Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pendidikan Fisika

Universitas Muhammadiyah Makassar

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing terhadap


Penigkatan Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik Kelas
XI IPA 4 SMA Negeri 8 Gowa
Ahmad Fajri Rahman
Universitas Muhammadiyah Makassar
Jl. Sultan Alauddin. No.259 Sulawesi Selatan. Indonesia
Email: ahmadfajrirahman.fr@gmail.com

Abstract –. Masalah utama dalam penelitian ini yaitu: Seberapa besar peningkatan Keterampilan
Proses Sains Fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Gowa sebelum dan setelah diajar dengan
model pembelajaran Inquiry Terbimbing Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memperoleh informasi
Keterampilan Proses Sains Fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Gowa sebelum diajar
dengan model pembelajaran Inquiry Terbimbing,(2) memperoleh informasi Keterampilan Proses Sains
Fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Gowa setelah diajar dengan model pembelajaran
Inquiry Terbimbing, (3) Untuk memperoleh informasi besarnya peningkatan Keterampilan Proses Sains
Fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Gowa sebelum dan setelah diajar dengan model
pembelajaran Inquiry Terbimbing. Jenis penelitian ini adalah penelitian praeksperimen dengan desain
One Group pretest-posttest design yang terdiri dari tiga tahap yaitu pretest, pemberi perlakuan selama
8 kali pertemuan, dan posttest. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat dan
variabel bebas. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA 4 SMA Negeri 8 Gowa
tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah sebanyak 33 peserta didik yang ditentukan dengan Random
Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pretest hasil belajar peserta didik di peroleh skor
rata-rata sebesar 8 dan pada posttest skor rata-rata yang diperoleh sebesar 19. Instrumen penelitian
yang digunakan adalah tes Keterampilan Proses Sains yang memenuhi keriteria valid sebanyak 30 item
dengan skor uji N-gain ternormalisasi sebesar 0,47 sehingga dapat disimpulkan bahwa Keterampilan
Proses Sains Fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Gowa terjadi peningkatan yang berada
pada kategori Sedang.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing, Keterampilan Proses Sains

Abstrak – The main problems in this study are: How much is the improvement in Physics Science Process
Skills of Class XI students of SMA Negeri 8 Gowa before and after being taught with Guided Inquiry
learning models This study aims to: (1) obtain information on Physics Science Process Skills of Grade XI
students The science of SMA Negeri 8 Gowa before being taught with the Guided Inquiry learning model ,
(2) obtaining information on Physics Science Process Skills of XI science students at SMA Negeri 8 Gowa
after being taught with the Guided Inquiry learning model, (3) To obtain information on the magnitude of
the increase in Science Process Skills Physics of class XI science students of SMA Negeri 8 Gowa before
and after being taught with the Guided Inquiry learning model. This type of research is a pre -
experimental research design with One Group pretest-posttest design consisting of three stages: pretest,
treatment for 8 meetings, and posttest. In this study there are two variables, the dependent variable and
the independent variable. The sample in this study were students of class XI IPA 4 SMA Negeri 8 Gowa in
the 2019/2020 school year, totaling 33 students determined by Random Sampling. The results showed
that the pretest learning outcomes of students were obtained an average score of 8 and the posttest
average score obtained was 19. The research instrument used was a Science Process Skill test that met
valid criteria of 30 items with a score of N test values normalized by 0.47 so that it can be concluded that
the Physics Science Process Skills of XI IPA High School 8 Gowa students increased in the Medium
category.
.
Key words: Guided Inquiry Learning Model, Science Process Skills
I. PENDAHULUAN model pembelajaran baru yang digunakan
sehingga penulis tertarik untuk melakukan
Pesatnya perkembangan teknologi era
penelitian dengan judul “Penerapan Model
industry 4.0 sangat berpengaruh pada
Pembelajaran Inquiry Terbimbing
karakteristik tiap individu seorang peserta
Terhadap Peningkatan Keterampilan
didik, dimana keterampilan menjadi hal
Proses Sains Fisika Peserta Didik Kelas XI
pokok yang perlu diperhatikan. Kualitas
IPA 4 SMAN 8 Gowa”.
pendidikan sampai saat ini masih tetap
Berdasarkan latar belakang di atas,
merupakan suatu masalah yang menonjol
rumusan masalah yang diperoleh adalah (1)
dalam setiap usaha pembaharuan system
Seberapa besar keterampilan proses sains
pendidikan.
dalam fisika sebelum diajar menggunakan
Seorang Guru perlu memikirkan model
model pembelajaran Inquiry terbimbing? (2)
dan pendekatan yang akan digunakan dalan
seberapa besar keterampilan proses sains
proses pembelajran. Tahap pelaksanaan
dalam fisika setelah diajar menggunakan
kurikulum 2013 berfokus pada kegiatan aktif
model pembelajaran Inquiry terbimbing? (3)
siswa melalui suatu proses ilmiah dengan
Seberapa besar peningkatan keterampilan
tujuan agar pembelajaran tidak hanya
proses sains dalam fisika sebelum dan setelah
menciptakan peserta didik yang mempunyai
diajar menggunakan model pembelajaran
kompetensi pengetahuan saja, tetapi juga
inqury terbimbing?
mampu menciptakan peserta didik yang baik
dalam sikap dan keterampilan [1]
Masalah utama pembelajaran yang II. LANDASAN TEORI

banyak ditemui yaitu rendahnya Keterampilan Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing


Proses Sains Fisika yang diperoleh peserta Pembelajaran penemuan terbimbing
didik. Pada tahun 2018/2019 peserta didik merupakan model pembelajaran yang
SMA Negeri 8 Gowa rata-rata memperoleh menciptakan situasi belajar yang melibatkan
nilai yang masih berada dibawah Kriteria peserta didik belajar secara aktif dan mandiri
Ketuntasan Maksimum (KKM) yang telah dalam menemukan suatu konsep atau teori,
ditetapkan. Dari 33 jumlah peserta didik pemehaman, dan pemecahan masalah [2].
hanya 56,25% yang dapat mencapai nilai Penemuan terbimbing melibatkan peserta
diatas KKM, sedangkan 43,75 % peserta didik dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
didik masih memperoleh nilai dibawah KKM. guru.peserta didik melakukan penemuan,
Melihat dari pernyataan tersebut dan sedangkan guru membimbing mereka kearah
permasalahan yang menyebabkan rendahnya yang benar/tepat [3].
hasil belajar peserta didik, perlu adanya
Pembelajaran terbimbing merupakan Tahap 2 Membantu Menemukan
pelaksanaan penemuan yang dilakukan atas Merumuskan peserta didik dan
masalah untuk merumuskan
persetujuan guru. Pembelajarannya dimulai menemukan pertanyaan-
dari guru mengajukkan berbagai pertanyaan masalah pertanyaan
berdasarkan yang
pelacak, dengan tujuan untuk mengarahkan kejadian berhubungan
peserta didik kepada titik kesimpulan atau dengan
fenomena kejadian atau
kemudian peserta didik melakukan percobaan yang fenomena
untuk membuktikan peendapat yang disajikan. yang disajikan
oleh guru.
dikemukakan [4].
Tahap 3 Membantu Mencoba
Berdasakan uraian diatas dapat Merumus peserta merumuskan
kan didik untuk Dugaan
disimpulkan bahwa model pembelajaran sementara
hipotesisi merumuskan
Inquiry terbimbing adalah model dugaan (hipotesis)
dari
sementara
pembelajaran yang elibatkan peserta didik pertanyaan-
terhadap pertanyaan
secara langsung dalam proses pembelajaran. masalah yang telah
Langkah-langkah Model Pembelajaran yang telah dirumuskan
ditentukan. sebelumnya.
Inquiry Terbimbing Tahap 4 Membantu Melakukan
Penerapan pembelajaran Inquiry Merencanakan peserta percobaan
dan melakukan didik untuk dengan
Terbimbing dilaksanakan menggunakan tiga pemecahan memecahkan bantuan
masalah masalah baik bimbingan
tahap
dari guru
melalui
Tabel 1. Langkah- langkah pembelajaran untuk
percobaan memecahkan
Inquiry Terbimbing[5] maupun masalah. Commented [WU1]: Silahkan lihat panduan penulisan tabel
tidak. pada template
Tahap Aktivitas Aktivitas
Tahap 5 Membimbin Melakukan
Guru Peserta Didik
Mengamati g peserta pengamatan
Tahap 1 Menyajikan Menyimak tentang hal-
didik Untuk
Observasi hal-hal hal-hal hal penting
melakukan
untuk baru seperti yang dan
pengamatan
menemukan kejadian atau Diberikan mengumpul
tetang hal-
masalah fenomene- guru lalu kan data.
hal yang
fenomena kemudian
penting dan
baru pada menemukan
mengumpulk
alam sekitar permasalahan
an data.
yang dapat yang terdapat
Tahap 6 Mengarahka Melakukan
memancing didalamnya.
Analisis data n peserta analisis data
peserta didik
didik dalam untuk
untuk
menganalisis menemukan
menemukan
data untuk konsep
masalah.
menemukan
suatu konsep
Tahap 7 Membimbin Menyimpulka
Menarik g peserta n data hasil
Kesimpulan didik untuk Eksperimen
menyimpulk untuk
an data hasil memperoleh
konsep yang
eksperimen
diinginkan.
sehingga
memperoleh
suatu konsep
yang ingin
ditanamkan.

Keterampilan Proses Sains


Keterampilan proses sains adalah
memberi kesempatan kepada peserta didik Gambar 1. Kerangka Pikir

agar dapat menemukan fakta, membangun


konsep-konsep, melalui kegiatan atau III. METODE PENELITIAN

pengalaman [6]. Jenis penelitian ini yaitu penelitian (pra


Berdasarkan pendapat di atas dapat ekperimen) Pre-Eksperimental Designs.
disimpulkan bahwa keterampilan proses sains Lokasi penelitian bertempat di SMA Negeri 8
adalah mengembangkan keterampilan peserta Gowa. Dalam penelitian ini variabel yang
didik untuk memproses informasi untuk akan diteliti ada dua yaitu: variabel bebas
memperoleh fakta, konsep, maupun yakni model pembelajaran Inquiry terbimbing
pengembangan dan nilai melalui dan variabel terikat yaitu keterampilan proses
pengalamnnya. sains.
Adapun indikator dari Keterampilan Desain penelitian eksperimen
Proses Sains yaitu; mengamati, mengikuti bentuk desain Pre-Eksperimental
mengklasifikasi, menafsirkan, memprediksi, Designs, ada beberapa bentuk dari desain
mengkomunikasikan,mengajukan pertanyaan, Pre-Eksperimental Designs namun dalam
meajukan hipotesis, menggunkan alat dan penelitian ini peneliti menggunakan bentuk
bahan, merencanakan percobaan, menerapkan One-Group Pretest-Posttest.
konsep, melaksanakan percobaan, Bentuk desain dalam penelitian
mengamati.[7] eksperimen model ini dapat di gambarkan
Kerangka Pikir seperti berikut:

O1 X O 2 (1)
Populasi penelitian ini adalah seluruh 13-18 Sedang
peserta didik kelas XI IPA SMAN 8 Gowa 19-24 Tinggi
Tahun ajaran 2019/2020 yang terbagi dalam 4 25-30 Sangat Tinggi
kelas. Pengambilan subjek dalam penelitian b) Menentukan standar deviasi menggunakan

ini menggunakan teknik random sampling. rumus:

Teknik pengumpulan data yaitu melalui


(3)
Tes hasil belajar fisika berupa soal-soal
pilihan ganda, baik pada soal pretest maupun
Keterangan:
posttest.
s = standar deviasi
Teknik analisis data yang digunakan
xi = skor siswa
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
validasi perangkat pembelajaran, analisis x̅= skor rata-rata

deskriptif dan inferensial Analisis deskriptif n = banyaknya subjek penelitian

ini digunakan untuk mendeskripsikan skor Untuk menggunakan nilai yang diperoleh

keterampilan proses sains fisika SMAN 8 peserta didik, maka skor di konversi dalam

Gowa kelas XI IPA 4 yang diajar dengan bentuk nilai dengan menggunakan rumus

menggunakan model pembelajaran Inquiry sebagai berikut:


𝑆𝑆
terbimbing, sedangkan analisis n-gain 𝑁= 𝑆𝐼
× 100 (4)
digunakan untuk menguji besarnya Dengan:
peningkatan Keterampilan Proses Sains fisika 𝑁 = Nilai peserta didik
setelah diterapkan model pembelajaran 𝑆𝑆 = Skor hasil belajar peserta didik
Inquiry terbimbing Berikut Persamaan- 𝑆𝐼 = Skor ideal
persamaan teknik analisis deskriptif: Setelah semua data terkumpul, untuk
a) Menentukan skor rata-rata peserta didik mengetahui signifikasi peningkatan Hasil
dengan menggunakan rumus: Belajar fisika peserta didik menggunakan
∑𝑋𝑖
𝑥̅ = (2) rumus Gain.
𝑁

Keterangan: 1) Menghitung Gain setiap peserta didik

M = skor rata-rata dapat dihitung dengan persamaan

∑𝑋𝑖 = jumlah skor total siswa G = skor posttes – skor pretest

N = jumlah responden 2) Menentukan Gain Ternormalisasi (N-

Tabel 2. Acuan Skor Ideal Hasil Belajar Gain) dengan : Commented [WU2]: Silahkan lihat panduan penulisan tabel
𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒− 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 pada template
Fisika [8] 𝑔 = 𝑚𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑝𝑜𝑠𝑠𝑖𝑏𝑙𝑒 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 (5)

Tabel 3. Kriteria Indeks Gain Commented [WU3]: Silahkan lihat panduan penulisan tabel
Interval Skor Kategorisasi pada template
Indeks Gain Kriteria
0-6 Sangat Rendah
g > 0,70 Tinggi
7-12 Rendah
0,70 ≥ g ≥ 0,30 Sedang Berdasarkan Tabel 4.2 di atas
0,30 ≥ g Rendah menunjukkan gambaran hasil keterampilan
proses sains peserta didik sebelum dan setelah
diajar menggunakan model pembelajaran
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
“Inqury terbimbing”. Berdasarkan sampel
A. Hasil Penelitian yang diteliti, diperoleh bahwa keterampilan
Data dalam penelitian ini diperoleh proses sains kelas XI IPA 4 SMA Negeri 8
melalui pretest dan posttest yang Gowa sebelum diajar menggunakan model
dilaksanakan dengan menggunakan perangkat pembelajaran Inqury terbimbing
tes yang sama berupa tes tulis pilihan ganda menunjukkan bahwa skor tertinggi yang
sebanyak 30 soal, yang merupakan hasil dari dicapai adalah 15 dan skor terendah adalah 2
validasi dan uji coba. Pretest diberikan dari skor ideal 30 yang mungkin diperoleh,
sebelum memberikan perlakuan, kemudian sedangkan skor rata-rata yang dicapai adalah
setelah beberapa kali pertemuan 8.45 dengan standar deviasi 3.10 dan setelah
menggunakan model pembelajaran Inqury diajar menggunakan model pembelajaran
terbimbing selanjutnya diberikan posttest Inqury terbimbing menunjukkan bahwa skor
untuk mengukur peningkatan keterampilan tertinggi yang dicapai adalah 27 dan skor
proses sains peserta didik. terendah adalah 0 dari skor ideal 30 yang
.Adapun gambaran hasil tes mungkin diperoleh, sedangkan skor rata-rata
keterampilan Proses Sains Fisika sebelum dan yang dicapai adalah 23,29 dengan standar
setelah diajar dengan model pembelajaran deviasi 4,74
Inquiry terbimbing yaitu: Jika distribusi interval skor hasil belajar
Tabel 4. Skor Keterampilan Proses fisika peserta didik dikategorisasikan dalam Commented [WU4]: keteranganl tabel dan tabel tidak boleh
terpisah dan Silahkan lihat panduan penulisan tabel pada template
Sains Peserta Didik Sebelum dan Setelah skala lima yaitu sangat rendah, rendah,
Diajar menggunakan Model Pembelajaran sedang, tinggi, dan sangat tinggi, maka akan
Inquiry Terbimbing diperoleh hasil seperti pada Gambar berikut:
Skor Statistik
Statistik
Pretest Posttest
Ukuran sampel 33 33
Skor tertinggi 15 27
Skor terendah 2 0
Skor ideal 30 30
Rentang skor 13 27
Skor rata-rata 8.45 19.99 Gambar 2. Diagram Kategorisasi dan
Standar deviasi 3.10 7.21 Persentase Keterampilan Proses Sains Peserta
Sumber: Data hasil pengolahan(2019) didik Pretest dan Posttest.
Untuk untuk mengetahui peningkatan ganda, setelah melakukan analisis, diperoleh
yang terjadi sebelum dan sesudah diberikan hasil bahwa instrumen tersebut valid karena
perlakuan, untuk mengetahui peningkatan nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 nilai signifikansi < 0,05
keterampilan proses sains peserta didik dari 38 soal di dapatkan 30 soal yang valid
berada pada data kategori rendah, sedang atau dan 8 soal tidak valid. Selain itu, instrumen
tinggi. Berdasarkan analisis yang telah tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang
dilakukan diperoleh nilai g sebesar 0.47 dan tinggi karena diperoleh 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 berada pada
nilai tersebut masuk dalam kategori sedang rentang nilai 0,800 – 1,000 yang masuk dalam
yaitu rentang nilai 0.70>g>0.30 .Hal tersebut kategori reliabilitas yang sangat tinggi
membuktikan bahwa terjadi peningkatan
berdasarkan tabel koefisien reliabilitas.
keterampilan proses sains peserta didik yang
Adapun hasil analisis deskriptif pada
terjadi sebelum dan setelah di terapkan model
penelitian ini yang didapat pada Posttest lebih
pembelajaran Inquiry terbimbing pada
besar daripada Pretest, hal ini dapat terlihat
pembelajaran di kelas XI IPA 4 SMA Negeri
pada skor rata-rata yang diperoleh peserta
8 Gowa termasuk kategori sedang. didik pada pretest 8,45 dengan standar deviasi
3,10 sedangkan Posttest rata-rata skor yang
B. Pembahasan
Jenis penelitian yang digunakan dalam diperoleh peserta didik 19.99 dengan standar

penilitian ini adalah jenis pra-eksperimen. deviasi 7.21. Hal ini menunjukkan adanya

Penelitian yang berjudul “Penerapan Model perbedaan yang berarti sebelum dan setelah

Pembelajaran Inqury terbimbing Terhadap diterapkannya model pembelajaran Inqury

Peningkatan Keterampilan Proses Sains terbimbing, kemudian setelah didistribusi dari


masing-masing indikator keterampilan proses
Peserta Didik” pada materi Fluida statis,
dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu uji sains diperoleh skor yang berbeda-beda.

coba tes hasil belajar, pemberian pretest, Analisis kedua yang dilakukan

penerapan model pembelajaran “Inqury menggunakan uji N-Gain yang diperoleh

terbimbing”, dan yang terakhir dengan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

memberikan posttest kepada peserta didik keterampilan proses sains peserta didik

. dengan nilai 0.47 yang berada dalam kategori


kelas XI IPA 4 SMA Negeri 8 Gowa
sedang. Hal ini memperkuat bahwa model
Pada tahap penelitian ini (awal pembelajaran inquiry terbimbing memberikan
pertemuan di kelas) memberikan instrumen dampak yang baik terhadap peningkatan
tes berupa soal keterampilan proses sains keterampilan proses sains peserta didik
kepada kelas uji coba yaitu XI IPA 1 SMA Jadi salah satu upaya yang dapat
Negeri 8 Gowa untuk melihat validitas dan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
reliabilitas instrumen yang telah dibuat peserta didik dalam pembelajaran fisika
sebanyak 38 nomor dalam bentuk pilihan adalah dengan menggunakan model
pembelajaran Inquiry terbimbing karena 1. Bagi pendidik, diharapkan model
dalam kegiatan inti proses pembelajaran pembelajaran Inqury terbimbing
berpusat pada peserta didik sehingga peserta dapat menjadi salah satu alternatif
didik lebih mudah memahami materi fisika yang diterapkan pada mata pelajaran
yang sedang dipelajari. fisika dalam meningkatkan
V. PENUTUP keterampilan proses sains peserta
didik.
A. Kesimpulan
2. Bagi peneliti selanjutnya, apabila
Berdasarkan hasil analisis data dan
ingin melakukan penelitian dengan
pembahasan hasil penelitian, dapat
judul yang sama agar penelitian yang
disimpulkan bahwa :
dilakukan dapat disempurnakan lagi
1. Keterampilan Proses Sains peserta didik baik dalam pelaksanaan maupun
kelas XI IPA 4 SMA Negeri 8 Gowa hasilnya tapi dengan menggunakan
sebelum diajar dengan menerapkan sampel yang berbeda.
model pembelajaran Inqury terbimbing 3. Bagi sekolah, sebagai perbandingan
diperoleh skor rata-rata yaitu 8.45 dan dari model pembelajaran yang
standar deviasi 3,10 sebelumnya digunakan untuk
2. Keterampilan Proses Sains peserta didik perbaikan pembelajaran khususnya
kelas XI IPA 4 SMA Negeri 8 Gowa pada pelajaran fisika
setelah diajar dengan menerapkan model
pembelajaran Inqury terbimbing PUSTAKA

diperoleh skor rata-rata yaitu 19.99 dan [1] Wasonowati, Ratnah RT. 2014.
Penerapan Model Problem Based
standar deviasi 7.21. Learning (PBL) pada Pembelajaran
3. Terdapat peningkatan keterampilan Hukum-Hukum Dasar Kimia Ditinjau
dan hasil Belajar Siswa Kelas X IPA
proses sains peserta didik kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Surakarta. Jurnal
SMA Negeri 8 Gowa sebelum dan Pendidikan Kimia. Vol 3. No 3.
[2] Anas Salahuddin.2015. Penelitian
setelah diajar dengan menerapkan model Tindakan Kelas. Bandung : CV Pustaka
pembelajaran Inqury terbimbing berada Setia.
[3] Harti, Nining Dwi. Meningkatkan Hasil
pada kategori sedang yaitu rentang nilai Belajar Fisika Melalui penerapan Model
0.70>0.47>0.30 Pembelajaran kontekstual dengan
metode inquiry. Jurnal Pendidikan
Fisika Unismuh Makassar, 1(6);325.
B. Saran [4] Cucu Suhana.2014. Konsep Strategi
Pembelajaran. (sumayyah Dinah, Ed.).
Sehubungan dengan hasil yang diperoleh
Bandung: Pt. Refika Aditama.
dalam penelitian ini, maka peneliti [5] Trianto. 2012. Model Pembelajaran
mengajukan saran sebagai berikut: Terpadu. Jakarta: Pt Bumi Aksara.
[6] Purwanto.2016.Evaluasi Hasil Belajar.
Pustaka Belajar.
[7] Tawil, M & Liliasari.(2014).
Keterampilan-keterampilan Sains dan
Implementasinya dalam Pembelajaran.
Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makassar.
[8] Riduwan. 2014. Metode & Teknik
Menyusun Proposal Penelitian.
Bandung.Alfabeta Commented [WU5]: Menggunakan reference atau mendeley

Anda mungkin juga menyukai