Disusun oleh :
Nuril Anzilla Kirana Sari Setiawan
044359473
UNIVERSITAS TERBUKA
Era digital telah mendorong segala perubahan perilaku masyarakat di segala sektor
kehidupan. Perkembangan teknologi telah melahirkan sebuah fenomena baru, hal ini tidak
terkecuali dalam pelindungan hak cipta yang merupakan salah satu ruang lingkup Kekayaan
Intelektual (KI). Era digital ditandai dengan lahirnya teknologi internet yang saat ini menjadi
salah satu bukti bahwa situasi masyarakat semakin kompleks.
Bentuk-bentuk baru dari objek pelindungan hak cipta semakin berkembang, oleh karena itu
edukasi dan peningkatan kualitas pelindungan hak cipta semakin perlu ditingkatkan untuk
dapat memberikan keseimbangan antara kepentingan pencipta, pemegang hak cipta, atau
pemilik hak terkait. Tidak perlu takut berkreasi karena para kreator dan seniman dijamin
haknya oleh undang-undang hak cipta nomor 28 tahun 2014. Masyarakat harus diedukasi,
bahwa kita perlu menghormati karya cipta orang lain. Mengingat teknologi informasi dan
komunikasi di satu sisi memiliki peran strategis dalam pengembangan sistem hukum hak
cipta, tetapi disisi lain juga memiliki alat untuk pelanggaran hukum di bidang ini.
Richard Stallman menyebutkan bahwa ada empat jenis kebebasan yang esensial bagi para
pengguna perangkat lunak gratis, yaitu :
Konsep OER merangkum ide sederhana namun kuat bahwa ilmu pengetahuan dunia adalah
suatu barang publik dan bahwa web terbuka (internet) memberikan kesempatan yang luar
biasa bagi setiap orang untuk berbagi, menggunakan dan menggunakan kembali ilmu
pengetahuan yang ada. Singkatnya, kata ‘terbuka’ pada istilah ‘sumber pembelajaran terbuka’
mengandung makna bahwa sumber pembelajaran tersebut harus bebas dan memberikan izin
kepada penggunaannya untuk menggunakan kembali, merevisi, remix dan
mendistribusikannya sesuai kebutuhan.
Definisi OER terus berevolusi seiring dengan semakin banyaknya orang yang mengadopsi
konsep pendidikan terbuka di seluruh dunia. Prinsip yang disepakati adalah bahwa idealnya
OER mengandung tiga dimensi, yaitu :
1. Dimensi nilai pendidikan: OER harus bersifat terbuka (free), bebas biaya (gratis) dan
bebas digunakan tanpa restriksi (kendala)
2. Dimensi nilai pedagogik: OER harus mengandung kerangka 5R (retain, reuse, revise,
remix and redistribute) seperti halnya open content
3. Dimensi teknologi: OER harus dituangkan dalam media dan teknologi yang tidak
membatasi skema pemberian hak 4R kepada penggunanya. Misalnya, suatu materi
video yang OER jangan dibuat dalam format komersial seperti Windows Media
Video (WMV) atau Flash Video Format (FLV) karena akan mengharuskan
penggunanya memakai software komersial juga (tidak gratis)
4. Terdapat beberapa pengecualian dalam hak cipta berdasarkan kategori tujuannya, jelaskan!