Anda di halaman 1dari 13

‫س ِم هَّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِحيم‬

ْ ِ‫ب‬
Nama : Ugi Hermawati
NPM : 195040028
Kelas : Biologi A

Lembar Jawaban UAS Islam Disiplin Ilmu

1) Dalil urgensi Islam membahas fiqih tumbuhan dan hewan untuk pemahaman
manusia!
 Tumbuh-tumbuhan dalam perspektif islam

Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah yang


memiliki banyak sekali manfaat. Tumbuh-tumbuhan dapat memunculkan
beberapa zat untuk dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya, misalnya mulai
beberapa vitamin-vitamin, minyak dan masih banyak lainnya.

Dalam firman-Nya Allah Swt menjelaskan :

‫ضرًا نُّ ْخ ِر ُج ِم ْنهُ َحبًّا‬ ِ ‫ي اَ ْن َز َل ِمنَ ال َّس َم ۤا ِء َم ۤا ۚ ًء فَا َ ْخ َرجْ نَا بِ ٖه نَبَاتَ ُكلِّ َش ْي ٍء فَا َ ْخ َرجْ نَا ِم ْنهُ َخ‬ ْٓ ‫َوهُ َو الَّ ِذ‬
‫ابِ ۗ ٍه‬S‫ر ُمت ََش‬S َ S‫تَبِهًا َّو َغ ْي‬S‫وْ نَ َوالرُّ َّمانَ ُم ْش‬SSُ‫ب وَّال َّز ْيت‬ ٍ ‫ا‬SSَ‫ت ِّم ْن اَ ْعن‬ ٍ ّ‫ةٌ َّو َج ٰن‬Sَ‫ان دَانِي‬
ٌ ‫ُّمتَ َرا ِكب ًۚا َو ِمنَ النَّ ْخ ِل ِم ْن طَ ْل ِعهَا قِ ْن َو‬
ٍ ‫( اُ ْنظُر ُْٓوا اِ ٰلى ثَ َم ِر ٖ ٓه اِ َٓذا اَ ْث َم َر َويَ ْن ِع ٖه ۗاِ َّن فِ ْي ٰذلِ ُك ْم اَل ٰ ٰي‬QS. Al-An’am:99)
َ‫ت لِّقَوْ ٍم ي ُّْؤ ِمنُوْ ن‬

Artinya : Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami
keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami
keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari
mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang
tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak.
Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang beriman. (QS. Al-An’am:99)

 Tumbuhan bagi kehidupan manusia


1. Bahan makanan
2. Pengobatan
3. Bahan sandang
Dalam firman-Nya Allah Swt menjelaskan :
Perintah Allah SWT kepada kita (manusia) untuk memanfaatkan
tumbuhan tersurat dalam AlQur’an sebagai berikut:

Artinya: Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan


tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut
lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,
di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan (Q.S.An-Nahl
[16]:69).

 Hak hewan dalam islam


Nabi juga benar-benar mengancam siapa saja yang menelantarkan
hewan peliharaannya. Dia tidak memberikan hak hewan tersebut. Tidak diberi
makan yang cukup, sehingga kelaparan. Sebagaimana hadis diatas, Nabi
marah terhadap tindakan pemuda itu terhadap untanya. "Tidakkah engkau
takut kepada Allah dan hewan yang Allah kuasakan kepadamu. Engkau telah
membuatnya kelaparan. Engkau telah membuatnya keletihan." Nabi juga
bersabda:

َ ُ‫َكفَى بِا ْل َم ْر ِء إِ ْث ًما أَنْ ي‬


ُ‫ضيِّ َع َمنْ َيقُ ْوت‬

"Cukuplah seseorang dinilai berdosa, tatkala seseorang melalaikan siapa saja


yang menjadi tunggangannya." [H.R. Abu Dawud. Lihat Al Irwa no.894 dan
Shahih Abu Dawud]
Bukan perkara yang sepele. Namun sekian banyak manusia menyepelekannya.
Tidakkah mereka takut terhadap murka Allah? Tidakkah mereka takut
terhadap azab Allah?

Bahkan orang yang menahan hewan dengan sengaja sehingga hewan itu mati,
dia akan masuk neraka. Sebagaimana kisah wanita yang masuk neraka, karena
dia mengikat seekor kucing hingga dia mati. Dia tidak memberi makanan
untuk kucing tersebut. Sehingga tidak bisa mencari makanan sendiri dari
hewan-hewan yang ada di tanah. Nabi bersabda:

ِ ‫ش األَ ْر‬
‫ َحتَّى َماتَتْ ه َْزاًل‬،‫ض‬ َ ‫ َوالَ ِه َي أَ ْر‬،‫ت ا ْم َرأَةٌ النَّا َر فِ ْي ِه َّر ٍة َربَطَ ْت َها‬
ِ ‫سلَ ْت َها تَاْ ُك ُل ِمنْ َخشَا‬ ِ َ‫د ََخل‬

"Seorang wanita masuk neraka karena seekor kucing yang ia ikat. Dia tidak
memberinya makanan. Tidak pula dilepas sehingga (mencari makan sendiri)
dari hewan yang ada di atas tanah. Sampai kucing itu mati." [Muttafaqun
'alaih]

Lalu bagaimana lagi dengan orang yang menzalimi hewan yang dikuasakan
padanya. Dia mengikatnya. Menyiksanya atau mengurungnya sehingga hewan
itu mati. Memukul dengan pukul yang menyakitkan dengan tujuan menyiksa
hewan itu? Sungguh dia berbuat zalim. Hewan punya hak. Mana kasih
sayangnya kepada hewan yang lemah tersebut? Akibatnya, dia mendapatkan
balasan yang setimpal di sisi Allah. Benar yang dikatakan oleh Nabi yang
artinya,

"Siapa saja yang tidak merahmati, maka dia tidak dirahmati." Bila kita ingin
dirahmati dan dikasihi Allah, rahmatilah orang lain dan rahmatilah makhluk-
makhluk Allah. Tidak ada balasan kebaikan melainkan kebaikan. Alla
berfiman di dalam al Quran:

َ ‫سا ِن إِاَّل اإْل ِ ْح‬


ُ‫سان‬ َ ‫َه ْل َج َزا ُء اإْل ِ ْح‬

"Tidak ada balasan kebaikan melainkan kebaikan (pula).."[Q.S. Ar


Rahman:60]

Termasuk kezaliman terhadap hewan, adalah membebani tugas di luar


kemampuannya. Mempekerjakan dengan berlebihan, sehingga keletihan.
Seperti hadis di atas, "Tidakkah engkau takut kepada Allah dan hewan yang
Allah kuasakan kepadamu. Engkau telah membuatnya kelaparan. Engkau telah
membuatnya keletihan."

Memaksakan hewan kerja terus menerus, adalah bagian dari perkara yang
haram. Termasuk pula, sengaja menakut-nakuti hewan, menyiksanya tanpa
alasan, memisahkan anak dari induknya lalu tidak memberikan hak-hanya, dan
hal-hal yang tidak bermanfaat yang lain.

Namun bila hewan tersebut membiat kerusakan, justru yang wajib adalah
membunuh hewan tersebutkarena mudarat yang datang darinya. Seperti cicak,
tokek, kalajengking, ular, tikus, dan lain sebagainya.Semakin cepat mati,
semakin utama.

 Manfaat hewan bagi kehidupan manusia


1. Sebagai Penghasil Bahan Pangan
Salah satu manfaat hewan bagi manusia adalah sebagai salah satu penghasil
bahan pangan. Manusia harus makan untuk bertahan hidup. Salah satu bahan
pangan tersebut diperoleh dari hewan. Beberapa bagian bagian tubuh hewan
yang sering digunakan sebagai sumber bahan pangan adalah daging dan telur.
Sebut saja daging sapi, daging kambing, telur ayam, telur puyuh, telur itik, dan
lain sebagainya.
2. Sebagai Penghasil Bahan Sandang
Pakaian atau sandang merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia.
Sebagian bahan sandang yang dipakai oleh manusia berasal dari hewan.
Bahkan, kebanyakan pakaian yang berasal dari bahan baku hewan akan
memiliki harga yang relatif mahal dibandingkan dengan bahan baku pakaian
yang berasal dari tumbuhan.
3. Sebagai Bahan untuk Obat-obatan
Penyakit seringkali menjadi salah satu bagin dari kehidupan manusia. Manusia
akan mengupayakan berbagai hal untuk menyembuhkan penyakitnya. Salah
satunya adalah mengkonsumsi obat agar penyakitnya bisa sembuh. Salah satu
bahan baku yang digunakan untuk membuat obat-obatan tersebut adalah hewan.
Manusia sering mengkonsumsi hewan atau bagian tertentu dari hewan untuk
menyembuhkan penyakit.
4. Untuk Diambil Tenaganya
Manusia sering memanfaatkan hewan untuk diambil tenaganya. Dalam hal ini,
hewan sering dianggap sebagai hewan pekerja. Tenaga hewan sering
dimanfaatkan untuk meringankan kerja yang dilakukan oleh manusia. Berikut
ini beberapa hewan yang sering dimanfaatkan untuk meringankan kerja yang
dilakukan manusia.
Di wilayah pedesaan, hewan-hewan seperti sapi, kerbau dan kuda sering
dimanfaatkan menjadi penarik gerobak.
Dalam sistem transportasi, kuda sering digunakan untuk menarik andong.
Petani yang mengolah sawahnya dengan cara tradisional sering memanfaatkan
sapi dan kerbau untuk membajak sawah.
Di daerah tertentu seperti wilayah gurun, unta dan keledai sering dimanfaatkan
untuk mengangkut barang-barang yang berat. Di beberapa wilayah seperti
wilayah pedalaman, gajah sering digunakan sebagai pengangkut kayu.
5. Digunakan sebagai Bahan Kerajinan
Dalam bidang estetika, hewan juga sering digunakan untuk bahan kerajinan.
Beberapa bagian tubuh hewan digunakan untuk bahan kerajinan dan
diperjualbelikan. Berikut ini beberapa jenis hewan beserta bagian tubuhnya
yang sering digunakan untuk bahan kerajinan.
 Beberapa jenis wayang kulit dan beberapa jenis kerajinan sering dibuat
dari kulit hewan, seperti kulit sapi, kulit kambing, atau kulit kerbau.
 Beberapa jenis hiasan dinding sering dibuat dari tanduk kerbau dan
tanduk rusa.
 Beberapa jenis tas, sepatu, ikat pinggang, dan lain sebagainya sering
dibuat dari kulit ular dan kulit buaya.
 Cangkang kerang laut sering dimanfaatkan untuk bahan baku hiasan.

2). Fiqih lingkungan menurut para ulama berdasarkan dalil Al-Qur’an dan Al
haditsnya!

 Pandangan islam terhadap alam


Ada dua ajaran dasar yang harus diperhatikan umat Islam. Dua ajaran
dasar itu merupakan dua kutub di mana manusia hidup. Yang pertama,
rabbul’alamin. Islam mengajar bahwa Allah SWT itu adalah Tuhan semesta
alam. Jadi bukan Tuhan manusia atau sekelompok manusia, bukan itu. Dari
awal manusia yang bersedia mendengarkan ajaran Islam sudah dibuka
wawasannya begitu luas bahwa Allah SWT adalah Tuhan semesta alam.
Orang Islam tidak boleh berpikiran picik, Allah SWT bukan saja Tuhan
kelompok mereka, Tuhan manusia, melainkan Tuhan seluruh alam. Jadi Tuhan
yang kita sembah adalah Tuhan semua alam. Dan alam di hadapan Tuhan,
sama. Semuanya dilayani oleh Allah, dilayani oleh Allah sama dengan
manusia. Itu dasar pertama.
Kutub yang kedua adalah rahmatan lil’alamin. Artinya manusia
diberikan sebagai amanat untuk mewujudkan segala perilakunya dalam rangka
kasih sayang terhadap seluruh alam. Kalau manusia bertindak dalam semua
tindakannya berdasarkan kasih sayangnya kepada seluruh alam, tidak saja
sesama manusia, namun juga kepada seluruh alam.
Dalam Alquran ada ayat yang mengatakan ”Laa tufsiduu fil ardhi
ba’da ishlahiha (jangan merusak alam ini, merusak bumi ini sesudah ditata
sedemikian baik). Sekarang orang mengatakan teorinya keseimbangan, itu
sebenarnya yang dimaksud dengan kata-kata ba’da ishlaahiha. Jadi kalau
berbicara mengenai lingkungan alam, itu bagi Islam sejak awal sudah
dibicarakan. Dunia Barat, dunia modern baru ribu dengan masalah lingkungan
alam baru di penghujung abad ke-20. Sebelumnya mereka sudah merusak
alam.

 Fiqih lingkungan
Masalah lingkungan adalah berbicara tentang kelangsungan hidup
(manusia dan alam). Melestarikan lingkungan sama maknanya dengan
menjamin kelangsungan hidup manusia dan segala yang ada di alam dan
sekitarnya. Sebaliknya, merusak lingkungan hidup, apapun bentuknya,
merupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidup alam dan segala isinya,
tidak terkecuali manusia.
Islam sebagai agama paripurna, memiliki kebenaran universal dan
absolut -karena berasal dari zat yang maha absolut (Allah; Rabb al-Jalil), sejak
14 abad lalu telah memiliki perhatian khusus terhadap persoalan lingkungan,
lewat warning (memberi peringatan) akibat kerusakan lingkungan, antara lain
dinyatakan dalam Alquran, surat Ar-Ruum: 41. Dalam ayat itu dikatakan,
kerusakan lingkungan akibat ulah tangan manusia yang fasid
(destroyer/perusak akan ditimpakan kepada manusia itu sendiri (baik mereka
yang merusak mapun yang tidak terlibat) supaya mereka kembali ke jalan
yang benar (la‘allahum yarji‘un).
Sayangnya manusia tidak pernah jera dan mau mengambil pelajaran di
balik bencana alam yang terjadi. Mereka bebal dan buta tuli terhadap tanda-
tanda yang dihadirkan oleh alam sebagai bentuk perlawanan mereka terhadap
prilaku manusia yang rakus dan pongah dalam mengesploitasi alam.
Sepertinya syair Ebiet G.Ade “mungkin alam sudah enggan bersahabat dengan
kita” semakin menunjukkan kebenaran faktualnya. Bahkan bukan lagi sekedar
’mungkin‘ tapi sudah benar-benar benci dan marah terhadap prilaku
dekonstruktif manusia terhadap alam sekitarnya. Buktinya hampir tiap hari
bencana alam akrab mengancam hidup manusia.
Ancamam pemanasan global menjadi salah satu akibat stubborn (keras
kepala)nya manusia. Padahal pemanasan global ini telah menjadi isu
internasional, namun penghancuran lingkungan khususnya di Indonesia terus
terjadi. Perambahan hutan dan perusakan ekosistem pesisir terus berlanjut,
sementara reboisasi yang dilakukan berjalan sangat lambat, kalau tidak
dikatakan hampir tidak ada.
Cuma butuh waktu kurang dari satu jam untuk menebang kayu-kayu
besar di rimba, tapi butuh ratusan tahun untuk membesarkan kayu-kayu itu
kembali. Demikian juga dalam hal pelestarian hutan. Hutan dapat dihanguskan
dan dirusak dalam hitungan jam, baik dengan satu biji korek api atau
pembalakan liar yang dilakukan dengan menggunakan teknologi modern dan
lain-lain, tapi butuh waktu puluhan, bahkan ratusan tahun untuk
mengembalikannya ke kondisi semula.
Melestarikan lingkungan hidup, ditempu pendekatan prventif, di
antaranya melalui pemahaman ajaran agama secara komprehensif dan
integratif. Dalam kontek lingkungan sering disebut istilah “Fiqh Lingkungan”.
Istilah ini dilihat dalam ajaran Islam (content/isi dan spirit) berdasarkan nash
agama (lquran dan hadis), bukanlah hal yang baru. Perlu dipertegas bahwa
ketika kata “Fiqh” itu disebutkan, tidak serta-merta ia merefleksikan kitab
kuning, bahasa Arab Jawi ataupun bahasa Arab, dan lainnya.
Fiqh dalam konteks lingkungan adalah hasil bacaan dan pemahaman
manusia terhadap dalil naqli, baik yang maktubah (tertulis) maupun yang
kauniyyah (tidak tertulis) yang tersebar di alam jagad raya. Jadi, Fiqh
Lingkungan berarti pemahaman manusia tentang lingkungan hidup melalui
pendekatan-pendekatan holy scriptures (teks-teks suci) dan natural signs
(tanda-tanda alam) yang pada akhirnya akan melahirkan suatu konsep dan
sikap mareka terhadap alam semesta, khususnya menyangkut pelestariannya.
Karenanya pemahaman umat terhadap ajaran Islam perlu dikembangkan dan
diperdalam agar Islam bisa dilihat comprehensif.
Perlu pemahaman yang cerdas dan arif, bahwa memasukkan isu-isu
pelestarian lingkungan dalam kurikulum pendidikan pesantren dan dayah,
materi khutbah, sebagai suatu hal penting daripada membicarakan masalah
ruknun min arkan al-Islam (rukun dari rukun Islam yang lima itu). Karena
menjaga lingkungan hidup dan alam semesta ini adalah konsekuensi dari
kepercayaan Tuhan kepada manusia yang telah Dia angkat menjadi khalifah
(pengganti-Nya) di muka bumi ini. Tanggungjawab ini harus dipegang teguh
semua orang.

3). Jelaskanlah hukum transaksi jual beli melalui media online? Bagaimana pula
hukum pinjaman online? Tuliskan dalil Al-Qur’an dan Al haditsnya!

 Jual-beli menurut islam


Jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar barang atau benda yang
memiliki nilai, secara sukarela di antara kedua belah pihak, salah satu pihak
menerima benda dan pihak lainnya menerima uang sebagai kompensasi
barang, sesuai dengan perjanjian dan ketentuan yang telah dibenarkan syara
dan disepakati. Islam mempertegas legalitas dan keabsahan jual-beli secara
umum, serta menolak dan melarang konsep riba. Allah adalah dzat yang maha
mengetahui atas hakikat persoalaan kehidupan, bahwa dalam suatu perkara
terdapat kemaslahatan dan manfaat maka diperbolehkan. Sebaliknya, jika
didalam terdapat kerusakan dan mudarat, maka Allah mencegah dan melarang
untuk melakukannya.

 Hukum jual-beli secara online dalam islam


Para Ulama sepakat bahwa transaksi yang disyaratkan tunai serah
terima barang dan uang tidak dibenarkan untuk dilakukan secara telepon atau
internet (online), seperti jual beli emas dan perak karena ini termasuk riba
nasi’ah. Kecuali objek yang diperjualbelikan dapat diserahterimakan pada saat
itu juga, seperti penukaran uang asing melalui ATM maka hukumnya boleh
karena penukaran uang rupiah dengan Dollar harganya sesuai dengan kurs
pada hari itu.
Untuk barang yang tidak disyaratkan serah terima tunai dalam jual
belinya, yaitu seluruh jenis barang, kecuali emas dan perak dan mata uang
maka jual beli melalui internet (jual beli online), dapat ditakhrij dengan jual
beli melalui surat menyurat. Adapun jual beli melalu telepon dan internet
merupakan jual beli langsung dalam akad ijab dan qabul.
Sebagaimana diputuskan oleh Majma’ Al Fiqh Al Islami (Divisi Fiqih
OKI) keputusan no. 52 (3/6) tahun 1990, yang berbunyi “Apabila akad terjadi
antara dua orang yang berjauhan tidak berada dalam satu majlis dan pelaku
transaksi, satu dengan lainnya tidak saling melihat, tidak saling mendengar
rekan transaksinya, dan media antara mereka adalah tulisan atau surat atau
orang suruhan, hal ini dapat diterapkan pada faksimili, teleks, dan layar
komputer (internet). Maka akad berlangsung dengan sampainya ijab dan qabul
kepada masing-masing pihak yang bertransaksi. Bila transaksi berlangsung
dalam satu waktu sedangkan kedua belah pihak berada di tempat yang
berjauhan, hal ini dapat diterapkan pada transaksi melalui telepon ataupun
telepon seluler, maka ijab dan qabul yang terjadi adalah langsung seolah-olah
keduanya berada dalam satu tempat.”
Hukum akad (transaksi) jual beli melalui alat elektronik sah, apabila
sebelum transaksi kedua belah pihak sudah melihat mabi’ (barang yang
diperjualbelikan) atau telah dijelaskan baik sifat maupun jenisnya, serta
memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun jual beli lainnya  dengan dasar
pengambilan hukum;

1. Syarh al-Yaqut an-Nafis karya Muhammad bin Ahmad al-Syatiri:


ِ ‫س َو ْالبَرْ قِيَا‬
‫ت‬ ِ ُ‫اظ َو َع ِن ْالبَي ِْع َو ال ِّش َرا ِء بِ َوا ِسطَ ِة التِّلِيف‬
ِ ‫ون َوالتَّلَ ْك‬ ِ َ‫ص َو ِر اأْل َ ْلف‬
ُ ِ‫َو ْال ِع ْب َرةُ فِي ْال ُعقُو ِد لِ َم َعانِيهَا اَل ل‬
ْ
‫ُكلُّ ه ِذ ِه ال َو َسائِ ِل‬
‫َوأَ ْمثَالِهَا ُم ْعتَ َم َدةُ ْاليَوْ ِم َو َعلَ ْيهَا ْال َع َم ُل‬
Yang diperhitungkan dalam akad-akad adalah subtansinya, bukan bentuk
lafalnya. Dan jual beli via telpon, teleks dan telegram dan semisalnya telah
menjadi alternatif utama dan dipraktikkan.

Dalam pandangan madzhab Syafi’i (sebagaimana referensi kedua),  barang


yang diperjual belikan disyaratkan dapat  dilihat secara langsung oleh kedua
belah pihak. Hal ini merupakan bentuk kehati-hatian agar tidak terjadi
penipuan (ghoror) dalam jual beli karena Rasulullah melarang praktek yang
demikian, sebagaimana  dalam sebuah hadis dinyatakan:

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن بَي ِْع ْال َغ َر ِر‬


َ ِ‫نَهَى َرسُو ُل هللا‬

Artinya: Rasulullah saw melarang jual beli yang didalamnya terdapat


penipuan. (HR.Muslim).
 Hukum pinjaman online
Berdasarkan firman Allah SWT terdapat dalam surat Al- Baqarah ayat
245 dapat dipahami bahwa barang siapa yang memberikan pinjaman karena
Allah yaitu kepada seseorang yang sangat membutuhkan dan menafkahi
hartanya di ajalan Allah maka Allah akan melipatgandakan pembayaran
kepadanya lipat ganda yang banyak. Hutang piutang uang tunai secara online
melalui aplikasi Uang Teman memang dilakukan tanpa jaminan, namun pihak
aplikasi meminta data pribadi nasabah untuk dijadikan senjata apabila nasabah
telat membayar hutang atau cicilannya dengan cara menyebarluaskan data
pribadi nasabah melalui sosial media dengan kata-kata yang merusak nama
baik nasabah. Selain itu ada bunga sebesar 30% dan denda sebanyak Rp
100.000 per hari yang juga harus ditanggung oleh nasabah.
Pada dasarnya hutang piutang diperbolehkan, namun bisa berubah
menjadi wajib apabila orang yang berhutang sangat membutuhkan, sehingga
hutang piutang dapat digolongkan dengan tolong menolong. Dalam hal ini ada
salah satu dari rukun dan syarat qardh yang bermasalah yaitu pada mauqud
‘alaih (uang atau barang) sebagai objek dari qardh.
Pinjaman online ini merupakan contoh dari Maqashid al-Syari’ah yang
masuk dalam kategori kemashlahatan Dharuriyyat. Kebutuhan Dharuriyyat
yang berarti kebutuhan-kebuutuhan yang sifatnya esensial. Apabila tidak
terpenuhi kebutuhan ini maka konsekuensinya adalah dapat mengakibatkan
kesulitan di dunia maupun di akhirat. Dari pinjaman online ini dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan mendesak para nasabah yang kebanyakan merasa
terhimpit akan kebutuhan ekonomi sehingga mereka mengambil jalur untuk
berhutang secara online melalui aplikasi Uang Teman ini. Mereka berharap
akan tertolong dan memudahkan dalam mengatur perekonomian sehari-hari
mereka serta terselamatkan dari hal-hal yang tidak diinginkan, namun karena
pinjaman inilah mereka “menggali lubang, tutup lubang”, yang artinya mereka
menyelesaikan masalah tetapi menciptakan kembali masalah baru yang lebih
besar.

4)  kedudukan bayi tabung dan bayi cloning dalam Islam! Tuliskan dalil Al-Qur’an dan
Al haditsnya!
 Dalil Syar’I Dasar Hukum Mengharamkan Bayi Tabung
Ada beberapa dalil syar’i yang menjadi landasan hukum utama
sehingga menyatakan haram pada proses bayi tabung dan juga inseminasi
buatan dengan cara donor.
1) Surat Al-Isra ayat 70
“Dan sesungguhnya telah Kami meliakan anak-anak Adam,
Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
2) Surat At-Tin ayat 4
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya”.
Dari kedua ayat tersebut, memperlihatkan jika manusia sudah
diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang memiliki
keistimewaan melebihi dari makhluk Allah yang lainnya. Allah sendiri
sudah memuliakan manusia, sehingga sudah sepantasnya manusia
untuk juga menghormati martabatnya sendiri sekaligus menghirmati
martabat sesama manusia. Bayi tabung atau inseminasi buatan yang
dilakukan dengan cara donor 7 mengartikan merendahkan harkat
manusia yang disejajarkan dengan hewan yang di inseminasi.
Hadits Nabi Mengenai Bayi Tabung : “Tidak halal bagi
seseorang yang beriman pada Allah dan hari akhir menyiramkan airnya
(sperma) pada tanaman orang lain (vagina istri orang lain)’’. (riwayat
Abu Daud, Al-Tirmidzi, dan Hadits ini dipandang sahih oleh Ibnu
Hibban)

 Hukum Bayi Cloning


Dalam hukum Islam, kloning termasuk masalah ijtihadiah, karena hal
tersebut tidak diatur secara jelas dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Walaupun
begitu, agama Islam sebagai agama yang sempurna mengatur secara umum
bagaimana menghasilkan keturunan yang baik, bahkan dalam hukum Islam
memelihara keturunan merupakan salah satu tujuan hukum Islam. Hal tersebut
dikemukakan oleh salah seorang ahli hukum Islam, yang bernama Abu Ishaq
al-Satibi.

 Perbedaan Pendapat Para Ulama Tentang Hukum Bayi Tabung dan Bayi
Cloning
Menjalani program bayi tabung merupakan ikhtiar suami dan istri untuk
mendapat keturunan. apabila inseminasi buatan atau bayi tabung dilakukan saat masih
berada dalam ikatan suami istri, maka metode tersebut diperbolehkan oleh
kebanyakan ulama.
Nadwah Al Injab fi Dhouil Islam yang merupakan sebuah musyawarah para
ulama di Kuwait 11 sya’ban 1403 H (23 Maret tahun 1983) sudah berdiskusi
mengenai bayi tabung ini dan menghasilkan keputusan. Keputusannya yaitu bayi
tabung diperbolehkan secara syar’i apabila dilakukan antara suami dan istri masih
mempunyai ikatan suami istri dan bisa dipastikan jika tidak terdapat campur tangan
nasab lainnya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri sudah mengeluarkan fatwa soal Bayi
Tabung. Dalam fatwa dinyatakan jika bayi tabung berasal dari sperma dan sel telur
pasangan suami istri sah menurut hukum, maka mubah atau diperbolehkan. Hal ini
bisa terjadi karena masuk ke dalam ikhtiar yang didasari kaidah agama. Akan tetapi,
para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami istri
yang menggunakan rahim perempuan lain sebagai sarana dan ini adalah haram
hukumnya.
Mayoritas ulama' mengharamkan kloning manusia, begitu juga dengan MUI
lewat fatwa nya. Para ulama mengkaji kloning dalam pandangan hukum Islam
bermula dari ayat berikut:

Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna 11
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami
tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki …" (QS. 22/al-Hajj: 5).
Abul Fadl Mohsin Ebrahim berpendapat dengan mengutip ayat di atas, bahwa
ayat tersebut menampakkan paradigma al-Qur'an tentang penciptan manusia
mencegah tindakan-tindakan yang mengarah pada kloning. Dari awal kehidupan
hingga saat kematian, semuanya adalah tindakan Tuhan. Segala bentuk peniruan atas
tindakan-Nya dianggap sebagai perbuatan yang melampaui batas.1 Selanjutnya, Abul
Fadl Mohsin Ebrahim mengutip ayat lain yang berkaitan dengan munculnya prestasi
ilmiah atas kloning manusia, apakah akan merusak keimanan kepada Allah SWT
sebagai Pencipta. Abul Fadl menyatakan "tidak", berdasarkan pada pernyataan al-
Qur'an bahwa Allah SWT telah menciptakan Nabi Adam As. tanpa ayah dan ibu, dan
Nabi 'Isa As. tanpa ayah, sebagai berikut:
"Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman
kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia" (QS. 3/Ali 'Imran: 59).

Artinya: "(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya


Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan)
dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya al-Masih `Isa putera Maryam,
seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan
(kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah
dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh. Maryam berkata: "Ya
Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh
oleh seorang lakilakipun". Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah
Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak
menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu
jadilah dia" (QS. 3/Ali 'Imran: 45-47).
Di antara para ulama kontemporer yang mengharamkan hal itu adalah Quraish
Shihab, KH Ali Yafi, Abdel Mufti Bayoumi, 12 Syaikh Dr. Yusuf AlQard}awi, HM
Amin Abdullah dan masih banyak lagi ulamaulama yang lain.

‫هَّٰلِل‬
َ‫ْٱل َح ْم ُد ِ َربِّ ْٱل َعالَ ِمين‬

Anda mungkin juga menyukai