Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Perilaku
Organisasi
Kekuasaan, Pengaruh dan
Politik

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi dan Bisnis S1 Manajemen W311700012 Febrina Mahliza, S.E., M.Si

13

Abstract Kompetensi
Kekuasaan (power) adalah Mahasiswa mampu memahami definisi,
potensi/kapasitas dari satu pihak untuk basis, dan taktik kekuasaan. Mahasiswa
mempengaruhi pihak lain. Basis atau juga mampu memahami definisi, faktor
sumber kekuasaan dibagi ke dalam dua penyebab dan konsekuensi politik
kelompok yaitu formal power dan dalam organisasi.
personal power. Ketika para karyawan
dalam suatu organisasi mulai
memainkan kekuasaan yang ada pada
mereka disebut sebagai politik.
Pembahasan
A. Definition of Power
Power (kekuasaan/kekuasaan) mengacu pada Kapasitas yang dimiliki seseorang
(A) untuk mempengaruhi perilaku orang lain (B), sehingga B mau berbuat seperti yang
diinginkan oleh A. (Robbins dan Judge, 2015). Definisi Robbins menyebut power
sebagai suatu “potensi” sehingga kekuasaan bisa jadi ada tetapi tidak dipergunakan.
Sebab itu, kekuasaan disebut sebagai “kapasitas” atau “potensi”. Kekuasaan adalah
potensi/kapasitas dari satu pihak untuk mempengaruhi pihak lain.
Seseorang bisa saja punya kekuasaan tetapi tidak menerapkannya. Kekuasaan
punya fungsi bergantung. Semakin besar ketergantungan B atas A, semakin besar
kekuasaan A dalam hubungan mereka. Dependency (ketergantungan) adalah
keterikatan seseorang (B) kepada orang lain (A), karena A menguasai/memiliki sesuatu
yang diinginkan oleh B. Ketergantungan, pada gilirannya, didasarkan pada alternatif
yang ada pada B dan pentingnya alternatif tersebut bagi B dalam memandang kendali
A.

Perbedaan leadership (kepemimpinan) dan power (kekuasaan)


Leadership:
 Fokus pada pencapaian tujuan
 Menghendaki kesesuaian tujuan dengan pengikut.
 Fokus dalam pengaruh ke bawah.

Power
 Digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
 Menghendaki ketergantungan pengikut.
 Digunakan untuk memperoleh pengaruh secara lateral dan keatas

B. Bases of Power
Dari mana datangnya kekuasaan? Apa yang menyebabkan individu atau kelompok
memiliki pengaruh kekuasaan terhadap pihak lain?
Basis atau sumber kekuasaan dibagi ke dalam dua kelompok umum: formal power dan
personal power (Tabel 1).

2019 Perilaku Organisasi


2 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Formal Power
Dibentuk oleh posisi individu di dalam organisasi. Menampilkan kemampuan
untuk memaksa atau memberi penghargaan, atau dari wewenang formal.
1. Coercive Power
Sebuah kekuasaan yang berdasarkan rasa takut terhadap hasil negatif dari
kegagalan untuk mematuhi. Coercive Power adalah kekuasaan yang didasarkan
atas kemampuan seseorang menyediakan dampak hukuman pada target akibat
ketidakpatuhannya.
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan
untuk memberikan hukuman (akibat negatif) atau meniadakan kejadian yang positif
terhadap orang lain. Pada suatu organisasi, biasanya seseorang tunduk pada
atasannya karena takut dipecat, atau diturunkan dari jabatannya. Kekuasaan jenis
ini memungkinkan pemimpin mempengaruhi perilaku orang lain akibat
kemampuannya menerapkan hasil yang tidak diinginkan.

2. Reward power
Reward Power adalah kekuasaan yang didasarkan kemampuan seseorang
menyediakan keuntungan bagi sesuatu atau orang lain. Kepatuhan diperoleh
berdasarkan kemampuan untuk memberikan imbalan yang berharga (finansial dan
non financial). Kekuasaan mengalir dari individu yang mampu menyediakan reward
yang dibutuhkan orang lain.
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan
untuk mengendalikan sumber-daya yang dapat mempengaruhi orang lain, misalnya:
ia dapat menaikkan jabatan, memberikan bonus, menaikkan gaji, atau hal-hal positif
lainnya. Kemampuan ini memungkinkan pemilik kekuasaan mengendalikan perilaku
orang lain dan mencapai hasil yang diharapkan sejauh adanya kebutuhan orang lain
tersebut akan reward yang disediakan olehnya.

3. Legitimate power
Kekuasaan yang diterima seseorang karena posisinya dalam hirarki
organisasi. Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki posisi
sebagai pejabat pada struktur organisasi formal. Orang ini memiliki kekuasaan resmi
untuk mengendalikan dan menggunakan sumber-daya yang ada dalam organisasi.
Kekuasaan hadir pada mereka yang ditunjuk oleh organisasi untuk memberi

2019 Perilaku Organisasi


3 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
perintah. Delegasi otoritas melegitimasikan hak seseorang memaksakan kepatuhan
pada mereka yang menyatakan wajib untuk mentaati sumber kekuasaan
(organisasi).

Personal Power
Kekuasaan yang berasal dari karakteristik unik yang dimiliki seorang individu.
1. Expert power
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki keahlian,
ketrampilan atau pengetahuan khusus dalam bidangnya. Pengaruh berdasarkan
kemampuan atau pengetahuan khusus.

2. Referent power
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki sumber daya,
kepribadian yang menarik, atau karisma tertentu.

Tabel 1. Sumber Kekuasaan

C. Dependence: The Key to Power


Aspek yang paling penting dalam kekuasaan adalah sebuah fungsi
ketergantungan (dependence).

The General Dependence Postulate

2019 Perilaku Organisasi


4 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Semakin besar ketergantungan B terhadap A, semakin besar kekuasaan A
terhadap B.
 Kepemilikan sumber daya langka yang dibutuhkan orang lain membuat seorang
manager sangat berkuasa
What Creates Dependence?
 Importance
Jika tidak ada seorangpun yang menginginkan apa yang kita miliki, hal ini tidak
akan menciptakan ketergantungan. Contoh dalam perusahaan P&G, marketing
sangat penting sehingga para marketer adalah kelompok yang paling berkuasa
dalam perusahaan tersebut. Dalam perusahaan Matsushita yang berorientasi
teknologi, bergantung kepada para teknisi (engineers).

 Scarcity
Kelangkaan sumber daya dalam konteks organisasi terjadi dektika suplai tenaga
kerja relative rendah dibandingkan permintaan, para pekerja bisa negosiasi
kompensasi atau manfaat yang lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan oleh
perusahaan.

 Nonsubstitutability
Semakin sedikit substitusi/pengganti yang layak untuk sebuah sumber daya,
semakin banyak kontrol kekuasaan yang diberikan oleh sumber daya tersebut.

D. Power Tactics
Taktik kekuasaan adalah cara-cara individu dalam menerjemahkan dasar-dasar
kekuasaan ke suatu tindakan yang spesifik.
 Legitimacy
Mengandalkan posisi kewenangan seseorang atau menekankan bahwa sebuah
permintaan selaras dengan kebijakan atau ketentuan dalam organisasi.

 Rational persuasion
Menyajikan argumen-argumen yang logis dan berbagai bukti faktual untuk
memperlihatkan bahwa sebuah permintaan itu masuk akal.

 Inspirational appeals
Mengembangkan komitmen emosional dengan cara menyerukan nilai-nilai,
kebutuhan, harapan dan aspirasi sebuah sasaran.

2019 Perilaku Organisasi


5 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Consultation
Meningkatkan motivasi dan dukungan dari pihak yang menjadi sasaran dengan
cara melibatkannya dalam memutuskan bagaimana rencana atau perubahan
akan dijalankan.

 Exchange
Memberikan imbalan kepada target atau sasaran berupa uang atau
penghargaan lain sebagai ganti karena mau menaati suatu permintaan.

 Personal appeals
Meminta kepatuhan berdasarkan persahabatan atau kesetiaan.

 Ingratiation
Menggunakan rayuan, pujian atau perilaku bersahabat sebelum membuat
permintaan.

 Pressure
Menggunakan peringatan, tuntutan tegas dan ancaman.

 Coalitions
Meminta bantuan orang lain untuk membujuk sasaran (target) atau
menggunakan dukungan orang lain sebagai alasan agar si sasaran setuju.

Keefektifan taktik kekuasaan bergantung pada arah pengaruh (tabel 2).

Tabel 2. Preferred Power Tactics by Influence Direction

2019 Perilaku Organisasi


6 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
E. Sexual Harrasment: Unequal Power in The Workplace
Pelecehan seksual terjadi akibat dari adanya kekuasaan yang tidak seimbang di
tempat kerja. Pelecehan seksual (sexual harrasment) adalah setiap kegiatan yang tidak
diinginkan yang bersifat seksual yang memengaruhi pekerjaan seseorang dan
menciptakan lingkungan kerja yang tidak bersahabat.
Pelecehan seksual umumnya terjadi karena ada perbedaan kekuasaan yang
sangat besar. Contoh kekuasaan yang tidak seimbang antara supervisor dan bawahan.
Supervisor memiliki kapasitas untuk memberikan paksaan dan reward sedangkan
bawahan yang menginginkan kinerja bagus ataupun kenaikan gaji, dikontrol
sepenuhnya oleh supervisor. Pelecehan seksual pun dapat terjadi akibat
ketidakseimbangan kekuasaan ini.

F. Politics: Power in Action


Ketika para karyawan dalam suatu organisasi mulai memainkan kekuasaan yang
ada pada mereka, kita melihatnya sebagai politik.

Political Skill
Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka mencapai tujuan
seseorang.

Political Behavior (Perilaku Politik)


Aktifitas yang tidak diperlukan sebagai bagian dari peran formal sesorang dalam
organisasi, tetapi mempengaruhi atau mencoba untuk mempengaruhi distribusi
keuntungan dan kerugian dalam organisasi. Perilaku politik diluar persyaratan pekerjaan
yang ditentukan.
Contoh perilaku politik dalam sebuah organisasi yaitu joining a coalition,
whistleblowing, spreading rumors, leaking confidential information to the media,

2019 Perilaku Organisasi


7 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
withholding key information from decision makers, exchanging favors with others in the
organizational for mutual benefit, and lobbying on behalf of or againts a particular
individual or decision alternative.

The Reality of Politics


Mungkinkah sebuah organisasi terbebas dari politik?
– Sumber daya tidak terbatas
– Kepentingan dan tujuan yang sama
– Evaluasi kinerja jelas dan objek

Gambar 1. Politics in the Eye of the Beholder

G. Causes and Consequences of political Behavior


Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perilaku politik terdiri atas individual
factors dan organizational factors (Gambar 2).

2019 Perilaku Organisasi


8 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 2. Factors that Influence Political Behavior
Adanya bentuk poltik di dalam organisasi akan direspon oleh para karyawan
(Gambar 3).

Gambar 3. Employee Responses to Organizational Politics

Bahkan, ketika karyawan melihat politik sebagai ancaman, mereka merespon


dengan defensive behavior, yaitu perilaku reaktif dan protektif untuk menghindari
tindakan (action), disalahkan (blame) atau perubahan (change) (Gambar 4).

2019 Perilaku Organisasi


9 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 4. Defensive Behaviors
Impression Management
Proses dimana individu mencoba untuk mengontrol kesan orang lain mengenai
mereka (Gambar 5).

2019 Perilaku Organisasi


10 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 5. Impression Management (IM) Techniques

Daftar Pustaka

2019 Perilaku Organisasi


11 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Buchanan, D.A., Huczynski, A.A. 2013. Organizational Behavior, 9th Ed. Harlow: Pearson
Education Limited.
Griffin, R.W., Moorhead, G. 2013. Organizational Behavior: Managing People and
Organizations. Massachusetts: Cengage Learning.
Langton, N., Robbins, S.P., & Judge, T.A. 2015. Organizational Behavior: Concepts,
Controversies, Applications, 17th Canadian Ed. Toronto: Pearson Education Limited.
Purwanto D. 2011. Komunikasi Bisnis (Edisi keempat). Jakarta: Erlangga.
Robbins, S.P., Judge, T.A. 2015. Organizational Behavior, 16th Global Ed. Harlow: Pearson
Education Limited.
Wibowo. 2015. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Press.

2019 Perilaku Organisasi


12 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai