Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Geosaintek, Vol. 4 No. 3 Tahun 2018. 1-4.

p-ISSN: 2460-9072, e-ISSN: 2502-3659

JUDUL: MITIGASI KEBENCANAAN DI KABUPATEN BEKASI

Razstra Athalla G
Teknik Geofisika ITS

Abstrak. Bencana alam adalah suatu kejadian yang tidak bisa kita hentikan. Karena ini kita harus
mengerti bagaimana cara menangani dan apa saja hal yang perlu diperhatikan untuk mempersiapkan
datangnya bencana alam. Untuk menangani kita harus mengerti terlebih dahulu mengenai bencana alam
yang terjadi di suatu daerah. Upaya ini diharapkan untuk meringankan kerugian yang dialami pada suatu
daerah yang terkena bencana.
Kata Kunci: Mitigasi,Bencana Alam,

Abstract. Natural disasters are events that we cannot stop. Because of this we must understand
how to handle and what things need to be considered to prepare for the arrival of a natural
disaster. To deal with it, we must first understand the natural disasters that occur in an area.
This effort is expected to reduce the losses experienced in a disaster-affected area.
Keywords: Mitigation, Natural Disasters,

Artikel diterima ….. 2018, Revisi ……... Online ……….


http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v4i1
1
Jurnal Geosaintek, Vol. 4 No. 3 Tahun 2018. 1-4. p-ISSN: 2460-9072, e-ISSN: 2502-3659

2 Artikel diterima ….. 2018, Revisi ……... Online


……….
http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v4i1
Jurnal Geosaintek, Vol. 4 No. 3 Tahun 2018. 1-4. p-ISSN: 2460-9072, e-ISSN: 2502-3659

PENDAHULUAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Di Indonesia, masih banyak penduduk yang
menganggap bahwa bencana itu merupakan suatu
takdir. Hal ini merupakan gambaran bahwa
paradigma konvensional masih kuat dan berakar di
masyarakat. Pada umumnya mereka percaya bahwa
bencana itu adalah suatu kutukan atas dosa dan
kesalahan yang telah diperbuat, sehingga seseorang
harus menerima bahwa itu sebagai takdir akibat
perbuatannya. Sehingga tidak perlu lagi berusaha
untuk mengambil langkah‐langkah pencegahan atau
penanggulangannya. Paradigma penanggulangan Figure 1. Kuantitas bancana
bencana sudah beralih dari paradigma bantuan
darurat menuju ke paradigma mitigasi/preventif
dan sekaligus juga paradigma pembangunan.
Karena setiap upaya pencegahan dan mitigasi
hingga rehabilitasi dan rekonstruksinya telah
diintegrasikan dalam program‐program
pembangunan di berbagai sektor.   
Daerah yang saya ambil untuk mengamati
mengenai kebencanaannya adalah kabupaten
Bekasi. Secara geografis letak Kabupaten Bekasi
berada pada posisi 6°10’53” - 6° 30’6” Lintang
Figure 2. Kerusakan
Selatan dan 160°48’28” - 107°27’29” Bujur
Timur.Wilayah Kabupaten Bekasi terbagi atas 23 Figure 3. Kerugian
Kecamatan dan 86 Pedesaan serta berbatasan Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kejadian
dengan berbagai daerah, yaitu : bencana yang paling banyak terjadi disembilan tahun
• Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa. terakhir dapat dilihat bahwa bencana alam yang paling
banyak terjadi adalah banjir diikuti oleh puting beliung
• Sebelah barat berbatasan dengan Kota Jakarta dan longsor. Dan dapat dilihat bahwa kuantitas bencana
Utara dan Kota Bekasi. paling banyak terjadi pada tahun 2013 dan diikuti oleh
• Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten tahun 2020. Dan dapat dilihat mulai dari 2014 kejadian
bencana semakin bertambah.
Karawang.
Dari sisi kerusakan yang paling banyak terjadi adalah
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten tertimbun. Pada tahun 2016 dan 2020 aalah dimana paling
Bogor. banyak kerusakan yang terjadi pada infrastruktur yang ada
Topografinya terbagi atas dua bagian, yaitu pada daerah kabupaten Bekasi. Pada kerugian terlihat
dataran rendah yang meliputi sebagian wiayah pada tahun yang sama pada kerusakan diamana tahun
bagian utara dan dataran bergelombang di wilayah 2016 dan 2020 memiliki jumlah yang besar dengan sedikit
bagian selatan. Ketinggian lokasi antara 6 – 115 keanehan pada tahun 2017. Keanehan ini kemungkinan
meter dan suhu udara yang terjadi di Kabupaten terjadi disebabkan oleh perbedaan bangunan yang
Bekasi berkisar antara 28° - 32° C. mengalami kerusakan dan seberapa parah kerusakan yang
Adapun tujuan dari paper ini adalah untuk terjadi pada suatu bangunan.
Kerugian yang dialami ditahun 2016 lebih tinggi pada
melihat karakteristk dari kebencanaan yang terjadi
tahun 2013 dimana pada 2013 memiliki intensitas
di kabupaaten Bekasi dan bagaimana mitigasi
kbencanaan yang lebih banyak. Hal ini dapat terjadi
bencana yang telah dilakukan untuk mencegah
dikarenakan tempat terjadinya dan kepadatan penduduk
kerusakan atau kerugian yang besar.

Artikel diterima ….. 2018, Revisi ……... Online ……….


http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v4i1
3
Jurnal Geosaintek, Vol. 4 No. 3 Tahun 2018. 1-4. p-ISSN: 2460-9072, e-ISSN: 2502-3659

yang semakin bertambah namun tidak disertai dengan


penambahan fasilitas mitigasi yang memadai.

Figure 4. Fasilitas Mitigasi

Dari gambar empat mengenai fasilitas mitigasi


kebencanaan dapat dilihat bahwa masih banyak desa yang
tidak memiliki fasilitas itigasi bencana. Dimana lebih dari
seratus lima puluh desa belum memliki jalur evakuasi
perlengkapan mitgasi dan peringatan dini untuk evakuasi.
Upaya mitigasi yang dilakukan dari Kabupaten Bekasi
masih tidak merata dan adanya tempat tenpat yang masih
tidak memiliki kesadaran mengnenai kemungkinan
bencana yang akan terjadi di daerahnya. Hal ini akan
sangan merugikan baik dari ekonomi maupun sosial.

PENUTUP
Simpulan dan Saran
Dengan semakin meningkatnya kepadatan
dan frekuansi bencana yang terjadi di kabupaten
Bekasi masih kurangnya fasilitas mitigasi bencana
dan edukasi mengenai kebencanaan.
Kedepannya dapat dinaikan kesadaran dari
masyarakat mengenai kebencanaan yang dapat
terjadi di daerahnya dan pengadaan fasilitas
kebencanaan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
https://inarisk.bnpb.go.id/
https://bnpb.go.id/uploads/migration/pubs/470.pdf
https://opendata.jabarprov.go.id/id/dataset?
q=kerugian&suggestion=on
https://bekasikab.bps.go.id/publication/2020/04/27/a89
af3319bbfa820b6dc8c2f/kabupaten-bekasi-dalam-
angka-2020.html
-------------------

4 Artikel diterima ….. 2018, Revisi ……... Online


……….
http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v4i1

Anda mungkin juga menyukai