2
ISSN 2087 - 7889
Ma’rufi
FMIPA Universitas Cokroaminoto Palopo
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan
kemampuan mahasiswa berdasarkan gaya berpikirnya. Gaya berpikir yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah gaya berpikir Sekuensial Konkret (SK), Acak Konkret (AK),
Acak Abstrak (AA), dan Sekuensial Abstrak (SA). Subjek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa program studi pendidikan matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo semester genap tahun akademik 2010-2011 sebanyak
181 mahasiswa Instrumen gaya berpikir yang digunakan adalah instrumen yang
dikembangkan oleh De Porter yang terdiri dari 15 nomor dengan empat pilihan jawaban.
Sedangkan untuk kemampuan matematika diperoleh dari Indeks Prestasi Kumulatif untuk
matakuliah matematika. Hasil penelitian adalah (1) dari 181 mahasiswa diperoleh 38,12%
mahasiswa memiliki gaya berpikir Sekuensial Konkret (SK), 13,81% mahasiswa memiliki
gaya berpikir Sekuensial Abstrak (SA), 38,12% mahasiswa memiliki gaya berpikir Acak
Abstrak (AA), dan 15,47% mahasiswa memiliki gaya berpikir Acak Konkret (AK), (2)
Kemampuan matematika mahasiswa berada pada kategori sangat memuaskan untuk semua
gaya berpikir. Rata-rata kemampuan matematika yang diperoleh dari Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) mahasiswa yang tergolong gaya berpikir Sekuensial Konkret adalah 3,15,
Sekuensial Abstrak adalah 3,24, Acak Abstrak adalah 3,10, dan Acak Konkret adalah
3,18.
28
Kemampuan Matematika dan Gaya Berpikir
menggunakan logika kombinatorial, (8) Weil, dan Showers (1992) bahwa model
sanggup berpikir secara abstrak, (9) pembelajaran membantu peserta didik
sanggup dalam memahami alegori, (10) memperoleh informasi, ide-ide,
sanggup berpikir dengan menggunakan keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir,
proposisi, (11) sanggup untuk menerima juga mengajar mahasiswa bagaimana
anggapan-anggapan yang bertentangan belajar. Hal ini akan dapat dicapai jika
dengan kenyataan, (12) sanggup model pembelajaran yang dirancang
melakukaan operasi tingkat kedua, (13) sesuai dengan gaya berpikir peserta didik
sanggup merumuskan teori, dan (14) dan dapat dilaksanakan pendidik dengan
sanggup mengkonsepsikan masyarakat baik. Untuk itu, dalam memilih model
yang ideal. pembelajaran yang “sesuai” perlu ditinjau
Beberapa definisi kemampuan dari gaya berpikir mahasiswa. Gaya
berpikir abstrak diantaranya dikemukakan berpikir yang diartikan sebagai gaya
oleh syarifuddin (2001) Kemampuan berpikir berdasarkan pengertian dari
berpikir abstrak adalah kemampuan siswa Gregorc, yaitu gaya berpikir Sekuensial
dalam mengembangkan daya nalarnya Konkret (SK), Acak konkret (AK), Acak
terhadap berbagai abstraksi di dalam Abstrak (AA), dan Sekuensial Abstrak
menyelesaikan soal-soal yang erat (SA).
kaitannya dengan matematika, yaitu Tujuan penelitian ini adalah untuk
kemampuan mencari pola, struktur dan mendeskripsikan: (1) kemampuan
hubungan antara gambar-gambar yang matematika mahasiswa berdasarkan gaya
diatur secara logis. berpikir Sekuensial Konkret (SK), (2)
Matematika merupakan ilmu kemampuan matematika mahasiswa
universal yang mendasari perkembangan berdasarkan gaya berpikir Sekuensial
teknologi modern, mempunyai peranan Abstrak (SA), (3) kemampuan matematika
dalam berbagai disiplin dan memajukan mahasiswa berdasarkan gaya berpikir
daya pikir manusia. Perkembangan pesat Acak Abstrak (AA), (4) kemampuan
di bidang teknologi informasi dan matematika mahasiswa berdasarkan gaya
komunikasi dewasa ini dilandasi oleh berpikir Acak Konkret (AK).
perkembangan matematika di bidang teori
bilangan, aljabar, analisis, teori peluang TINJAUAN PUSTAKA
dan matematika diskrit. Untuk menguasai
1. Teori Belajar kognitif menurut A.
dan menciptakan teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika yang De Block
kuat sejak dini.
Model pembelajaran merupakan Ciri khas belajar kognitif menurut
pendekatan alternatif yang dapat De Block (dalam Winkel, 2004) adalah
dirancang agar dapat mencapai tujuan terletak dalam belajar memperoleh dan
pembelajaran, yaitu dapat membantu menggunakan bentuk-bentuk representasi
peserta didik untuk mengkonstruksi yang mewakili objek-objek yang dihadapi,
pengetahuan itu melalui proses. entah objek itu orang, benda atau
Sebagaimana yang dikemukakan Joyce, kejadian. Objek-objek itu
29
Ma’rufi (2011)
30
Kemampuan Matematika dan Gaya Berpikir
Dryden, 2000) bahwa “orang dari segala belajar. Mahasiswa sekuensial konkret
usia dapat belajar apa saja jika diberi harus mengatur tugas-tugas menjadi
kesempatan untuk melakukannya dengan proses tahap demi tahap dan berusaha
gaya unik mereka, dengan kekuatan keras untuk mendapatkan kesempurnaan
pribadi mereka sendiri” katanya dalam pada setiap tahap. Mereka menyukai
Diversity Is Our Strength: the learning pengarahan dan prosedur khusus, karena
reholution in action. Selain gaya belajar kebanyakan dunia bisnis di atur dengan
mahasiswa yang perlu diperhatikan dalam cara ini, mereka menjadi orang-orang
proses belajar mengajar, juga perlu bisnis yang sangat baik. Dari uraian
diperhatikan gaya berpikir mana yang diatas dapat disimpulkan bahwa pemikir
disukai oleh mahasiswa. Sekuensial Konkret memperhatikan dan
Anthony Gregorc-profesor ahli mengingat dengan detail dengan lebih
kurikulum dan instruksi di Universitas mudah, mengatur tugas dalam proses
Connecticut membagi gaya berpikir tahap demi tahap, dan berusaha mencapai
menjadi empat bagian yang berbeda: (1) kesempurnaan.
sekuensial konkret, (2) acak konkret, (3)
acak abstrak, dan (4) sekuensial abstrak. b. Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak
Mereka menekankan bahwa tidak ada (SA)
gaya berpikir yang lebih superior; setiap Pemikir sekuensial abstrak suka
gaya belajar itu unik. Setiap gaya menjadi sekali dengan dunia teori dan pikiran
efektif dengan gayanya sendiri (Dryden, abstrak. Mereka suka berpikir konseptual
2000). Untuk mengetahu tipe-tipe gaya dan menganalisis informasi. Mereka
berpikir seseorang, menurut Bobbi berpotensi menjadi filosof dan ilmuan
DePorter dapat di uraikan secara singkat peneliti yang hebat. Menurut DePorter,
sebagai berikut: Mereka mudah mengetahui apa yang
penting, seperti poin-poin utama dan
a. Gaya Berpikir Sekuensial Konkret detail yang signifikan. Proses berpikir
(SK) mereka logis, rasional, dan itelektual.
Pemikir Sekuensial Konkret Aktivitas favorit bagi orang bertipe
berpegang pada kenyataan dan proses sekuensial adalah mem-baca. Biasanya
informasi dengan cara yang teratur, linear mereka lebih senang bekerja sendiri
dan sekuensial. Bagi para pemikir daripada berkelompok. Jadi realitas bagi
sekuensial konkret, realitas terdiri dari apa pemikir sekuensial abstrak adalah dunia
yang dapat mereka ketahui melalui indera teori metafisis dan pemikiran abstrak.
fisik mereka, yaitu indera penglihatan,
peraba, pendengaran, perasa, dan c. Gaya Berpikir Acak Abstrak (AA)
penciuman. Mereka memperhatikah an Pemikir acak abstrak mengatur
dan mengingat realitas, dengan mudah informasi melalui refleksi, dan
mengingat fakta-fakta, informasi, rumus- berkembang pesat dalam lingkungan
rumus, dan aturan-aturan khusus dengan takterstruktur dan berorientasi kepada
mudah. Catatan atau makalah adalah cara manusia. DePorter mengatakan, “Dunia
baik bagi orang sekuensial konkret untuk ‘nyata’ bagi para pelajar acak abstrak
31
Ma’rufi (2011)
adalah dunia perasaan dan emosi. Pemikir untuk menemukan alternatif dan
acak abstrak menyerap berbagai gagasan, mengerjakan segala sesuatu dengan cara
informasi, dan kesan, lalu mengaturnya mereka sendiri. Waktu bukanlah perioritas
kembali melalui refleksi. Pemikir acak bagi orang Acak Konkret, dan mereka
abstrak dapat mengingat dengan baik jika cenderung tidak memedulikannya,
informasinya dibuat menurut seleranya. terutama jika sedang terlibat dalam situasi
Pemikir acak abstrak merasa dibatasi yang menarik. Mereka lebih berorientasi
ketika ditempatkan pada lingkungan yang pada proses daripada hasil, akibatnya
sangat terstruktur.” tugas-tugas seringkali tidak diselesaikan
Pemikir acak abstrak mengingat sesuai yang direncanakan karena
dengan sangat baik jika informasi kemungkinan-kemungkinan yang muncul
dipersonifikasikan. Perasaan juga dapat dan mengundang eksplorasi selama
lebih meningkatkan atau mempengaruhi proses. Jadi pemikir acak konkret
belajarnya. Pemikir acak abstrak berpegang pada realitas dan mempunyai
mengalami peristiwa secara holistik, sikap ingin mencoba.
mereka perlu melihat keseluruhan gambar Pendapat para ahli tentang
sekaligus, bukan bertahap. Dengan alasan pengertian berpikir dapat berbeda-beda,
inilah Pemikir acak abstrak akan terbantu dan biasanya sangat bergantung dari sudut
jika mengetahui bagaimana segala pandang masing-masing. Suryabrata
sesuatu terhubung dengan keseluruhan (1998) mengutip beberapa pendapat para
sebelum masuk kedalam detail. Jadi ahli tentang berpikir, diantaranya adalah
Pemikir Acak Abstrak (AA) mengatur sebagai berikut:
informasi melalui refleksi dan berkiprah 1. Berpikir adalah meletakkan
di dalam lingkungan tidak teratur yang hubungan antara bagian-bagian
berorientasi pada orang. pengetahuan kita (Bigot, et al,
p.130). Bagian-bagian
d. Gaya Berpikir Acak Konkret (AK) pengetahauan kita yaitu segala
Pemikir acak konkret suka sesuatu yang telah kita miliki yang
bereksperimen, seperti tipe sekuensial berupa pengertian-pengertian dan
konkret, mereka mendasarkan diri pada dalam batas tertentu berupa
realitas, tetapi cenderung lebih melakukan tanggapan-tanggapan.
pendekatan coba-coba. Oleh karena itu, 2. Berpikir itu adalah aktivitas jiwa
mereka sering membuat lompatan intuitif yang abstrak dan tak dapat
yang diperlukan untuk pemikiran kreatif. dijabarkan dari permainan
Mereka memiliki kebutuhan yang kuat tanggapan-tanggapan. Jadi berpikir
untuk menemukan alternatif dan adalah kegiatan abstrak, proses
melakukan berbagai hal dengan cara kejadian yang menjadi kuat dan
mereka sendiri. mendapat arah karena hal yang
Pemikir acak konkret mempunyai dipikirkan (Kulpe 1912).
sikap eksperimental yang diiringi dengan 3. Berpikir adalah aktivitas abstrak
perilaku yang kurang terstruktur. Pemikir dengan arah yang ditentukan oleh
acak konkret mempunyai dorongan kuat soal yang harus dipecahkan.
32
Kemampuan Matematika dan Gaya Berpikir
33
Ma’rufi (2011)
34
Kemampuan Matematika dan Gaya Berpikir
35
Ma’rufi (2011)
dibuktikan dan satu-satunya alat untuk untuk menerima dan mengerti masalah
membuktikan adalah logika matematika. berikutnya.
Sedangkan Hudoyo (1990), Ditinjau dari objek kajiannya,
mengemukakan bahwa objek kajian belajar matematika pada hakekatnya
matematika bersifat abstrak, yang terbagi adalah belajar yang berkenaan dengan ide-
menjadi dua, yaitu objek langsung (fakta, ide, struktur-struktur yang diatur menurut
keterampilan, konsep, dan prinsip), dan aturan yang logis. Bruner (dalam Hudojo,
objek taklangsung (transfer belajar, 1988) mengemukakan bahwa belajar
kemampuan inquiri, kemampuan matematika adalah belajar tentang konsep-
memecahkan masalah, disiplin diri, dan konsep dan struktur-struktur matematika
apresiasi terhadap struktur matematika). yang terdapat didalam materi yang
Selanjutnya Jhonson dan Rising dipelajari serta mencari hubungan antara
(Russefendi, 1990) menyatakan bahwa konsep-konsep dan struktur-struktur
matematika adalah pola pikir, pola matematika itu. Jadi pada dasarnya belajar
pengorganisasian pembuktian yang logis, matematika yang dipelajari adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang konsep-konsep matema-tika dan struktur-
didefinisikan dengan cermat, jelas dana struktur matematika yang tersususn secara
akurat, refresentatif dengan simbol, lebih hirarkis dan menurut aturan yang logis.
berupa bahasa simbol mengenai ide Belajar matematika sebagai proses,
daripada bunyi, matematika adalah yaitu berupa kegiatan aktif dan upaya
pengetahuan terstruktur yang siswa dalam memahami dan menguasai
terorganisasikan. Sifat–sifat atau teori– matematika. Kegiatan aktif yang
teori yang dibuat secara deduktif dimaksud adalah pengalaman belajar
berdasarkan unsur–unsur yang matematika yang diperoleh siswa melalui
didefinisikan, aksionam–aksionam, sifat– interaksi siswa dengan matematika dalam
sifat atau teori–teori yang dibuat secara konteks kegiatan mengajar belajar di
deduktif berdasarkan unsur–unsur yang sekolah.
didefinisikan, aksionam aksioma, sifat– Matematika selain objeknya yang
sifat atau teori–teori yang telah dibuktikan abstrak dan strukturnya yang berpola
kebenarannya. Ematika adalah ilmu atau deduktif, juga menggunakan bahasa
seni, keindahannya terdapat pada simbolik. Dengan demikian belajar
keteraturan dan keharmonisan. matematika berarti belajar menggunakan
Dari uraian di atas matematika dan memanipulasi simbol-simbol. Namun
adalah pelajaran yang tersusun secara perlu diketahui bahwa sebelum
berturut–turut, logis dan berjenjang dari memanipulasi simbol-simbol itu, yang
sederhana ketingkat yang lebih kompleks. penting adalah memahami arti dari ide
Pelajaran matematika tersusun sedemikian yang disimbolkan itu. Hal ini
rupa sehingga pengertian teradahulu dimaksudkan bahwa agar tidak terjadi
mendasari pengertian berikutnya. Tanpa verbalisasi, yaitu menghapal simbol tanpa
mengetahui atau dengan kata lain mengetahui apa yang disimbolkan.
melangkahi pengertian terdahulu yang Namun dalam belajar matematika
mendasari pengertian berikutnya, sulit menghapal tetap diperlukan, tetapi
36
Kemampuan Matematika dan Gaya Berpikir
37
Ma’rufi (2011)
Kemampuan
No Matematika (IPK Kategori Frekuensi Persentase
Matematika)
1 2,00 – 3,00 Memuaskan 23 38,98
2 3,01 –3,50 Sangat Memuaskan 31 52,54
3 3,51 – 4,00 Dengan Pujian 5 8,48
Jumlah 59 100
38
Kemampuan Matematika dan Gaya Berpikir
berpikir Acak Abstrak (AA) adalah 3,95 dan 0,12. Adapun pengelompokan
dan kemampuan matematika terendah kemampuan matematika mahasiswa
2,08 dengan rentang 1,87. Simpangan dengan gaya berpikir Acak Abstrak (AA)
Baku dan Variansi masing-masing 0,34 dapat dilihat pada tabel berikut.
4. Kemampuan Matematika
Mahasiswa dengan Gaya Berpikir
Acak Konkret (AK)
Kemampuan matematika
mahasiswa semester lima peogram studi
40
Kemampuan Matematika dan Gaya Berpikir
Tabel distribusi frekuensi di atas gaya berpikir Acak Konkret adalah 3,18,
memberikan informasi yang lebih rinci apabila dikonversi dalam interval pada
dan jelas tentang kemampuan matematika tabel 3, maka rata-rata kemampuan
mahasiswa yang tergolong gaya berpikir matematika mahasiswa program studi
Acak Konkret (AK), dimana mahasiswa pendidikan matematika yang tergolong
yang memperoleh kemampuan gaya berpikir Acakl Konkret (AK) berada
matematika dalam kategori memuaskan dalam kategori sangat memuaskan.
ada 5 (17,86%), kategori sangat Secara umum kemampuan
memuaskan ada 23 (82,14%), dan tidak matematika mahasiswa semester lima
ada mahasiswa berada pada kategori program studi pendidikan matematika
dengan pujian. Rata-rata kemampuan tahun akademik 2011/2012 ditunjukkan
matematika mahasiswa yang tergolong pada tabel berikut.
41
Ma’rufi (2011)
tergolong gaya kognitif Acak Abstrak juga dapat lebih meningkatkan atau
(AA), dan 28 mahasiswa tergolong gaya mempengaruhi belajarnya. Materi
berpikir Acak Konkret (AK). pembelajaran matematika banyak
Kemampuan matematika mahasiswa berkaitan dengan angka dan simbol-
yang tergolong gaya berpikir Sekuensial simbol sedangkan siswa acak abstrak
Konkret (SK) berada pada kategori sangat mudah mengingat informasi yang
memuaskan dengan IPK rata-rata 3,15 dipersonifikasikan.
Sejalan dengan teori Gaya Berpikir dari Kemampuan matematika mahasiswa
Gregorc bahwa pemikir sekuensial yang tergolong gaya berpikir Acak
konkret, dia mendasarkan dirinya pada Konkret (AK) berada pada kategori sangat
realitas, memproses informasi dengan cara memuaskan dengan IPK rata-rata 3,18.
teratur, urut, linier. Mereka Menurut teori Gaya Berpikir dari Gregorc
memperhatikan dan mengingat berbagai bahwa proses berpikir Acak Konkret (AK)
detail dengan mudah dan mengingat fakta- suka bereksperimen, seperti tipe
fakta, informasi spesifik, rumus-rumus, sekuensial konkret, mereka mendasarkan
dan berbagai peraturan dengan mudah. diri pada realitas, tetapi cenderung lebih
Kemampuan matematika mahasiswa melakukan pendekatan coba-coba. Jika
yang tergolong gaya berpikir Sekuensial dikaitkan dengan matakuliah matematika
Abstrak (SA) berada pada kategori sangat yang lebih banyak berhitung, maka
memuaskan dengan IPK rata-rata 3,24. dengan pendekatan mencoba-coba bagi
Menurut teori Gaya berpikir dari Gregorc siswa acak konkret dapat memberikan
Proses berpikir Sekuensial Abstrak (SA) kontribusi dalam belajar matematika.
suka sekali dengan dunia teori dan Perubahan yang dialami mahasiswa
pikiran abstrak. Mereka suka berpikir dalam belajar yang terjadi secara dinamis
konseptual dan menganalisis informasi. dapat berbentuk pengetahuan atau
Mereka berpotensi menjadi filosof dan perilaku. Namun mahasiswa dalam
ilmuan peneliti yang hebat. Mengingat lingkungan dan kondisi yang sama,
bahwa subjek penelitian adalah siswa walaupun mendapat perlakuan yang sama
SMP kelas VII, maka kemampuan belum tentu memiliki pemikiran,
berpikir abstraknya masih rendah pemahaman dan pandangan yang sama
sehingga rata-rata hasil belajar terhadap fenomena di sekitarnya. Setiap
matematika yang diperoleh masih rendah. mahasiswa memiliki cara pandang yang
Kemampuan matematika siswa yang khas terhadap peristiwa yang yang dilihat
tergolong gaya berpikir Acak Abstrak dan dialaminya.
(AA) berada pada kategori sangat
memuaskan dengan IPK rata-rata 3,10. KESIMPULAN
Sama halnya dengan kemampuan
matematika mahasiswa sekuensial abstrak, Mahasiswa program studi
Menurut teori Gaya berpikir dari Gregorc Pendidikan Matematika semester lima
bahwa proses berpikir Acak Abstrak tahun akademik 2011/2012, Fakultas
(AA) mengingat dengan sangat baik jika Keguruan dan Ilmu Pendidikan
informasi dipersonifikasikan. Perasaan Universitas Cokroaminoto Palopo yang
42
Kemampuan Matematika dan Gaya Berpikir
43
Ma’rufi (2011)
44