Anda di halaman 1dari 8

2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang pendidikan yang


memiliki kontribusi signifikan dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia.(Hasanah dan Purnamawati, 2017). Sekolah Menengah Kejuruan
mengutamakan mempersiapkan siswa agar memiliki keterampilan kerja dan
mengembangkan sikap profesional(Oktafiyah, 2020). Oleh karena itu, SMK
dibutuhkan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kemandirian yang tinggi.
Kemandirian belajar yang tinggi akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil belajar merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan pendidikan


nasional(Siswiyanto dan Subagyo, 2013). Hasil belajar siswa pada dasarnya
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri siswa maupun dari luar
siswa. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah
kemandirian belajar dari siswa. Siswa dengan kemandirian belajar yang baik akan
selalu serius mempelajari materi pelajaran yang diberikan oleh guru selama masih
di sekolah atau di rumah untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik.
Kemandirian belajar yang tinggi akan membuat siswa mau belajar atas kemauan
sendiri tanpa ada perintah atau paksaan, sehingga perilaku belajar siswa lebih
eksploratif, mampu mengambil keputusan, percaya diri, dan kreatif. Dengan kata
lain, belajar mandiri akan membuat siswa lebih dewasa dalam proses
pembelajaran(Fitriani, Haryanto, dan Atmojo, 2020).

Menurut Syafaruddin (2012: 147), kemandirian dapat diartikan sebagai


kemampuan untuk berpikir, merasakan, dan melakukan sesuatu sendiri. Sikap
kemandirian dalam belajar adalah kesediaan, kesiapan, atau kecenderungan siswa
untuk bereaksi secara mandiri atau bertindak secara mandiri dalam situasi belajar
di bawah bimbingan atau arahan guru (Hendra Surya, 2009: 124). Dalam proses
belajar, kemandirian juga menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.

Dalam pembelajaran di SMK, modal penting yang harus dimiliki siswa untuk
dapat mencapai keberhasilan dalam bidang akademik adalah kemandirian belajar.
Pada jenjang pendidikan ini, siswa dituntut untuk mampu mencapai standar
kompetensi yang telah ditetapkan baik oleh sekolah maupun pemerintah. Untuk
dapat mencapai standar kompetensi tersebut, tentunya siswa harus belajar. Salah
satu kompetensi dasar yang memerlukan tingkat minat dan kemandirian yang
tinggi dalam belajar dari siswa adalah pemeliharaan sistem pelumasan.
Kompetensi ini harus dikuasai oleh siswa untuk dapat memiliki kemampuan yang
baik dalam bidang otomotif.
3

Penguasaan kompetensi pemeliharaan sistem pelumasan sangat perlu dikuasai


oleh mahasiswa untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja ketika
lulus. Pada kompetensi perawatan sistem pelumasan, mahasiswa diharapkan
mampu melakukan perawatan berkala dan mampu mendiagnosa kerusakan sistem
pelumasan kendaraan. Jika siswa memiliki kemandirian belajar yang tinggi maka
dapat dipastikan siswa dapat melakukan perawatan sistem pelumasan yang baik
dan benar sesuai dengan rekomendasi pabrikan dan dapat mendiagnosis kerusakan
sistem pelumasan dengan baik karena siswa dapat berpikir kritis terhadap gejala-
gejala yang dialami oleh mesin pada mesin. bagian sistem pelumasan.

Selain kemandirian belajar, hasil belajar siswa pada kompetensi pemeliharaan


sistem pelumasan tentunya juga dipengaruhi oleh faktor internal yang terdapat
dalam diri siswa. Salah satunya adalah motivasi berprestasi. Semua siswa yang
ingin mendapatkan hasil belajar yang maksimal/tinggi tentunya memiliki motivasi
berprestasi yang tinggi pula. Faktor motivasi juga penting dalam mendukung
siswa untuk berprestasi dalam belajar. Nana Syaodih Sukmadinata (2007:36)
mengungkapkan bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam diri individu atau
siswa yang mendorong atau menggerakkan individu atau siswa untuk melakukan
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.

Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat juga timbul
karena adanya pengaruh dari luar individu. Motivasi yang muncul dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar adalah motivasi berprestasi. Reni
Akbar-Hawadi (2001:42) mengemukakan bahwa semakin tinggi motivasi
berprestasi seseorang maka akan semakin baik pula prestasi yang akan dicapainya.
Motivasi berprestasi menempati posisi yang sangat penting, karena motivasi
mampu mendorong perilaku siswa agar bergairah, antusias dan senang dalam
belajar, sehingga pada akhirnya akan mampu memperoleh hasil belajar yang lebih
baik.

banyaknya siswa yang merasa bosan dan tidak merasakan suasana kelas yang
dapat menimbulkan persaingan prestasi antar siswa di kelas. Untuk mengatasi
penurunan kemandirian belajar, siswa di kelas juga merasa hanya mengerjakan
tugas sekolah atau pekerjaan rumah karena ada tekanan dari luar dirinya, seperti
perintah dari guru atau orang tua. Kurangnya kemandirian belajar siswa di kelas
juga dapat dilihat dari ketergantungan siswa terhadap guru. Siswa memiliki
ketergantungan yang sangat tinggi terhadap guru karena guru harus selalu
mengingatkan siswa untuk mendengarkan, memperhatikan, dan mencatat materi
pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Penurunan hasil belajar dapat dipengaruhi
oleh kemandirian belajar dan motivasi belajar siswa, Argumentasi ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh 1) penelitian Patulak (2019) dengan
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar siswa, 2) penelitian Septiani Laili (2018) yang
4

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara kemandirian belajar dan


motivasi berprestasi pada siswa. hasil belajar siswa kelas X SMKN 1 Sewon.
Hasil penelitian tersebut menjadi landasan untuk melakukan penelitian yang akan
dilakukan peneliti tentang pengaruh kemandirian belajar dan motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar siswa. 2) penelitian Septiani Laili (2018) yang
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara kemandirian belajar dan
motivasi berprestasi terhadap hasil belajar siswa kelas X SMKN 1 Sewon. Hasil
penelitian tersebut menjadi landasan untuk melakukan penelitian yang akan
dilakukan peneliti tentang pengaruh kemandirian belajar dan motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar siswa. 2) penelitian Septiani Laili (2018) yang
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara kemandirian belajar dan
motivasi berprestasi terhadap hasil belajar siswa kelas X SMKN 1 Sewon. Hasil
penelitian tersebut menjadi landasan untuk melakukan penelitian yang akan
dilakukan peneliti tentang pengaruh kemandirian belajar dan motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar siswa. 2) penelitian Septiani Laili (2018) yang
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara kemandirian belajar dan
motivasi berprestasi terhadap hasil belajar siswa kelas X SMKN 1 Sewon. Hasil
penelitian tersebut menjadi landasan untuk melakukan penelitian yang akan
dilakukan peneliti tentang pengaruh kemandirian belajar dan motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar siswa. 2) penelitian Septiani Laili (2018) yang
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara kemandirian belajar dan
motivasi berprestasi terhadap hasil belajar siswa kelas X SMKN 1 Sewon. Hasil
penelitian tersebut menjadi landasan untuk melakukan penelitian yang akan
dilakukan peneliti tentang pengaruh kemandirian belajar dan motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar siswa.

Dengan mendeskripsikan permasalahan dan kondisi terkini pada siswa kelas XI


TBSM SMK Nasional Kota Malang, peneliti dapat menyusun judul penelitian
yaitu “Pengaruh Kemandirian Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil
Belajar Kompetensi Pemeliharaan Sistem Pelumasan Pada Siswa Kelas XI SMK
Nasional Malang".

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah yang diteliti
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Adakah pengaruh pembelajaran mandiri terhadap hasil belajar kompetensi


pemeliharaan sistem pelumasan pada siswa kelas XI SMK Nasional Kota
Malang?
5

2. Adakah pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar kompetensi


pemeliharaan sistem pelumasan pada siswa kelas XI SMK Nasional Kota
Malang?

3. Adakah pengaruh kemandirian belajar dan motivasi berprestasi terhadap


hasil belajar kompetensi pemeliharaan sistem pelumasan pada siswa kelas XI
SMK Nasional Kota Malang?

C. Tujuan penelitian

Tujuan merupakan titik tolak untuk mewujudkan kegiatan yang akan dilakukan
sehingga perlu dirumuskan secara jelas. Dalam penelitian ini juga diperlukan
adanya tujuan yang dijadikan sebagai acuan utama dari masalah yang diteliti.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar siswa terhadap hasil


belajar kompetensi pemeliharaan sistem pelumasan pada siswa kelas XI SMK
Nasional Kota Malang.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi siswa terhadap hasil


belajar kompetensi pemeliharaan sistem pelumasan pada siswa kelas XI SMK
Nasional Kota Malang.

3. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar dan motivasi berprestasi


siswa terhadap hasil belajar kompetensi pemeliharaan sistem pelumasan pada
siswa kelas XI SMK Nasional Kota Malang.

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh pembelajaran mandiri terhadap hasil belajar kompetensi


pemeliharaan sistem pelumasan pada siswa kelas XI SMK Nasional Kota
Malang.

2. Ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar kompetensi


pemeliharaan sistem pelumasan pada siswa kelas XI SMK Nasional Kota
Malang.

3. Ada pengaruh kemandirian belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil


belajar kompetensi pemeliharaan sistem pelumasan pada siswa kelas XI
SMK Nasional Kota Malang.
6

E. Pembatasan masalah

Mengingat keterbatasan peneliti, baik dari segi kemampuan dan waktu, serta
luasnya permasalahan yang muncul, maka keterbatasan permasalahan dalam
penelitian ini menjadi terbatas. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini
adalah:

1. Masalah penelitian ini akan dibatasi pada kemandirian belajar dan


motivasi berprestasi siswa.

2. Subjek dalam penelitian terbatas pada siswa kelas XI Teknik Sepeda


Motor dan Bisnis di SMK Nasional Kota Malang.

3. Penelitian ini menggunakan kompetensi perawatan sistem pelumasan


kendaraan sebagai batasan masalah.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti yang dijelaskan di


bawah ini.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa kontribusi bagi


perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan terkait dengan
cara meningkatkan kompetensi siswa dalam belajar melalui peningkatan
kemandirian belajar dan motivasi berprestasi siswa.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, antara lain:

A. Untuk Kepala SMK Nasional Kota Malang

Memberikan informasi bagi SMK Nasional Kota Malang, bagaimana


meningkatkan hasil belajar siswa melalui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
yang baik.

B. Untuk Guru SMK Nasional Kota Malang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mengelola dan


menggunakan strategi belajar mengajar dan kualitas pengajaran. Dengan
mengetahui kemandirian belajar dan motivasi berprestasi siswa di kelas, maka
guru dapat menyesuaikan proses belajar mengajar yang tercipta.
7

C. Untuk Siswa SMK Nasional Kota Malang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pentingnya


kemandirian dan motivasi berprestasi untuk meningkatkan kemandirian belajar
siswa dalam meningkatkan kompetensi. Dengan mengetahui pengaruh
kemandirian belajar dan motivasi terhadap hasil belajar, siswa dapat diberikan
masukan untuk meningkatkan kemandirian belajar dan motivasi berprestasi.

D. Untuk Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan ilmiah dengan terjun


langsung ke lapangan dan memperoleh pengalaman yang menumbuhkan
kemampuan dan keterampilan penelitian serta pengetahuan yang lebih mendalam
terutama mengenai pengaruh kemandirian belajar dan motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar siswa.

G. Definisi operasional

Untuk memudahkan pembaca dalam mencerna penelitian ini, peneliti


mencantumkan definisi operasional yang mengandung kata kunci penting dalam
penelitian ini. Definisi operasional dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Belajar mandiri

Kemandirian belajar adalah proses belajar dimana setiap individu dapat


berinisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dalam hal menentukan kegiatan
belajar seperti merumuskan tujuan pembelajaran, sumber belajar (baik berupa
orang atau bahan), mendiagnosis belajar kebutuhan dan mengendalikan proses
belajar itu sendiri.

John Babari, dkk. (2002: 145) membagi ciri-ciri kemandirian menjadi lima jenis,
yaitu:

1) Percaya diri

2) Mampu bekerja sendiri

3) Menguasai keterampilan dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan

4) Hargai waktu

5) Bertanggung jawab

2. motivasi berprestasi
8

Motivasi berprestasi merupakan daya dorong yang muncul dalam diri individu
untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan
lebih baik, lebih cepat, dan lebih efisien sehingga memperoleh prestasi yang
diinginkan. Menurut McClelland, motivasi berprestasi memiliki 4 aspek, yaitu (1)
memiliki tanggung jawab (2) berorientasi pada kesuksesan; (3) membutuhkan
umpan balik (4) inovatif

3. Hasil pembelajaran

Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang


dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan hasil tes
atau skor yang diberikan oleh guru.
9

Anda mungkin juga menyukai