Anda di halaman 1dari 5

Razstra Athalla G

03411740000047
Termodinamika A
Hukum ke 3 termodinamika

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses
akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan
bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Molekul hanya memiliki energi vibrasi (di samping energy electron dan energy inti) yang
sama besar, sehingga berada dalam keadaan kuantum tunggal. Jika di tijau dari kedudukan
dan distribusi energinya , penyusun-penyusun molekul dalam suatu Kristal yang sempurna
pada 0 K hanya dapat terlaksana dengan satu cara. Dalam ini W=1. Jadi entropi suatu Kristal
murni yang sempurna ialah 0 pada 0 K. Pernyataan ini terkenal sebagai HUKUM KETIGA
TERMODINAMIKA

Efek magnetokalorik di pakai untuk menurunkan temperatur senyawa paramagnetikhingga


sekitar 0.001 K. Secara prinsip, temperatur yang lebih rendah lagi dapat dicapai dengan
menerapkan efek magnetokalorik berulang-ulang. Jadi setelah penaikan medan magnetik
semula secara isoterm, penurunan medan magnetik secara adiabat dapat dipakai untuk
menyiapkan sejumlah besar bahan pada temperatur Tᶠ¹, yang dapat dipakai sebagai
tandon kalor untuk menaikan tandon kalor secara isoterm ynag berikutnya dari sejumlah
bahan yang lebih sedikit dari bahan semula. Penurunan medan magnetik secara adiabat yang
kedua dapat menghasilkan temperatur yang lebih rendah lagi, Tᶠ², dan seterusnya. Maka
akan timbul pertanyaan apakah efek magnetokalorik dapat dipakai untuk mendinginkan zat
hingga mencapai nol mutlak.

Temperatur nol mutlak tidak dapat dicapai dengan sederetan prosesyang banyaknya
terhingga.Ini dikenal sebagi ketercapaian temperatur nol mutlak atau ketaktercapaian hukum
ketiga termodinamika. Pernyataan lain dari hukum ketiga termodinamika adalahhasil
percobaan yang menuju ke perhitungan bahwa bagaimana ΔST berlaku ketika T mendekati
nol. ΔST ialah perubahan entropi sistem terkondensasi ketika berlangsung proses isoterm
terbuktikan. Percobaansangat memperkuat bahwa ketika T menurun, ΔST berkurang jika
sistem itu zat cair atau zat padat. Jadi prinsip berikut dapat di terima:

Perubahan entropi yang berkaitan dengan proses-terbalikan-isotermis-suatu sistem-


terkondensasi mendekati nol ketika temperaturnya mendekati nol. Pernyataan tersebut
merupakan hukum ketiga termodinamika menurut Nernst-Simon. Nernst menyatakan bahwa
perubahan entropi yang menyertai tiap proses reversibel, isotermik dari suatu sistem
terkondensasi mendekati nol. Perubahan yang dinyatakan di atas dapat berupa reaksi kimia,
perubahan status fisik, atau secara umum tiap perubahan yang dalam prinsip dapat dilakukan
secara reversibel.

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan
bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti
dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa
entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

StDHukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa perubahan entropi yang berkaitan


dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan murni pada T = 0 K bernilai nol.

Secara intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta bahwa pergerakan ionik atau
molekular maupun atomik yang menentukan derajat ketidakteraturan dan dengan demikian
juga besarnya entropi, sama sekali berhenti pada 0 K. Dengan mengingat hal ini, tidak akan
ada perubahan derajat ketidakteraturan dalam perubahan fisika atau kimia dan oleh karena itu
tidak akan ada perubahan entropi.

APLIKASI HUKUM KETIGA TERMODINAMIKA

Hukum ketiga termodinamika memungkinkan perhitungan perhitungan entropi absolut dari


zat murni pada tiap temperatur dari panas jenis dan panaa transisi. Sebagai contoh, suatu
benda padat pada temperatur T, akan memeiliki entropi yang akan dinyatakan oleh Suatu
benda cair, sebaliknya mempunyai entropi yang dinyatakan oleh Penerapan yang mencakup
gas menjadi Besaran-besaran yang diperlukan untuk evaluasi numerik entropi mencakup
panas jenis. Pengukuran panas jenis zat padat di sekitar titik nol absolut menunjukan bahwa
Karena untuk zat padat,maka Debye dan Einstein menurunkan persamaan berikut untuk
panas jenis zat pasdat

Dimana a adalah karakteristik yang berbeda untuk setiap zat. Bila suatu zat sederhana
dipanaskan pada tekanan konstan, pertambahan entropi dinyatakan oleh Bila persamaan
tersebut di integrasikan di antara titik nol absolutdengan temperatur T dimana s =0

Aplikasi dari hukum 3 thermodinamika adalah logam yang pada suhu rendah dapat dijadikan
superkonduktor karena tidak banyakpergerakan kinetic dalam skala molecular yang
mengganggu aliran electron.

C. KONSEKUENSI SELANJUTNYA DARI HUKUM TIGA TERMODINAMIKA

Konsekuensi dari hukum ketiga termodinamika dijabarkan di bawah ini.

Untuk suatu proses temperatur konstan dekat 0ºK,perubahan entropi dinyatakan oleh :

Karena = 0 pada T = 0 dari hukumtermodinamika ketiga, persamaan menghasilkan :


Tetapi dari persamaan Maxwell. Jadi persamaan menjadi :

Hasil diatas sesuai dengan kenyataan eksperimental. Sebagai contoh, buffington dan Latimer
menemukan bahwa koefisien ekspansi dari beberapa zat padat kristalin mendekati nol.

Konsekuensi terakhir dari hukum ketiga termodinamika adalah tidak dapat diperolehnya titik
nol absolut. Ditinjau suatu bidang penelitian pada temperatur rendah, kenyataan
eksperimental menunjukan bahwa temperatur yang di peroleh oleh tiap proses demagenetisasi
adaibatik dari temperatur awalnya adalah setengah temperatur awal proses bersangkutan. Jadi
makin rendah temperatur yang dicapai, makin kurang kemungkinannya untuk didinginkan
lebih rendah.

Dengan kata lain diperlukan proses demagnetisasi adiabatik yag tak terbatas jumlahnya untuk
mencapai titik nol absolut.

c. Hukum III Termodinamika

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan
bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti
dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa
entropi benda dibayangkan berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai
nol, hal ini untuk mempermudah pemahaman dengan cara menganalogikan system sempurna
sebagai sebuah kristal.

Hukum ketiga Termodinamika ini membayangkan suatu susunan kristal sempurna dengan
cara mengekstrapolasi sampai mencapai suhu nol mutlak Kristal adalah zat padat yang terdiri
dari atom-atom diam dalam suatu barisan statik barbaniar, suatu keadaan dimanik yang
paling teratur. Zat padat ini merupakan tingkat wujud materi yang amat langka dan terdapat
di alam sebagai planet dan meteorit. Kristal suatu zat padat sebenarnya seperti statik atau
diam saja. Pada tingkat atomik, masing-masing atom itu sebenarnya bergetar di sekitar
tempat kedudukannya dengan arah acak. Getaran itu makin bekurang jika suhu kristal itu
diturunkan alias didinginkan. Jika dibiarkan, getaran itu akan menjadi semakin giat, benda
menjadi panas dan akhirnya membuat molekul-molekul itu terlepas satu sama lain sehingga
relatif saling bebas membentuk zat cair. Zat cair adalah bentuk materi yang kurang “teratur”
dibanding zat padat tetapi lebih teratur dibandingkan gas. Dan zat cair itu merupakan wujud
yang paling langka dan kompleks. Sedangkan gas adalah bentuk “kekacauan” paling
sempurna yang di dalamnya setiap molekul bergerak bebas secara acak. Jadi, begitu sulit
mendapatkan zat dalam keadaan dinamik teratur atau kristal sempurna seperti yang
dibayangkan hukum ketiga termodinamika karena pada tingkat atomik setiap zat dalam
kedudukannya selalu bergerak acak yang menyebabkan molekul-molekul menjadi kacau atau
tidak teratur.

Secara singkatnya hukum ketiga termodinamika adalah “Suatu sistem (kristal) yang
sempurna pada saat temperatur nol, mempunyai keteraturan sempurna, semua proses akan
berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum”.
Pada temperatur lain selain nol mutlak, akan terdapat kerancuan dan kekacauan yang
disebakan oleh eksitasi termal yakni keadaaan di mana adanya perubahan temperatur karena
adanya pelepasan temperatur. Entropi suatu zat yang dibandingkan dengan entropinya dalam
suatu bentuk kristal sempurna pada temperature nol mutlak disebut entropi mutlak, So zat itu.
Entropi mutlak tentu saja selalu positif, karena dalam zat nyata apa saja akan terdapat
kerancuan dan kekacauan. Makin tinggi temperatur zat tersebut, akan semakin besar pula
harga entropinya. Hukum ketiga tak lain adalah permainan imajinasi, atau dalam bahasa
filsafat suatu struktur kristal sempurna pada nol mutlak merupakan „alam ide‟ Platonis.
Struktur kristal sempurna pada nol mutlak merupakan materi abstrak. Oleh sebab itu, logika
hukum ketiga ini menurut Whitehead keliru dalam hal mengkonkretkan suatu hal yang
abstrak .

Anda mungkin juga menyukai