1
Syafaruddin. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. (Medan: Perdana Publishing, 2012). Hlm. 79
2
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta : Grafino Persada. 2010). Hlm. 21
3
Stephen P. Robbins, Coulter, Mary. Manajemen, edisi Kedepalan. (Jakarta: Indeks, 2007). Hlm. 199
3. Coercive Power
Coercive Power (kekuasaan paksaan) juga sebagai faktor yang mempengaruhi
kemampuan kepala madrasah. Sebab dengan kekuasaan paksaan ini membuat
bawahan melaksanakan pekerjaannya karena takut mendapat hukuman. Artinnya
bawahan akan mengerjakan tugasnya untuk menghindari hukuman. Dengan demikian
apa yang diperintahkan kepala madrasah akan dikerjakan oleh guru (bawahan) karena
jika tidak maka (bawahan) akan mendapat hukuman. Dengan sebab akibat seperti itu
maka wajar jika kekuasaan paksaan (Coercive Power) yang dimiliki kepala madrasah
mempengaruhi kemampuan kepemimpinannya.4
4. Expert power& Referent power
Expert power& Referent power (kekuasaan keahlian& kekuasaan refrensi)
kekuasaan ini ada sebagai akibat dari keahlian atau kepakaran yang di milikioleh
seorang pemimpin, kekuasaan ini didasarkan pada pengetahuan, keahlian, kecakapan
dan kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu, lalu kekuasaan refrensi
adalah kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena pemimpin tersebut memiliki
karisma atau kepribadian yang menarik. Dengan demikian pemimpin yang memiliki
kepribadian menarik akan mampu memengaruhi bawahannya.5
4
Syafaruddin. Op. cit. Hlm. 79
5
Fridayana Yudiaatmaja, “Kepemimpinan; konsep, teori dan karakteristik”, media komunikasi FIS Vol 12,
No 2 Agustus 2013.