Anda di halaman 1dari 6

ISSN online 2774-6267

Vol. 1 No. 2 pp 128-133, 2021

Original Article
Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Biologi untuk Siswa SMA Ditinjau dari
Tingkat Kesulitan Materi, Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, dan
Keaktifan Belajar Siswa
Nurul Zakiyatin Nisak1*
1
Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Pascasarjana, Universitas Negeri Malang

*email: nurulzakiyana@gmail.com

Article History ABSTRAK


Received: Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui kebutuhan bahan ajar dalam pembelajaran biologi
23/04/2021 di SMA dilihat dari tingkat kesulitan materi menurut siswa, pengembangan keterampilan berpikir
Revised: tingkat tinggi melalui kegiatan pembelajaran, serta keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
24/05/2021 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan pada bulan Mei 2018 di
Accepted: Bandar Lampung. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Data
08/06/2021 dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi menggunakan angket. Data
dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan persentase jawaban angket. Hasil penelitian
Kata kunci: menunjukkan bahwa (1) siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi jaringan hewan
Analisis (55.71%), jaringan tumbuhan (54.29%), sistem gerak (54.29%), sel (48.57%), sistem peredaran
kebutuhan darah (42.86%), dan sistem koordinasi (32.86%); (2) pembelajaran biologi yang dilakukan belum
Bahan ajar mampu mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi secara optimal; dan (3) siswa kurang
Biologi SMA aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dibutuhkan
Kebutuhan bahan ajar biologi untuk SMA yang dapat mengatasi kesulitan siswa, mengembangkan
bahan ajar keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan meningkatkan keaktifan/keterlibatan siswa dalam
Materi biologi pembelajaran.

ABSTRACT
Key word: This study was aimed to determine the teaching material needs for biology learning in high school,
Needs analysis in terms of the difficulty level of the material by students, the development of higher order thinking
Teaching skills through learning activities, and the student activity in learning. This research was a
materials qualitative descriptive study conducted in May 2018 in Bandar Lampung. Validity technique of
Biology for high data used triangulation of sources and methods. Data were collected through observation,
school interviews, and documentation using a questionnaire. Data were analyzed using descriptive
Teaching analysis and the percentage of answers to the questionnaire. The results showed that (1) students
material needs experienced difficulties in studying animal tissue (55.71%), plant tissue (54.29%), movement
Biology material system (54.29%), cells (48.57%), circulatory system (42.86%), and coordination system (32.86%);
(2) learning biology has not been able to develop higher order thinking skills optimally; and (3)
students are less active in learning activities. Based on these results, it can be concluded that
biology teaching materials are needed to overcome student difficulties, develop higher order
thinking skills, and increase student activity in learning.

Copyright © 2021 LPPM Universitas Indraprasta PGRI. All Right Reserved

PENDAHULUAN (Direktorat Pembinaan SMA, 2010). Menurut


Sadjati (2012), bahan ajar bersifat sangat unik dan
Efektivitas dalam pembelajaran salah satunya spesifik. Artinya, bahan ajar memang dirancang
dipengaruhi oleh bahan ajar yang digunakan. sedemikian rupa hanya untuk mencapai tujuan
Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang tertentu dari siswa tertentu. Sistematika cara
digunakan untuk membantu guru melaksanakan penyampaian bahan ajar disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran berupa seperangkat materi karakteristik mata pelajaran dan karakteristik
yang disusun sistematis untuk memudahkan siswa siswa yang menggunakannya. Bahan ajar menjadi

Nisak. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Biologi


EduBiologia Volume 1 Number 2 Juli 2021
| 129

salah satu faktor penting yang menentukan efektif 2019; Nuraini & Suparman, 2018). Ditemukan
tidaknya suatu pembelajaran (Arsanti, 2018). pula keterampilan pemecahan masalah pada siswa
Mata pelajaran biologi merupakan salah satu masih perlu ditingkatkan (Kurniawan, 2015;
muatan sains dan teknologi yang dipelajari oleh Kurniawati et al., 2019; Yulianis et al., 2019),
siswa SMA/MA berdasarkan Kurikulum 2013. keterampilan berpikir kreatif yang masih perlu
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari segala dikembangkan (Lisliana et al., 2016; Yulianis et
sesuatu tentang makhluk hidup. Ruang lingkup al., 2019; Nuraini & Suparman, 2018), dan
materi biologi pada jenjang SMA berkaitan keterampilan metakognisi belum berkembang
dengan makhluk hidup itu sendiri, interaksi antara secara optimal (Nurman et al., 2018; Wardawaty
makhluk hidup dan lingkungan, proses-proses et al., 2018).
yang terjadi dalam tubuh mahkluk hidup, dan Permasalahan yang juga ditemukan dalam
bioteknologi. Sifat objek materi yang dipelajari berbagai penelitian yakni rendahnya tingkat
dalam biologi sangat beragam, baik ditinjau dari keterlibatan/keaktifan siswa dalam mengikuti
ukuran (makroskopis dan mikroskopis), pembelajaran (Ni’mah, 2017; Irsyad et al., 2020;
keterjangkauan (ekosistem kutub, padang pasir, Naziah et al., 2020). Sedangkan, pembelajaran
tundra, dan lainnya), keamanannya (bakteri/virus sesuai dengan Kurikulum 2013 diarahkan pada
yang bersifat patogen), bahasa (penggunaan penciptaan suasana aktif, kritis, analisis, dan
Bahasa Latin dalam nama ilmiah), dan sebagainya kreatif dalam pemecahan masalah melalui
(Sudarisman, 2015). pengembangan keterampilan berpikir. Dengan
Materi biologi sering kali dipandang siswa kata lain, siswa juga harus terlibat aktif dalam
sebagai materi yang sulit dipelajari (Cimer, 2012; mengikuti kegiatan pembelajaran (Ozcan et al.,
Raida, 2018). Terdapat berbagai alasan yang 2013). Dengan terlibat aktif, siswa dapat
menyebabkan materi biologi sulit bagi siswa mempelajari materi lebih baik, mengetahui
(Tekkaya et al., 2001; Zeidan, 2010). Salah kesalahannya, memperbaiki kesalahannya, dan
satunya yaitu penggunaan Bahasa Latin dalam lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu,
biologi membuat siswa menjadi kesulitan dalam keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat
mempelajari materi (Ozcan et al., 2013). Selain berpengaruh pada proses pengembangan
itu, permasalahan pada buku teks yang digunakan keterampilan berpikir (Wibowo, 2016). Karena
juga menjadi salah satu faktor yang membuat itu, keaktifan siswa juga menjadi salah satu faktor
siswa kesulitan mempelajari biologi (Tekkaya et penting dalam keberhasilan pembelajaran.
al., 2001). Kesulitan-kesulitan tersebut dapat Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan,
berdampak negatif pada motivasi dan prestasi dilakukanlah penelitian untuk mengetahui
siswa (Ozcan et al., 2013). kebutuhan bahan ajar biologi SMA dilihat dari
Materi biologi memerlukan keterampilan karakteristik materi dan karakteristik siswa.
berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Karakteristik yang dimaksud dalam penelitian ini
Thinking Skill (HOTS) dalam mempelajarinya yakni tingkat kesulitan materi menurut siswa
(Sudarisman, 2015). Keterampilan tersebut beserta alasannya, pengembangan keterampilan
sedang diupayakan oleh Kurikulum 2013 untuk berpikir tingkat tinggi milik siswa melalui
menjawab tuntutan pendidikan abad 21. Sebagai kegiatan pembelajaran, serta keaktifan siswa
salah satu tuntutan abad 21, keterampilan berpikir dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
tingkat tinggi menurut Greenstein (2012)
meliputi: berpikir kritis (critical thinking), METODE PENELITIAN
pemecahan masalah (problem solving), kreativitas
(creativity), dan metakognisi (metacognition). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
Meskipun telah diupayakan dalam kurikulum kualitatif yang dilakukan pada bulan Mei 2018.
2013, faktanya, keterampilan berpikir tingkat Sampel diambil secara acak sebanyak 70 siswa
tinggi siswa pada materi biologi masih tergolong kelas XI SMA Negeri 2 Bandar Lampung tahun
rendah (Angraini & Sriyati, 2019; Yulianis et al., ajaran 2018/2019 dan 1 guru biologi. Teknik
2019). Banyak penelitian yang dilakukan di keabsahan data menggunakan triangulasi sumber
Indonesia menunjukkan bahwa keterampilan dan metode. Data dikumpulkan melalui observasi,
berpikir kritis siswa masih rendah (Subiantoro & wawancara guru biologi, dan dokumentasi
Fatkurohman, 2009; Surata et al., 2013; menggunakan angket (kuesioner) analisis
Fatmawati et al., 2014; Hidayati, 2016; Lestari et kebutuhan siswa. Data dianalisis menggunakan
al., 2016; Susilowati et al., 2017; Yulianis et al., analisis deskriptif kualitatif dari jawaban guru dan

Nisak. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Biologi


EduBiologia Volume 1 Number 2 Juli 2021
| 130

persentase dari hasil jumlah jawaban yang biologi juga menjadi alasan mengapa biologi
diberikan responden dibagi jumlah seluruh dianggap sulit (Cimer, 2012; Ozcan et al., 2013).
responden dikali 100%. Secara sistematis, Materi sistem gerak dianggap sulit dipelajari
persentase yang diperoleh dari angket siswa karena terdapat banyak hafalan nama-nama tulang
dihitung melalui persamaan: yang merupakan istilah asing/latin. Selain itu,
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
sistem gerak juga dianggap sulit karena tulang-
Persentase =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑥 100% tulang penyusunnya susah dibedakan jika melihat
gambar yang ada di buku. Visualisasi yang terdapat
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam bahan belajar, media belajar, ataupun
sumber belajar yang digunakan juga berkontribusi
Analisis kebutuhan sumber belajar dan media dalam kemudahan/kesulitan siswa mempelajari
pembelajaran biologi SMA dalam penelitian ini biologi. Jika tidak ada visualisasi ataupun
dilakukan dengan pemberian angket siswa dan visualisasi materi tidak jelas maka akan
wawancara guru biologi. Hasil yang ditemukan menyulitkan siswa dalam mempelajari biologi
berkaitan dengan tingkat kesulitan materi menurut (Ozcan et al., 2013).
siswa, pengembangan keterampilan berpikir Materi sistem peredaran sulit dipelajari karena
tingkat tinggi yang masih kurang optimal, dan materinya terlalu banyak dan kompleks sehingga
keaktifan siswa yang masih perlu ditingkatkan. sulit dipahami. Materi biologi merupakan salah
Berdasarkan hasil angket, tingkat kesulitan satu mata pelajaran yang memiliki konsep dan
materi biologi kelas XI menurut siswa dapat dilihat permasalahan yang kompleks (Cimer, 2012;
pada Tabel 1. Zamzami, 2020). Kompleksitas materi biologi
inilah yang menjadi salah satu alasan siswa
Tabel 1. Tingkat kesulitan materi menurut siswa mengalami kesulitan dalam mempelajarinya
Persentase Tersulit (Cimer, 2012; Etobro & Fabinu, 2017). Selain itu,
Materi
(%) ke- banyaknya detail membuat materi biologi menjadi
Sel 48.57 4 sulit (Ozcan et al., 2013).
Jaringan tumbuhan 54.29 2 Alasan siswa menganggap materi biologi sulit
Jaringan hewan 55.71 1 dapat dilihat dalam Tabel 2.
Sistem gerak 54.29 2
Sistem peredaran darah 42.86 5 Tabel 2. Anggapan siswa tentang materi biologi
Sistem pencernaan 8.57 8 Persentase
Sistem respirasi 1.43 11 Anggapan Siswa
(%)
Sistem ekskresi 5.71 10 Materi terlalu banyak dan kompleks 51.43
Sistem koordinasi 32.86 6 Biologi banyak hafalan 48.57
Sistem reproduksi 17.14 7 Biologi banyak istilah sulit 40.00
Sistem imun 8.57 8 Materi sulit dipahami dan
15.71
dibayangkan
Jaringan hewan dianggap sebagai materi tersulit
oleh 55.71% siswa, sedangkan jaringan tumbuhan Anggapan 48.57% siswa yang menyatakan
dan sistem gerak dianggap materi tersulit ke-2 oleh bahwa biologi banyak hafalan dan 40% siswa yang
54.29% siswa. Materi sel, sistem peredaran darah, menyatakan bahwa biologi banyak istilah sulit
dan sistem koordinasi masing-masing dianggap menunjukkan bahwa siswa masih terbiasa untuk
sulit oleh 48.57%, 42.86%, dan 32.86% siswa. hanya menghafal istilah dan konsep. Menghafal
Sedangkan materi sistem reproduksi, sistem imun, atau mengingat (recall) merupakan salah satu
sistem pencernaan, sistem ekskresi, dan sistem dimensi remember (C1) yang merupakan tingkat
respirasi dianggap sulit oleh sebagian kecil siswa berpikir paling rendah (Karthwohl, 2002).
yakni 17.14%, 8.57%, 8.57%, 5.71%, dan 1.43% Sedangkan, keterampilan berpikir tingkat tinggi
dari total jumlah responden siswa. tidak hanya mengingat, namun juga membutuhkan
Materi jaringan hewan dianggap sulit karena keterampilan lebih tinggi, seperti analisis, evaluasi,
terdapat banyak istilah asing/latin yang perlu dan mencipta (Angraini & Sriyati, 2019).
dihafal. Banyaknya hafalan memang merupakan Sebagian besar siswa (51.43%)
salah satu alasan yang sering diungkapkan oleh mengungkapkan bahwa materi biologi terlalu
siswa sebagai kesulitan dalam mempelajari biologi banyak dan kompleks. Kompleks disini dalam
(Ozcan et al., 2013). Selain itu, istilah asing/latin artian materi biologi dianggap sulit karena terlalu
yang merupakan salah satu karakteristik materi rumit. Sebagian siswa (15.71%) juga menyatakan

Nisak. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Biologi


EduBiologia Volume 1 Number 2 Juli 2021
| 131

bahwa materi sulit dipahami dan dibayangkan. dilakukan hanya dengan metode presentasi
Pernyataan siswa tersebut menunjukkan bahwa merupakan siswa yang kurang aktif dalam kegiatan
siswa mengalami kesulitan dalam memahami atau diskusi (kegiatan pembelajaran) sehingga
understand (C2) yang hanya satu tingkat lebih berdampak pula pada pemahaman terhadap materi
tinggi dari remember (Karthwohl, 2002). yang kurang hingga cukup. Temuan penelitian ini
Sedangkan, keterampilan berpikir tingkat tinggi sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang
(high order thinking skills) merujuk pada aktivitas menyatakan bahwa siswa masih kurang
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran
pengetahuan (Wahyuningsih et al., 2019) yang (Ni’mah, 2017; Angraini & Sriyati, 2019; Irsyad et
berada pada tingkat C4, C5, dan C6 dalam al., 2020; Naziah et al., 2020). Rendahnya
taksonomi Bloom (Karthwohl, 2002). Artinya, keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran
siswa masih belum terlatih untuk berpikir tingkat ini dapat menyebabkan rendahnya keterampilan
tinggi. Pernyataan ini juga didukung dengan hasil berpikir tingkat tinggi pada siswa (Angraini &
wawancara guru biologi kelas XI yang menyatakan Sriyati, 2019).
bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi pada Permasalahan lain yang ditemukan juga
33% siswa masih perlu ditingkatkan. berkaitan dengan sumber belajar yang digunakan
Temuan penelitian ini sesuai dengan hasil siswa. Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan
penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa siswa diketahui bahwa sebesar 21.43% siswa tidak
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa masih memiliki sumber belajar berupa buku paket biologi
rendah (Angraini & Sriyati, 2019; Yulianis et al., kelas XI. Ditemukan pula bahwa siswa yang
2019). Salah satu penyebabnya yaitu sebagian mempelajari berbagai buku mengalami
besar soal latihan masih berada pada tingkat C2 kebingungan karena adanya perbedaan konsep
(Yulianis et al., 2019), sebagian kecil pada tingkat pada buku-buku yang dipelajari. Siswa juga
C4 dan C5, namun tidak ditemukan soal pada mengalami kesulitan dalam mempelajari buku
tingkat C6 (Angraini & Sriyati, 2019). Hal ini karena gambar dan penjelasan konsepnya sangat
menunjukkan bahwa pelatihan soal pada tingkat kompleks dan tidak mudah dipahami. Temuan ini
C4, C5, dan C6 penting untuk mengembangkan sesuai dengan hasil penelitian Tekkaya et al.
keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa (2001) yakni permasalahan pada buku teks yang
(Yulianis et al., 2019). digunakan juga menjadi salah satu faktor yang
Permasalahan lain yang ditemukan yakni membuat siswa kesulitan mempelajari biologi.
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Temuan penelitian secara keseluruhan
Berdasarkan hasil wawancara guru biologi berkaitan dengan kesulitan siswa dalam
diketahui bahwa pembelajaran biologi dilakukan mempelajari materi biologi, pengembangan
dengan berbagai metode. Namun, 17.14% siswa keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui
mengemukakan bahwa pembelajaran biologi kegiatan pembelajaran yang masih kurang optimal,
hanya dilakukan dengan metode ceramah. dan keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan
Ketidaksesuaian ini menunjukkan bahwa beberapa pembelajaran yang masih perlu ditingkatkan.
siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan Kesulitan/kemudahan siswa mempelajari biologi
pembelajaran. Sedangkan, keterlibatan siswa salah satunya ditentukan oleh penggunaan bahan
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran sangat ajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar. Bahan
berpengaruh pada proses pengembangan ajar merupakan salah satu faktor penting yang
keterampilan berpikir (Wibowo, 2016). Hal ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
didukung dengan adanya pernyataan siswa bahwa (Sadjati, 2012). Oleh karena itu, dibutuhkan
pembelajaran yang dilakukan membosankan atau pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan
biasa saja sehingga berdampak pada pemahaman karakteristik materi ataupun karakteristik siswa.
mereka terhadap materi yang kurang hingga cukup.
Permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan KESIMPULAN
pembelajaran juga ditunjukkan dari pernyataan
37.14% siswa yang mengemukakan bahwa Sebagian besar siswa mengalami kesulitan
pembelajaran biologi hanya dilakukan dengan dalam mempelajari materi jaringan hewan
metode presentasi. Metode presentasi biasanya (55.71%), jaringan tumbuhan (54.29%), sistem
diawali dengan metode diskusi (Marpaung, 2018), gerak (54.29%), sel (48.57%), sistem peredaran
seperti yang dikemukakan oleh siswa lain. Artinya, darah (42.86%), dan sistem koordinasi (32.86%).
siswa yang beranggapan bahwa pembelajaran Alasan siswa menganggap materi biologi tersebut

Nisak. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Biologi


EduBiologia Volume 1 Number 2 Juli 2021
| 132

sulit bermacam-macam. Sebagian besar siswa Conference: Biology, Science, Enviromental,


menganggap bahwa materi terlalu banyak dan and Learning (pp. 118-127). Surakarta,
kompleks (51.43%), banyak hafalan (48.57%), Indonesia: Biology Education Department,
banyak istilah sulit (40%), dan materi sulit Universitas Sebelas Maret.
dipahami dan dibayangkan (15.71%). Anggapan- Irsyad, T., Wuryandini, E., Yunus, M., & Hadi, D.
anggapan tersebut menunjukkan bahwa siswa P. (2020). Analisis keaktifan mahasiswa dalam
masih terbiasa hanya menghafal istilah dan konsep. proses pembelajaran statistika multivariat.
Menghafal merupakan tingkat berpikir paling Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 12(1),
rendah. Artinya, siswa masih belum terbiasa untuk 89-96.
berpikir tingkat tinggi. Selain itu, siswa juga Karthwohl, D. R. (2002). Revision of bloom’s
kurang aktif dalam mengikuti kegiatan taxonomy: an overview. Theory Into Practice,
pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan 41(4), 212-218.
pengembangan bahan ajar biologi SMA yang Kurniawan, H. (2015). Analisis Keterampilan
sesuai dengan karakteristik materi dan kebutuhan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran
siswa. Matematika. In Seminar Nasional Pendidikan
Meretas Sukses Publikasi Ilmiah Bidang
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Jurnal Bereputasi (pp. 67-73).
Surakarta, Indonesia: Universitas Sebelas
Angraini, G., & Sriyati, S. (2019). Analisis Maret.
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa Kurniawati, M., Sajidan., & Ramli, M. (2019).
SMAN kelas X di Kota Solok pada konten Analisis Keterampilan Memecahkan Masalah
biologi. Journal of Education Informatic Siswa SMA. In Biology Education Conference
Technology and Science, 1(1), 114-124. (pp. 75- 78). Surakarta, Indonesia: Universitas
Arends, R. (2012). Learning to Teach. 9th Ed.
Sebelas Maret.
McGraw-Hill: New York.
Lestari, A., Tindangen, M., & Akhmad. (2016).
Arsanti, M. (2018). Pengembangan bahan ajar
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dengan
mata kuliah penulisan kreatif bermuatan nilai-
Model Pembelajaran Inkuiri pada Pembelajaran
nilai pendidikan karakter religius bagi
Biologi Kelas VII-A SMP Negeri 3 Long Kali
mahasiswa Prodi PBSI, FKIP, UNISSULA.
tahun ajaran 2015/2016. In Seminar Nasional II
Jurnal KREDO, 1(2), 71-90.
Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran
Cimer, A. (2012). What makes biology learning
(pp. 355−373). Samarinda, Indonesia: Program
difficult and effective: students’ views.
Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas
Educational Research and Reviews, 7(3), 61-
Mulawarman.
71.
Lisliana., Hartoyo, A., & Bistari. (2016). Analisis
Direktorat Pembinaan SMA. (2010). Juknis
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
Pengembangan Bahan Ajar SMA. Kementerian
menyelesaikan masalah pada materi segitiga di
Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Etobro, A. B., & Fabinu, O. E. (2017). Students’
Khatulistiwa, 5(11), 1-11.
perceptions of difficult concepts in biology in
Marpaung, D. (2018). Penerapan metode diskusi
senior secondary schools in Lagos State. Global
dan presentasi untuk meningkatkan minat dan
Journal of Educational Research, 16, 139-147.
hasil belajar siswa di kelas XI IPS-1 SMA
Fatmawati, H., Mardiyana., & Triyanto. (2014).
Negeri 1 Bagan Sinembah. School Education
Analisis berpikir kritis siswa dalam pemecahan
Journal, 8(4), 360-368.
masalah matematika berdasarkan pola pada
Naziah, S. T., Maula, L. H., Sutisnawati, A. (2020).
pokok bahasan persamaan kuadrat. Jurnal
Analisis keaktifan belajar siswa selama
Elektronik Pembelajaran Matematika, 2(9),
pembelajaran daring pada masa Covid-19 di
899-910.
Sekolah Dasar. Jurnal JPSD, 7(2), 109-120.
Greenstein, L. M. (2012). Assessing 21st Century
Ni’mah, F. (2017). Penerapan strategi
Skills: A Guide to Evaluating Mastery and
pembelajaran active knowledge sharing disertai
Authentic Learning. Corwin: California.
media video untuk meningkatkan keaktifan
Hidayati, N. (2016). Hasil Belajar dan
belajar IPA siswa kelas VII. Jurnal Profesi
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Madrasah
Keguruan, 3(1), 43-59.
Tsanawiyah dalam Pembelajaran IPA Melalui
Kerja Ilmiah. In Biology Education

Nisak. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Biologi


EduBiologia Volume 1 Number 2 Juli 2021
| 133

Nuraini, R., & Suparman. (2018). Deskripsi Aliyah Negeri di Kabupaten Magetan. In
Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Seminar Nasional Pendidikan Sains (pp.
Melalui Penerapan Pendekatan Saintifik. In 223−231). Surakarta, Indonesia: Universitas
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Sebelas Maret.
Etnomatnesia (pp. 702-707). Yogyakarta, Tekkaya, C., Özkan, Ö., & Sungur, S. (2001).
Indonesia: Universitas Sarjanawiyata Biology concepts perceived as difficult by
Tamansiswa. turkish high school students. Journal of
Nurman, R., Hala, Y., & Bahri, A. (2018). Profil Hacettepe University Education Faculty, 21,
Keterampilan Metakognitif dan Sikap Ilmiah 145-150.
Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA UNM. In Wahyuningsih,Y., Rachmawati, I., Setiawan, A., &
Seminar Nasional Biologi dan Ngazizah, N. (2019). HOTS (High Order
Pembelajarannya (pp. 371-376). Makassar, Thinking Skills) dan Kaitannya dengan
Indonesia: Jurusan Biologi, FMIPA, Keterampilan Generik Sains dalam
Universitas Negeri Makassar. Pembelajaran IPA SD. In Seminar Nasional
Ozcan, T., Ozgur, S., Kat, A., & Elgun, S. (2013). Pendidikan (SNDIK) I (pp. 227-234). Surakarta,
Identifiying and comparing the degree of Indonesia: Universitas Muhammadiyah
difficulties biology subjects by adjusting it is Surakarta.
reasons in elemantary and secondary. Procedia- Wardawaty, Arsyad, N., & Alimuddin. (2018).
Social and Behavioral Sciences, 116, 113-122. Analisis Keterampilan Metakognitif dalam
Raida, S. A. (2018). Identifikasi materi biologi Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari
SMA sulit menurut pandangan siswa dan guru Gaya Kognitif. Thesis. Universitas Negeri
SMA Se-Kota Salatiga. Journal of Biology Makassar.
Education, 1(2), 2009-2022. Wibowo, N. (2016). Upaya peningkatan keaktifan
Sadjati, I. M. (2012). Pengembangan Bahan Ajar. siswa melalui pembelajaran berdasarkan gaya
In Hakikat Bahan Ajar (pp. 1-62). Universitas belajar di SMK Negeri 1 Saptosari. Jurnal
Terbuka: Jakarta. Electronics, Informatics, and Vocational
Subiantoro, A. W., & Fatkurohman, B. (2009). Education, 1(2), 128-139.
Keterampilan berpikir kritis siswa dalam Yulianis., Maharani, A. D., & Susanti, S. (2019).
pembelajaran biologi menggunakan media Analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi
koran. Jurnal Pendidikan Matematika dan pada materi sistem pertahanan tubuh siswa
Sains, 14(2), 111−114. kelas XI SMA. Bioconcetta, 5(2), 105-112.
Sudarisman, S. (2015). Memahami hakikat dan Zamzami., Sakdiah., & Nurbaiza. (2020). Analisis
karakteristik pembelajaran biologi dalam upaya faktor kesulitan belajar mata pelajaran biologi
menjawab tantangan abad 21 serta optimalisasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Krueng Barona
implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Florea, Jaya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Dedikasi
2(1), 29-35. Pendidikan, 4(1), 123-133.
Surata, I. N., Kustoro, B., & Abdurahman. (2013). Zeidan, A., 2010. The relationship between grade
Analisis keterampilan berpikir kritis siswa 11 Palestinian attitudes toward biology and
berdasarkan model siklus belajar dan penalaran their perceptions of the biology learning
formal. Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi environment. Int. J. Sci. Maths. Educ., 8, 783-
Pendidikan, 1(3), 1-15. 800.
Susilowati., Sajidan., & Ramli, M. (2017). Analisis
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Madrasah

Nisak. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Biologi


EduBiologia Volume 1 Number 2 Juli 2021

Anda mungkin juga menyukai