ABSTRAK
Porositas dan densitas termasuk dalam parameter fisis suatu batuan yang berpengaruuh dalam
penemuan air tanah yang ada. Dengan mempelajari porositas dan densitas pada batu bata
merah dan batu bata putih kita bisa melakukan percobaan yang sama untuk mengetahui nilai
porositas batuan pada suatu daerah dan hubugannya tehadap densitas batuan. Dengan . da;am
perhitunag kami mendapatkan nilai rata rata porsitas batu bata putih 1.60% dan batu batu bata
merah 0.31% yang menunjukan bahwa secara teori hubungan antara densitas dan porositas
yang berbanding terbalik benar.
Kata kunci : porositas,densitas,hukum arcimedes
BAB I
1.1 Pendahuluan Ada dua jenis porositas yaitu porositas
Pada setiap jenis bahan yang berbeda, primer dan porositas sekunder. Porositas
struktur penyusunnya pun juga akan primer merupakan porositas yang terjadi
berbeda. Struktur penyusun yang bersamaan batuan menjadi sedimen,
dimaksud merupakan bentuk rangkaian sedangkan porositas sekunder merupakan
atom, molekul, partikel dan sifat fisis porositas yang terjadi sesudah batuan
bahan yang terkandung didalam bahan menjadi sedimen bisa berupa larutan
tersebut. Hal ini tentunya akan (dissolution). Porositas batuan merupakan
menimbulkan berbegai variasi yang dapat rasio volume rongga-rongga pori terhadap
menentukan karakteristik tiap bahan. Salah volume total seluruh batuan yang
satu sifat fisis bahan yang cukup dominan dinyatakan dalam persen. Porositas
adalah sifat densitas dan porositas bahan. bergantung pada jenis bahan, ukuran
1.2 Dasar Teori bahan, distribusi pori, sementasi, riwayat
Porositas (φ) adalah perbandingan diagenetik dan komposisinya [2].
volume rongga-rongga pori terhadap Densitas atau massa jenis adalah suatu
volume total seluruh batuan. besaran kerapatan massa benda yang
Perbandingan ini biasanya dinyatakan dinyatakan dalam berat benda per satuan
dalam persen[1]: volume benda tersebut. Semakin tinggi
Vb−Vs Vp densitas suatu benda, maka semakin besar
φ= = ×100 %
Vb Vb juga massa setiap volume. Sebuah benda
dimana : yang memiliki densitas lebih tinggi,
Vb = volume batuan total (bulk volume) misalnya batu akan memiliki volume yang
Vs = volume padatan batuan total (volume lebih rendah, misalnya air. Rumus untuk
grain) menentukan massa jenis adalah :
Vp = volume ruang pori-pori batuan [2]
m tali, wadah, batu bata merah dan putih, dan
ρ=
V aquades.
dimana : 2.2 Metodologi
m = massa (kg) Pertama-tama menyiapkan alat dan
V = volume (m3) bahan yang diperlukan, terdiri dari neraca
Densitas Batuan adalah Kerapatan digital, statif dan klem, oven, tali, wadah,
yang terdapat pada tiap pori batuan dan batu bata merah dan putih, dan aquades.
biasanya pori-pori ini tidak semuanya Setelah alat dan bahan siap, langkah
berbentuk bundar dan biasanya diiisi oleh selanjutnya adalah menimbang kedua batu
jenis-jenis mineral. Densitas batuan pada secara bergantian menggunakan neraca
umumnya memiliki tingkat kepadatan digital, untuk mengetahui massa kering
antara 2,6-3 gr/cm3.[3] dari batu bata tersebut. Kemudian mengisi
Hukum Archimedes mengatakan wadah dengan aquades yang merendam
bahwa “Jika suatu benda dicelupkan ke seluruh bagian batu bata, lalu batu bata
dalam sesuatu zat cair, maka benda itu direndam selama ± 4-24 jam, lalu ditaruh
akan mendapat tekanan keatas yang sama di atas neraca digital, untuk dihitung
besarnya dengan beratnya zat cair yang massa jenuhnya, catat massa yang
terdesak oleh benda tersebut”. Ketika dihasilkan. Lalu, batu bata tersebut
suatu benda dimasukkan ke dalam air, digantung sehingga memiliki posisi
ternyata beratnya seolah-olah berkurang. melayang serta tidak menyentuh wadah
Peristiwa ini tentu bukan berarti ada sedikitpun lalu timbang dan catat
massa benda yang hilang, namun massanya. Selanjutnya, batu basah
disebabkan oleh suatu gaya yang diambil dan ditimbang dengan diberi alas,
mendorong benda yang arahnya sebelum itu alas yang digunakan juga
berlawanan dengan arah berat benda. ditimbang. Selama melakukan percobaan
Gaya ini disebut gaya apung atau gaya ke di atas dilakukan pengulangan sebanyak
atas (Fa). gaya apung sama dengan berat tiga kali ditiap penimbangan. Setelah
benda di udara dikurangi dengan berat ditimbang, batu di oven hingga benar-
benda di dalam air. benar kering, jika dengan oven tidak dapat
Persamaan Hukum Archimedes : kering maka dapat dijemur hingga bata
Fa = Wu–Wa benar-benar kering, setelah itu batu
Dimana : ditimbang kembali untuk dicatat
Fa = gaya apung atau gaya ke atas (N), massanya.
Wu = gaya berat benda di udara (N),
START
Wa= gaya berat benda di dalam air (N)
Besarnya gaya apung ini bergantung pada
banyaknya air yang didesak oleh benda Menyiapkan alat dan bahan
tersebut. Semakin besar air yang didesak
maka semakin besar pula gaya apungnya.
Menimbang massa batu bata
[4]
BAB II
2.1 Alat dan Bahan Merendam batu bata
Alat dan bahan yang diperlukan, terdiri
dari neraca digital, statif dan klem, oven, Menimbang batu bata dalam wadah berisi air
3.2 Perhitungan Data
Tabel 3.6 Perhitungan Densitas Bata Putih
Menimbang batu bata dalam wadah berisi Tabel 3.4 Perhitungan Porositas Bata
air dengan posisi batu bata terikat
No Wn Ww Wa Ws Wo Porositas
Mengeluarkan batu bata dari wadah dan 1 137.3 211 632.6 614.9 143.8 1.60%
menimbangnya 2 137.3 211 632.6 614.9 143.8 1.60%
3 137.4 211 632.6 614.8 143.8 1.59%
137.3 211 632.6 614.9 143.8 1.60%
Memasukkan batu bata ke dalam oven
hingga kering
Tabel 3.3 Perhitungan Porositas Bata Putih.
Wn Ww Wa Wb Ws Wo
Pengulangan Sampel
ke- Batuan
(gr) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr)
11