Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Laboratorium Fisika Sekolah Menengah dengan
dosen pengampu Ibu Ika Kartika, S. Pd, M. Pd.
Oleh :
HALAMAN JUDUL
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga laporan hasil magang laboratorium fisika
selama dua pekan di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta ini dapat tersusun. Sholawat serta salam
tak lupa saya junjungkan kepada nabi Besar Muhammad SAW.
Kemudian tak lupa terimakasih penulis ucapkan kepada pihak SMA Muhammadiyah 3
Yogyakarta yang telah terlibat secara langsung maupun secara tidak, yang telah memberi izin, serta
mendampingi kami dalam melakukan kegiatan magang dan observasi selama dua pekan sehingga
kami dapat belajar sekaligus menerapkan ilmu yang telah kami pelajari secara umum, dan sehingga
laporan hasil magang dan observasi laboratorium fisika sekolah ini dapat tersusun guna memenuhi
tugas mata kuiah laboratorium fisika sekolah secara khusus. Teimakasih yang sedalam-dalamnya
juga penulis ucapkan kepada Ibu Ika Kartika serta teman-teman Pendidikan Fisika 2016 yang telah
menyemangati dan memberikan dukungan serta motivasi luar biasa yang membuat laporan hasil
magang dan observasi laboratorium ini dapat terselesaikan dan tepat pada waktunya. Penulis
berharap dengan tersusunnya laporan hasil observasi ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui
lebih jauh mengenai penerapan management laboratorium fisika sekolah di SMA Muhammadiyah 3
Yogyakarta.
Terlepas dari itu penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam penyusunan
laporan ini sehingga saya mengharapkan kritik, saran serta masukan yang membangun dari para
pembaca untuk memperbaiki laporan ini demi tersajikannya dengan baik ilmu yang terkandung
didalamnya.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Proses pembelajaran yang baik dapat dilakukan baik di dalam ruang maupun di luar
ruang. Salah satu tempat pembelajaran bagi anak sains adalah di lab melaksnoratorium.
Laboratorium adalah suatu tempat untuk memberikan kepastian atau menguatkan informasi,
mengetahui hubungan sebab akibat, menunjukkan gejala, memverifikasi (konsep, teori,
hukum, rumus) mengembangkan keterampilan proses, membantu siswa menggunakan
metode ilmiah dalam memecahkan masalah dan untuk melaksanakan penelitian (Pella 1969).
Pembelajaran sains melalui praktik di laboratorium sangat membantu siswa dalam memahami
materi pelajaran. Dengan melakukan praktik atau eksperimen di laboratorium, diharapkan
materi yang telah dipelajari dapat lebih dipahami karena didekatkan dengan kenyataan di
kehidupan sehari-hari. Dengan pembelajaran di laboratorium, siswa tidak sekedar
mengdengarkan keterangan dari guru tehadap materi yang diberikan tetapi juga melakukan
kegiatan sendiri untuk mencari keterangan lebih lanjut tentang ilmu yang dipelajari. Oleh
karena itu, untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran di laboratorium, diperlukan
fasilitas serta saran dan prasarana yang memadai. Kelengkapan fasilitas pembelajaran di
laboratorium akan sangat berperan dalam keberhasilan proses belajar mengajar yang
dilakukan guru dalam membimbing praktikum/eksperimen.
Pembelajaran di laboratorium memiliki resiko yang lebih besar dari pada
pembelajaran di kelas. Maka dari itu keselamatan kerja adalah hal yang sangat perlu
diperhatikan. Pengelola laboratorium harus bisa mengelola mengelola dan memanagement
laboratorium sebaik mungkin dan siswa harus bisa memahami peraturan yang telah di buat
oleh pengelola laboratorium.
Semakin baik pengelolaan laboratorium maka sistem pembelajaran di laboratorium
semakin berjalan dengan lancar dan mampu mewujudkan apa yang menjdi tujuan
pembelajaran. Menciptakan pengelolaan laboratorium yang baik diperlukan sistem
pengelolaan laboratorium yang direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi dan dikembangkan
dengan sistematis dan efisien. Mulai dari administrasi, inventaris, pengadaan alat, pembuatan
program kerja, proses kegiatan di laboratorium dan sebagainya.
Kenyataanya masih banyak sekolah yang kurang dalam pengelolaan laboratorium
khususnya dalam pengadministrasian, inventaisasi, pengadaan alat, pembuatan program kerja
dan kegiatan di laboratorium. Hal ini dikarenakan kekurangan tenaga kerja atau laboratorium
yang kurang memadai. Jadi diharapkan dengan adanya kegiatan magang ini kita sebagai calon
pendidik tidak hanya mampu mendidik, namun juga mampu mengelola laboratorium yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sekolah yang ada.
Pada laporan magang dan observasi laboratorium fisika sekolah ini akan dipaparkan
bagaimana proses perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, dan evaluasi laboratorium fisika di
sekolah menengah pada umumnya dan sekolah SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta pada
khususnya.
2. Tujuan
a. Mengetahui kondisi laboratorium di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta
b. Mengetahui bagaimana pengelolaan dan administrasi di SMA Muhammadiyah 3
Yogyakarta.
3. Manfaat
a. Dapat mengetahui bagaimana cara pengelolaan laboratorium dan pengadministrasian alat
dan bahan di laboratorium SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
b. Dapat digunakan sebagai rujukan penelitian lanjut sebagai tugas akhir jenjang S1.
c. Bagi pengelola laboratorium dapat digunakan sebagai masukan serta wawasan dalam
peningkatan kinerja mengelola laboratorium IPA sesuai standar yang ada.
BAB II
KAJIAN TEORI
Menurut Moedjadi (1979: 12), laboratorium adalah tempat dimana percobaan dan
penyelidikan dilakukan. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau
ruang terbuka.
Berdasarkan beberapa definisi pada paragraf sebelumnya laboratorium adalah suatu
ruangan atau bangunan yang dimiliki suatu sekolah atau madrasah yang di dalamnya
dilengkapi sarana dan prasarana, baik itu peralatan maupun bahan-bahan yang digunakan
untuk kepentingan pelaksanaan eksperimen, praktek pembelajaran IPA fisika, dan penemuan
ilmiah melalui pengalaman langsung dalam membentuk keterampilan. Laboratorium IPA
dapat digunakan untuk melakukan pembelajaran fisika, karena di Sekolah Menengah Pertama
penggunaan laboratorium masih menjadi satu antara mata pelajaran IPA.Hal itu membuat
keberadaan laboratorium IPA haruslah memenuhi syarat yang ditetapkan Badan Standar
Nasional Pendidikan. Syarat minimal yang harus dipenuhi agar proses dan tujuan dari
pembelajaran IPA dapat terpenuhi, sehingga fungsi dari laboratorium itu sendiri juga
terpenuhi. Laboratorium di Sekolah Menengah Pertama bisa dikatakan sebagai laboratorium
IPA terpadu.
Mohammad Amien (1988: 54) dalam peraturan pemerintah nomer 5 tahun 1980 pasal
29 menyebutkan bahwa laboratorium mempunyai fungsi mempersiapkan sarana penunjang
untuk melaksanakan pendidikan dan pengajaran dalam satu bidang studi dan mempersiapkan
sarana penunjang untuk melaksanakan penelitian dalam satu bidang studi. Maka laboratorium
IPA dapat juga digunakan untuk praktikum fisika.
Profil Laboratorium Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa profil
adalah pandangan, lukisan, sketsa biografis, penampang, grafik atau ikhtisar yang
memberikan fakta tentang hal-hal khusus.Jadi profil laboratorium yang dimaksud adalah
penggambaran mengenai ruanagan laboratorium yang ditinjau dari beberapa aspek. Karena
fakta atau hal-hal penggambaran dari suatu laboratorium sangat luas, maka akan diambil
karakteristik dari aspek pengelolan lokasi dan ruang laboratorium, kelengkapan peralatan dan
bahan laboratorium, penyimpanan peralatan dan bahan laboratorium, perlengkapan
laboratorium, pemeliharaan peralatan laboratorium, organisasi dan pengadministrasian
laboratorium, pemanfaatan laboratorium, penyediaan dan penyiapan peralatan dan bahan,
keselamatan kerja laboratorium, serta kebersihan ruang dan perabot laboratorium.
3. Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA 2,4 m2 /peserta didik. Untuk
rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimumruang
laboratorium 48 m 2 , termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18m2 . Lebar
minimum ruang laboratorium IPA 5 m.
1. Tidak terletak di arah angin, untuk menghindari pencemaran udara. Gas sisa reaksi
kima yang mungkin digunakan pada laboratorium ilmu pengetahuan alam yang
berbau kurang sedap agar tidak terbawa angin ke ruangan-ruangan lain.
2. Mempunyai jarak yang cukup dari sumur (10 sampai 15 meter), untuk menghindari
pencemaran air.
3. Mempunyai saluran pembuangan sendiri, untuk menghindarkan pencemaran saluran
air penduduk.
4. Mempunyai jarak yang cukup terhadap bangunan lain (kira-kira 3 meter). Untuk
memberikan ventilasi dan penerangan yang optimum.
5. Terletak pada bagian yang mudah terkontrol dalam kompleks, dalam hubungannya
dengan pencegahan terhadap pencurian, kebakaran dan sebagainya. Dan persyaratan
pembangunan laboratorium terhadap sekolah yang telah ada, yaitu sebagai berikut:
a) Tidak membongkar fasilitas lain yang masih berfungsi, sehingga dapat
menghilangkan fungsi bangunan tersebut, kecuali bila fisik bangunan dari
fasilitas itu telah dinyatakan secara tekhnis tidak dapat memenuhi syaratsyarat
keamanan, sudah tua atau lapuk.
b) Tidak memakai tanah yang berfungsi lain.
c) Keperluan tanah bangunan:
Untuk laboratorium aneka guna dengan luas lantai 143,00 m2
memerlukan tanah bangunan minimal 240 m2
Untuk laboratorium fisika, kimia, biologi dengan luas lantai 238,00
m2 memerlukan tanah bangunan minimal 635 m2
Untuk laboratorium fisika, kimia, biologi dengan luas lantai dengan
luas lantai 381,00 m2 memerlukan taanah bangunan minimal 635,00
m2
Alat dan bahan yang berada di laboratorium hendaknya disimpan secara baik,
memperhatikan sifat-sifat barang dan kapan barang tersebut dikeluarkan.Penyimpanan juga
dapat dilakukan berdasarkan atas bahan alat, misalnya alat yang terbuat dari gelas disimpan
dalam satu kumpulan. Tetapi ini kadangkadang cara ini sukar dilakukan sebab ada alat yang
terbuat dari beberapa bahan. Walaupun demikian sistem apa yang digunakan dalam
menyimpan alat, maka alat-alat ini harus ada dalam keadaan aman, mudah dicari dan mudah
diambil. Untuk penyimpanan haruslah memenuhi aspek-aspek:
1. Almari alat: 1 buah/lab, kuat stabil,dan aman. Ukuran memadahi untuk menampung
semua alat. Tertutup dan dapat dikunci
2. Almari bahan: 1 buah/lab, kuat stabil,dan aman. Ukuran memadahi untuk
menampung semua alat. Tertutup dan dapat dikunci Dalam menyimpan peralatan
dan bahan juga dapat dilakukan di ruang gudang.
Dikutip dari Ahmad Abu Hamid dalam Sistem manajemen Laboratorium MIPA 2009,
dalam makalah yuang disampaikan dan dibahas dalam Diklat Kepala Laboratorium MIPA,
gudang adalah tempat penyimpanan alat dan bahan percobaan. Untuk itu gudang harus
memiliki persyaratan khusus, misalnya: alat dan bahan yang tersimpan di dalam gudang harus
mudah diambil, sehingga alat dan bahan harus diletakkan secara sistematis, tidak ditumpuk
semrawut seperti gudang barang rongsokan. Zat kimia yang mempunyai sifat tertentu
ditempatkan pada almari maupun wadah tertentu, diletakkan di tempat yang aman.Gudang
haruslah mudah dibersihkan, sehingga gudang tidak dipenuhi kotoran, baik lantai dinding
maupun atapnya.Ruang gudang harus terang, sehingga seseorang dapat mengambil alat dan
bahan percobaan dengan jelas dan tidak keliru dalam pengambilan.Ruang gudang juga tidak
lembab, karena kelembapan dapat menyebabkan logam mudah korosi.Memiliki ventilasi
udara yang baik serta gudang harus aman dari kejahatan dan kuat dari gempa.Dengan
demikian, gudang harus direncanakan dan dibuat sebaik mungkin untuk penyimpanan
peralatan dan bahan yang digunakan untuk praktikum.
Perlengkapan Laboratorium Sebagai tempat untuk melaksanakan proses belajar
mengajar fisika, laboratorium memerlukan kelengkapan. Kelengkapan-kelengkapan
laboratorium tersebut antara lain:
1. Papan tulis Setaip ruang laboratorium dilengkapi dengan 1 buah papan tulis. Dengan
ukuran minimal 90 cm x 200 cm. Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan
seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas. Papan tulis juga hendaknya dapat
dilipat menjadi 2 atau 3 bagian. Ini dimaksudkan agar bagian belakang masih bisa
dimanfaatkan, semisal untuk membuat gambar atau grafik yang perlu dibiarkan
dalam waktu yang cukup lama.
2. Stop kontak listrik Ruangan laboratorium dilengkapi dengan stop kontak listrik
sebanyak 9 buah. Dimana stop kontak listrik itu berada 1 buah untuk setiap meja
peserta didik. 2 buah untuk meja demonstrasi, dan 2 buah untuk meja persiapan.
Instalasi listrik diperlukan untuk mengoperasikan peralatan dan penerangan saat
kegiatan praktikum. Dalam pemasangannya hendaknya memperhatikan segi
kemudahan untuk mengakses atau mendapatkan sumber listrik. Stop kontak listrik
juga dapat dipasang pada kotak sarana. Gambar 2.1 Pemasangan stop kontak listrik
pada kotak sarana yang terletak berjejer di tengan ruang laboratorium. Kotak sarana
yang disediakan dalam ruangan laboratorium terdiri dari lima buah terbuat dari
bahan kayu ukuran 60 cm x 40 cm x 90 cm terpasang dibagian tengah ruangan
praktek atau antara dua meja praktek siswa.
3. Jam dinding Keberadaan jam dinding untuk menunjukkan waktu saat praktikum
berlangsung. Di sebuah ruangan laboratorium terdapat 1 buah jam dinding. Tentunya
yang mudah dilihat dan berfungsi dengan baik.
4. Meja demonstrasi Dalam laboratorium terdapat 1 buah meja demonstrasi. Kuat,
stabil, dan aman. Luas meja memungkinkan untuk melakukan demonstrasi dan
menampung peralatan dan bahan yang diperlukan. Tinggi meja memungkinkan
seluruh peserta didik dapat mengamati percobaan yang didemonstrasikan Meja
demonstrasi digunakan guru untuk menampilkan contoh rangkaian alat, percobaan
yang dapat menguatkan konsep, ataupun digunakan praktikan untuk menampilkan
proses eksperimen yang ditemukan kelompoknya. Untuk itu ukuran dan tata letak
meja demonstrasi haruslah memenuhi kriteria yang disebutkan. Meja demonstrasi
dengan ukuran panjang (300 cm – 400 cm), lebar (80 cm – 90 cm) dan tinggi 90 cm
dipasang di atas panggung bagian depan ruang praktek kira-kira 90 cm dari papan
tulis. Jarak meja demonstrasi dengan murid harus cukup, supaya murid duduk paling
depan dan tepi bagian depan mempunyai sudut penglihatan yang baik dalam
mengamati demonstrasi.
5. Bak cuci Bak cuci merupakan suatu perlengkapan yang sangat penting, karena air
adalah bahan yang sangat diperlukan di laboratorium. Disamping untuk keperluan
percobaan, juga untuk pencucian pelaratan laboratorium. Bak cuci hendaknya
sedekat mungkin dengan para praktikan dan berada disamping kanan atau kiri
laboratorium. Bak cuci atau westafel terbuat dari bahan non logam, karena logam
mudah berkarat. Dalam ruang laboratorium terdapat 1 buah per 2 kelompok,
ditambah 1 buah di ruang persiapan. Dan juga jumlah air bersih yang memadahi
untuk kegiatan laboratorium. Sistem pemasangan instalasi air untuk keperluan dalam
ruang laboratorium, sebaiknya melalui kran pusat yang dipasang di ruang persiapan
guna untuk pengawasan.
6. Kursi praktikum siswa Kursi laboratorium yang baik adalah kursi yang tegak kecil
atau mempunyai luasan yang tidak banyak mengganggu mobilitas para praktikan
yang lainnya. Terdapat 1 buah/peserta didik. Kuat, stabil, aman dan mudah
dipindahkan. Hendaknya Tinggi kursi bisa divariasi atau diatur dengan memakai
poros alur serong, supaya siswa dapar mengatur tempat duduknya sesuai dengan
kehendak masing-masing. Tinggi maksimum dari kursi siswa 60 cm dan tinggi
minimum 40 cm.
7. Kursi guru Dalam laboratorium terdapat 1 buah kursi untuk 1 orang guru. Kuat,
stabil, aman dan mudah dipindahkan. Kursi guru lebih baik dipilih dari konstruksi
kayu yang dilapisi karet busa. Ukuran dari alas duduk adalah 40 x 40 cm.
8. Meja praktikum Meja praktikum yang digunakan di laboratorium adalah 1 buah/7
peserta didik. Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menampung kegiatan
26 peserta didik secara berkelompok maksimum 7 orang. Di dalam praktikum fisika
biasanya memakai meja praktek yang tidak permanen, artinya memakai meja yang
mudah dipindah-pindahkan. Bentuk maja yang mudah dipindahkan diperlukan bagi
praktikan fisika karena beberapa percobaan fisika menghendaki meja yang lebih
panjang dan lebar. Meja praktek dalam laboratorium fisika dipilih yang bentuknya
persegi panjang dengan ukuran panjang 280 cm lebar 60 cm dan tinggi 75-80 cm.
Pemeliharaan Alat dan Bahan Secara umum pemeliharaan alat-alat berdasarkan pada
kebersihan, kering, serta teraturnya tempat penyimpanan alat-alat yang berukuran panjang
seperti penggaris dan pipa kaca (Suraya HR. Sudjaiz, BE dkk...1988: 52).Petunjuk pemakaian
alatpun menjadi penting bagi alat yang masih asing bagi siswa.Untuk mencegah kerusakan
alat-alat ukur seperti mikrometer perlu dijaga kebersihannya.Untuk kerusakan-kerusakan
kecil, hendaknya guru/laboran mampu memperbaikinya, namun harus mempertimbangkan
biaya dan waktu.Seharusnya sebelum praktikum dilakukan hendaknya guru mempraktekkan
terlebih dahulu. Dan setelah praktikum selesai, setiap alat yang akan disimpan dalam
lemari/rak harus dibersihkan terlebih dahulu. Penting juga dilakukan perawatan secara
berkala terhadap alat-alat untuk menghindari kerusakan. Perawatan secara berkala juga
penting terhadap kran gas, kran air dan juga stop kontak. Perawatan secara berkala terhadap
perlengkapan yang ada sebaiknya dilakukan minimal enam bulan sekali.Untuk alat-alat optik
seperti lensa, filter hendaknya diperiksa secara berkala sehingga apabila ada kotoran atau
jamur dapat diketahui secepat mungkin.Untuk menghindari alat-alat optik dari jamur, maka
sebaiknya lemari atau rak tempat menyimpan alat-alat optik diberikan lampu penerangan
secukupnya.Untuk pemeliharaan terhadap alat-alat listrik, setelah selesai dipakai alat tersebut
harus berada pada posisi off dan kemudian putuskan hubungannya dengan jaringan arus
listrik.Untuk alat-alat yang memakai baterai, harus diganti secara berkala agar tepat dalam
pengukurannya, sedangkan percobaan dengan menggunakan arus listrik yang tinggi sangat
memerlukan kecermatan dari guru.
Organisasi dan Administrasi Laboratorium Struktur organisasi laboratorium IPA
diartikan sebagai organisasi kelembagaan organisasi material atau organisasi isi laboratorium
IPA bukan organisasi laboratorium IPA (Ahmad Abu Hamid 2009: 15). Dalam lampiran
peraturan menteri pendidikan nasional 26 tahun 2008 tentang standar tenaga laboratorium
sekolah/madrasah adalah sebagai berikut: 1) Kepala laboratorium Sekolah/Madrasah Dengan
kualifikasi: a) Jalur guru: Pendidikan minimal sarjana (S1), berpengalaman minimal 3 tahun
sebagai pengelola praktikum, memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari
perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. b) Jalur
laboran/tekhnisi: dengan pendidikan minimal diploma tiga (D3), berpengalaman minimal 5
tahun sebagai laboran atau tekhnisi, 28 memiliki sertifikat kepala laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
2) Tekhnisi laboratorium Sekolah/Madrasah Dengan kualifikasi: minimal lulusan program
diploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan laboratorium yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah. Memiliki sertifikat tekhnisi laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
3) Laboratorium Sekolah/Madrasah Dengan kualifikasi: minimal lulusan program diploma
satu (D1) yang relevan dengan peralatan laboratorium yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah. Memiliki sertifikat laboran laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kepala sekolah sebagai penanggung jawab sekolah secara keseluruhan, baik
administrasi pendidikan maupun teknis pendidikan, memerlukan beberapa orang pembantu
untuk melakukan tugasnya.Tenaga-tenaga yang bertanggung jawab secara langsung dalam
pengelolaan laboratorium adalah kepala sekolah, penanggung jawab laboratorium IPA,
penanggung jawab teknis laboratorium IPA, penanggung jawab laboratorium bidang studi
dan laboran. Berikut ini merupakan deskripsi tugas dari masing-masing pihak tersebut: 29
1. Deskripsi tugas dari kepala sekolah a) Memberi tugas kepada penanggung jawab
laboratorium IPA untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium. b) Memberi tugas kepada
penanggung jawab teknis dan laboran untuk tugas di laboratorium. c) Menyediakan dana
untuk keperluan operasional laboratorium. d) Memberikan bimbingan, pengarahan,
monitoring dan evaluasi kepada tenaga-tenaga yang bertugas di laboratorium. e) Memberi
motivasi kepada guru-guru IPA untuk memanfaatkan sarana laboratorium dalam proses
belajar mengajar.
2. Deskripsi tugas penanggung jawab laboratorium IPA a) Bertanggung jawab atas
kelengkapan administrasi laboratorium. b) Bertanggung jawab atas kelancaran
penggunaan laboratorium. c) Mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat
dan bahan laboratorium.
3. Deskripsi tugas penanggung jawab teknik laboratorium IPA a) Membantu tugas-tugas
penanggung jawab laboratorium IPA. b) Mengecek fungsi dan kelengkapan dan fungsi
alat/bahan IPA serta mengawasi pengelolaan laboratorium. c) Bertanggung jawab atas
alat-alat yang rusak/tidak berfungsi. d) Melatih guru-guru IPA tentang alat-alat yang
belum diketahui penggunaannya.
4. Deskripsi tugas penanggung jawab laboratorium bidang studi a) Melaksanakan
kelengkapan administrasi laboratorium masing-masing. b) Bertanggung jawab atas
penyimpanan alat/bahan laboratorium. c) Mengawasi kebersihan laboratorium. d)
Mengusulkan kepada penanggung jawab laboratorium IPA atas alat/ bahan yang
dibutuhkan di laboratorium masing-masing.
5. Deskripsi tugas laboran a) Mengerjakan administrasi laboratorium. b) Mempersiapkan
dan menyimpan kembali alat/bahan yang digunakan dalam pembelajaran. c) Bertanggung
jawab atas kebersihan ruang dan alat laboratorium. d) Bersama penanggung jawab teknik
memperbaiki alat-alat yang rusak/tidak berfungsi.
Dikutip dari Ahmad Abu Hamid dalam diklat sistem manajemen IPA di MAN III
Yogyakarta tanggal 23 November tahun 2009 membagi administrasi laboratorium IPA
menjadi 2 jenis, yaitu administrasi non akademik dan administrasi akademik. Administrasi
non akademik lebih mengutamakan tentang pekerjaan yang ada kaitannya dengan hal-hal
kondisi laboratorium, inventarisasi dan usaha pengusulan sarana dan prasarana
laboratorium.Sedangkan administrasi akademik memberikan pelayanan kepada kelancaran
kegiatan praktikum pada laboratorium dasar, pengembangan dan metodologi pengajaran,
serta pada laboratorium penelitian. Kegiatan ini antara lain memperbanyak buku petunjuk
atau pedoman praktikum, melayani pengumpulan tugas murid, memperbanyak format
penilaian, dan mengarsipkan nilai harian murid.
Sedangkan tujuan mengadakan administrasi alat dan bahan ialah agar dengan mudah
dapat diketahui jenis bahan atau alat yang dimiliki, jumlah masing-masing alat dan bahan,
jumlah pembelian atau pembelian atau tambahan dan jumlah yang hilang, pecah atau
habis.Untuk keperluan administrasi ini diperlukan beberapa buku catatan yaitu buku
inventaris alat dan bahan, kartu stok, kartu barang, buku pembelian dan penerimaan, buku
peminjaman, buku harian, buku catatan barang yang rusak, buku catatan pribadi. Buku-buku
yang disebutkan diatas jika diisi sebaik-baiknya akan memberi pertolongan besar dalam
pembelian alat dan bahan. Misalnya ntuk persediaan tahun ajaran baru, beberapa alat atau
bahan harus diberi, baik pembelian itu atas usul guru fisika atau permintaan kepala sekolah.
Pemanfaatan Laboratorium Seperti halnya dengan praktikum lain, maka praktikum
IPA mempunyai beberapa manfaat antara lain: sebagai pembentuk sikap ilmiah, tempat
melatih keahlian, tempat melatih ketelitian, alat melatih kebenaran, tempat belajar mengatur
waktu. Berbagai kelengkapan yang ada di dalam laboratorium dapat dimanfaatkan sebagai
sumber belajar fisika bagi para siswa.Selain itu juga dapat digunakan oleh guru untuk
melaksanakan penelitiannya. Dalam penggunaan laboratorium, supaya lebih mudah dan
lancar perlu adanya penjadwalan. Supaya tidak terjadi kekeliruan dan memperlancar jalannya
proses praktikum, perlu adanya buku petunjuk praktikum serta pengarahan dari guru tentang
kegiatan praktikum tersebut.
Penyediaan, penyiapan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
praktikum.Berdasarkan Depdikbud (1994:21) langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam
penyediaan/penyiapan alat dan bahan fisika yaitu pengisian format permintaan/peminjaman
alat dan bahan. Agar mempermudah bagi laboran penyediaan dan penyiapan alat dan bahan
yang akan dipergunakan, maka setiap guru diwajibkan mengisi nota/format peminjaman alat
dan bahan. Mengidentifikasi kebutuhan alat/bahan sesuai LKS/petunjuk praktikum.
Menyediakan alat/bahan yang akan digunakan, setelah mengetahui alat dan bahan yang akan
dipergunakan, kemudian laboran menyediakannya. Penyediaan alat dan bahan ini perlu
dipertimbangkan jumlah kelas atau kelompok yang akan mempergunakan. Melakukan
pengecekan kelengkapan serta kerja alat (masih berfungsi atau tidak).Setelah disediakan,
maka penanggung jawab teknik (guru) bersama laboran mengecek alat/bahan tersebut, serta
mengetes apakah masing-masing alat berfungsi atau tidak.
Keselamatan Kerja di Laboratorium Keselamatan kerja laboratorium merupakan
faktor penting dalam pengelolaan laboratorium.Hal ini perlu perhatian dari penanggung jawab
kegiatan praktikum. Penanggung jawab pelaksana praktikum tidak boleh membiarkan
praktikan melakukan praktikum secara sendirian tanpa pengawasan dan bimbingan. Terutama
menyangkut pada penggunaan alatalat yang dapat membahayakan keselamatan
praktikan.Dalam laboratorium haruslah ada alat pencegahan kecelakaan dan juga
penanggulangan kecelakaan.Haruslah terdapat alat pemadam kebakaran satu buah untuk satu
laboratorium.Tentunya keberadaan alat pemadam tersebut masih dan dapat difungsikan.
Terdapat pula kotak PPPK atau P3K satu set untuk satu laboratorium. Dimana kotak P3K
tersebut isinya tidak kedaluwarsa dan termasuk juga obat P3K untuk luka bakar dan luka
terbuka. Penyebab terjadinya kecelakaan di dalam laboratorium dapat terjadi karena kurang
pengetahuan dan pemahaman terhadap bahan-bahan dan proses, dan alat yang digunakan.
Kurang cukup instruksi atau supervise oleh guru, tidak menggunakan alat pelindung atau alat
yang tepat, tidak memperhatikan instruksi atau aturan, dan juga tidak memperhatikan sikap
yang baik waktu bekerja di laboratorium. Apabila itu terjadi maka kecelakaan kerja dapat
pula terjadi.Baik itu luka luar, terbakar, kejutan listrik, maupun terjadinya
kebakaran.Pencegahan kecelakaan di laboratorium tentunya dilakukan oleh seluruh individu
ataupun masing masing individu yang berada di dalam laboratorium tersebut. Laboran
menyediakan alat-alat dan memelihara keamanan dan keselamatan dalam bekerja di
laboratorium, guru memberikan perintah yang penting kepada siswa mengenai keamanan dan
keselamatan serta memperhatikan cara mereka bekerja, Sedangkan untuk siswa sendiri harus
memperhatikan tata tertip, serta menghindari bahaya-bahaya dari bahan-bahan fisika.
Menurut M. Amin (1988: 70) ada berbagai usaha dalam mencegah kecelakaan yaitu:
menyediakan ember berisi air, alat pemadam kebakaran, selimut tahan api, pelindung mata
pada tempat yang mudah dicapai. tidak mengunci pintu laboratorium pada waktu siswa
mengadakan praktikum, dan mengunci pintu pada saat tidak digunakan untuk praktikum.
meletakkan bahan-bahan yang mudah terbakar pada tempat yang khusus, menyimpan bahan-
bahan yang termasuk racun dan berbahaya ditempat yang terkunci, mengadakan latihan
pemadam kebakaran secara periodik, menggunakan tegangan listrik yang rendah saja dalam
melakukan percobaan menggunakan arus listrik, melarang siswa bermain di dalam atau di
koridor laboratorium, tidak membuat jaringan listrik tambahan. Ada berbagai macam jenis
alat pemadam kebakaran yaitu:
1. Pemadam kebakaran jenis air Alat pemadam kebakaran ini hanya sederhana yaitu
berupa air yang disiramkan menggunakan ember, bisa juga menggunakan selang
pemadam kebakaran. Ada juga alat pemadam kebakaran jenis ini yang disimpan
dalam tabung silinder. Di dalam tabung itu terdapat silinder lain yang berisi
karbondioksida. Pada saat digunakan karbondioksida ini berfungsi untuk mendesak
air keluar. Alat pemadam kebakaran ini hanya sekali pakai.
2. Pemadam kebakaran jenis karbondioksida Pemadam kebakaran jenis ini terdiri dari
gas karbondioksida yang dimampatkan pada tekanan tinggi di dalam tabung silinder.
Silinder ini dilengkapi dengan penyalur gas berbentuk corong pada ujungnya yang
terbuat dari plastic, dengan corong ini gas diarahkan ke api yang hendak dipadamkan.
3. Pemadam kebakaran jenis busa Pemadam kebakaran jenis ini berupa bahan-bahan
pembuat busa yang tersimpan di dalam silinder. Bahan-bahan ini jika dicampurkan
akan menimbulkan busa yang hanya akan sekali pakai saja. Pemadaman jenis ini
bekerja atas dasar pemisahan oksigen dari bahan bakar dengan sedikit pendinginan.
4. Pemadam kebakaran jenis zat cair yang menguap Pemadam kebakajaran jenis ini
bekerja atas dasar yang sama dengan pemadam kebakaran jenis karbondioksida yaitu
memisahkan oksigen dengan nyala api atau bahan bakar. Uap bahan ini lebih rapat
daripada karbondioksida, karena itu dapat bekerja lebih efektif dari pada CO2.
5. Pemadam kebakaran jenis serbuk Pemadam kebakaran jenis ini yang biasanya
digunakan adalah pasir. Jenis lain adalah bahan kimia, misalnya natriumbicarbonat.
Pada saat pemakaian serbuk ini dikeluarkan dari silinder dengan menggunakan
karbondioksida.
6. Selimut pemadam kebakaran Pemadam kebakaran jenis ini biasanya adalah karung
basah. Kain basah ini ditutup pada api, dengan demikian kain basah akan
menghentikan penyediaan oksigen yang menuju ke api. Tentunya selimut yang
digunakan adalah selimut tebal yang mampu menyerap air. Selain kecelakaan yang
mengakibatkan luka bakar maupun kebakaran, kecelakaan lain dapat pula terjadi.
Antara lain yang disebabkan oleh karena bahan kimia, kejutan listrik, radiasi
gelombang elektromagnetik dan sebagainya. Untuk itu apabila sudah terjadi
kecelakaan maka pertolongan kecelakaan pertama harus cepat dan tepat.
Menurut Sayoga yang dikutip oleh M.Amin (1988:80) tujuan dari PPPK dalam
kejadian luka-luka adalah: merawat luka-luka serta mencegah infeksi, menghentikan
pendarahan, mengurangi rasa sakit. Untuk itu kotak PPPK setidaknya berisikan kain kasa
steril, Pembalut dari berbagai ukuran, kapas, alat pencuci mata, gunting, peniti, pinset,
betadin, obat gosok, natrium hydrogen karbonat, asam cuka 1%, salep, dan obat pereda rasa
sakit. j. Kebersihan ruang dan perabot laboratorium Kebersihan ruangan laboratorium sangat
membantu kenyamanan pemakai laboratorium dalam menggunakannya. Untuk itu perlu
dijaga kebersihan ruang dan perabot agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar. Kebersihan ruang laboratorium ini bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab
pengelola laboratorium tetapi juga merupakan tanggung jawab dari pengguna laboratorium
termasuk para siswa.37 Dalam satu ruang laboratorium haruslah ada tempat
sampah.Setidaknya terdapat satu tempat sampah dalam satu ruang laboratorium IPA.Selain
sampah kering, juga terdapat limbah cair dan juga gas.Pengelolaan limbah ini haruslah tepat,
karena apabila hasil limbah dibuang begitu saja maka dapat mencemarkanlingkungan
disekitar.Untuk itu instalasi limbah harus diperhatikan dalam perencanaan dan pembuatan
laboratorium IPA sekolah.
BAB III
NSM : 3404046007031
NPSN : 20403149
Akreditasi :A
Misi Sekolah :
1. Menyusun dan melaksanakan KTSP SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
2. Melaksanakan KBM dengan terpenuhinya standar isi.
3. Memenuhi kualifikasi kemampuan lulusan sesuai SKL.
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai standar proses.
5. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
6. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan.
7. Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan.
8. Mewujudkan sumber-sumber pembiayaan swasta dan bantuan pemerintah yang
dikelola dengan transparan dan akuntabel.
9. Melaksanakan penilaian hasil belajar sesuai standar penilaian.
10. Mewujudkan budaya Islami dan sekolah yang berkarakter Muhammadiyah
SMA yang terletak di Jl. Kapten P. Tendean No. 58 ini lebih dikenal dengan sebutan
Moega. Setelah lebih dari 50 tahun melayani dunia pendidikan dengan nafas Islami,
“Subulus Salam” atau “Jalan Menuju Keselamatan” menjadi slogan yang dijabarkan
Diantaranya SMA yang berdiri sejak tanggal 5 Agustus 1953 ini memiliki visi
Fasilitas
5. Laboratorium Komputer
6. Perpustakaan
7. Mushala
9. Koperasi sekolah
10. Cafetaria
Ekstrakulikuler
1. Pramuka
4. Jurnalistik
5. Teater
6. Qirda
7. Hisbul Wathon
8. English Club
10. Basket
11. Voli
Pada saat pelaksanaan terdapat satu laboran pada laboratorium IPA di SMA
Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Hal ini dikarenaka laboratorium IPA di SMA Muga ini baru
saja selesai pembangunan. Pemindahan alat-alat praktikum baru saja selesai dipindahkan dari
kampus satu ke kampus tiga (laboratorium IPA). Oleh karena itu belum sempatnya membuat
tata tertib bahkan laboratorium belum digunakan untuk praktikum. Jadi mungkin saja
pembuatan organisasi laboratorium labnya pun belum selesai.
I. KEWAJIBAN
II. LARANGAN
4. Membawa senjata api, senjata tajam, dan alat lain yang berbahaya.
III. SANKSI
3. Peringatan tertulis.
2. Ruang Praktikum
Ruang praktikum laboratorium IPA SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta berukura .....
Ruangan ini dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti jendela sebagai sirkulasi
udara, AC, instalasi listrik, instalasi air, meja dan kursi praktikum, rak penyimapan alat
dan bahan, rak penyimpanan modul praktikum, kotak P3K, ruang gelap, ruang persiapan,
ruang penyimpanan, dan juga LCD.
Kotak P3K sangat membantu ketika praktiku mengalami kecelakaan atau hal yang tidak
diinginkann selamapraktikum berlangsung, sehingga sebaiknya kotak P3K selalu tersedia
beserta isinya.
3. Ruang Persiapan
Ruang persiapan berukuran kurang lebih ..... yang terletak di sebelah kiri tepat sebelah
pintu masuk. Ruang ini selain sebagai ruang persiapa sekaligus merangkap sebagai ruang
guru IPA. Ruang ini memiliki fasilitas antara lain meja, kursi, almari atau rak
penyimpanan.
4. Ruang Penyimpanan dan Ruang Reparasi
Ruangan inii berukuran sekitar ....
5. Instalasi Air dan Listrik
Adanya instalasi air memudahkan praktikan ketika membersihkan zat yang melekat di
badan selama praktikum berlangsung sehingga praktikan tidak perlu keluar dari ruangan .
AC membuat udara di dalam ruangan menjadi segar sehingga memberikan kenyamanan
praktikan selama praktikum berlangsung. Instalasi listrik digunakan untuk penerangan
dan digunakan ketika paktikum yang memerlukan listrik.
F. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja yang harus diperhatikan didalam laboratorium bukan hanya keselamatan
kerja alat tetapi juga keselamatan kerja praktikan maka dari itu di SMA Muhammadiyah 3
Yogyakarta terdapat tata tertib laboratorium. Hal tersebut digunakan untuk menghindari
sesuatu yang tidak diinginkan selama kegiatan praktikum berlangsung. Selain itu di
laboratorium SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta juga dilengkapi lembar kerja peserta didik
sehingga memudahkan praktikan dalam penggunakan alat ketika kegiatan berlangsung.
1. Menjaga Keselamatan Alat
Sistem penjagaan alat pada SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta sudah berjalan dengan
baik. Dengan adanya laboran memudahkan guru dalam penjagaan alat. Kebanyakan guru
mata pelajaran setelah menggunakan alat praktikum tidak dikembalikan ke tempat semula
sehingga menjadi kendala ketika melakukan inventaris alat. Tetapi dalam keselamatan
alat yang terbuat dari kaca sudah tertata dengan rapi, karena alat yang terbuat dari kaca
dikelompokkan menjadi satu dalam kotak penyimpanan sesuai dengan panduan
keselamatan alat. Alat seperti mikroskop juga sudah ditata menjadi satu dalam
penyimpanan alat-alat yang serupa. Karena laboratorium SMA Muhammadiyah 3
Yogyakarta masih dalam proses pemindahan maka dalam penjagaan alat masih perlu
ditingkatkan lagi karena dalam pengelompokkan alat-alat masih belum selesai. Hal ini
terlihat alat-alat praktikum yang satu fungsi masih ada yang terpisah-pisah, tetapi
sebagian sudah ditempatkan dengan baik.
2. Menjaga Keselamatan Bahan
Sistem penjagaan bahan praktikum di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta masih belum
berjalan. Karena laboratorium baru saja selesai dibangun maka praktikum belum berjalan
akan tetapi bahan-bahan untuk praktium sudah mulai dilengkapi oleh laboran. Dan untuk
bahan-bahan yang berbahaya dan korosif ditata terpisah dengan bahan lainnya.
G. Administrasi Laboratorium
1. Pengelompokan Alat dan Bahan Laboratorium
Penataan dan penyimpanan alat laboratorium sangat diperhatikan karakter dan spesifiknya,
baik untuk alasan keamanan alat, kemudahan dalam pencarian ataupun kerapihan. Maka
alat-alat laboratorium perlu di kelompokan menurut kriteria yang sesuai dengan tujuan
pengelompokannya.
2. Bahan pembuatan
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium dikelompokan berdasarkan bahan
pembuatannya, misalnya plastik, kaca, logam, kayu, karet dan sebagainya.
3. Massa
Berdasarkan kriteria alat-alat laboratorium dikelompokan berdasarkan massa, apakah alat-
alat itu berat atau ringan.
4. Bentuk dan volume
Berdasarkan kriteria alat-alat laboratorium dikelompokab berdasarkan bentuk dan volume,
misalnya besar, kecil, panjang, pendek, kubus, balok dan lain-lainnya.
5. Fungsi / kegunaan
Berdasarkan kriteria alat-alat laboratorium dikelompokan berdasarkan fungsi dan
kegunaannya. Misalnya, dapat digunakan lebih dari satu percobaan, atau sudah satu set alat
percobaan.
6. Adminitrasi Penggunaan
Kegiatan laboratorium dapat dibedakan atas kegiatan rutin dan kegiatan non rutin.
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan jadwal teratur dan berkala,
sedangkan kegiatan non rutin adalah kegiatan yang sewaktu-waktu jika diperlukan.
Walaupun hanya dilaksanakan sewaktu-waktu jika diperlukan, kegiatan non rutin tetap
harus direncanakan dengan baik hingga pada saatnya dapat dilaksanakan dengan lancar.
Untuk kegiatan rutin maka perencanaannya harus melibatkan guru yang terlibat
didalamnya dengan pembagian tugas dan penjadwalan yang telah disepakati bersama.
Jadi,untuk seperti jadwal penggunaan labortaorium sudah ada, sehingga apabila ada
kegiatan non rutin dapat dilihat dari jadwal penggunaan labortaorium yang sudah ada,
tetapi untuk daftar pemakaian alat dan bahan untuk di pinjam dulu sempat ada,namum
sekarang di tiadakan, karena tidak efisien dalam hal tersebut. Tetapi jika tidak ada juga
mungkin dapat merugikan,karena mungkin alat atau bahan yang telah dipinjam mungkin
peserta didik lupa untuk mengembalikannya,dan mengurangi investasi alat dan bahan
laboratorium dan membuat peserta didik kurang tanggung jawab dalam alat dan bahan yang
telah dipinjam.
H. Inventarisasi Alat
Berdasarkan hasil observasi dan peninjauan langsung yang dilakukan oleh observer dan
peneliti, bahan dan alat ukur dasar pada laboratorium fisika SMA Muhammadiyah 3
Yogyakarta sudah lengkap. Karena taraf laboratorium di kampus ini bertaraf internasional
maka alat dan bahannya pun sudah sesuai dengan kebutuhan praktikum. Dan guru fisikanya
pun kreatif maka banyak alat-alat praktikum fisika yangdisumbangkan olehnya. Jadi alat dan
bahan di kampu ini samgatlah memadahi dalam praktikum upaya penunjang belajar siswa.
I. Evaluasi Laboratorium
Berdasarkan teori optimalisasi laboratorium adalah suatu usaha untuk mengoptimalkan
pemakaian laboratorium sehingga dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk
menunjang pencapaian tujuan proses belajar mengajar yang menggunakan laboratorium.
Laboratorium yang optimum penggunaanya akan memberikan dampak langsung pada peserta
didik berupa peningkatan kompetensi peserta didik tersebut secara maksimal, baik aspek
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan termasuk keterampilan proses sains. Optimalisasi
pemanfaatan aboratorium dilakukan dengan:
1. Penyusunan jadwal pemakaian laboratorium
2. Penyusunan daftar pembagian tugas
3. Tata letak peralatan yang efisien
4. Pemeliharaan yangefektif
SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam melakukan optimalisasi dilakukan satu kali dalam
periode yaitu tahun ajaran baru seperti penyusunan jadwal pemakaian laboratorium,n
penyusunan daftar pembagian tugas dan tata letak peralatan yang efisien. Sedangkan untuk
pemeliharaan yangefektif SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta biasanya dibantu oleh
mahasiswa magang.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengelolaan laboratorium SMA Muhammadiyah meliputi perencanaa, pelaksanaan
dan evaluasi. Perencanaan mengenai pengadaan alat, pengagendaan kegiatan
praktikum atau program kerja, fasilitas seperti alat dan bahan praktikum, meja dan
kursi praktikum, instalasi air dan listrik dan sebagainya. Pelaksanaan praktikum
mencakup penggunaan alat, keselamatan dalam praktikum, dan evaluasi yang
diadakan setiap akhir tahun demi mengetahui keterlaksanaan program lab selama satu
tahun terakhir dan merencanakan program kedepannya.
Administrasi di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta meliputi inventarisasi, pelabelan,
permintaan pengadaan alat dan sebagainya yang berkaitan dengan barang yang
dimiliki laboratorium.
Saran
1. Pengadministrasian harus dirapikan lagi seperti pendataan alat ditulis sesuai abjad
agar mudah dalam pengecekan
2. Adanya tempat khusus untuk barang-barang yang rusakatau tidak bisa digunakan
lagi
3. Bahan-bahan yang bersifat korosif harus dipisahkan dengan bahan atau alat
lainnya seperti disekat rak penyimpanan
PROGRAM PRAKTIKUM FISIKA
KELAS X
SMA ADIYAH 3 YOGYAKARTA
SEMESTER GANJIL
4 Bidang Miring
SEMESTER GENAP
2 Konstanta Pegas
3 Percobaan Katrol
4 Fluida
5 Gaya Archimedes
6 Aquarium
7 Jumlah Kalor
9 Azaz Black
11 Cermin Datar
12 Cemin Lengkung
14 Prisma
15 Lensa Cembung
PROGRAM PRAKTIKUM FISIKA KELAS
XI IPA
SEMESTER GANJIL
1 Perpaduan Gaya
4 Bidang Miring
5 Percobaan Katrol
6 Konstanta Pegas
7 Elastisitas/Hukum Hooke
SEMESTER GENAP
1 Titik Berat
2 Fluida
3 Gaya Archimedes
4 Aquarium
5 Jumlah Kalor
7 Asas Black
8 Aplikasi Tekanan Air (Kapal othok-
othok)
SEMESTER GANJIL
1 Melde
2 Gelombang Mikro
3 Paduan Warna
5 Kund
7 Elektrostatika
9 Interaksi Elektromagnetik
12 Magnet Listrik
13 Transformator
14 Tegangan dan Arus Bolak Balik
dengan CRO 1
SEMESTER GENAP
UJIAN PRAKTIK
A. DENAH LABORATORIUM
B. ADMINISTRASI LABORATORIUM
BAIK RUSAK
2 Osiloskop Buah 2 2 -
6 Multitester Buah 25 15 -
7 Rheostat Buah 2 - 2
10 Voltmeter Buah 9 5 -
11 Amperemeter Buah 8 6 2
19 Shunt 50 DC Buah 5 5 -
20 Shunt 1 DC Buah 2 - 2
21 Shunt 5 Dc Buah 2 - 2
27 Adaptor Buah 3 - -
28 Power 3 A Buah 2 - -
31 Resistor Buah 2 2 -
34 Multimeter Buah 6 3 3
C.
45 Travo 5 A Buah 1 1 -
52 Melde Buah 4 4 -
65 Bur Buah 6 4 2
75 Komparator Buah 5 5 -
KEADAAN
NO NAMA ALAT UKURAN JUMLAH KET
BAIK RUSAK
80 Aturan Cosinus - 13 13 -
81 Neraca 25 1 1 -
82 Meteran 5 meter 6 6 -
83 Meteran 2 meter 1 1 -
86 Tripod - 10 10 -
87 Hidrolic - 1 1 -
88 KawatKasa - 8 4 4
89 Beban Peluru - 6 6 -
90 Meteran 50 meter 1 1 -
92 Tabung Erlenmeyer 50 ml 6 6 -
97 Tempat spirtus - 7 7 -
98 Tabung Pengaduk - 12 12 -
99 Kran Kaca - 4 3 1
102 Kompor - 1 - -
104 Solder - 11 10 1
105 Tang - 1 1 -
115 Setrika - 5 5 -
116 Kompor - 1 - -
KEADAAN
NO NAMA ALAT UKURAN JUMLAH KET
BAIK RUSAK
124 Trolli - 2 1 1
127 Kelereng - 28 28 -
130 Mikroskop - 6 6 -
135 Massa - 17 17 -
138 Teleskop - 1 1 -
Penggaris segitiga
149 - 6 6 -
sembarang
152 Jangka - 10 10 -
Penggaris 1 4
153 - 19 19 -
lingkaran
KEADAAN
NO NAMA ALAT UKURAN JUMLAH KET
BAIK RUSAK
1 LCD Buah 1 1 -
2 Proyektor Buah 1 1 -
3 Televisi Buah 1 1 -
4 AC Buah 3 3 -
5 Salon Buah 3 3 -
13 Almari Buah 10 10 -
Papan Rencana
15 Buah 1 1 -
Praktikum
16 Lampu Buah 22 22 -
17 Printer Buah 1 - 1
KEAADAAN
NO NAMA ALAT UKURAN JUMLAH KET
BAIK RUSAK
8 Labu Erlenmeyer - 6 6 -
9 Tenol Rol 1 1 -
15 Origami Pack 1 1 -
EVALUASI LABORATORIUM