Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Kekuasaan (Power) dan 5

Jenis Kekuasaan dalam Organisasi


December 11, 2015 Dickson Kho Manajemen SDM

Pengertian Kekuasaan (Power) dan 5 Jenis Kekuasaan dalam Organisasi


Seorang Pemimpin ataupun Manajer sering memerintahkan anggota tim atau
bawahannya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dengan pemberian
perintah dan dituruti oleh bawahannya, berarti Pemimpin ataupun Manajer tersebut
telah menggunakan kekuasaannya dalam organisasi. Jadi pada dasarnya, yang dimaksud
dengan Kekuasaan (Power) adalah kemampuan memengaruhi orang lain untuk
bersedia untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya. Kemampuan untuk
memengaruhi orang lain merupakan inti penting dari Kepemimpinan. Pada dasarnya,
Kekuasaan seseorang dalam suatu perusahaan berasal dari posisi yang ditempatinya atau
otoritas yang dimilikinya dalam organisasi.
Penggunaan Kekuasaan oleh seorang pemimpin atau manajer dalam organisasi dapat
menimbulkan dua dampak yaitu dampak Positif dan dampak Negatif. Penggunaan
Kekuasaan yang efektif akan meningkatkan motivasi bawahannya sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Sebaliknya, penggunaan kekuasaan yang
tidak efektif oleh seorang manajer akan mengakibatkan dampak negatif sehingga
pekerjaan ataupun tugas yang diberikan kepada bawahannya tidak dalam dilaksanakan
dengan baik.

Jenis jenis Kekuasaan (Power) dalam Organisasi


Untuk lebih memahami Kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin ataupun manajer,
sebaiknya kita mengetahui jenis-jenis Kekuasaan tersebut. Berikut ini adalah 5 Jenis
Kekuasaan dalam suatu Organisasi.

1. Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power)


Seperti namanya, Kekuasaan jenis ini adalah kekuasaan yang menggunakan Balas Jasa
atau Reward untuk memengaruhi seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu sesuai
keinginannya. Balas jasa atau Reward dapat berupa Gaji, Upah, Bonus, Promosi, Pujian,

Pengakuan dan penempatan tugas yang lebih menarik. Namun melalui Kekuasaan Balas
jasa ini, seorang pemimpin/manajer juga dapat menunda pemberian Reward (balas jasa)
tersebut sebagai hukumannya jika bawahannya tidak melakukan apa yang telah
diperintahkan. Kekuasaan Balas Jasa (reward) ini timbul karena Posisi atau Jabatan
seseorang yang memungkinkan dirinya memberikan penghargaan atau imbalan terhadap
pekerjaan ataupun tugas yang dilakukan oleh orang lain. Contohnya seorang Manajer
yang memiliki kekuasaan untuk melakukan penilaian kinerja sehingga dapat
menentukan besaran kenaikan gaji terhadap bawahannya.

2. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)


Kekuasaan Paksaan atau Coercive Power ini lebih cenderung ke penggunaan ancaman
atau hukuman untuk memengaruhi seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu sesuai
dengna keinginannya. Kekuasaan Paksaan ini adalah kebalikan atau sisi negatif dari
Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power). Contoh ancaman atau hukuman yang
diberlakukan jika tidak mengikuti perintah yang diinstruksikan antara lain seperti
pemberian surat peringatan, penurunan gaji, penurunan jabatan dan bahkan
pemberhentian kerja atau PHK.

3. Kekuasaan Rujukan (Referent Power)


Kekuasaan Rujukan atau Referent Power ini merupakan kekuasaan yang diperoleh atas
dasar kekaguman, keteladanan, kharisma dan kepribadian dari seorang pemimpin.
Contohnya Gandhi yang memimpin jutaan orang karena kepribadian dan
Karismatiknya.

4. Kekuasaan Sah (Legitimate Power)


Kekuasaan Sah atau Legitimate Power ini berasal dari posisi resmi yang dijabat oleh
seseorang, baik itu dalam suatu organisasi, birokrasi ataupun pemerintahan. Kekuasaan
Sah adalah Kekuasaan yang diperoleh dari konsekuensi hirarki dalam organisasi.
Seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam organisasi memiliki hak dan
wewenang untuk memberikan perintah dan instruksi dan mereka sebagai bawahan
ataupun anggota tim berkewajiban untuk mengikuti instruksi atau perintah tersebut.

5. Kekuasaan Keahlian (Expert Power)


Kekuasaan Keahlian atau Expert Power ini muncul karena adanya keahlian ataupun
keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. Seringkali seseorang yang memiliki
pengalaman dan keahlian tertentu memiliki kekuasaan ahli dalam suatu organisasi
meskipun orang tersebut bukanlah Manajer ataupun Pemimpin. Individu-individu yang
memiliki keterampilan/keahlian tersebut biasanya dipercayai oleh Manajernya untuk
membimbing karyawan lainnya dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai