Anda di halaman 1dari 3

A.

Macam-Macam Sistem Evaluasi Kerja Laboratorium

Sistem kerja merupakan rangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang kemudian
membentuk suatu kebulatan pola tertentu dalam rangka melaksanakan suatu bidang kerja.
Sedangkan laboratorium adalah suatu tempat yang didalamnya terdapat alat dan bahan
yang dapat digunakan untuk memperjelas sebuah teori. Laboratorium memegang fungsi
layanan, fungsi pengadaan media pembelajaran, fungsi penelitian, dan pengembangan.
Laboratorium dapat digunakan untuk melakukan penelitian dan pengembangan keilmuan
dalam berbagai bidang, salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Laboratorium
dalam pendidikan berfungsi untuk meningkatkan serta mendukung proses belajar
mengajar yang lebih efektif dan efisien contohnya ilmu fisika. Ilmu fisika merupakan
dasar dari disiplin ilmu eksakta yang didasarkan atas eksperimen sehingga hubungan
atara praktek dan teori sangat erat. Melalui laboratorium ini tujuan pembelajaran fisika
yang mempunyai banyak variasi dapat digali dan dikembangkan.

Masih sering kita jumpai kesalahan-kesalahan baik dalam penggunaan


laboratorium maupun pengelolaannya. Contohnya yaitu saat melakukan praktikum ada
bermacam-macam alat yang berbahan listrik, mekanik, optik, dan lain sebagainya. Alat-
alat tersebut sering digunakan oleh praktikum tanpa mengetahui peraturan
penggunaannya dengan baik sehingga hal itu menimbulkan barbagai masalah,
diantaranya yaitu kerusakan alat atau terjadinya kecelakaan dalam melakukan percobaan
yang sering disebut dengan kecelakaan kerja. Dengan adanya permasalahan-
permasalahan ini dapat diminimalisir dengan cara apabila para pengguna laboratorium
memahami sekaligus menerapkan peraturan penggunaan dan pengelolaan laboratorium.
Peraturan penggunaan dan pengelolaan laboratorium tercantum dalam Standar
Operasional Prosedur (SOP) laboratorium yang merupakan panduan bagi tenaga
laboratorium dalam sistem kerja yang diatur oleh instansi pemilik laboratorium.

Evaluasi terhadap sisitem kerja laboratorium, meliputi:

1. Struktur organisasi laboratorium

Keberadaan tenaga laboratorium sekolah/madrasah (TSL/M) merupakan bagian


integral dari kegiatan pembelajaran yang fungsinya memberikan pelayanan untuk
membantu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan kegiatan praktikum
di laboratorium merupakan bagian penting dari suatu proses pembelajaran untuk
menumbuhkan budaya sikap ilmiah juga untuk meningkatkan kemampuan berfikir
dan keterampilan peserta didik. Laboratorium sebagai tempat belajar harus mampu
mendukung pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab dalam mendukung
penyelenggaraan pendidikan nasional.

Evaluasi sistem kerja terhadap struktur organisasi laboratorium sangat diperlukan


karena mengingat setiap tenaga laboratorium mempunyai tugas masing-masing sesuai
jabatan yang diembannya. Evaluasi yang dilakukan yaitu apakah struktur organisasi
laboratorium telah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sudah terakomodir
penempatan dan tidak menjadi kendala dalam menjalankan tugas. Pelayanan
laboratorium dapat berjalan dengan baik dan profesional apabila tenaga laboratorium
kompeten dalam menjalankan tugas, bertanggungjawab, dan wewenang di dalam
mengelola laboratorium pendidikan.

2. Kualifikasi dan kompetensi tenaga laboratorium

a. Kualifikasi

Kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu


(menduduki jabatan dsb). Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen pasal 1 ayat 9 menggunakan istilah kualifikasi akademik, yang
didefinisikan sebagai ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki
guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal
ditempat penugasan. Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang
telah dicapai guru baik pendidikan gelar seperti S1, S2, atau S3 maupun non gelar
seperti D4 atau Post Graduate diploma.1 Evaluasi sistem kerja terhadap
kualifikasi tenaga laboratorium dalam hal ini adalah kepada laboratorium, teknis
laboratorium dan laboran.

b. Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan individu untuk melaksanakan suatu


pekerjaan dengan benar dan memiliki keunggulan yang didasarkan pada hal-hal

1
Muslich, Mansur, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara 2007. Hal 13
yang menyangkut pengetahuan, keahlian, dan sikap.2 Kompetensi adalah
kemampuan atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam
suatu pekerjaan, dimana kemampuan ini ditentukan oleh dua faktor yaitu
kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.3 Kompetensi merupakan
kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas. Dalam evaluasi sistem
kerja kompetensi tenaga laboratorium ini dilakukan terhadap kepala laboratorium,
teknisi laboratorium dan laboran.

3. Deskripsi tugas tenaga laboratorium

Tugas adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan, pekerjaan yang merupakan
tanggungjawab, perintah untuk berbuat atau melakukan sesuatu demi tercapainya
suatu tujuan. Deskripsi tugas dalam laboratorium merupakan uraian tugas yang wajib
dikerjakan oleh tenaga laboratorium dan biasanya terdapat pada surat keputusan
penempatan tenaga laboratorium, Standar Operasional Laboratorium (SOP) atau
panduan kerja. Evaluasi yang dilakukan terhadap deskripsi tugas tenaga laboratorium
adalah apakah uraian yang telah ditetapkan sudah mencakup keseluruhan kegiatan
atau pekerjaan yang wajib dilakukan sehingga sistem kerja berjalan dengan lancar.

Melaklukan evaluasi kinerja teknisi dan laboratorium serta kegiatan laboratorium


merupakan evaluasi keseluruhan yang komprehensif terhadap kinerja para teknisi dan
laboran yang bertugas di laboratorium yang sesuai dengan tugas dan fungsi yang sudah
ditetapkan dalam pengelolaan alat, bahan, metode dan sumberdaya lainnya untuk
mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam kurun
satu tahun kerja. Hasil evaluasi harus mampu mengidentifikasi capaian dan kekurangan,
dengan menganalisis penyebab terjadinya kekurangan tersebut, yang merupakan
rekomendasi untuk peningkatan pengelolaan laboratorium pada tahun berikutnya.

2
Edison, Emron, Anwar, Yohny, Komariyah, imas, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Alfabeta2017. Hal
140
3
Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi Indonesia : Konsep Kontroversi, Aplikasi, Alih Bahasa. Handayana
Pujatmaka: Jakarta 2008. Hal 38.

Anda mungkin juga menyukai