Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan Birokrasi pada masa kerajaan

Dalam sistem kerajaan, pucuk pimpinan berada di tangan raja sebagai pemegang kekuasan
tunggal dan absolut jadi administrasi itu hanya perluasan istana dengan asumsi bahwa raja lah
yang memberi gaji kepada bawahannya sehingga membuat para birokrat bawahan itu tunduk
kepada raja.pada masa kerajaan urusan pemerintah itu diserahkan kepada empat pejabat setingkat
Menteri atau disebut wedana lebet yang kemudian dikoordinasikan oleh seorang pejabat
setingkat Menteri coordinator atau biasa disebut pepatih lebet, nah pejabat-pejabat tersebut
masing-masing akan membawahi pegawai yang bisa dikatakan sebagai abdi dalem. Jadi masa itu
terdapat hierarki yang berlapis lapis pada masa kerajaan. Segala keputusan ada di tangan raja dan
semua masyarakat harus tunduk dan patuh pada kehendak sang raja. Birokrasi ditempatkan
sebagai pelayan bagi raja bukan pelayan kepada masyarakat
Perkembangan Birokrasi pada masa kolonial
Birokrasi pada kolonial terjadi dualism yaitu birokrasi yang dijalankan secara modern dan ada
juga yang dijalankan secara tradisional seperti pada masa kerajaan. Pada masa kolonial birokrasi
dipimpin oleh ratu belanda yang kemudian kebijakan-kebijakan yang ada di bawahnya itu harus
tunduk pada kebijakan yang dikeluarkan oleh ratu Belnda. Nah pada masa itu inisiatif atau peran
birokrasi di tingkat local itu sifatnya masih rendah karena kebijakan berasal dari pemeritahan
pusat. Dalam mengimplementasikan kebijakan di negara jajaham itu ratu Belanda menyerahkan
urusannya kepada wakilnya yang diberi nama gubernur jendral. Seorang gubernur jendral
kemudian akan dibantu oleh gubernur dan juga akan dibantu oleh residen.
Perkembangan birokrasi pada masa orde lama
Pada masa orde lama birokrasi mengalami perubahan dengan berakhirnya masa penjajahan dapat
memberi pengaruh secara signifikan terhadap berlangsungnya birokrasi pemerintahan. Terdapat
dilema dalam hal penempatan orang orang birokrat di jabatannya yaitu Apakah harus memilih
menempatkan warga negara Indonesia namun tidak memiliki keahlian atau menempatkan orang
Belanda yang sudah memiliki pengalaman, tetapi dipandang tidak loyal terhadap NKRI sehingga
menimbulkan kebingungan terhadap pengisian jabatan pada struktur birokrasi.
Dengan berlakunya pemerintah parlementer pada tahun 1950-1959 mengakibatkan konsekuensi
pergantian kabinet yang begitu cepat terjadi sehingga kondisi ini berpengaruh terhadap
bagaimana pelaksanaan Birokrasi. Pada waktu itu Birokrasi dan sistem kerjanya tidak sehat
karena birokrasi menjadi tidak professional kemudian tidak mampu menjalankan tugas-tugasnya,
tidak mandiri, tidak menjalankan program dengan baik akibat dari pergantian cabinet yang
terjadi begitu cepat. selain itu , juga mengakibatkan birokrasi terbagi-bagi secara politik. Nah
dalam birokrasi ini terjadi tarik menarik kepentingan banyak kebijakan-kebijakan atau program
birokrasi itu lebih kental nuansa politiknya.
Perkembangan birokrasi pada masa orde baru
Banyak sumber sumber atau artikel yang menyatakan bahwa pada masa orde baru adalah puncak
dari buruknya birokrasi pemerintahan di Indonesia. Birokrasi pada masa orde baru menjadi salah
satu pilar dari bekerjanya pemerintahan baru pada masa itu. Muncul istilah ABG yaitu ABRI,
Birokrasi, dan Golkar. Jadi birokrasi menjadi instrumen penting dan fundamental bagi
perkembangan atau pelaksanaan pemerintahan di masa orde baru. Birokrasi betul betul
dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengintervensi dan menjalankan program program
pembangunan yang sifatnya sentralistis. Pada masa itu akhirnya birokrasi menjadi alat politik
bagi pemerintahan orde baru.
Perkembangan birokrasi pada masa reformasi
Jika diamati sebenarnya birokrasi masih belum mengalami perubahan secara signifikan bahwa
penyakit penyakit yang terjadi selama ini dalam birkorasi di Indonesia sejak masa kerajaan
hingga masa orde baru masih ada di masa reformasi, meskipun di masa reformasi sudah diajukan
reformasi birokrasi tapi sampai hari ini penyakit-penyakit itu belum dapat disembuhkan. Namun
juga dapat diakui perubahan birokrasi itu benar benar sudah ada keinginan, kemauan, dan
komitemen dari pemerintah untuk memperbaiki birokrasi di Indonesia.

Birokrasi masa kerajaan

Birokrasi ditempatkan sebagai pelayan bagi raja bukan pelayan kepada masyarakat

Birokrasi masa kolonial

Birokrasi pada kolonial terjadi dualism yaitu birokrasi yang dijalankan secara modern dan ada juga yang
dijalankan secara tradisional seperti pada masa kerajaan.

Birokrasi pada masa orde lama

Birokrasi sangat bersifat politis karena birokrasi tidak mampu berjalan maksimal akibat seringnya
pergantian kabinet di masa pemerintahan parlementer

Birokrasi pada masa orde baru

Birokrasi semakin mengalami penyakit kronis karena dijadikan salah satu instrumen bagi pemerintah
pusat untuk melaksanakan pemerintahanya sifatnya bersifat politis dan tidak bisa menjalankan birokrasi
tipe ideal.

Pada reformasi masih ada berbagai keluhan dan masih terdapat berbagai budaya yang selama ini
melekat baik itu budaya sejak masa kerajaan masih ada hingga saat ini, meskipun harus diakui bahwa
reformasi birokrasi itu sudah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai