Anda di halaman 1dari 7

ALINEA:

ALINEA: JURNAL BAHASA SASTRA DAN PENGAJARAN


P-ISSN: 2301 – 6345 I E-ISSN: 2614-7599
http://jurnal.unsur.ac.id/ajbsi

BLENDED LEARNING
DALAM PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR
Purwati Zisca Diana, Denik Wirawati & Sholeha Rosalia
Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia

______________ Abstrak:
Riwayat artikel: Tulisan ini akan mendeskripsikan penggunaan blended learning dalam
meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa. Metode penelitian yang
Dikirim: 17 Nopember 2019 digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan analisis data menggunakan
Direvisi: 7 Januari 2020 presentase. Subjek penelitian mahasiswa angkatan 2018 sebanyak 142
Diterima: 16 Januari 2020 responden. Datapenelitian diambil dengan menggunakan kuesioner dan skala
Diterbitkan: 30 April 2020 Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan blended learning
menjadikan mahasiswa dapat belajar lebih mandiri. Hasil setiap indikator
sebagai berikut. 1) ketidaktergantungan terhadap orang lain sebesar 80,12%;
2) memiliki kepercayaan diri sebesar 74,97%; 3) berperilaku disiplin sebesar
__________ 78,43%; 4) memiliki rasa tanggung jawab sebesar 77,61%; 5) berperilaku
Katakunci: berdasarkan inisiatif sendiri sebesar 79,87%; dan 6) melakukan kontrol diri
sebesar 76,37%. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
blended blended learning dapat menjadi alternatif pilihan model pembelajaran yang
Bahasa Indonesia diterapkan untuk meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa.
mandiri
Abstract:
_______________________ This paper will describe the use of blended learning to improve student
Alamat surat learning independence. The research method used was descriptive quantitative,
with data analysis using percentages. The research subjects were 142
purwati.diana@pbsi.uad.ac.id respondents of the class of 2018. Data were taken using questionnaire and
Likert scale. The results show that the use of blended learning made students
able to learn more independently. The results of each indicator are as follows.
1) dependence 80.12%; 2) confidence 74.97%; 3) discipline 78.43%; 4) a sense
of responsibility 77.61%; 5) behaving based on their own initiative 79.87%;
and 6) self-control 76.37%. The results indicate that blended learning can be
an alternative learning model applied to improve students’ learning
independence.

PENDAHULUAN Blended learning memungkinkan guru/


dosen untuk memberikan pengalaman belajar
Perkembangan teknologi informasi yang
yang lebih komprehensif kepada siswa/
pesat telah mengubah persepsi, cara, dan pola
mahasiswa. Mereka dapat menggabungkan
hidup manusia. Manusia semakin bergantung
model pembelajaran tatap muka dengan
pada piranti-piranti komunikasi, seperti laptop
pembelajaran daring. Blended learning dapat
dan telepon pintar (smartphone) dalam didefinisikan sebagai model pembelajaran
berbagai kegiatan kesehariannya. Dalam ranah yang menggabungkan model pembelajaran
pendidikan juga demikian. Pembelajaran di tradisional (tatap muka) dengan model
era saat ini adalah belajar yang dapat pembelajaran daring (elearning) (Handoko &
dilakukan di mana saja, kapan saja, dengan Waskito, 2018:6).
siapa saja, dan melalui sumber belajar apa
saja. Oleh karena itu, piranti-piranti Blended learning tidak hanya memberi-
komunikasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk kan pengalaman lebih kepada mahasiswa, tapi
peningkatan kualitas pembelajaran. juga ada beberapa keuntungan lain yang dapat
dipertimbangkan dalam penerapan model
Purwati Zisca Diana, dkk.: Blended Learniung… 17

pembelajaran blended learning ini, seperti learning merupakan sarana terbaik untuk
meningkatkan akses dan kemudahan maha- menggabungkan pembelajaran tatap muka dan
siswa dalam mengakses materi pembelajaran, juga online. Penerapan blended learning dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, dan meminimalisasi masalah pembelajaran
mengurangi biaya pembelajaran (Stein, Jared konvensional yang kurang mampu mem-
& Graham, 2014:14). fasilitasi berbagai macam karakteristik maha-
siswa. Blended learning juga dapat mem-
Penerapan blended learning memungkin- berikan kerangka waktu yang fleksibel,
kan dosen untuk mendistribusikan materi sehingga mahasiswa dapat lebih mandiri dan
pembelajaran, kuis, tugas, dan sebagainya dapat meningkatkan kemampuan belajar
secara daring sehingga dapat diakses maha- sesuai dengan kecepatan mereka sendiri.
siswa di mana saja dan kapan saja dengan Penerapan blended learning di perguruan
koneksi internet, akses pun dapat dilakukan tinggi saat ini sangat efektif karena blended
melalui laptop atau telepon pintar. Pengem- learning memberikan inovasi pada proses
bangan aplikasi pembelajaran yang telah pembelajaran.
dilakukan, ternyata aplikasi tersebut memung-
kinkan atau dapat diakses melalui smartphone Blended learning tidak sepenuhnya
dalam pembelajaran bahasa Indonesia oleh menggantikan pembelajaran tatap muka
(Ningsih et al.). dengan menerapkan pembelajaran sepenuhnya
secara daring. Blended learning hanya
Selama ini pembelajaran bahasa Indonesia mendukung dan melengkapi materi yang
di perguruan tinggi dianggap monoton karena belum tersampaikan pada saat pembelajaran di
hanya memberikan materi teoretis dalam kelas. Seperti yang dikatakan Stein (2017)
bentuk ceramah. Hal tersebut dikuatkan dalam seminarnya “walaupun perkembangan
dengan penelitian yang dilakukan Kurniady e-learning menunjukkan tren yang makin
(2008: 418-419) yang memaparkan bahwa meningkat, tetapi untuk saat ini pertemuan
para dosen pada umumnya membagi MKDU tatap muka masih dirasa penting”.
Bahasa Indonesia ke dalam dua termin
perkuliahan. Termin pertama adalah pembe- Menurut (Garrison & Kanuka, 2004: 96)
rian materi perkuliahan yang membahas blended learning adalah mengintegrasikan
tentang aspek-aspek kebahasaan. Penyajian pengalaman belajar tatap muka di kelas
materi seperti ini dianggap mahasiswa sebagai dengan pengalaman belajar secara daring. Hal
materi yang membosankan, karena materi tersebut diperkuat dengan pendapat Kristanto,
yang dibahas telah diulang-ulang di bangku Mustaji, & Mariono (2017: 11) bahwa blended
sekolah (SMA). Termin kedua diberikan learning menggabungkan aspek-aspek dari
materi bahasa Indonesia keilmuan, yang pembelajaran daring, kegiatan tatap muka
dititikberatkan pada penulisan karya ilmiah. terstruktur, dan dunia nyata dalam praktik.
Teknik yang digunakan dalam pendidikan Blended learning sebagai kombinasi
menulis karya ilmiah pada umumnya karakteristik pembelajaran tradisional dan
menggunakan teknik penulisan karya ilmiah lingkungan pembelajaran elektronik (Sjukur,
secara teoretis. Perkuliahan diberikan meng- 2012: 371).
gunakan metode ceramah. Dosen lebih banyak
berperan sebagai pemberi materi, sedangkan Hasil penelitian Oliver & Trigwel (2005:
mahasiswa cenderung sebagai penerima 22) menunjukkan bahwa ada beberapa siswa
materi yang kurang berinteraksi dengan teman mengalami sesuatu yang berbeda dengan
sejawat dalam hal diskusi materi perkuliahan konteks tanpa blended learning. Blended
(Diana). learning dapat digunakan untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa.
Menurut Al Aslamiyah, Setyosari, &
Henry Praherdhiono (2019:109) blended
18 Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran
Volume 9, (1) April 2020, hal. 16-22

Saat ini, perkembangan dalam meng- lainnya, mahasiswa sering menyontek pe-
integrasikan pembelajaran daring menjadi kerjaan teman sehingga hasil tugas masih
salah satu masalah terbaru dan potensial di banyak yang sama, dan pada saat dosen
Indonesia. Seperti hasil penelitian yang berhalangan hadir di kelas mahasiswa
dilakukan oleh Mu’in Fatchul & Amelia memanfaatkan waktu belajar untuk bermain
(2018: 134) yang menerapkan e-learning di atau ke kantin, serta mahasiswa selalu ingin
beberapa perguruan tinggi untuk meng- segera mengakhiri kegiatan perkuliahannya.
eksplorasi pandangan mahasiswa terhadap
pemenuhan kebutuhan mahasiswa dalam Dilihat dari fenomena di atas dapat
penilaian independen, hasil belajar, dan disimpulkan bahwa nilai kemandirian maha-
evaluasi belajar bahasa Inggris online. siswa belum berkembang secara optimal.
Apabila kondisi seperti ini tidak segera
Saat ini tantangan global menuntut ditangani, dikhawatirkan akan berdampak
pebelajar harus bisa berkomunikasi melalui pada prestasi belajar mahasiswa sehingga
verbal dan juga tulisan, teamwork yang baik, perlu adanya upaya yang dilakukan untuk
kreativitas yang tinggi, keterampilan untuk mendorong kemandirian belajar mahasiswa.
meneliti, dan juga kemampuan problem Dengan mengoptimalkan peran mahasiswa
solving, sebagai cara bersaing dan tumbuh dalam mengelola kegiatan belajar dan
dengan baik di masa yang akan datang. Maka pengaturan setiap tahap dalam blended
dari itu, mahasiswa harus menggunakan learning diharapkan kemandirian belajar
kemampuan mereka sendiri untuk menye- mahasiswa semakin meningkat.
lesaikan berbagai macam permasalahan.
Namun, yang sering ditemukan adalah Berdasarkan penjelasan yang telah
pebelajar berhasil menyelesaikan masalah dijabarkan maka diperlukan adanya suatu
tertentu, tetapi gagal jika konteks masalah model pembelajaran yang dapat digunakan
tersebut sedikit dirubah. Itu artinya pebelajar untuk mendorong kemandirian belajar
belum memiliki kemandirian belajar yang mahasiswa dan sikap mahasiswa terhadap
baik. Menurut (Damayanty) salah satu faktor pemanfaatan blended learning sebagai media
terpenting yang harus dimiliki mahasiswa pembelajaran pada mata kuliah Bahasa
adalah kemandirian dalam belajar, karena Indonesia. Itulah mengapa google classroom
dengan dimilikinya kemandirian belajar maka digunakan sebagai salah satu aplikasi dalam
mahasiswa akan melakukan kegiatan implementasi blended learning yang dapat
belajarnya dengan penuh rasa tanggung jawab, meminimalisasi permasalahan tersebut.
kemauan yang kuat dan memiliki sikap
disiplin yang tinggi sehingga akan METODE
berpengaruh pada prestasi belajar yang
meningkat. Penelitian dilakukan dengan mengguna-
kan pendekatan kuantitatif deskriptif. Subjek
Berdasarkan hasil observasi terhadap penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi
beberapa mahasiswa di Fakultas Pertanian Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Yogyakarta diperoleh informasi bahwa angkatan 2018 sebanyak 142 responden.
mahasiswa belum sepenuhnya memiliki nilai
kemandirian. Hal tersebut dapat dilihat dari Pengumpulan data dilakukan dengan
permasalahan yang muncul, antara lain angket kuesioner sebanyak 40 pernyataan
mahasiswa masih meminta pengarahan dari dengan menggunakan skala Likert sebagai
dosen secara terus-menerus dalam kegiatan pilihan alternatif. Hasil dari data yang
perkuliahan maupun tugas, mahasiswa juga diperoleh, dianalisis menggunakan analisis
masih membutuhkan pengarahan dari teman- deskriptif kuantitatif dalam bentuk persentase.
teman sekelas maupun teman dari kelas
Purwati Zisca Diana, dkk.: Blended Learniung… 19

Tahapan langkah yang dilakukan adalah akan menerapkan google classroom dengan
menghitung skor perolehan tiap indikator. syarat setiap siswa harus memiliki email
Setelah itu, menghitung persentase jawaban pribadi dengan menggunakan nama lengkap
dari tiap indikator. Setelah diperoleh hasil pemiliknya (tidak menggunakan nama
persentase tiap indikator, kemudian ditarik panggilan/samaran). 5) Guru memberikan
kesimpulan terhadap hasil penelitian. peneliti tugas mandiri atau melemparkan forum
menggunakan pedoman dari Sugiyono (2012), diskusi melalui laman tugas atau laman
yaitu “semakin tinggi persentase responden diskusi kemudian semua materi kelas
maka semakin baik pula persepsi responden”. disimpan secara otomatis ke dalam folder di
Ketentuan skala persentase yang digunakan google drive. 6) Selain memberikan tugas,
untuk menyimpulkan data hasil penelitian guru juga dapat menyampaikan pengumuman
dapat dilihat pada tabel berikut. atau informasi terkait dengan mata pelajaran
yang akan dipelajari oleh siswa di kelas nyata
Tabel 1 Kriteria Interpretasi Skor pada laman tersebut. Siswa dapat bertanya
kepada guru ataupun kepada siswa lain dalam
Rentang Skor Kategori kelas tersebut terkait dengan informasi yang
No.
(%) disampaikan oleh guru. 7) Siswa dapat
1 76 – 100 sangat positif melacak setiap tugas yang hamper mendekati
batas waktu pengumpulan di laman tugas, dan
2 51 – 75 positif mulai mengerjakan cukup dengan sekali klik.
Guru dapat melihat dengan cepat siapa saja
3 26 – 50 negatif
yang belum menyelesaikan tugas, serta
sangat negatif memberikan masukan dan nilai langsung di
4 1 – 25 kelas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Blended learning yang dikembangkan


dalam proses pembelajaran di Program Studi
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
menggunakan aplikasi google classroom
berbasis android. Adapun sintak penggunaan
aplikasi google classroom sebagai berikut. 1)
Buka website google kemudian masuk pada Gambar 1 kegiatan blended learning dengan
laman google classroom. 2) Pastikan Anda aplikasi google classroom
memiliki akun Google Apps for Education.
Kunjungi classroom.google.com dan masuk. Berdasarkan analisis data dapat dijabarkan
Pilih apakah Anda seorang guru atau siswa, kemandirian belajar mahasiswa pada saat
lalu buat kelas atau gabung ke kelas. 3) Jika penerapan blended learning yang mengacu
Anda administrator Google Apps, Anda dapat pada enam indikator kemandirian belajar,
menemukan informasi lebih lanjut tentang yaitu: (a) ketidaktergantungan terhadap orang
cara mengaktifkan dan menonaktifkan layanan lain, (b) memiliki kepercayaan diri, (c)
di akses ke kelas. 4) Guru dapat berperilaku disiplin, (d) memiliki rasa
menambahkan siswa secara langsung atau tanggung jawab, (e) berperilaku berdasarkan
berbagi kode dengan kelasnya untuk inisiatif sendiri, dan (f) melakukan kontrol
bergabung. Hal ini berarti sebelumnya guru di diri. Diperoleh skor dari perhitungan indikator
dalam kelas nyata (di sekolah) sudah sebagai berikut.
memberitahukan kepada siswa bahwa guru
20 Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran
Volume 9, (1) April 2020, hal. 16-22

Tabel 2 Analisis Kemandirian Belajar


Mahasiswa Program Studi Persentase kemandirian belajar maha-
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, siswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas
Universitas Pembangunan Nasional Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta “Veteran” Yogyakarta pada mata kuliah
Bahasa Indonesia untuk indikator memiliki
No Indikator Skor Persentase Kategori kepercayaan diri sebesar 74,97%. Dapat
ketidaktergantu disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa
125 sangat
1 ngan terhadap 80,12%
9 positif yang mengikuti pembelajaran blended
orang lain
memiliki learning memiliki kepercayaan diri positif.
2 874 74,97% positif Mahasiswa menjadi lebih percaya diri dalam
kepercayaan diri
3
berperilaku
966 78,43%
sangat menyelesaikan tugas tanpa menjiplak karya
disiplin positif orang lain.
memiliki rasa sangat
4 895 77,61%
tanggung jawab positif
berperilaku Persentase kemandirian belajar maha-
116 sangat siswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas
5 berdasarkan 79,87%
8 positif
inisiatif sendiri Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional
melakukan sangat “Veteran” Yogyakarta pada mata kuliah
6 883 76,37%
kontrol diri positif
Bahasa Indonesia untuk indikator berperilaku
disiplin sebesar 78,43%. Dapat disimpulkan
Tabel 3 Analisis Dampak Penerapan bahwa sebagian besar mahasiswa yang
Blended Learning mengikuti pembelajaran blended learning
memiliki perilaku disiplin sangat positif.
No. Indikator Skor Persentase Kategori
Dampak
Perilaku disiplin tampak dalam pengumpulan
Penerapan tugas yang tepat waktu.
Blended
sangat
1 Learning 2867 79,45% Persentase kemandirian belajar maha-
positif
terhadap siswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas
Kemandirian
Belajar
Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta pada mata kuliah
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh Bahasa Indonesia untuk indikator memiliki
total keseluruhan jawaban sebanyak 142 rasa tanggung jawab sebesar 77,61%. Dapat
responden dampak blended learning terhadap disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa
kemandirian belajar mahasiswa pada mata yang mengikuti pembelajaran blended
kuliah bahasa Indonesia, yaitu sebesar 79,45% learning memiliki rasa tanggung jawab sangat
dengan kategori sangat positif. Sementara positif. Tanggung jawab yang terlihat adalah
20,55% dengan kategori positif dan kurang bentuk antusiasme mahasiswa dalam
positif masih perlu diberikan tindak lanjut. menyelesaikan tugas, disiplin waktu, dan tugas
sesuai dengan format.
Persentase kemandirian belajar maha-
siswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Persentase kemandirian belajar maha-
Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional siswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas
“Veteran” Yogyakarta pada mata kuliah Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional
Bahasa Indonesia untuk indikator ketidak- “Veteran” Yogyakarta pada mata kuliah
tergantungan terhadap orang lain sebesar Bahasa Indonesia untuk indikator berperilaku
80,12%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian berdasarkan inisiatif sendiri sebesar 79,87%.
besar mahasiswa yang mengikuti pembel- Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
ajaran blended learning memiliki ketidak- mahasiswa yang mengikuti pembelajaran
tergantungan terhadap orang lain, baik dosen blended learning memiliki perilaku
maupun teman sejawat sangat positif. berdasarkan inisiatif sendiri sangat positif.
Purwati Zisca Diana, dkk.: Blended Learniung… 21

Mahasiswa dapat mengolah kalimat sendiri memiliki kemandirian belajar yang positif.
dalam penyelesaian tugasnya. Mahasiswa tidak bergantung terhadap orang
lain, mereka cenderung mandiri dalam segala
Persentase kemandirian belajar maha- hal. Blended learning terbukti sangat men-
siswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas dukung dalam pembelajaran yang terlihat pada
Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional dampak dari blended learning terhadap
“Veteran” Yogyakarta pada mata kuliah kemandirian belajar mahasiswa yang sangat
Bahasa Indonesia untuk indikator melakukan positif. Terbukti pada hasil pembahasan
kontrol diri sebesar 76,37%. Dapat disim- diperoleh persentase hasil kemandirian belajar
pulkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang dari enam indikator: a) ketidaktergantungan
mengikuti pembelajaran blended learning terhadap orang lain sebesar 80,12%
melakukan kontrol diri sangat positif. Hal dikategorikan sangat positif; b) memiliki
tersebut tampak pada sikap mahasiswa dalam kepercayaan diri sebesar 74,97% dikate-
mencari sumber referensi dan antusias gorikan positif; c) berperilaku disiplin sebesar
bertanya mengenai tugas, serta wujud isi tugas 78,43% dikategorikan sangat positif; d)
berdasarkan hasil pengembangan pikiran memiliki rasa tanggung jawab sebesar 77,61%
masing-masing individu mahasiswa. dikategorikan sangat positif; e) berperilaku
berdasarkan inisiatif sendiri sebesar 79,87%
dikategorikan sangat positif; dan f) melakukan
PENUTUP kontrol diri sebesar 76,37% dikategorikan
Dapat disimpulkan bahwa kecenderungan sangat positif.
kemandirian belajar mahasiswa terbukti

DAFTAR PUSTAKA
Al Aslamiyah, Tsuwaybah, et al. “Blended Learning dan Kemandirian Belajar Mahasiswa
Teknologi Pendidikan.” JKTP Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, vol. 02, no. 02, 2019,
pp. 109–14.
Damayanty, D. Y. “Hubungan Antara Kemampuan Numerik, Kecerdasan Emosi dan
Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa.” Garuda, 2016.
Diana, Purwati Zisca. “Pengembangan Buku Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Kolaboratif untuk
Penguatan Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi.” Disertasi, Unpublished, 2016.
Garrison, D. Randy, and Heather Kanuka. Blended Learning : Uncovering Its Transformative
Potential in Higher Education. Vol. 7, 2004, pp. 95–105,
doi:10.1016/j.iheduc.2004.02.001.
Handoko, and Waskito. Blended Learning: Teori Dan Penerapannya. LPTIK Universitas
Andalas, 2018.
Kristanto, Andi, et al. “The Development of Instructional Materials E-Learning Based on
Blended Learning.” International Educational Studies, vol. 10, no. 7, 2017, pp. 10–17.
Kurniady, H. Kunkun. Pemanfaatan Model Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Secara
Kolaboratif dengan Menggunakan Teknik Portofolio dalam Mata Kuliah Umum Bahasa
Indonesia. 2008.
Mu’in Fatchul, and Rizky Amelia. “Unraveling English Departement Students Perception of
Using E-Learning.” Arab World English Journal, vol. 4, no. Special Issue, 2018, pp. 132–
43.
Ningsih, Dini N., et al. “Pengembangan Aplikasi Kesenian Rengkong pada Pembelajaran Sastra
Berbasis Kearifan Lokal.” Bahastra, vol. 39, no. 2, 2019.
22 Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran
Volume 9, (1) April 2020, hal. 16-22

Oliver, Martin, and Keith Trigwel. “Can ‘Blended Learning’ Be Redeemed?” E-Learning, vol.
2, no. 1, 2005, pp. 17–26.
Sjukur, Sulihin B. “Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar
Siswa Tingkat SMK.” Jurnal Pendidikan Vokasi, vol. 2, no. 3, 2012, pp. 368–78.
Stein, Jared & Graham, Charles R. Essentials for Blended Learning. Routledge, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, 2012.

Anda mungkin juga menyukai