda itu adalah bola biliar A dan bola biliar B. Sesaat sebelum tumbukan, bola A
bergerak mendatar ke kanan dengan momentum mA VA dan bola B dengan momentum
mB VB bergerak mendatar ke kiri. Momentum sistem partikel sebelum tumbukan tentu
saja sama dengan jumlah momentum bola A dan bola B sebelum tumbukan.

Po = mA VA + mB VB

dan momentum sesudah tumbukan : p’ = mA VA’ + mB VB’

dengan notasi aksen untuk besaran kecepatan dan momentum sesaat sesudah
tumbukan.

Ternyata berapa pun massa dan kecepatan benda, total momentum sistem
benda setelah dan sebelum tumbukan adalah sama yang dapat kita tuliskan dengan
persamaan sebagai berikut :
Σpo = Σp’
mA VA + mB VB = mA VA’ + mB VB’

dimana, Σpo = total momentum sebelum tumbukan ( kg m/s )


Σp’ = total momentum setelah tumbukan ( kg m/s)

Hukum kekekalan momentum berbunyi : “ momentum total dari suatu sistem


benda – benda yang terisolasi tetap konstan.”
Dengan istilah sistem, yang dimaksud adalah sekumpulan benda yang
berinteraksi atu sama lain. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem terisolasi adalah
suatu sistem dimana gaya yang ada hanyalah gaya – gaya diantara benda – benda pada
sistem itu sendiri. Jika ada gaya luar yang dimaksud adalah gaya – gaya yang
diberikan oleh benda diluar system. Hukum kekekalan montum terutama berguna
ketika kita menangani sistem yang sederhanaseperti tumbukan dan jenis – jenis
tertentu dari ledakan.

e. Tumbukan

Tumbukan atau tabrakan terjadi bila sebuah benda yang bergerak mengenai
benda lain yang diam atau sedang bergerak juga. Misalnya, tabrakan antara dua mobil
di jalan raya, tumbukan antara dua bola bilyar dan tumbukan antara bola dan lantai.
Pada setiap peristiwa tumbukan akan selalu berlaku hukum kekekalan
momentum, tetapi tidak berlaku hukum kekekalan energy mekanik. Hal ini
disebabkan pada peristiwa tumbukan ada energy dari gerak benda yang berubah
menjadi panas atau energy bunyi.

Jenis – jenis tumbukan

Berdasarkan kelentingannya kita mengenal tiga jenis tumbukan, yaitu :

 Tumbukan lenting sempurna


 Tumbukan tak lenting sama sekali
 Tumbukan lenting sebagian

1. Tumbukan Lenting Sempurna

Pada peristiwa tumbukan itu energy kinetik sistemnya adalah tetap ( berlaku
hokum kekekalan energy kinetik ). Untuk tumbukan lenting sempurna berlaku hukum
kekekalan energy kinetik, yaitu energi kinetik sistem sebelum dan sesudah tumbukan
sama besar. Untuk memahami konsep ini, contohnyalnya Ketika dua bola billiard
atau dua kelereng bertumbukan, apakah anda mendengar bunyi yang diakibatkan
oleh tumbukan itu ? atau ketika mobil atau sepeda motor bertabrakan, apakah ada
bunyi yang dihasilkan ? pasti ada bunyi dan juga panas yang muncul akibat benturan
antara dua benda. Bunyi dan panas ini termasuk energi. Jadi ketika dua benda
bertumbukan dan menghasilkan bunyi dan panas, maka ada energi yang hilang selama
proses tumbukan tersebut. Sebagian Energi Kinetik berubah menjadi energi panas dan
energi bunyi. Tidak ada Energi Kinetik yang hilang selama proses tumbukan. Dengan
demikian, kita bisa mengatakan bahwa pada peritiwa Tumbukan Lenting Sempurna
berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.

Apakah tumbukan lenting sempurna dapat kita temui dalam kehidupan sehari-
hari ? Tidak…. Tumbukan lenting sempurna merupakan sesuatu yang sulit kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak ada ada sedikit energi panas dan
bunyi yang dihasilkan ketika terjadi tumbukan. Salah satu contoh tumbukan yang
mendekati lenting sempurna adalah tumbukan antara dua bola elastis, seperti bola
billiard. Untuk kasus tumbukan bola billiard, memang energi kinetik tidak kekal tapi
energi total selalu kekal.

Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi


Kinetik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

Sekarang kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Momentum :


Kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik :

Kita tulis kembali persamaan ini menjadi :

Ini merupakan salah satu persamaan penting dalam Tumbukan Lenting


sempurna, selain persamaan Kekekalan Momentum dan persamaan Kekekalan Energi
Kinetik. Persamaan 3 menyatakan bahwa pada Tumbukan Lenting Sempurna, laju
kedua benda sebelum dan setelah tumbukan sama besar tetapi berlawanan arah,
berapapun massa benda tersebut.
Perbandingan negatif antara selisih kecepatan benda setelah tumbukan dengan
selisih kecepatan benda sebelum tumbukan disebut sebagai koofisien elatisitas alias
faktor kepegasan. Untuk Tumbukan Lenting Sempurna, besar koofisien elastisitas = 1.
ini menunjukkan bahwa total kecepatan benda setelah tumbukan = total kecepatan
benda sebelum tumbukan. Lambang koofisien elastisitas adalah e. Secara umum, nilai
koofisien elastisitas dinyatakan dengan persamaan :

Lenting Sempurna e = 1

2. Tumbukan Tak Lenting Sama Sekali

Pada peristiwa tumbukan itu terjadi pengurangan energi kinetik sistem ( tidak
berlaku hokum kekekalan energi kinetik). Tumbukan tak lenting sama sekali jika
sesaat sesudah tumbukan, kedua benda saling menempel ( bergabung, sehingga kedua
benda dapat dianggap sebagai satu benda ) dan keduanya bergerak bersama dengan
kecepatan yang sama. Berikut persamaannya :

Contohnya:
Sebuah balok yang digantung dengan tali sering disebut Ayunan Balistik,
kemudian balok yang diam pada awalnya di tembakan peluru sehingga peluru tersebut
menancap di dalam balok, kemudian balok bersama peluru bergerak bersamaan
hingga balok berada pada ketinggian h.
Persamaanya :

Tidak Lenting Sama Sekali e = 0

3. Tumbukan Lenting Sebagian

Tumbukan lenting sebagian merupakan jenis tumbukan yang berada diantara


tumbukan lenting sempurna dan tumbukan tak lenting sama sekali, pada tumbukan
lenting sebagian kedua benda tidak menyatu setelah tumbukan. Saat dua buah benda
bertumbukan namun salah satu benda tetap diam maka keadaan tersebut bisa
dikatakan tumbukan/lenting sebagian. Berikut persamaan lenting sebagian:

Contohnya:
Sebuah bola yang dijatuhkan ke lantai akan memantul hingga berhenti dan
diam. Bola terus memantul tapi lantai tetap diam. Seperti yang terlihat pada gambar di
atas. Koefisien restitusi untuk kasus diatas adalah:

Lenting Sebagian 0 < e < 1


E. METODA PEMBELAJARAN

1.      Model        :    - Direct Instruction (DI)


                     -  Cooperative Learning
2.        Metode     :   - Diskusi kelompok
                     - Ceramah
- Tanya jawab

F. SUMBER/BAHAN/ALAT BELAJAR

Alat Pembelajaran      : Bola, papan tulis, LCD, laptop, spidol, dan penghapus
Media : PowerPoint, animasi
Referensi : Astra, I made dan Setiawan Hilman. (2007). Fisika untuk
SMA/MA kelas XII. Jakarta : Piranti.
Giancoli,Douglas.C. (2001). Fisika Edisi Kelima Jilid I. Jakarta :
Erlangga.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN I (2 x 45 menit)

No Kegiatan Belajar Waktu Life Skill/Karakter

1 Kegiatan Awal

A Siswa menjawab salam pembuka dari guru Saling mendoakan


dan guru bersama siswa mengingat kembali
tentang besaran skalar dan vektor.
10’
B Siswa menerima informasi tentang materi, Empati
tujuan dan teknis pembelajaran yang akan
dilakukan.

2 Kegiatan Inti

A Siswa bersama guru Merumuskan defifnisi 15’


momentum dan impuls (Explorasi)

B Siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal 10’ Berani


– hal yang belum jelas dari paparan guru

C Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok 20’ Kerjasama


untuk mengerjakan LKS momentum dan
impuls. (Ekplorasi/Elaborasi)

D Siswa bersama guru menyebutkan 10’ Berani


pengertian momentum dan impuls.
(Konfirmasi)

E Siswa mengerjakan soal latihan, guru 20’ Cermat


mencermati dan memandu siswa yang
masih mengalami kesulitan serta
memberikan jawaban yang benar.
(Konfirmasi/Explorasi)

3 Kegiatan Penutup

A Siswa bersama guru menyimpulkan materi


yang dipelajari pada pertemuan tersebut.

B Siswa menerima informasi tentang tugas 5’


(PT) yang harus dikerjakan dan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

C Siswa menjawab salam penutup dari guru

PERTEMUAN II (2 x 45 menit)

No Kegiatan Belajar Waktu Life Skill/Karakter

1 Kegiatan Awal

A Siswa menjawab salam pembuka dari guru Saling mendoakan


dan guru bersama siswa mengingat kembali
tentang definisi momentum dan impuls.
10’
B Siswa menerima informasi tentang materi, Empati
tujuan dan teknis pembelajaran yang akan
dilakukan serta guru menanyakan siswa
yang tidak masuk dan atau kabar siswa

2 Kegiatan Inti

A Siswa mencermati paparan materi hukum 20’


kekekalan momentum dan hubungan
momentum dengan impuls serta contoh
soal dari guru.
B Siswa diberi kesempatan untuk bertanya 25’ Kerjasama, Berani
dan atau diskusi serta menjawab soal yang
diberikan guru hal – hal yang belum jelas
dari paparan guru (Elaborasi)

C Siswa mengerjakan soal latihan, guru 30’ Cermat


mencermati dan memandu siswa yang
masih mengalami kesulitan serta
memberikan jawaban yang benar.
(Konfirmasi/Explorasi)

3 Kegiatan Penutup

A Siswa bersama guru menyimpulkan materi


yang dipelajari pada pertemuan tersebut.

B Siswa menerima informasi tentang tugas 5’


(PT) yang harus dikerjakan dan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

C Siswa menjawab salam penutup dari guru

PERTEMUAN III (2 x 45 menit)

No Kegiatan Belajar Waktu Life Skill/Karakter

1 Kegiatan Awal

A Siswa menjawab salam pembuka dari guru Saling mendoakan


dan guru bersama siswa mengingat kembali
tentang kekekalan momentum
10’
B Siswa menerima informasi tentang materi, Empati
tujuan dan teknis pembelajaran yang akan
dilakukan serta guru menanyakan siswa
yang tidak masuk dan atau kabar siswa

2 Kegiatan Inti

A Siswa mencermati paparan materi 20’


tumbukan serta contoh soal dari guru.

B Siswa diberi kesempatan untuk bertanya 25’ Kerjasama, Berani


dan atau diskusi serta menjawab soal yang
diberikan guru hal – hal yang belum jelas
dari paparan guru (Elaborasi)

C Siswa mengerjakan soal latihan, guru 30’ Cermat


mencermati dan memandu siswa yang
masih mengalami kesulitan serta
memberikan jawaban yang benar.
(Konfirmasi/Explorasi)

3 Kegiatan Penutup

A Siswa bersama guru menyimpulkan materi


yang dipelajari pada pertemuan tersebut.

B Siswa menerima informasi tentang tugas 5’


(PT) yang harus dikerjakan dan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

C Siswa menjawab salam penutup dari guru

PERTEMUAN IV (2 x 45 menit)

No Kegiatan Belajar Waktu Life Skill/Karakter

1 Kegiatan Awal

A Siswa menjawab salam pembuka dari guru Saling mendoakan


dan guru bersama siswa mengingat kembali
tentang tumbukan
10’
B Siswa menerima informasi tentang materi, Empati
tujuan dan teknis pembelajaran yang akan
dilakukan serta guru menanyakan siswa
yang tidak masuk dan atau kabar siswa

2 Kegiatan Inti

A Siswa mencermati paparan materi jenis 20’


jenis tumbukan serta contoh soal dari guru.

B Siswa diberi kesempatan untuk bertanya 25’ Kerjasama, Berani


dan atau diskusi serta menjawab soal yang
diberikan guru hal – hal yang belum jelas
dari paparan guru (Elaborasi)

C Siswa mengerjakan soal latihan, guru 30’ Cermat


mencermati dan memandu siswa yang
masih mengalami kesulitan serta
memberikan jawaban yang benar.
(Konfirmasi/Explorasi)

3 Kegiatan Penutup
A Siswa bersama guru menyimpulkan materi
yang dipelajari pada pertemuan tersebut.

B Siswa menerima informasi tentang tugas 5’


(PT) dan mengulangi kembali materi yang di
ajarkan sebelumnya.

C Siswa menjawab salam penutup dari guru

H. PENILAIAN

1. Teknik dan Bentuk Panilain.

Teknik Bentuk Innstrumen


 Pengamatan sikap  Lembar Pengamatan Sikap dan
Rubrik
 Tes untuk kerja  Tes Uji Petik Kerja dan Rubrik
 Tes tertulis  Tes Urain dan Pilihan
 Portofolio  Panduan Penyusunan Portofolio

2. Contoh Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap

No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan


1 Mengagumi suatu benda di alam semesta
yang saling bertumbukan,mengalami
momentum dan impuls sebagai ciptaan
tuhan
2 Memiliki rasa ingin tahu
3 Menunjukkan ketekunan dan tanggung
jawab dalam belajar dan bekerja baik
secara individu maupun berkelompok

Rubrik penilain sikap

No Aspek yang dinilai Rubrik


1 Mengagumi suatu benda yang 2 Menunjukkan ekspresi kekaguman terhadap
mengalami momentum,impuls mekanisme benda yang mengalami
dan tumbukan sebagai ciptaan momentum,impuls dan tumbukan sebagai
tuhan. ungkapan verbal yang menunjukkan rasa
syukur terhadap tuhan
1 Belum secara eksplisit menunjukkan
ekspressi kekaguman atau ungkapan rasa
syukur, namun menaruh minat terhadap
mekanisme momentum,impuls dan
tumbukan
1 Belum menunjukkan ekspresi kekaguman,
atau menaruh minat terhadap mekanisme
momentum,impuls dan tumbukan sebagai
ungkapan verbal yang menunjukkan rasa
syukur terhadap tuhan.
2 Memiliki rasa ingin tahu 2 Memiliki rasa ingin tahu yang
besar,antusias, terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok.
3 Menunjukkan rasa ingin tahu, namun tudak
terlalu antusias, dan baru terlihat aktif
dalam kegiatan kelompok ketika disuruh.
1 Tidak menunjukkan anyusias dalam
pengamatan, sulit terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok walaupun telah didorong
untuk terlibat.
3 Selalu bersifat objektif, jujur, 4 Tekun dalam menyelesaikan tugas dengan
teliti, cermat, tekun, hati-hati, hasi terbaik yang bisa dilakukan, berupa
bertanggung jawab, terbuka, tepat waktu.
kritis, kreatif, inovatif baik secara 2 Berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan
individu maupun kelompok. tugas, namun belum menunjukkan upaya
terbaiknya.
1 Tidak berupaya sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas, dan tugasnya tidak
selesai.
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Status pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI/ II
Sub Materi pokok : Momentum, Impuls dan Tumbukan
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit ( 4 x tatap muka)

No Tujuan Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Evaluasi


Siswa
1. Membedakan momentum Guru menjelaskan Memperhatikan Tuliskan
dan impuls pengertian momentum penjelasan dari persamaan
dan impuls guru tentang momentum dan
materi momentum impuls
dan impuls
2. Mengetahui hubungan Guru Menjelaskan Memahami konsep Mengapa
momentum dan impuls konsep momentum yang dijelaskan momentum dan
dan impuls oleh guru tentang impuls saling
hubungan berhubungan
momentum dan
impuls
3. Mengaplikasikan Hukum II Guru Menyimpulkan apa Mengapa terjadi
dan III Newton dalam Mendemonstrasikan yang telah di gaya dorong pada
hubungan momentum dan tentang gaya dorong demonstrasikan balon
impuls pada sebuah balon oleh guru
4. Mengetahui bunyi Hukum Guru memberikan Melihat dan Bagaimana
Kekekalan Momentum contoh dengan memahami apa kecepatan kelereng
mempraktekkan dua yang dilakukan tersebut sebelum
buah kelereng yang oleh guru dan sesudah
saling bertumbukan tumbukan
5. Memahami hubungan Guru memberikan Memahami Tuliskan apa itu
hukum kekekalan contoh hubungan aplikasi sederhana pengertian dari
momentum dan tumbukan hukum kekekalan dari contoh yang tumbukan
momentum dan diberikan guru
tumbukan dengan tersebut
menggunakan kedua
tangannya
6. Mengetahui jenis – jenis Menyebutkan dan Membuat karya Sebutkan jenis –
dari tumbukan menjelaskan jenis – tulis tentang materi jenis tumbukan
jenis dari tumbukan tumbukan beserta beserta aplikasinya
jenis – jenis
tumbukan
LEMBAR KERJA SISWA
Status pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI/ II
Sub Materi pokok : Momentum, Impuls dan Tumbukan
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit ( 4 x tatap muka)

Nama :

Kelas : Paraf Nilai

No presensi :

A.    Tujuan

1. Menjelaskan konsep impuls dan momentum


2. Merumuskan hubungan impus dan momentum
3. Merumuskan konsep impuls dan momentum sebagai keadaan yang bersifat sebagai
vector untuk gerak sebuah benda.

B.    Petunjuk Penggunaan LKS

1. Siswa mengisi terlebih dahulu kolom identitas yang tersedia.


2. Siswa mempelajari materi yang telah di jelaskan oleh guru dan memahami konsep
yang ada pada pengenalan konsep dalam LKS.
3. Siswa membaca perintah dan menjawab soal yang tersedia dengan teliti dan
mandiri.

C. Ringkasan Materi
1. Pengertian Momentum
a. Momentum suatu benda adalah ukuran kesukaran untuk menggerakkan benda
ketika berhenti atau untuk menghentikan benda ketika bergerak.
b. Momentum didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan benda

p = m x v
Dengan :P = momentum benda (kg m/s)

m = massa benda (kg)

v = kecepatan

c. Karena momentum merupakan hasil kali besaran skalar (massa) dengan besaran
vektor (kecepatan), maka momentum termasuk besaran vektor.
d. Karena momentum adalah besaran vektor, maka penjumlahan (resultan)
momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor.
Besar resultan :

p = px 2 + py2 + 2px . py . cos θ

Arah resultan :

py
Tan Ɵ =
px

1. Hubungan Impuls dan Momentum


a. Hasil kali gaya dengan selang waktu singkat bekerjanya gaya pada benda
tersebut dinamakan impuls.
b. Besarnya impuls pada benda sama dengan besarnya perubahan momentum
pada benda tersebut.

F . ∆ t = ∆p

Dengan F = gaya yang bekerja (N)

∆ t = selang waktu singkat (s)

v1 = kecepatan awal benda (m/s)

v2 = kecepatan akhir benda (m/s)

dapat juga ditulis :

dengan I = impuls benda (N.s)


I=F.∆t
c. Teorema impuls dan momentum
Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum
yang dialami benda.

I = ∆ p = p2 – p1 = m . v2 – m . v1

d. Hukum II Newton dalam bentuk momentum

∆p
F=
∆t

Contoh soal :

1. Ditetapkan arah ke kanak sebagai acuan arah positif, hitunglah momentum:


a. peluru bermassa 20 gram yang sedang bergerak ke kiri dengan kelajuan 50
m /s
b. sepeda bermassa 100 kg (beserta pengendara) yang bergerak ke kanan dengan
kelajuan 4 m/s.
Jawab :

a. m = 20 gram = 0.02 kg b. m = 100 kg


v = - 50 m/s v = 4 m/s

p =mxv p =mxv

p = 0,02 kg x (-50 m/s) = 100 kg x 4 m/s

= -1 kg m/s = 400 kg m/s

2. Dua mobil A dan B masing-masing bermassa 1.600 kg dan 800 kg. Hitunglah vektor
momentum resultan A dan B (besar dan arahnya), jika mobil A bergerak ke utara
dengan kelajuan 20 m/s dan mobil B bergerak dengan kelajuan 30 m/s ke timur !
Jawab :
mA = 1.600 kg mB = 800 kg

vA = 20 m/s vB = 30 m/s

PA = mA x vA PB = mB x vB

= 1.600 kg . 20 m/s = 800 kg . 30 m/s

= 32.000 kg . m/s = 24.000 kg. m/s

momentum resultan PR = PA2 + P B2

PR = (32.000)2 + (24.000)2 = 40.000 kg m/s

PB 24000 3
Arah momentum resultan : tan 0 = = =
PA 32000 4

3
Jadi, θ = arc tan = 37 0
4

B. LEMBAR KERJA EVALUASI


1. Ditetapkan arah ke kanan sebagai acuan arah positif
a. Hitunglah momentum dari mobil bermassa 20.000 kg yang sedang bergerak ke
kanan dengan kelajuan 36 km/jam !
b. Hitunglah kecepatan pesawat terbang bermassa 20 ton yang sedang bergerak ke
kiri dengan momentum 6.000.000 kg. m/s!
Jawab : ……………………………………………………………………..

………………………………………………………………………
2. Sebutir kelapa 2 kg lepas dari tangkainya pada ketinggian 18 m
diatas tanah. Tentukan momentum buah kelapa ketika sampai di tanah ! (g = 10 m/s2)
Jawab : ……………………………………………………………………..

………………………………………………………………………

3. Sebuah bola sepak 0,5 kg ditendang ke kanan dengan kelajuan 15


m/s, kemudian ditendang ke kiri dengan kelajuan 15 m/s.
Jawab : ……………………………………………………………………..

………………………………………………………………………

4. Sebuah bola kasti yang bermassa 40 gram dipukul sehingga


kecepatannya menjadi 30 m/s Hitung :
a. Impuls pukulan b. gaya pukulan bila waktu sentuhnya 0,2 sekon

Jawab : ……………………………………………………………………..

5. Sebuah bola bermassa 1 kg dijatuhkan dari ketinggian 10 m di atas


lantai. Bola tersebut terpental dengan ketinggian 3,6 m. Tentukan :
a. momentum bola sesaat sebelum dan sesudah menyentuh lantai !
b. impuls yang dikerjakan lantai pada bola !
c. gaya rata-rata yang dikerjakan lantai pada bola bila bersentuhan selama 10 –3
sekon !
Jawab : ……………………………………………………………………..

………………………………………………………………………

6. Sebuah bola golf yang massanya 500 gram mula-mula diam.


Kemudian bola dipukul dengan gaya F, sehingga bola bergerak 8 m/s, jika pemukul
menyentuh bola selama 0,01 s, tentukan perubahan momentum dan besarnya gaya F
yang bekerja pada benda !
Jawab : ………………………………………………………………..

………………………………………………………………..

7. Benda bermassa 3 kg bergerak horizontal ke kanan dengan kecepatan 4 ms –1 dan


benda B bermassa 6 kg bergerak dengan kecepatan 3 ms-1 ke kiri. Hitunglah :
a. momentum A dan B

b. total momentum A dan B

Jawab : ………………………………………………………………..

………………………………………………………………..

8. Sebuah bola sepak bermassa 2 kg ditendang dengan kaki (bersepatu) hingga


kelajuannya 20 m/s. tentukan gaya rata-rata yang dihasilkan jika selang waktu kontak
antara bola dan sepatu :

a. 0.1 s b. 0,2 s c. 0.01 s

Jawab : ………………………………………………………………..

………………………………………………………………..

C. UJI KOMPETENSI
I. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling benar!

1. Bola bermassa 0,06 kg dilemparkan kepada pemukul dengan kecepatan 20 m/s, setelah
dipukul, kecepatan bola 80 m/s, arahnya berlawanan dari arah semula. Impuls pukulannya
adalah ….

a. – 0,2 Ns d. – 4,8 Ns
b. – 0.8 Ns e. – 6 Ns
c. 1.2 Ns
2. Mobil x bermassa 2.500 kg bergerak ke timur dengan kelajuan 15 m/s dan mobil y
bermassa 2.000 kg bergerak ke utara dengan kelajuan 25 m/s. besar resultan momentum x
dan y adalah ….

a. 87.500 kg . m/s

b. 72.500 kg . m/s
c. 62.500 kg . m/s

d. 50.000 kg . m/s

e. 25.500 kg . m/s

3. Sebuah atom gas bermassa m bergerak dengan kelajuan tetap v, bertumbukan lenting
sempurna, maka besar perubahan momentum atom gas adalah ….

a. 2 mv

b. mv sin σ

c .mv cos σ

d.2 mv sin σ

e. 2 mv cos σ

4. Sebuah senapan angin massa 2,5 kg, menembakkan peluru yang massanya 4 gram dengan
kecepatan 375 m/s. kecepatan gerak senapan ke belakang, pada saat peluru meledak adalah
….

a. – 0,3 m/s

b. – 0,6 m/s

c. – 0,8 m/s

d. – 1,0 m/s

e.– 1,2 m/s

5. Sebuah benda bermassa 1 kg diletakkan diatas permukaan meja yang licin (gaya gesek
meja

diabaikan). Jika gaya 2 N dikerjakan pada benda selama 2 sekon, maka kelajuan sesudah 2
sekon

adalah …..
a. 2 ms-1 d. 8 ms-1

b. 3 ms-1 e. 10 ms-1

c. .6 ms-1

6. Sebuah bola memiliki massa 0.4 kg dipukul dan bergerak menuju dinding tegak. Bola
mengenai dinding dengan kelajuan 60 m/s dan terpental dengan kelajuan 40 m/s. Jika
tumbukan antara bola dengan dinding berlangsung selama 0.02 sekon, maka gaya impuls
yang dihasilkan adalah….

a.200 Newton

b.500 Newton

c.1.000 Newton

d.1.200 Newton

e.2.000 Newton

7. Sebuah proyektil bermassa 2 kg yang melaju dengan momentum awal 20 kg m/s, dan
setelah 20 s momentum 30 kg m/s, maka percepatan benda tersebut adalah ….

a. 0 m/s2

b. 1/8 m/s2

c. ¼ m/s2

d..½ m/s2

e. 1 m/s2

8. Seseorang berada dalam perahu yang sedang berjalan dengan kecepatan 5 m/s. tiba-tiba
orang tersebut melompat ke arah belakang dengan kecepatan 2 m/s. Apabila massa orang 50
kg dan massa perahu 120 kg. Kecepatan perahu sesaat setelah orang tersebut melompat
adalah …

a.12.5 m/s d. 13.6 m/s

b.13.0 m/s e. 7.9 m/s


c.10 m/s

9. Dua benda bermassa 4 kg dan 1 kg diam diatas suatu permukaan mendatar licin. Jika tiap
benda diberi gaya tolakan 2 N selama 1 sekon, maka nilai perbandingan perubahan
momentum antara benda bermassa lebih besar dengan benda bermassa lebih kecil adalah …

a. 4 : 1 d. 1 : 2

b. 2 : 1 e. 1 : 4

c. 1 : 1

10. Sebuah benda bermassa 2,5 kg digerakkan mendatar di meja licin dari keadaan diam oleh
sebuah gaya mendatar F yang berubah terhadap waktu menurut F = 80 + 5t, dengan t dalam
sekon dan F dalam Newton. Pada saat t = 2, energi kinetik benda adalah ….

a. 6.480 J d. 3.860 J

b.5.780 J e. 3.250 J

c.4.340 J

A. RINGKASAN MATERI
2. Hukum Kekekalan Momentum
Pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah
tumbukan adalah tetap, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda tersebut.
Secara matematis dituliskan :
P 1 + p 2 = p 1 ’ + p2 ’ atau

m1 . v1 + m2 . v 2 = m1 . v1’ + m2 . v 2’

Dengan : P1, P2 = momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan


P1’, P2’ = momentum benda 1 dan 2 sesudah tumbukan

m1, m2 = massa benda 1 dan 2

v1, v2 = kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan

v1’, v2’ = kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan.

3. Jenis – jenis Tumbukan


Untuk sistem dua benda yang bertumbukan, momentum sistem adalah tetap,
asalkan pada sistem tidak bekerja gaya luar.

a. Tumbukan lenting sempurna adalah jenis tumbukan dimana energi kinetik


sistem tetap. Kecepatan relatif sesudah tumbukan sama dengan minus kecepatan
relatif sebelum tumbukan.
Persamaan yang berlaku :
Δv’ = - Δ v

V2’ – v1’ = - (v2 – v1)

b. Tumbukan lenting sebagian adalah jenis tumbukan yang disertai terjadinya


pengurangan energi kinetik sistem
c. Tumbukan tak lenting sama sekali adalah jenis tumbukan yang setelah
tumbukan kedua benda bergabung dan bergerak bersama-sama. Karena pada
tumbukan tak lenting sama sekali kedua benda bersatu sesudah tumbukan maka
berlaku hubungan kecepatan sesudah tumbukan,
Sebagai : v2’ = v1’ = v’ sehingga persamaan momentum menjadi :

m 1.v1 + m2 . v2 = (m1 + m2) v’

Misalkan benda yang datang bermassa m1 dengan kecepatan v1 dan benda kedua
yang diam bermassa m2 dengan kecepatan v2, energi kinetik awal sistem :

P2
EK = 2m 1

Energi kinetik akhir sistem :


p2
Ek’ =
2(m1+m 2)
4. Koefisien Restitusi
Koefisien restitusi (diberi lambang e) adalah negatif perbandingan antara
kecepatan relatif sesudah tumbukan dengan kecepatan relatif sebelum tumbukan.

Δ v ’ −(v 2' −v 1' )


e =− ∆v
=
v 2−v 1

Nilai koefisien restitusi adalah antara nol dan satu (0 ≤ e ≤1 ). Untuk


tumbukan lenting sempurna e = 1, sedangkan untuk tumbukan tak lenting sama sekali
e = 0. jika sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian b1 terhadap lantai dan setelah
menumbuk lantai, bola terpantul setinggi b2, maka berlaku :

b2
e = b1

5. Prinsip Kerja Roket dan Mesin Jet


Roket dan mesin jet bekerja berdasarkan hukum III Newton dan hukum
kekekalan momentum. Bedanya roket membawa pembakar oksigen dalam tangkinya,
sedangkan mesin jet mengambil oksigen dari udara disekitarnya. Gaya dorong yang
bekerja pada roket atau mesin jet dapat dihitung dengan persamaan :

Dengan p = perubahan momentum gas yang


Δ p ∆(m. v )
F =
∆ t = ∆t
disemburkan.

Contoh Soal :
1. Sebuah meriam yang massanya 950 kg menembakkan peluru yang
massanya 50 kg. Jika saat diledakkan meriam terdorong ke belakang dengan
kecepatan 20 m/s. tentukan kecepatan keluarnya peluru dari moncong meriam !
Jawab :

Mm = 950 kg ; mp = 50 kg v = 0 m/s ; vm’ = -20 m/s

Ditanya : vp’ … ?

Jawab :

Mm .v + mp . v = Mm .vm’ + mp . vp’

950 . 0 + 50 . 0 = 950 . (-20) + 50 . vp’

0+0 = - 19.000 + 50 vp’

19.000 = 50 vp’

19000
vp’ = = 380 m/s
50

2. Sebuah rudal yang massanya 5 ton, dalam waktu 10 s kecepatannya


berubah dari 0 m.s menjadi 30 m/s. tentukan gaya dorong gas yang semburkan !
Jawab :

Diketahui :

M = 5 ton = 5.000 kg ; Δt = 10 s ; v1 = 0 m/s v2 = 30 m/s

Ditanya : F … ?

Dijawab :

Δp ∆(m. v ) m(v 2−v 1)


F=
∆t
= =
∆t ∆t
5000(30−0) 150.000
F= =
10 10

= 15.000 N

B. LEMBAR KERJA EVALUASI

1. Sebuah peluru yang massanya 0,01 kg ditembakkan dari senapan angin


yang bermassa 1,99 kg. Jika kecepatan dorong ke belakang senapan angin 4 m/s,
tentukan kecepatan peluru saat keluar dari moncong senapan angin !
Jawab : ………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

2. Sebuah senapan bermassa 4 kg menembakkan sebuah peluru bermassa


0,016 kg dengan kelajuan 800 m/s ke kanan.
a. Berapa kecepatan terpentalnya senapan sesaat setelah peluru ditembakkan ?
b. Jika senapan berhasil dihentikan oleh bahu penembak setelah terpental 4 cm berapa
gaya rata-rata yang dikerjakan senapan pada bahu penembak?
Jawab : ………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

3. Sebuah lokomotif bermassa 5 ton bergerak dengan kecepatan 2 m/s


sesaat akan menumbuk gerbong (akan digandeng) yang massanya juga 5 ton. Tentukan
kecepatan rangkaian lokomotif dan gerbong sesaat setelah menyatu !
Jawab : ………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

4. Dua bola bilyar yang memiliki massa identik bergerak saling mendekat
dan tumbukan yang terjadi adalah lenting sempurna. Jika kecepatan awal bola 30 cm/s
dan 20 cm/s, tentukan kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan !
Jawab : ………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

C. UJI KOMPETENSI

I. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling benar!
1. Sebutir peluru 15 gram ditembakkan dari sepucuk
senapan bermassa 3 kg. Senapan tersentak ke belakang dengan kelajuan 0, 15 m/s,
maka besar kelajuan saat ditembakkan adalah …
a. 0 m/s d. 30 m/s
b. 0.3 m/s e. 300 m/s
c. 3.0 m/s
2. Pemain ski es A bermassa 80 kg dan pemain ski es B
bermassa 60 kg berdiri pada keadaan diam di tengah lapangan es. Keduanya saling
mendorong, jika pemain ski B bergerak dengan kecepatan 10 m/s ke timur, maka
kecepatan pemain A adalah ….
a. 0.13 m/s ke barat

b. 7,5 m/s ke barat

c. 10 m/s ke timur

d. 13 m/s ke timur

e. 17,5 m/s ke timur

3. Sebuah proyektil ditembakkan dari sebuah senjata yang


berkedudukan di A. pada titik tertinggi lintasannya, proyektil meledak menjadi dua
bagian dengan massa identik. Bagian pertama jatuh vertikal dan mendarat pada jarak
1.000 m dari A (lihat gambar). Bagian yang lainnya akan mendarat sejauh ….
a. 1.000 m dari A

b. 1.500 m dari A

c. 2.000 m dari A

d. 2.500 m dari A

e. 3.000 m dari A
4. Sebuah rudal yang massanya 5.102 kg digerakkan oleh
gaya 10 4 newton selama 10 sekon. Kecepatan roket setelah 10 sekon adalah ….
a. 10 m /s d. 200 m /s c. 150 m /s

b. 100 m /s e. 250 m /s

5. Dua benda A bermassa 4 kg dan B bermassa 6 kg


bergerak dengan kecepatan 8 m/s dan 2 m/s. A dan B bergerak berlawanan arah dan
tumbukannya lenting sempurna, maka besar dan arah kecepatan kedua benda setelah
tumbukan adalah ….
a. 4 m /s dan 6 m /s

b. 6 m /s dan 4 m /s

c. -4 m /s dan 6 m /s

d. –4 m /s dan –6 m /s

e. –6 m /s dan 4 m /s

6. Gambar berikut menunjukkan troli P bermassa 2 kg pada


kedudukan A. bila troli P dilepaskan, maka akan meluncur menuruni bidang tanpa
gesekan. Tepat di dasar bidang pada kedudukan B, troli P menabrak troli Q bermassa
3 kg. Kemudian bergandengan dan bergerak bersama-sama di permukaan kasar. Jika
troli-troli tersebut berhenti bergerak setelah 2 sekon, maka gaya gesekan yang bekerja
pada troli-troli tersebut adalah …
a. 4 newton

b. 8 newton

c. 20 newton

d. 40 newton

e. 80 newton

7. Sebuah peluru bermassa 5 gram ditembakkan ke dalam


suatu bandul balistik bermassa 1.5 kg, sehingga bandul bergerak naik. Pada saat
bandul mencapai ketinggian maksimum. Kawat membentuk sudut θ (cosθ = 0.75).
jika panjang kawat 0,5 m dan g = 10 m/s2, maka kelajuan peluru yang ditembakkan
adalah ….
a. 120 m/s d. 473 m/s

b. 210 m/s e. 743 m/s

c. 274 m/s

8. Dua buah benda A dan B bermassa 5 kg dan 10 kg,


bergerak dengan kecepatan 8 m/s dan 2 m/s. setelah mengalami tumbukan lenting
sempurna, kecepatannya menjadi –4 m/s dan 6 m/s. jika A dan B bergerak berlawanan
arah dan tumbukannya tidak lenting sama sekali, kecepatan kedua benda setelah
tumbukan adalah …
a. 2 m/s

b. 4 m/s

c. 6 m/s

d. 8 m/s

e. 10 m/s

9. Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 4 m pada


permukaan lantai mendatar, akibat bola terpental setinggi 1 m, maka tinggi pantulan
berikutnya adalah ….
a. 1 m d. 1/8 m

b. ½ m e. 1/16 m

c. ¼

10. Sebuah roket yang massanya 1100 kg diluncurkan,


setelah 40 s kecepatannya menjadi 100 m/s dan massanya menjadi 1000 kg. Gaya
dorong roket tersebut ….
a. 1000 N d. 2500 N

b. 1500 N e. 3000 N

c. 2000 N
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !
1. Seorang atlet tolak peluru mampu melontarkan peluru
dengan kecepatan 15 m/s. jika massa peluru 3 kg dan lamanya peluru berada di tangan
adalah 0.5 sekon, hitung gaya tangan atlet tersebut !
Jawab : ……………………………………………………………………..

……………………………………………………………………..

2. Seorang yang massanya 60 kg menaiki balok kayu yang


massanya 140 kg dengan kecepatan 5 m/s mengikuti aliran sungai. Tiba-tiba orang
melihat bahwa 10 m di depannya ada sebuah air terjun yang curam dan berbahaya.
Secara kebetulan tepat diatas bibir jurang melintang dahan pohon yang kuat. Orang
tersebut meraih dahan pohon sebelum memasuki bibir jurang. Tentukan kecepatan
balok kayu setelah orang meraih dahan pohon !
Jawab : ……………………………………………………………………..

……………………………………………………………………..

3. Dua buah balok bermassa masing-masing 2 kg dan 4 kg,


bergerak saling mendekati dengan kecepatan 4 m/s dan 2 m/s seperti pada gambar.
Keduanya bertabrakan dan melekat satu sama lain. Hitunglah :
a. momentum tiap balok sebelum tabrakan
b. momentum total sebelum tabrakan
c. kecepatan tiap balok sesudah tabrakan
d. momentum total sesudah tabrakan
e. energi kinetik tiap balok sebelum tabrakan
f. energi kinetik total sebelum tabrakan
g. energi kinetik total sesudah tabrakan.
h. Pengurangan energi kinetik pada saat
tabrakan.
Jawab : ……………………………………………………………………..

……………………………………………………………………..
4. Seorang peloncat indah yang beratnya 640 N meloncat
dari sebuah papan menara, yang berada pada ketinggian 12 m dari permukaan air. Jika
peloncat mendorong papan luncur, sehingga ia meninggalkan papan dengan kelajuan
awal 2,0 m/s, tentukan kelajuan peloncat saat :
a. Berada pada ketinggian 6,0 m di atas permukaan air

b. menyentuh permukaan air

Jawab : ……………………………………………………………………..

……………………………………………………………………..

5. Dua anak bersepatu roda, anak A bermassa 40 kg dan


anak B bermassa 60 kg, bergerak dalam arah berlawanan. Anak A berkecepatan 10
m/s dan anak B berkecepatan 5 m/s. tentukan :
a. Besar kecepatan kedua anak setelah terjadi
tumbukan, jika kedua anak saling bergandengan.
b. Arah gerak kedua anak setelah tumbukan.
Jawab : ……………………………………………………………………..

……………………………………………………………………..

6. Sebuah benda A dan B masing-masing bermassa 5 kg dan 10 kg bergerak berlawanan


arah.. v A = 10 m/s dan v B = 15 m/s. Jika A dan B bertumbukan, hitungkah kecepatan
B setelah tumbukan. Jika v A menjadi 12 m/s.

Jawab : ……………………………………………………………………..

……………………………………………………………………..

2
7. Sebuah bola ping pong yang bermassa 10 gr ( g = 10 m/s ) jatuh dari ketinggian 2 m
di atas lantai. Bila pantulan pertama tingginya 0,5 m , berapa tinggi yang dicapai
pada pantulan berikutnya.

Jawab : ……………………………………………………………………..

……………………………………………………………………..

8 Tentukan koefisien restitusi sebuah bola yang bermassa 100 gr yang jatuh dari
ketinggian 8 m di atas
lantai dan pada pantulan ke dua, tingginya 0,5 m.

Jawab : ……………………………………………………………………..

……………………………………………………………………..

9.      Dua benda yang massanya sama menggelinding sempurna dan saling bertumbukan
dengan elastisitas

0,6. Jika kecepatan masing-masing benda adalah 4 m/s dan 3 m/s, hitunglah
kecepatan masing-masing

setelah tumbukan

Jawab : ……………………………………………………………………..

……………………………………………………………………..
SOAL ULANGAN I

1. Bola bermassa 0,2 kg dengan kelajuan 20 m/s dilempar ke


arah pemukul seperti diperlihatkan gambar dibawah!

Agar bola berbalik arah dengan kelajuan 30 m/s tentukan besar gaya pemukul jika waktu
kontak antara pemukul dan bola 0,001 sekon!

Pembahasan
Impuls dan perubahan kecepatan :
Arah kanan (+), arah kiri (−)

2. Sebuah benda bermassa 1 kg dipengaruhi gaya selama 20 sekon seperti ditunjukkan grafik
berikut!

Jika kelajuan awal benda 50 m/s tentukan kelajuan benda saat detik ke 15!

Pembahasan
Impuls I = Luas grafik F-t = (10) (15) = 150 kg.m.s−1
Impuls I = m(v2 − v1)
3. Bola karet dijatuhkan dari ketinggian 1 meter seperti gambar berikut !

Jika bola memantul kembali ke atas dengan ketingggian 0,6 meter, tentukan tinggi pantulan
bola berikutnya!

Pembahasan

4. Bola pertama bergerak ke arah kanan dengan kelajuan 20 m/s mengejar bola kedua yang
bergerak dengan kelajuan 10 m/s ke kanan sehingga terjadi tumbukan lenting sempurna.

Jika massa kedua bola adalah sama, masing-masing sebesar 1 kg, tentukan kecepatan masing-
masing bola setelah tumbukan!

Pembahasan
Terlebih dahulu buat perjanjian tanda :
Arah kanan (+)
Arah kiri (−)

Dari hukum Kekekalan Momentum didapat persamaan :

(Persamaan 1)

Koefisien restituti (e) untuk tumbukan lenting sempurna adalah e = 1.

(Persamaan 2)

Gabungan persamaan 1 dan 2 :

5. Bola merah bermassa 1 kg bergerak ke kanan dengan kelajuan 20 m/s menumbuk bola
hijau bermassa 1 kg yang diam di atas lantai.

Tentukan kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan jika terjadi tumbukan tidak
lenting (sama sekali)!
Pembahasan
Kecepatan benda yang bertumbukan tidak lenting sempurna setelah bertumbukan adalah
sama, sehingga v’1 = v’2 = v’
Dari hukum Kekekalan Momentum di dapat :

6. Bola hitam dan bola hijau saling mendekat dan bertumbukan seperti diperlihatkan gambar
di bawah!

Jika koefisien restituti tumbukan adalah 0,5 dan massa masing-masing bola adalah sama
sebesar 1 kg, tentukan kelajuan kedua bola setelah tumbukan!

Pembahasan

(Persamaan 1)

(Persamaan 2)

Gabungan 1 dan 2 :
Latihan Soal :

1. Hitunglah besar momentum serangga yang massanya 22 gram yang tengah terbang
dengan laju 80 m/s.
2. Sebuah bola tenis bermassa 60 gram dipukul hingga mencapai kecepatan 144 km/jam,
hitunglah impuls bola tenis tersebut.
3. Bola kasti bermassa 145 gram dilempar dengan kecepatan 39 m/s ternyata dapat
dipukul balik hingga mencapai kecepatan 52 m/s. Hitunglah impuls yang terjadi pada
bola kasti.
4. Gerbong bermassa 6500 kg bergerak dengan kecepatan 5 m/s menumbuk gerbong
yang massanya sama yang sedang diam, setelah tumbukan keduanya bergerak
bersama-sama. Hitunglah kecepatan kedua gerbong tersebut setelah tumbukan
5. Peluru bermassa 20 gram ditembak dengan kecepatan 230 m/s mengenai balok yang
diam di atas lantai. Massa balok 2 kilogram. Ternyata peluru melewati bagian dalam
balok dan setelah keluar dari balok kecepatan peluru berkurang menjadi 160 m/s.
Hitunglah kecepatan balok setelah ditembus peluru demikian.
6. Sebuah pasak panjangnya 40 cm menancap bagian depannya di atas tanah ditumbuk
dengan martil yang dilemparkan jatuh bebas dari ketinggian 5 meter. Massa martil 10
kilogram. Jika gaya tahan tanah terhadap martil 100 KN (1 KN = 1000 N).
Perhitungkan bagaimana pasak bisa masuk ke dalam tanah
SOAL ULANGAN II

      Soal No. 1

Benda 5 kg bergerak dengan kecepatan v memiliki momentum sebesar 12,5 kg.m/s.

Nilai kecepatan benda sebesar.....


A. 2,25 m/s
B. 2,50 m/s
C. 2,75 m/s
D. 3,00 m/s
E. 3,25 m/s

      Soal No. 2

Benda bermassa 2 kg jatuh bebas dari ketinggian 100 m di atas tanah.

Momentum benda saat menyentuh tanah sebesar......(g = 10 m/s2)


A. 10√5 kg.m/s
B. 20√5 kg.m/s
C. 30√5 kg.m/s
D. 40√5 kg.m/s
E. 50√5 kg.m/s

      Soal No. 3

Sebuah benda bermassa 2 kg mula-mula bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Perubahan


momentum yang terjadi saat benda memiliki kecepatan 5 m/s adalah..... .
A. − 50 kg.m/s
B. 50 kg.m/s
C. − 75 kg.m/s
D. 75 kg.m/s
E. 100 kg.m/s

      Soal No. 4

Bola bermassa 100 gram dilempar ke arah tongkat pemukul. Kelajuan benda saat menyentuh
pemukul adalah 20 m/s dengan waktu kontak selama 0,01 sekon. Jika kelajuan bola setelah
dipukul adalah 30 m/s dengan arah berlawanan gerak semula, maka besar gaya yang
diberikan tongkat pada bola adalah.....
A. 1500 N
B. 1000 N
C. 500 N
D. 250 N
E. 125 N

      Soal No. 5

Sebuah benda bergerak dengan kecepatan awal 5 m/s. Berdasarkan grafik gaya dan selang
waktu berikut, kecepatan benda saat detik ke 6 adalah.....

A. 3,3 m/s
B. 4,4 m/s
C. 5,7 m/s
D. 6,8 m/s
E. 7,4 m/s

      Soal No. 6

Benda A dan B bergerak saling mendekat sehingga terjadi tumbukan seperti gambar berikut.
Kelajuan dan arah gerak benda B setelah tumbukan adalah.....
A. 0 m/s, tetap diam
B. 2 m/s, ke kanan
C. 3 m/s, ke kanan
D. 4 m/s, ke kanan
E. 5 m/s, ke kanan

      Soal No. 7

A ke kanan 5 m/s, B diam.

Jika terjadi tumbukan yang memiliki koefisien restitusi nol, maka kelajuan benda B setelah
tumbukan adalah.....
A. 0 m/s
B. 1,67 m/s
C. 2,33 m/s
D. 3,56 m/s
E. 4,78 m/s

      Soal No. 8

A ke kanan 2 m/s, B diam-diam saja.

Jika terjadi tumbukan yang memiliki koefisien restitusi = 1, maka kelajuan benda A setelah
terjadi tumbukan sebesar......
A. 0 m/s
B. 1,67 m/s
C. 2,33 m/s
D. 3,56 m/s
E. 4,78 m/s

      Soal No. 9

Ilustrasi tumbukan A dan B.

Jika terjadi tumbukan lenting sempurna, maka kelajuan A setelah tumbukan sebesar.....
A. 1 m/s
B. 2 m/s
C. 3 m/s
D. 4 m/s
E. 5 m/s

      Soal No. 10

Seorang anak bermassa 50 kg tengah menaiki perahu 200 kg yang bergerak ke kanan
dengan kelajuan 5 m/s.

Jika anak tiba-tiba melompat ke belakang dengan kelajuan 10 m/s, maka kelajuan perahu
setelah peristiwa tersebut sebesar.....
A. 5,50 m/s
B. 6,0 m/s
C. 7,25 m/s
D. 8,75 m/s
E. 9,0 m/s

      Soal No. 11

Ilustrasi sebuah peluru ditembakkan dari sebuah pistol.


Kelajuan gerak pistol saat peluru keluar dari moncomg pistol sebesar....
A. 0,3 m/s
B. 0,4 m/s
C. 0,5 m/s
D. 0,6 m/s
E. 0,8 m/s

      Soal No. 12

Balok diam tergantung pada seutas tali ditembak oleh suatu peluru.

Kecepatan peluru saat menumbuk balok dapat dinyatakan sebagai.....


A. v = (m + M)m− 1 [ 2gL(1 − sin θ)1/2 ]
B. v = (m + M)m− 1 [ 2gL(1 − cos θ)1/2 ]
C. v = (M − m)M− 1 [ 4gL(1 − sin θ)1/2 ]
D. v = (M − m)M− 1 [ 4gL(1 − cos θ)1/2 ]
E. v = (M + m)M− 1 [ 6gL(1 − sin θ)1/2 ]

      Soal No. 13

Balok diam bermassa M ditempak peluru bermassa m berada pada suatu lantai kasar dengan
koefisien gesekan μ dan percepatan gravitasi g.

Jika peluru bersarang dalam balok dan bergerak ke kanan hingga berhenti pada jarak S,
maka koefisien gesekan lantai dengan balok μ bernilai ...... .
A. μ = (mv)2(m + M)− 2 (2gs)− 1
B. μ = (mv)2(M − m)− 2 (2gs)− 1
C. μ = (mv)2(m + M)− 2 (2gs)− 2
D. μ = (mv)2(M − m)− 1 (2gs)− 2
E. μ = (mv) − 1(m + M)− 2 (2gs)− 2

      Soal No. 14

Sebuah bola karet dijatuhkan dari ketinggian h1 = 4 m. Jika pantulan pertamanya adalah h2 =
3 m, maka nilai pantulan kedua h3 adalah.....

A. 1,25 m
B. 1,50 m
C. 1,75 m
D. 2,0 m
E. 2,25 m

      Soal No. 15

Berikut ini ilustrasi peristiwa suatu tumbukan antara dua buah benda.

Koefisien restitusi tumbukan sebesar......


A. 0
B. 0,25
C. 0,4
D. 0,75
E. 1
LKS PERCOBAAN
PENERAPAN IMPULS & MOMENTUM

A. Tujuan Percobaan
 Untuk mengetahui konsep impuls & momentum.
 Untuk mengetahui kecepatan akhir benda pada konsep impuls & momentum.
 Untuk mengetahui hubungan kecepatan dengan impuls & momentum.

B. Media : menggunakan animasi impuls & momentum.

C. Posedur kerja
Memasukkan data gaya ( F ), dan waktu ( t ).
Memilih beban yang akan digunakan.
Meletakkan beban di gerobak yang ada pada animasi.
Amati kecepatan yang dihasilkan, kemudian cocokkan dengan perhitungan kalian.
Catat dalam table pengamatan

No. Massa ( kg ) Gaya ( N ) Waktu ( s ) Impuls Kecepatan akhir


( N.s kg m/s ) (m/s)
1. 1
2. 5
3. 10
4. 25
5. 50

D. Pertanyaan
1. Gambarkan grafik hubungan anatara gaya terahadap waktu?
2. Jelaskanlah hubungan antara impuls dan momentum ?
3. Jelaskanlah konsep momentum, impuls dan tumbukan ?
4. Simpulkanlah apa yang anda dapatkan dari eksperimen yang telah dilakukan !

LKS PERCOBAAN
PENERAPAN TUMBUKAN

B. Tujuan Percobaan
 Untuk mengetahui konsep tumbukan.
 Untuk mengetahui jenis – jenis tumbukan.
 Untuk mengetahui besar koefisien restitusi tiap jenis tumbukan.

C. Media : menggunakan animasi impuls.


D. Prosedur kerja :
Menentukan massa kedua benda.
Menentukan besar koefisien restitusi yang ingin digunakan dalam
percobaan.
Mengamati kedua benda, kemudian menentukan apakah jenis dari
tumbukan itu.

Table pengamatan

Massa A Massa B Kecepatan Kecepatan Koefisien Jenis


A B restitusi tumbukan

E. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan :
a. Tumbukan lenting sempurna
b. Tumbukan lenting sebagian
c. Tumbukan tak lenting sama sekali

2. Jelaskan hubungan hokum kekekalan momentum dengan tumbukan ?


3. Sebutkan besar koefisien restitusi dari setiap tumbukan ?
4. Apakah yang dimaksud dengan koefisien restitusi ?
5. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi koefisien restitusi suatu
benda ?

Anda mungkin juga menyukai