Anda di halaman 1dari 23

Peranan Laboran dalam Kegiatan Pembelajaran

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan

Dosen Pengampu:
Wahyu Sri Ambar Arum

Disusun oleh : Kelompok 6

Yessy Vivi Alviolenta ( 1709617036 )

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah dengan judul “Peranan Laboran dalam Kegiatan Pembelajaran”
untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
yang diampu oleh Ibu Wahyu Sri Ambar Arum ini dapat tersusun hingga selesai.

Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik
lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Mei 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 2

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 4

A. Pengertian Laboran .............................................................................. 4


B. Dasar Hukum Laboran ......................................................................... 5
C. Syarat – syarat Menduduki Profesi Laboran ........................................ 5
D. Tugas dan Peranan Laboran ................................................................. 6
E. Pembinaan Pegawai Laboran ............................................................... 13
F. Kode Etik Laboran ............................................................................... 13

BAB III ANALISIS KASUS.......................................................................... 15

A. Contoh Kasus ....................................................................................... 15


B. Hasil Analisis ....................................................................................... 16

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 18

C. Kesimpulan .......................................................................................... 18
D. Saran ..................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Laboratorium merupakan salah satu sarana penunjang proses belajar
mengajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dalam pelaksanaannya,
sarana dan prasarana saja tentu belum cukup. Laboratorium di tingkat
perguruan tinggi, perlu dikelola oleh orang-orang yang tentunya berkompeten
di bidangnya agar kegiatan praktikum dan penelitian yang mendukung
pembelajaran dan pengembangan keilmuwan berlangsung secara optimal.
Laboratorium merupakan ruangan baik tertutup maupun terbuka yang
dirancang sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan aktivitas yang berkaitan
dengan fungsi-fungsi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Aktivitas yang dimaksud adalah kegiatan yang saling terintegrasi
serta ditunjang oleh adanya suatu infrastruktur yang dibutuhkan demi
terwujudnya hasil optimal.
Salah satunya adalah laboran, yaitu tenaga kependidikan yang bekerja di
laboratorium dan membantu proses pembelajaran mahasiswa vokasi dan
akademik Strata 0,1,2, dan 3, serta penelitian dosen. Keberadaan laboran di
suatu laboratorium sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan
akademik dan dosen. Oleh karena itu, laboran seyogyanya memiliki hard
skills dan soft skills yang memadai. Inisiatif, ketekunan, kreatifitas, kecakapan,
dan keterampilan serta pengetahuan yang dikuasai laboran membantu efisiensi
dan efektifitas serta produktifitas dari laboratoriun yang dikelola perguruan
tinggi.
Suatu laboratorium terdiri dari sarana dan prasarana untuk menunjang
kegiatan yaitu berupa peralatan laboratorium dan sumber daya manusia.
Sejalan dengan hal tersebut, maka laboratorium perlu diatur sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dimasing-masing perguruan tinggi. Mengingat
tersedianya peralatan serta beban kerja yang harus dilaksanakan laboran, maka
diperlukan sistem manajemen pengelolaan (meliputi pengoperasian dan

1
perawatan) peralatan laboratorium dan seluruh kegiatan laboratorium.
Manajemen ini meliputi struktur organisasi, pembagian kerja, serta susunan
tim yang mengelola laboratorium. Selain harus ada kepala dan sekretaris
laboraturium diperlukan laboran, teknisi, dan analisis (untuk menganalisis
terhadap suatu data hasil percobaan yang diperlukan) sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan laboran?
2. Apa landasan hukum yang mengatur tentang profesi laboran?
3. Apa syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang laboran?
4. Apa saja tugas dan peranan yang dilakukan seorang laboran?
5. Bagaimana pembinaan yang dilakukan terhadap pegawai laboran?
6. Bagaimana kode etik seorang laboran?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulisan makalah ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian laboran.
2. Untuk menyebutkan dasar hukum laboran.
3. Untuk memaparkan syarat-syarat menduduki profesi laboran.
4. Untuk mendeskripsikan tugas dan peranan seorang laboran.
5. Untuk menjelaskan pembinaan terhadap pegawai laboran.
6. Untuk menjelaskan kode etik seorang laboran.

D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan di atas, maka manfaat dari penulisan ini
adalah sebagai berikut:

2
1. Kegunaan Teoritis
Dengan diadakan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan serta menambah
wawasan dan literatur pada perpustakaan khususnya di bidang pendidikan
pada sekolah maupun universitas mengenai Peranan Laboran dalam
Kegiatan Pembelajaran.
2. Kegunaan Praktis
Penulisan ini dapat dijadikan sebagai pemecahan masalah bagi
berbagai pihak yaitu:
a. Penulis
Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengalaman yang lebih
mendalam mengenai Peranan Laboran dalam Kegiatan Pembelajaran.
b. Universitas Negeri Jakarta
Dapat menjadi masukan bagi para mahasiswa yang menekuni ilmu
pendidikan, serta memperkaya perbendaharaan perpustakaan baik di
Fakultas Ekonomi maupun di Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta
tentang Peranan Laboran dalam Kegiatan Pembelajaran.
.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Laboran
Laboran adalah petugas non guru yang membantu guru untuk
melaksanakan kegiatan praktikum atau peragaan (meliputi penyiapan bahan,
membantu pelaksanaan praktikum serta mengemasi atau membersihkan bahan
dan alat setelah praktikum). Laboran juga dapat dikatakan sebagai Tenaga
Kependidikan yang bekerja di laboratorium dan membantu proses belajar
mengajar mahasiswa vokasi dan akademik Strata 1, 2 dan 3, serta penelitian
dosen.
Laboran adalah orang yang bertugas membantu aktivitas mahasiswa di
laboratorium dalam melakukan suatu kegiatan pendidikan dan penelitian.
Dalam melakukan tugasnya, seorang laboran bertanggung jawab dalam
menyediakan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum (praktek
kerja) dan penelitian serta mengembalikan peralatan tersebut ke tempat
semula, merapikan dan membersihkan area kerja setelah kegiatan
pembelajaran selesai dilakukan.
Laboran juga mencakup:
1. Teknisi, yaitu orang yang berperan untuk beroperasinya peralatan
laboratorium misalnya listrik, air, komputer dan perbengkelan, disamping
pemeliharaan atau perawatannya.
2. Analisis, yaitu orang yang mempunyai keahlian untuk melakukan analisis
pada bidang tertentu.
Laboran, teknisi maupun analisis yang handal sangat diperlukan. Mereka
mempunyai keahlian dan kompetensi di bidangnya. Misalnya untuk laboran di
laboratorium kimia diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai
kompetensi dan pemahaman dalam bidang kimia dengan kualifikasi minimum
D-3 dibidang kimia. Demikian pula laboran di laboratorium bidang lainnya.

4
B. Dasar Hukum tentang Laboran
Adapun landasan hukum yang mengatur tentang profesi laboran antara
lain:
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
3. Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 36 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 61 Tahun 1999 tentang
Penetapan Perguruan Tinggi Sebagai Badan Hukum.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 15 Tahun
2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
8. Higher Education Long Term Strategy (HELTS) Tahun 2003-2010.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

C. Syarat – Syarat Menduduki Profesi Laboran


Untuk menduduki profesi laboran, ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi. Diantaranya:
1. Warganegara RI.
2. Laboran yang dalam tiga tahun terakhir memiliki prestasi yang sangat
bermanfaat dan dapat dibanggakan, serta diakui pada skala nasional.
3. Laboran yang berpendidikan minimal DIII dapat mengikuti kompetisi
laboran berprestasi tanpa dibatasi usia, kepangkatan dan golongan, jabatan
pimpinan perguruan tinggi dan jabatan akademik.

5
4. Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi.
5. Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah.
6. Karya Prestasi
a. Mempunyai kemampuan dan pemahaman dalam bidang yang
berhubungan dengan bidang-bidang ilmu di laboratorium tempat
laboran bekerja. Misalnya laboran di laboratorium kimia harus benar-
benar mampu dan paham dalam bidang yang berhubungan dengan
kimia.
b. Mampu mengoperasikan dan merawat atau memelihara sepenuhnya
alat-alat laboratorium dan tidak sepenuhnya diserahkan kepada
pengguna laboratorium. Hal ini diperlukan untuk menjaga keamanan
pengguna (alat-alat berat) atau menghindari kerusakan alat.
c. Mampu memotivasi pengguna laboratorium melahirkan hasil karya
yang mempunyai nilai jual. Hasil karya laboratorium yang mempunyai
nilai jual ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
keberlanjutan laboratorium.
d. Mampu menjaga keberlanjutan (sustainability) laboratorium serta dapat
meningkatkan citra laboratorium perguruan tinggi sehingga
menempatkan perguruan tinggi tersebut pada kedudukan yang lebih
baik.
e. Mempunyai daya kreativitas tinggi untuk mengembangkan
laboratorium tempat bekerja sesuai atau melebihi standar nasional
pendidikan.

D. Tugas dan Peranan Laboran


Adapun tugas dan peranan seorang laboran, yaitu:
1. Menginventarisasi Bahan Praktikum
Dalam menginventarisasi bahan praktikum, laboran melakukan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
a. Mencatat bahan laboratorium
Laboran melakukan pencatatan dan mendokumentasikan bahan-bahan

6
yang ada di laboratorium secara berkala pada setiap awal dan akhir
tahun pelajaran, baik secara manual dengan buku inventaris bahan
maupun menggunakan komputer.
b. Mencatat penggunaan bahan laboratorium
Laboran melakukan pencatatan dan mendokumentasikan penggunaan
bahan-bahan yang ada di laboratorium secara berkala pada setiap awal
dan akhir kegiatan praktikum. Pencatatan dilakukan menggunakan
buku penggunaan bahan dan menggunakan komputer.
c. Melaporkan penggunaan bahan laboratorium
Setelah melakukan pencatatan, laboran melaporkan penggunaan bahan-
bahan yang ada di laboratorium secara berkala pada setiap awal dan
akhir kegiatan praktikum kepada kepala laboratorium.
2. Mencatat Kegiatan Praktikum
Dalam mencatat kegiatan praktikum, laboran melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a. Mencatat kehadiran guru dan peserta didik
Dalam setiap kegiatan di laboratorium, laboran harus membuat daftar
hadir sebagai bukti pencatatan kehadiran guru dan peserta didik di
laboratorium. Pencatatan kehadiran dapat dibuat dalam bentuk buku
daftar hadir. Rekapitulasi daftar hadir dilaporkan kepada kepala
laboratorium.
b. Mencatat penggunaan alat
Laboran melakukan pencatatan dan mendokumentasikan penggunaan
peralatan yang ada di laboratorium secara berkala pada setiap awal dan
akhir kegiatan praktikum. Pencatatan dilakukan secara manual dengan
buku penggunaan alat dan menggunakan komputer.
c. Mencatat penggunaan penuntun praktikum
Laboran melakukan pencatatan dan mendokumentasikan penggunaan
penuntun praktikum yang disediakan laboratorium secara berkala pada
setiap awal dan akhir kegiatan praktikum. Pencatatan dilakukan secara
manual dengan buku penggunaan penuntun dan menggunakan

7
komputer.
d. Mencatat kerusakan alat
Jika dari hasil pemeriksaan peralatan ditemukan alat yang rusak,
laboran melakukan pencatatan dan melaporkan kepada kepala
laboratorium agar peralatan tersebut dapat diperbaiki.
e. Melaporkan keseluruhan kegiatan praktikum secara periodik
Laboran melaporkan hasil kegiatan pengelolaan dan kegiatan di
laboratorium kepada kepala laboratorium secara periodik dan tertulis.
3. Merawat Ruang Laboratorium
Dalam merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah, laboran melakukan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Menata ruang laboratorium
Kegiatan ini dilakukan secara periodik terhadap seluruh ruangan yang
ada di laboratorium tempat laboran bekerja pada sebelum dan sesudah
pemakaian agar kenyamanan, kerapihan, kesehatan, dan keselamatan
tetap terjaga. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan
pemeliharaan laboratorium. Contoh kegiatan ini adalah membuat tata
letak (layout) ruangan, tata letak peralatan, dan fasilitas pendukung
laboratorium.
b. Menjaga kebersihan ruangan laboratorium
Substansi kegiatan ini sama seperti kegiatan membersihkan alat dan
bahan. Hal yang membedakan adalah objek yang dibersihkannya, yaitu
seluruh ruangan yang ada di laboratorium tempat laboran bekerja.
Setiap hari kerja laboran menjaga kebersihan ruangan laboratorium
pada sebelum dan sesudah pemakaian agar kenyamanan, kerapian,
kesehatan, dan keselamatan tetap terjaga. Kegiatan ini merupakan
bagian dari kegiatan pemeliharaan laboratorium.
c. Mengamankan ruang laboratorium
Laboran setiap hari menjaga keamanan ruang laboratorium, baik pada
sebelum dan sesudah laboratorium digunakan. Sebelum meninggalkan
ruangan laboratorium, laboran harus memastikan ruangan laboratorium

8
sudah dalam kondisi aman. Contoh kegiatan ini adalah memastikan
pintu laboratorium sudah terkunci dan peralatan listrik tidak menyala.
4. Mengelola Bahan dan Peralatan Laboratorium
Dalam mengelola bahan dan peralatan laboratorium sekolah/madrasah,
laboran melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Mengklasifikasikan bahan dan peralatan praktikum
Sebelum melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, laboran harus
mengklasifikasikan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan dan
penggunaannya. Laboran dapat mengklasifikasikan alat dan bahan
sesuai dengan kategori alat dan bahan, sesuai dengan judul percobaan,
dan risiko penggunaan alat dan bahan.
b. Menata bahan dan peralatan praktikum
Kegiatan ini dilakukan oleh laboran secara berkala terhadap seluruh
alat dan bahan yang ada di laboratorum pada sebelum dan sesudah
pemakaian agar kualitasnya tetap terjaga. Kegiatan ini merupakan
bagian dari kegiatan pemeliharaan alat dan bahan dan berlaku juga bagi
bahan yang tidak digunakan. Kegiatan ini merupakan bagian dari
pengelolaan alat dan bahan selama berada di laboratorium dan harus
dilakukan sesuai dengan jadwal dan sesuai POS yang tersedia,
misalnya dengan pelepasan kotoran, pengemasan ulang, dan
penyimpanannya dalam ruang yang sesuai dengan persyaratan bahan
agar terhindar dari kerusakan.
c. Mengidentifikasi kerusakan bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium
Secara berkala dan berpedoman POS pemeriksaan, laboran melakukan
pemeriksaan dan mengidentifikasi gejala kerusakan pada peralatan,
bahan dan fasilitas laboratorium. Jika ditemukan peralatan yang rusak,
laboran mencatat untuk menentukan langkah perbaikan. Jika ditemukan
bahan yang sudah kedaluwarsa dan tidak layak pakai, laboran dapat
melakukan penggantian.
d. Menjaga kebersihan alat laboratorium
Setiap hari kerja laboran menjaga kebersihan peralatan laboratorium

9
pada sebelum dan sesudah pemakaian agar kenyamanan, kerapihan,
kesehatan, dan keselamatan tetap terjaga. Kegiatan ini merupakan
bagian dari pengelolaan alat dan bahan selama berada di laboratorium
dan sesuai dengan POS yang tersedia, misalnya dengan pelepasan
kotoran, pengemasan ulang, dan penyimpanannya dalam ruang yang
sesuai dengan persyaratan bahan agar terhindar dari kerusakan.
e. Mengamankan bahan dan peralatan laboratorium
Laboran setiap hari melakukan pemeriksaan peralatan dan bahan, baik
pada sebelum dan sesudah digunakan. Laboran harus memastikan
bahwa peralatan dan bahan laboratorium sudah dalam kondisi aman
untuk digunakan oleh guru dan peserta didik. Laboran mencatat hasil
pemeriksaan pada formulir pemeriksaan.
5. Melayani Kegiatan Praktikum
Dalam melayani kegiatan praktikum, laboran melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a. Menyiapkan bahan sesuai dengan penuntun praktikum
Pada kegiatan praktikum laboran menyiapkan bahan yang biasanya
merupakan kegiatan rutin yang berulang dengan siklus harian atau
mingguan dan tergantung pada jumlah materi praktikum yang tertuang
pada buku penuntun dan jumlah mata percobaan pada praktikum di
suatu laboratorium. Setiap bahan biasanya memiliki karakteristik dan
dosis yang berbeda dan perlu diracik sebelum digunakan. Oleh karena
itu, kegiatan penyiapannya mencakup pemeriksaan ulang kelengkapan
bahan, peracikan, serta pengembaliannya ke tempat asal jika
dipindahkan. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya seluruh jenis
dan jumlah bahan, termasuk aksesorinya, di meja praktik peserta didik
sesuai dengan daftar cek yang tersedia.
b. Menyiapkan peralatan sesuai dengan penuntun praktikum
Pada setiap kegiatan praktikum laboran menyiapkan peralatan yang
biasanya merupakan kegiatan rutin dan berulang dengan siklus harian
atau mingguan yang tergantung pada jumlah materi praktikum dan

10
jumlah mata percobaan pada praktikum di suatu laboratorium.
Peralatan biasanya memiliki dimensi yang cukup besar dan bersifat
seperti desktop serta perlu pemanasan sebelum dioperasikan. Oleh
karena itu, kegiatan penyiapannya mencakup pemeriksaan ulang
kelengkapan alat dan pengondisi/pemanas (conditioning/warm up),
serta pengembaliannya ke tempat asal jika dipindahkan. Hasil dari
kegiatan ini adalah tersedianya seluruh jenis dan jumlah peralatan,
termasuk aksesorinya, di meja praktik peserta didik sesuai dengan
daftar cek yang tersedia.
c. Melayani guru dan peserta didik dalam pelaksanaan praktikum
Laboran harus dapat memberikan pelayanan prima kepada guru dan
peserta didik sebagai pengguna fasilitas laboratorium. Pelayanan itu
berupa ketersediaan alat, bahan, dan fasilitas laboratorium lainnya yang
siap digunakan dan selalu dalam kondisi baik pada pelaksanaan
praktikum.
d. Menyiapkan kelengkapan pendukung praktikum
Pada setiap kegiatan praktikum, laboran juga harus menyiapkan
kelengkapan pendukung kegiatan praktikum, antara lain lembar kerja,
lembar rekam data, dan kelengkapan lainnya. Kegiatan ini dilakukan
berulang dengan siklus harian atau mingguan yang tergantung pada
jumlah materi praktikum dan jumlah mata percobaan pada praktikum
di laboratorium. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya seluruh
kelengkapan pendukung praktikum di meja praktik peserta didik sesuai
dengan daftar cek yang tersedia.
6. Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium
a. Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja
Laboran menyusun POS kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam
bentuk instruksi kerja urutan tindakan yang benar dan harus diikuti
oleh setiap orang agar bekerja secara sehat dan selamat di
laboratorium. Teknisi memiliki risiko kerja tinggi sehubungan dengan
bahan dan peralatan yang dikelolanya sehingga diperlukan kecermatan

11
dan pemahaman tinggi dalam mengurangi risiko tersebut. Teknisi perlu
memahami bahaya fisik, kimiawi, biologis, atau radiasi yang dapat
muncul saat bekerja di laboratorium juga metode pencegahan dan
penanganannya jika terjadi kecelakaan kerja. POS K3 yang harus
disusun misalnya adalah POS penggunaan alat pelindung diri (PPE),
POS bekerja secara aman dan keadaan tanggap darurat (seperti
kebakaran), POS penanganan kecelakaan kerja (seperti tumpahan
bahan kimia dan terjadi luka), dan POS pengelolaan limbah B3 (bahan
berbahaya dan beracun).
b. Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium
Dengan berpedoman pada POS K3 yang telah disusun, pada sebelum
dan saat melakukan kegiatan praktikum, teknisi dan peserta praktikum
wajib menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai dengan
prosedur yang berlaku
Kegiatan ini dilaksanakan oleh teknisi berupa serangkaian kegiatan
untuk mengumpulkan, memilah, dan menyimpan secara benar bahan
B3 yang dikelola agar terjaga dengan baik dan dapat digunakan
kembali untuk kegiatan berikutnya. Ketika menangani bahan berbahaya
dan beracun, teknisi harus menggunakan peralatan dan bahan
pelindung diri agar tidak terkontaminasi.
d. Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku
Kegiatan ini dilaksanakan oleh teknisi berupa serangkaian kegiatan
untuk menangani limbah berupa mengumpulkan, memilah, dan
menyimpan secara benar sehingga bahan tersebut tidak
membahayakan.
e. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
Jika terjadi kecelakaan di ruang laboratorium, teknisi harus segera
memberikan pertolongan pertama dengan fasilitas P3K yang ada di
laboratorium. Jika pertolongan yang diberikan tidak mencukupi, teknisi

12
melaporkan kepada kepala laboratorium agar korban kecelakaan dapat
segera dibawa ke rumah sakit.

E. Pembinaan Pegawai Laboran


Pembinaan atau pengembangan tenaga laboran merupakan usaha
mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja setiap
tenaga kependidikan yang ada di seluruh tingkatan manajemen organisasi dan
jenjang pendidikan. Tujuan dari kegiatan pembianaan ini adalah tumbuhnya
kemampuan setiap tenaga kependidikan yang meliputi pertumbuhan keilmuan,
wawasan berpikir, sikap terhadap pekerjaan dan keterampilan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan pembinaan tenaga
laboran, yaitu:
1. Pengajaran dan pelatihan di bidang pengelolaan laboratorium.
2. Pemberian bimbingan di bidang pengelolaan laboratorium.
3. Peran serta dalam seminar/lokakarya di bidang pengelolaan laboratorium.
4. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pengelolaan laboratorium.
5. Cara yang lebih populer adalah melalui penataran (inservice training) baik
dalam rangka penyegaran maupun dalam rangka peningkatan
kemampuan tenaga kependidikan.
Cara-cara lainnya dapat dilakukan, misalnya mengikuti kegiatan atau
kesempatan, service training, on the job training, seminar, workshop, diskusi
panel, rapat-rapat, simposium, konferensi dan sebagainya.

F. Kode Etik Laboran


Kode Etik adalah norma yang menjadi pedoman tingkah laku manusia
dengan memperhatikan kepatutan yang berlaku di komunitas profesi.
Kode etik laboran antara lain:
1. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan menjaga tingkat ilmu
pengetahuannya seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

13
2. Membantu dan memperlancar pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi
terutama di bidang laboraturium dengan penuh, loyalitas dan kejujuran.
3. Bertindak secara rasional obyektif, terbuka, dan jujur.
4. Menjaga kehormatan diri dengan tidak melanggar nilai dan norma yang
berlaku dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga kependidikan.
5. Mengembangkan, meningkatkan mutu profesi sebagai laboran.
6. Membantu memfasilitasi mahasiswa dan mahasiswi menjadi limuwan
yang beriman, bertaqwa, berilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna
bagi masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
7. Membantu pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran dengan sikap
tulus, ikhlas, kreatif, komunikatif, inovatif, berpegang pada moral luhur
dan profesional serta tidak diskriminatif.
8. Menunjang kelancaran proses pendidikan dan pembelajaran di
laboratorium.

14
BAB III

ANALISIS KASUS

A. Contoh Kasus
BREAKING NEWS: Gelas Labu Meledak, Dekan FKP Unsyiah Alami
Kecelakaan Laboratorium
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dekan Fakultas Kelautan dan
Perikanan Universitas Syiah Kuala (FKP-Unsyiah), Prof Dr Adlim MSc
mengalami kecelakaan saat sedang bereksperimen di Laboratorium FKIP
Unsyiah, Senin (17/7/2017) sekitar pukul 12.30 WIB. Gelas labu yang
digunakan Prof Adlim untuk bereksperimen tiba-tiba meledak, sehingga
pecahan kacanya terbang menyayat telinga guru besar itu.
Hal itu diungkapkan Prof Musri, dosen FKIP Unsyiah kepada
Serambinews.com, sekitar pukul 14.52 WIB. Musri yang saat itu berada di
ruang lainnya dalam laboratorium itu mengatakan, ledakan tersebut
menyebabkan dua orang terluka yaitu Prof Adlim dan mahasiswi yang
dibimbingnya, Nurul Agustina.
"Suara ledakan itu mirip seperti ban motor yang pecah. Saat saya ke ruang
eksperimen, ternyata Prof Adlim dan mahasiswinya sudah berdarah-darah,"
ujar Musri, dan menyebut dia dan rekan lab lainnya langsung melarikan
korban ke RS Prince Nayef Unsyiah.
Menurut Musri, kedua korban saat ini masih dirawat intensif. Prof Adlim
mengalami luka robek di telinga, sedangkan mahasiswinya tergores di bagian
dahi. "Saya dengar dari dokter yang merawat luka robek itu akan dijahit,"
jelasnya.
Terkait penyebab ledakan, Musri mengaku tidak mengetahui secara pasti.
Menurutnya, saat itu Prof Adlim didampingi mahasiswinya sedang
bereksperimen membuat Chitosan. Berdasarkan penelusuran
Serambinews.com melalui internet, Chitosan merupakan serat alami yang
dibuat dari kulit udang/rajungan yang berfungsi untuk mengawetkan makanan.

15
"Mungkin gelas labu itu meledak saat diisi gas oksigen. Karena saat kejadian
itu, saya melihat tabung oksigen masih terbuka, " kata Musri. Untuk
menghindari bahaya lainnya, dia pun menutup katup tabung oksigen sebelum
membawa korban ke RS Prince Nayef Unsyiah. (*)

Sumber:
http://aceh.tribunnews.com/2017/07/17/dekan-fkp-unsyiah-alami-kecelakaan-
laboratorium.
Artikel ini tayang di serambinews.com dengan judul BREAKING NEWS:
Gelas Labu Meledak, Dekan FKP Unsyiah Alami Kecelakaan Laboratorium,
Penulis: Eddy Fitriadi
Editor: Fatimah

B. Hasil Analisis
Kecelakaan yang terjadi di dalam laboratorium memang sudah sering
ditemui. Dari kecelakaan tersebut, banyak kerugian yang dialami. Bukan
hanya kerugian finansial tetapi juga ancaman keselamatan peneliti. Kasus di
atas mengingatkan kita betapa pentingnya mengetahui prosedur penggunaan
laboratorium, yang salah satunya yaitu dampingan dari seorang laboran.
Dalam kasus disebutkan bahwa Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Syiah Kuala, Prof Dr Adlim MSc sedang melakukan eksperimen
dengan salah satu mahasiswi bimbingannya, Nurul Agustina. Jika membaca
berita tersebut, pada saat kejadian laboran sedang tidak dalam ruangan
eksperimen. Sehingga ini berarti tidak ada pengawasan dan dampingan dari
seorang laboran. Untung saja saat ledakan terdengar, laboran (Musri) langsung
menghampiri dan segera membawa kedua korban ke rumah sakit bersama
rekan lainnya.
Kecelakaan terjadi karena gelas labu meledak saat diisi gas oksigen. Dari
hal ini, seharusnya peneliti memeriksanya terlebih dahulu apakah sudah tertata
dengan benar. Suatu percobaan yang dilakukan baik itu disengaja ataupun
tidak sering kali menggunakan bahan kimia baik yang berbahaya ataupun

16
tidak berbahaya, peralatan gelas yang mudah pecah, dan instrumen khusus
yang semuanya dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan apabila dilakukan
dengan cara yang tidak tepat, tentu saja hal ini sangat merugikan dan
mencederai orang-orang yang ada di sekitarnya.
Upaya keselamatan kerja sangat diperlukan bahkan hal-hal yang harus kita
lakukan saat terjadi kecelakaan pun harus kita ketahui, sehingga tidak
menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi. Setelah terjadi kecelakaan, ada
hal yang patut kita pelajari dari kasus ini yaitu meningkatkan keselamatan di
laboratorium. Mengadakan pelatihan-pelatihan keselamatan pada mahasiswa
dan dosen-dosen secara rutin.
Agar keselamatan kerja dapat terwujud, kita harus memahami dan
melaksanakan tata tertib yang berlaku di laboratorium. Misalnya, setiap
melakukan pengamatan di laboratorium harus ada pembimbing yaitu pihak
laboran, dan mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula. Oleh karena itu
sudah selayaknya kita untuk tetap melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) di laboratorium agar dapat terhindar dari kecelakaan kerja di
laboratorium dan dapat mengantisipasinya. Agar bukan hanya ilmu saja yang
kita dapat setelah melakukkan praktikum tetapi kesehatan jasmani dan rohani
kitapun tetap terjaga.

17
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Laboran adalah tenaga kependidikan yang bekerja di laboratorium dan
membantu proses belajar atau kegiatan pembelajaran. Keberadaan laboran di
suatu laboratorium sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan
akademik dan dosen. Oleh karena itu, laboran seyogyanya memiliki hard
skills dan soft skills yang memadai. Inisiatif, ketekunan, kreatifitas, kecakapan,
dan keterampilan serta pengetahuan yang dikuasai laboran membantu efisiensi
dan efektifitas serta produktifitas dari laboratoriun yang dikelola dalam
kegiatan pembelajaran.
Tugas dan tanggung jawab seorang laboran sangat besar dan memiliki
andil yang cukup signifikan dalam menunjang kelancaran dan efektifitas
pembelajaran di sekolah. Sehingga seorang laboran dituntut untuk memiliki
kompetensi yang berkualitas agar mampu menunjang tugas dan tanggung
jawabnya. Namun realitasnya di lapangan, kekurangan tenaga ahli sebagai
laboran yang dilibatkan di sekolah-sekolah menyebabkan tenaga laboran
terkesan asal-asalan dalam rekruitmennya. Maka sudah selayaknya ada
peningkatan kompetensi untuk seorang laboran serta dibuatnya sistem yang
baik dalam pendidikan nasional kita berkaitan dengan keberadaan laboran.
Peranan laboran dalam kegiatan pembelajaran sangatlah penting. Dapat
dilihat dari tugas dan peranan seorang laboran yang telah dideskripsikan, hal
ini membuktikan bahwa laboran sangat dibutuhkan dalam kegiatan
pembelajaran, khususnya mendampingi dan mengawasi jalannya penelitian
dan eksperimen yang biasa dilakukan dalam laboratorium. Hal ini menuntut
seorang laboran harus memiliki kompetensi yang layak agar bisa menjalankan
tugas dan perannya dengan baik.

18
B. Saran
Mengikuti pembinaan dan memperhatikan kode etik adalah hal yang sudah
seharusnya laboran lakukan guna mencapai kinerja yang optimal. Dan bagi
kita pengguna laboratorium, harus menjaga dan mengutamakan keselamatan
kerja serta mendapat dampingan dan pengawasan dari seorang laboran.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi. 2018. Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Medan:


Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).

Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Dan Menengah.


2017. Panduan Kerja Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. Jakarta.

Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan


Kebudayaan. 2017. Panduan Kerja Tenaga Laboratorium. Jakarta.

Rugaiyah dan Sismiati, A. 2011. Profesi Kependidikan. Bogor: Ghalia Indonesia

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan UPI. 2005. Pengantar Pengelolaan


Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

http://aceh.tribunnews.com/2017/07/17/dekan-fkp-unsyiah-alami-kecelakaan-
laboratorium.

20

Anda mungkin juga menyukai