Anda di halaman 1dari 2

Jurnalistik dan Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik

Jurnalistik merupakan sebuah ilmu yang mana didalamnya memuat berbagai macam
kegiatan, seperti mencari berita, menulis berita, menyebarkan berita, dan lain sebagaianya
dalam lingkup informasi dan berita. Dalam ilmu jurnalistik memunculkan berbagai macam
pekerjaan, seperti wartawan, reporter, penulis berita, percetakan berita dan penyusun berita
yang mana itu semua dinamakan sebagai pers di indonesia.
Bahasa Jurnalistik berasal dari bahasa perancis , yaitu journ yang mempunyai arti
catatan harian, oleh karena itu orang yang mencari dan menyebarkan berita yang kita akrab
dengar setiap harinya disebut dengan jurnalis. Seperti yang kita sering lihat diberbagai media
yang menayangkan mengenai informasi diberbagai daerah, dalam hal ini seorang jurnalis atau
yang kita sering kenal dengan wartawan dan reporter yang ada di televisi, mereka sangat
berperan aktif dalam memunculkan berbagai informasi dan menggalinya secara mendalam
agar tidak ada ke simpang siuran informasi, sehingga kita sebagai pembaca maupun
pendengar berita bisa menangkap berita dengan sebenar-benarnya sesuai fakta yang terjadi
ditenpat berita tersebut dipublikasikan, dengan ini sebelum publikasi berita dalam berbagai
media itu terdapat beberapa proses yang harus dijalankan oleh seorang jurnalis.
Proses jurnalis dalam mengolah berita menurut www.academia.edu oleh Firdaus Azwar
Ersyad, S.sn., M.Sn. yaitu
1. Pra Produksi (rapat redaksi, penentuan topik, jaringan komunikasi)
2. Produksi (kelapangan, wawancara, pengamatan, literatur)
3. Pasca Produksi (penulisan media, media konensi, media kontemporer/baru)

Sedangkan pers secara bahasa berasal dari kata bahasa belanda yaitu press yang
memiliki arti cetak. Diindonesia ini dikenal dengan nama pers yan dimaksudkan sebagai
media penyebar media, baik itu media cetak seperti tabloid, majalah, surat kabar, koran dan
semuanya yang diterbitkan, kemudian media elektronik, yang seperti kita lihat setiap harinya
seperti televisi, radio, intenet dan lain lain.
Dalam penyusunan berita terdapat berbagai aturan yang harus selalu dipatuhi oleh
semua jurnalis yang tertera dalam kode etik jurnalistik, salah satunya yaitu mengenai
penulisan kata, yang mana didalam kode etik jurnalistik dijelaskan agar serta merta memakai
kata yang tegas, lugas, dan tidak mempunyai makna ganda, sehingga para pembaca agar tidak
salah dalam memaknai berita tersebut.
Contoh kasus dalam kesalahan suatu media yang telah mempublikasikan beritanya
tetapi terdapat kesalahan dalam pemilihan kata, bersumber dari detikNews yaitu terjadi pada
Majalah Tempo pada edisi 22-26 juni 2019, yangmana didalam berita tersebut terdapat
kesalahan kata pada judul beritanya, hal ini dilaporkan oleh eks Koman dan Tim Mawar
Mayjen (purn) Chairawan. Judul yang diadukan yaitu:
1. ‘Tim Mawar dan Rusuh Sarinah’
2. ‘Bau Mawar di Jalan Thamrin’
3. ‘Tim Mawar Selalu Dikaitkan dengan Kerusuhan
4. ‘Aktor dan Panggungnya’
Dalam hal ini sebenarnya bukan konten liputannya yang salah, tetapi kesalahan
terletak pada judul yang menitik beratkan pada satu item yaitu “Tim Mawar”, yang dilihat
dari judul tersebut dianggap menghakimi tim mawar. Untuk itu penyebutan “Tim Mawar”
dalam berita teridentifikasi melanggar pasal 3 Kode Etik Jurnalistik karena memuat opini
yang menghakimi
Dari kasus ini dapat kita ambil kesimpulan pemilihan kata dalam produksi berita
sangatlah penting diperhatikan dan dijalankan, karena terdapat suatu aturan dan pedoman
jurnalistik yang termuat dalam Kode Etik Jurnalistik.
Seperti yang telah disampaikan oleh Nanang Qosim, M.Pd. dosen pengampu Dasar-
dasar Jurnalistik UIN Walisongo Semarang “seorang jurnalis harus mampu memilah dan
memilih kata, agar tulisan yang ia hasilakan mudah dimengerti, tepat sasaran, tidak multi
tafsir, dan dapat diterima semua kalangan, maka penting bagi seorang jurnalis untuk
memahami pedoman penulisan dan kaidah-kaidah kebahasaan secara menyeluruh”

Anda mungkin juga menyukai