PROPOSAL
YUVENSIA GOBA
MAUMERE
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi
sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
luhur bangsa Indonesia yang secara tegas dinyatakan dalam pembukaan undang-undang
dasar 1945 alinea ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembentukan manusia
mencerdaskan bangsa, maka bidang pendidikan mendapat prioritas utama dalam program
pemerintah telah melaksanakan berbagai upaya antara lain pembangunan gedung sekolah
lengkap dengan perabotanya dan pengangkatan tenaga guru serta pengadaan buku-buku
pelajaran. Semuanya ini dilakukan demi terwujudnya cita-cita luhur yang dimaksud
(guru) sampai pada usaha peningkatan mutu tenaga pendidik. Dengan demikian, kualitas
IPTEK dan kemajuan IPTEK yang dialami seiring dengan bertambahnya permasalahan
yang kita hadapi setiap hari. Untuk itu, harus memenfaatkan IPTEK yang telah ada untuk
perkembangan ilmu ilmu eksakta, khususnya dalam bidang fisika. Karena fisika
diberikan kebebasan untuk mempelajari fisika. Kemampuan dan kesiapan siswa untuk
mengikuti pelajaran fisika harus mampu ditunjukan lewat sikap, minat serta motivasi
Tujuan pengajaran fisika di SMA yang tertuang dalam GBPP 1994 adalah “agar
menggunakan metode ilmiah yang dilandasi dengan sikap ilmiah untuk memecahkan
Maha Esa” (Depdiknas, 2003). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengajaran Fisika di SMA berfungsi untuk memberikan pengetahuan dasar kepada siswa
dan melatih siswa untuk melakukan penelitian sesuai proses/metode ilmiah baik didalam
laboratorium maupun di alam sekitar kehidupan siswa. Selain itu siswa diharapkan
ilmiah dalam diri siswa yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
digunakan untuk mengembangkan daya kreasi dan inovasi yang dimiliki siswa sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi seperti sekarang
ini.
disebabkan pada saat proses belajar mengajar guru kurang membangkitakan perhatian
pembelajaran fisika akan lebih efektif dan bermakna apabila siswa berpartisipasi aktif,
dengan kata lain diperlukan model pembelajaranr yang tepat sehingga dapat membuat
siswa lebih aktif. Untuk itu sebelum tampil kedepan kelas guru harus sudah
mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan tersebut antara lain kondisi
ruang kelas, materi yang diajarkan, model pembelajaran dan sebagainya. Berbagai usaha
yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran fisika tersebut ternyata
pelajaran fisika sebagai pelajaran yang tidak menarik, tidak menyenangkan, dan bahkan
dibenci. Rendahnya minat siswa terhadap pelajaran fisika berdampak pada rendahnya
Berdasarkan hasil observasi melalui wawancara dengan guru fisika di SMA Negeri 1
Maumere hasil belajar siswa kelas X sangat bervariasi, ada yang baik, sedang dan juga
ada yang tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Maksimal) dengan KKMnya 75.
konsep dasar matematika yang berkaitan dengan persoalan fisika, kurangnya minat dan
kemauan untuk belajar secara mandiri serta faktor luar yang mempengaruhi siswa dalam
khususnya dikelas dan kemampuan berpikir kritis siswa yang sangat rendah dalam
menganalisis soal sehingga siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal fisika pada saat
evaluasi.
membuat pembelajaran yang menarik salah satunya dalam hal metode maupun model
pembelajaran yang akan digunakan pada materi hukum newton tentang gravitasi. Karena
selama ini masih menganut pembelajaran konvensional, yaitu proses pembelajaran yang
berpusat pada guru dan selama itu pula kemampuan peserta didik untuk aktif dalam
proses pembelajaran dan kemandirian dalam belajar tidak tampak. Salah satu model
pemberian pengalaman belajar secara langsung pada peserta didik. Pembelajaran inquiri
terbimbing berbasis eksperimen ini akan membawa dampak belajar bagi perkembangan
mental positif peserta didik, sebab melalui pembelajaran ini, peserta didik mempunyai
kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkannya
Melalui model pembelajaran ini, peserta didik dapat terlibat aktif dalam kegiatan
yang bersifat ilmiah. Dalam hal ini peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk
dapat melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analisis dan dapat merumuskan sendiri
penemuannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut dengan
NEWTON“.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, masalah utama dalam penulisan ini adalah:
eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa pada hukum newton
berbasis eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi hukum
newton
berbasis eksperimen pada materi hukum newton terhadap peningkatkan hasil belajar
siswa
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai
khususnya pada mata pelajaran eksata lebih khususnya lagi mata pelajaran IPA
fisika.
2. Bagi Guru
3. Bagi Siswa
hasilnya sendiri.
b. Menumbuhkan sikap mandiri dan sikap keaktifan yang tinggi dalam proses
pembelajaran.
4. Bagi Peneliti
a. Memperkaya wawasan penyajian materi dengan menggunakan model
b. Sebagai salah satu bahan referensi, sebelum peneliti nantinya menjadi seorang
guru, sehingga guru dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang
KAJIAN PUSTAKA
di dalam kelas. Salah satunya adalah model pembelajaran yang telah banyak
dicetuskan oleh para ahli. Menurut Joyce (2015) : Model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancangan
mengajar Soekamto, dkk (2015). Model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pemahaman mereka terhadap masalah, topik, dan isu. Lebih lanjut Sudrajat
kritis dan analitis untuk menemukan jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
belajar yang nyata dan aktif sehingga siswa terlatih dalam memecahkan
inkuiri yaitu menekankan kepada aktifitas Peserta didik secara maksimal untuk
Peserta didik diarahkan mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu
antara lain:
(Hosnan, 2014).
proposed research question) (Bell dan Smetana dalam Maguire dan Lindsay,
2010).
petunjuk petunjuk mengenai materi yang akan diajarkan kepada Peserta didik
yaitu:
pengalaman
b) Peserta didik belajar dengan aktif membangun apa yang telah diketahuinya
e) Peserta didik memiliki cara belajar yang berbeda satu sama lainnya
tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi peserta didik
sebagai berikut:
dipapan tulis
beberapa kelompok
masalah itu.
menentukan hipotesis.
akan dilakukan.
yang terkumpul
Diantara model-model inkuiri yang lebih cocok untuk siswa adalah inkuiri
terbimbing. Dimana siswa terlibat aktif dalam pembelajaran tentang konsep atau
kesimpulan. Pada inkuiri terbimbing, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi
Salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan sangat banyak
konvensional adalah suatu konsep belajar yang digunakan guru dalam membahas
suatu pokok materi yang telah biasa digunakan dalam proses pembelajaran.
oleh guru, siswa secara pasif menerima informasi, pembelajaran sangat abstrak dan
teoritis serta tidak bersadar pada realitas kehidupan, memberikan hanya tumpukan
beragam informasi kepada siswa, cenderung fokus pada bidang tertentu, waktu
adalah “pembelajaran yang lazim atau sudah biasa diterapkan, seperti kegiatan
pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa. Metode
pengajaran secara konvensional selama ini lebih ditekankan pada tugas guru untuk
berlangsung terpusat pada guru sebagai pusat informasi, dan siswa hanya
kelompok-kelompok belajar.
sebagai berikut:
2. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa
yang dipelajari.
3. Para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu.
Hasil belajar adalah apa yang di peroleh peserta didik setelah melakukan
aktifitas belajar. Menurut Syamsuduha. St dan Muh. Rapi (2012, h.21) lebih lanjut
Peserta didik dalam bidang studi tertentu dapat diketahui dengan melakukan
pengukuran yang dikenal dengan istilah pengukuran hasil belajar. Pengukuran hasil
belajar ialah suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauhmana tujuan
intruksional dapat dicapai oleh Peserta didik setelah menampilkan proses belajar
maka dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah ukuran yang menyatakan seberapa
Hasil belajar Peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
dari tahu menjadi tidak tahu, seperti telah dijelaskan dimuka. Tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat dilihat dari perilakunya baik
perilaku dalam aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek keterampilan. Menurut
Suryabrata (dalam St. Syamsudduha dam Muh. Rapi, 2012, h.21) faktor – faktor
yang mempengaruhi hasil belajar di tinjau dari berbagai aspek sebagai berikut :
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari diri individu, baik sebagai
pendidik maupun sebagai peserta didik. Kedua unsur ini sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar. Keduanya merupakan unsur yang tak terpisahkan dalam
kegiatan individu. Yang termasuk faktor intenal yaitu spek fisiologi (yang bersifat
jasmani), Aspek psikologis (yang besifat rohani). Yang tergolong faktor eksternal
adalah:
rumah tempat tinggal keluarga Peserta didik dan letaknya, alat–alat belajar.
didik dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran, peserta didik juga mendapatkan
yang mereka temukan sendiri. Dalam penerapannya inkuiri terbimbing menuntut peran
guru dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dikelas. Peran guru dalam
inkuiri terbimbing yaitu merumuskan masalah atau memberi pertanyaan masalah atau
menyediakan data, dan membimbing dan membantu siswa pada saat percobaan untuk
mengarahkan peserta didik agar peserta didik dapat menemukan sendiri jawaban/konsep
yang dipelajari melalui pertanyaan atau perumusan masalah yang telah diberikan oleh
guru. Selain itu, guru juga berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran inkuiri
yaitu membantu siswa agar peserta didik dapat mengeksplorasi ide ide,
sudah dipelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Sehingga dapat
Dari dasar pemikiran diatas dapat dituangkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.
Model Pembelajaran inkuiri terbimbing
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang
dirumuskan adalah:
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Materi Hukum Newton Tentang Gravitasi Di
METODE PENELITIAN
(Setyosari, P. 2013). Penelitian ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
Adapun desain penelitian yang digunakan yaitu pre-test dan post-test control
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 O O2
Keterangan:
terbimbing
1. Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda.,
manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehinga dapat
merumuskan sendiri penemuanya dengan percaya diri (Sudrajat dalam Nita, 2014)
4. Hasil belajar Peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dari tahu
menjadi tidak tahu. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2010). Variabel dependen atau variable terikat dalam
independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis eksperimen
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Sampel adalah bagian dari karateristik yang dimiliki oleh populasi yang diteliti
tersebut (Sugiyono, 2011). Kelas atau sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
kelas X MIA1 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X MIA2 sebagai kelas kontrol.
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang direncanakan dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1
Maumere.
2017/2018.
Untuk keperluan ini data diperoleh dari sumber data primer dan sumber data
sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan data tes, sedangkan data sekunder
Untuk memperoleh data sebagai bahan penelitian maka peneliti membagi dua
kelas yaitu kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
1. Tahap Persiapan
Yang dilakukan pada tahap ini adalah menyiapkan semua hal yang dibutuhkan dalam
menjalankan penelitian.
pembelajaran (RPP) dan LKS yang sesuai dengan materi pembelajaran yang
diajarkan.
2. Menyusun soal–soal test awal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan
2. Tahap Pelaksanaan
b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) pada materi hukum newton dan
kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol serta
3. Tahap Akhir
Analisis data
memenuhi dua syarat yakni, valid dan reliabel. Valid artinya instrumen tersebut dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Reliabel artinya sebuah instrumen dapat digunakan
untuk mengukur berkali-kali dan data yang dihasilkan harus konsisten. Menurut
Sugiyono (2015), instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk
1. Validitas Instrumen
Sugiyono (2015) menjelaskan instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Untuk mendapatkan
validitas isi maka instrumen dikonsultasikan kepada para ahli untuk diperiksa dan
evaluasi secara sistematis apakah instrument tersebut telah mewakili apa yang
diukur, ahli yang dimaksud adalah dosen validator dan guru mata pelajaran.
sebagaimana yang diusulkan oleh Aiken. Aiken telah merumuskan formula Aiken’s
V untuk menghitung content validity coeficient yang didasarkan pada hasil penilaian
dari panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu aitem dari segi sejauh mana aitem
tersebut mewakili konstrak yang diukur. Dalam hal ini, mewakili konstrak yang
∑𝑠
𝑉= [𝑛(𝑐−1)]
dengan,
𝑠 = 𝑟 − 𝑙𝑜
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan gambaran bahwa suatu instrumen dapat dipercaya
apabila setiap kali mengukur dengan instrumen tersebut hasilnya akan tetap dan
2012)
𝑘 ∑ 𝜎𝑖2
𝑟11 = [𝑘−1] [1 − ]
𝜎𝑡2
Keterangan:
Suatu soal dikatakan dalam kategori baik apabila soal tersebut tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sulit. Tingkat kesukaran butir soal ditentukan dengan
dengan,
(Mundilarto, 2012).
Pengujian tingkat kesukaran butir soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan
program ITEMAN 3.00. Berdasarkan pengujian tingkat kesukaran butir soal dengan
Daya beda butir soal berfungsi untuk menentukan dapat tidaknya suatu
butir soal membedakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan
kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah. Kategori daya beda butir soal
(Mundilarto, 2012)
3.10 Teknik analisis data
a. Uji Normalitas
Smirnov. Uji ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 21. Hipotesis
Dalam hal ini, H0 diterima atau data berdistribusi normal jika nilai signifikansi
b. Uji Homogenitas
dilakukan berdasarkan dari data motivasi dan hasil belajar peserta didik pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada penelitian ini menggunakan uji
Dalam hal ini, H0 diterima atau data dinyatakan homogen apabila nilai
2. Uji Hipotesis
Setelah data dianalisis dengan uji prasyarat, analisis dilanjutkan dengan uji
anggota populasi. Uji T dapat dilakukan jika kelas eksperimen dan kelas kontrol
terdistribusi secara normal dan variansi kedua kelompok sampel adalah homogen.
Uji Paired T Test digunakan untuk menguji hipotesis dua kelompok data
berpasangan berskala interval atau rasio. Data hasil belajar merupakan data
interval. Adapun rumusan hipotesis dari uji Paired T Test adalah sebagai
berikut:
peserta didik
Uji Paired T Test digunakan untuk menguji hipotesis dua kelompok data
berpasangan berskala interval atau rasio. Data hasil belajar merupakan data
interval. Adapun rumusan hipotesis dari uji Paired T Test adalah sebagai
berikut:
peserta didik
kelompok data berpasangan berskala interval atau rasio. Data hasil belajar
Djamarah, S.B., dan Zain, A. 2013. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka
Cipta.
Heri, H. 2013 “Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa
Hosnan. (2014). Pendekatan scientifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Bogor:
Ghalia Indonesia.
http ://www.inforppsilabus.com/2012/03/pengertian-hasil-belajar-menurut-para-ahli
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 2 Mataram Tahun Pelajaran
No 4, Oktober 2016”
Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Peserta
Didik Kelas X Teknik Audio Video Smk N 3 Mataram Mata Pelajaran Teknik
Elektronika Dasar
Sudjana, N. 2014. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru Algesindo.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R &
D. Bandung: Alfabeta