Anda di halaman 1dari 37

BAB I KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

A. Ciri-ciri Makhluk hidup

1. Bergerak
Gerak aktif adalah gerak yang dilakukan organisme dengan berpindah dari satu tempat ke
tempta lain. Gerak pasif adalah gerak yang dilakukan tanpa harus berpindah tempat.
Pada hewan juga terdapat gerak, antara lain : gerak aktif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak
berupa otot, gerak pasif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa tulang, dan gerak pada
manusia yaitu berjalan, berlari dan lain-lain.
2. Bernapas
Makhluk hidup mempunyai cara dan alat pernapasan yang berbeda-beda. Manusia, mamalia,
unggas, dan reptilia bernapas dengan paru-paru, sedangkan ikan bernapas dengan insang.
Udara pernapasan pada tumbuhan masuk melalui lubang kecil pada seluruh bagian tumbuhan,
yaitu stomata (pada daun) dan lentisel (pada batang) pada batang.
3. Makan
 Karbohidrat sangat diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi. Zat makanan ini
terdapat dalam umbi-umbian seperti singkong, kentang, dan ketela. Selain itu, terdapat
dalam biji-bijian, seperti jagung, beras, gandum, dan tepung terigu.
 Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan bagi tubuh. Lemak memiliki kalori paling
tinggi dibandingkan zat makanan lainnya. Zat makanan ini terdapat dalam susu dan
mentega.
 Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Protein
dibagi menjadi dua macam, yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani
adalah protein yang berasal dari hewan, contohnya: telur, daging, susu, dan ikan.
Sedangkan, protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuhan, contohnya:
kacangkacangan, dan buah-buahan.
 Vitamin dan mineral diperlukan tubuh kita untuk mengatur proses kegiatan tubuh.
Vitamin dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayursayuran, seperti: wortel, sayur
bayam, kangkung, jeruk, alpukat, apel, dan sebagainya.
4. Tumbuh dan berkembang
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan jumlah dan berat kering sel makhluk hidup, yang
bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke keadaan semula). Pertumbuhan pada makhluk
hidup bersel satu (uniseluler) ditunjukkan dengan bertambahnya volume dan ukuran sel.
Pertumbuhan pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler) terjadi karena jumlah sel
bertambah banyak dan ukuran sel bertambah besar. Sel dapat bertambah banyak karena sel
mengalami proses pembelahan.
Tumbuh adalah bertambahnya volume atau ukuran makhluk hidup yang irreversible.
Berkembang adalah proses menuju kedewasaan yang dipengaruhi oleh hormon, nutrisi dan
lingkungan.
5. Reproduksi atau berkembangbiak
Perkembangbiakan makhluk hidup dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
seksual (kawin atau generatif) dan secara aseksual (tak kawin atau vegetatif).
a. Secara kawin/generatif, yaitu perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sel sperma.
b. Secara tak kawin/vegetatif, yaitu perkembangbiakan yang tidak melibatkan sel telur dan sel sperma,
melainkan melibatkan sel tubuh.
Pada hewan tingkat tinggi umumnya berkembang biak secara kawin, sedangkan pada
hewan tingkat rendah berkembang biak dengan vegetatif (tak kawin). Perkembangbiakan
secara generatif memerlukan alat perkembangbiakan untuk menghasilkan sel kelamin. Pada
hewan, testis adalah kelenjar kelamin jantan, sedangkan ovarium adalah kelenjar kelamin
betina. Adapun perkembangbiakan secara vegetatif tidak melibatkan alat perkembangbiakan.
Tumbuhan tidak hanya berkembang biak dengan biji, tetapi juga dapat berkembang
biak secara vegetatif atau tidak kawin. Contoh perkembangbiakan vegetative pada tumbuhan,
di antaranya stek, cangkok, dan tunas. Pada tumbuhan, perkembangbiakan secara generatif
membutuhkan alat perkembangbiakan. Alat perkembangbiakan tumbuhan dapat berupa bunga
dan spora. Pada bunga, terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina
(putik).
6. Iritabilitas
Kemampuan makhluk hidup memberi tanggapan terhadap rangsangan disebut iritabilitas.
7. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Terdapat tiga macam adaptasi, yaitu:
 Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian diri terhadap alat-alat tubuhnya. Contoh: burung elang
mempunyai kuku yang tajam untuk menerkam mangsa. Bunga teratai mempunyai daun yang
lebar untuk memperluas bidang penguapan.
 Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuian diri terhadap lingkungan dengan fungsi alat-alat tubuh.
Contoh : Manusia menambah jumlah sel darah merah bila berada di pegunungan. Kotoran unta
kering , tetapi urinenya kental
 Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan tingkah lakunya.
Contoh: Bunglon mengubah warna tubuhnya, ikan paus muncul ke permukan secara periodik.
8. Ekskresi
Paru-paru dan insang mengeluarkan CO2 dan uap air, kulit mengeluarkan keringat, dan ginjal
mengeluarkan urine. Tumbuhan mengeluarkan zat sisa melalui stomata. Contoh: Manusia
mengeluarkan karbondioksida melalui paru– paru, ikan mengeluarkan karbondioksida melalui insang.
B. Klasifikasi Makhluk hidup

Pada 1969, ilmuwan Biologi R. H. Whittaker, membagi makhluk hidup menjadi lima
kingdom, yaitu kingdom monera, protista, fungi, plantae, dan animalia. Sistem ini banyak
digunakan para ilmuwan biologi. Pembagian lima kingdom ini didasarkan pada susunan sel
dan cara hidup dalam pemenuhan kebutuhan makanan. Klasifikasi tersebut adalah sebagai
berikut. Monera merupakan organisme yang tidak memiliki selaput inti atau prokariota.
Protista merupakan organisme bersel satu dan memiliki selaput inti atau eukariotik (Whittaker,
1969). Jadi, terdapat dua kingdom menurut Linnaeus, yakni kingdom Animalia (hewan) dan
kingdom Plantae (tumbuhan).
 Monera
Ciri-ciri monera adalah uniseluler (bersel tunggal), sel prokariotik (tidak memiliki membran inti), dan
memiliki reproduksi secara aseksual.
1. Bakteri
Bakteri memiliki sel uniseluler dan prokariotik. Umumnya tidak memiliki klorofil, namun ada
yang memiliki klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Ukuran bakteri sangat kecil,
hanya beberapa mikron.
Bakteri dalam lingkungan yang baik dapat berkembang biak dengan sangat cepat dengan
membelah diri. Di lingkungan yang kering, panas atau kekurangan makanan, bakteri dapat
membentuk dinding yang tebal sebagai pelindung dirinya, disebut kista (endospora). Setelah
lingkungannya baik maka bakteri tersebut keluar dari dalam kista.
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
(1) Kokus (bulat) Contoh: Staphylococcus aureus (penyebab radang paruparu)

(2) Basil (batang) Contoh: Bacillus anthracis (penyebab antraks)

(3) Spiral (berbengkok-bengkok) Contoh: Treponema pallidum (penyebab sifilis)

Jenis bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen, antara lain:


1) Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidup, contohnya
Nitrosomonas.

2) Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk hidup,
contohnya Clostridium tetani.
Jenis bakteri berdasarkan cara mendapatkan makanan, antara lain:
1) Bakteri heterotrof, makanan diperoleh dari organisme lain.
2) Bakteri saprofit, makanan diperoleh dari sisa-sisa organisme lain. Contoh: Escherichia.

3) Bakteri parasit, makanan diperoleh dari organisme yang ditumpanginya. Biasanya


bakteri merugikan. Contoh: Mycobacterium tuberculosis.

4) Bakteri autotrof, makanan diperoleh dengan membuat sendiri.


5) Bakteri fotoautotrof, bakteri dalam membuat makanannya dengan bantuan energi
cahaya matahari. Contoh: bakteri hijau-biru.
6) Bakteri kemoautotrof, bakteri dalam membuat makanannya menggunakan energi
kimia. Contoh: bakteri hidrogen.

Bakteri yang menguntungkan di antaranya Clostridium pasteurianum, dan Azotobacter


chroococcum. Bakteri itu merupakan bakteri pengikat nitrogen yang hidup bebas dalam tanah
sehingga menyuburkan tanah. Contoh lainnya adalah bakteri Rhizobium radicicola yang
merupakan bakteri yang hidup bersimbiosis dalam bintil akar kacang-kacangan (polong-
polongan) sehingga dapat menyuburkan tanah. Contoh lain adalah bakteri belerang yang juga
menguntungkan, yaitu dapat menyuburkan tanah, karena mampu menguraikan zat-zat kimia di
dalam tanah menjadi zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Bakteri asam susu banyak
dimanfaatkan dalam perindustrian. Bakteri ini digunakan dalam proses pembuatan mentega,
keju, alkohol dan asam cuka.
Bakteri yang merugikan antara lain Salmonella typhosa menyebabkan penyakit tipus,
Mycobacterium tuberculosis menyebabkan penyakit TBC, Clostridium tetani menyebabkan
penyakit tetanus, dan Shigella dysentriae menyebabkan penyakit disentri.
Cara yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri, antara lain pasteurisasi dan
sterilisasi.
a. Pasteurisasi, dilakukan dengan pemanasan sampai suhu 70 ºC secara berulang-ulang.
Dengan cara ini bakteri-bakteri yang bersifat patogen (penyebab penyakit)
diharapkan mati. Pasteurisasi digunakan untuk mengawetkan susu. Orang pertama
yang melakukan pasteurisasi adalah Louis Pasteur.
b. Sterilisasi adalah pembasmian bakteri dengan cara memanaskannya hingga 110ºC–
120ºC. Pada suhu 100ºC bakteri yang tidak dalam bentuk kista (endosprora) akan
mati, sedangkan bakteri yang dalam bentuk kista akan mati pada suhu 120ºC. Cara
ini umumnya digunakan untuk mensterilisasi alat-alat. Selain dengan cara
pemanasan, sterilisasi dapat juga menggunakan zat-zat kimia seperti alkohol dan
larutan asam yang pekat.
2. Ganggang hijau biru (Cyanobacteria)

Cyanobacteria tidak semuanya bersel satu (uniseluler). Cyanobacteria memiliki klorofil


sehingga mampu berfotosintesis dan menghasilkan oksigen. Tempat hidup Cyanobacteria di
danau, laut, sungai, rawa, batu, tanah, di air dengan suhu yang tinggi, maupun di air dengan
tingkat keasaman tinggi (pH = 4). Contohnya, Spirulina (dapat digunakan sebagai sumber
makanan yang kaya protein).

 Kingdon Protista
Kingdom Protista terdiri dari makhluk hidup bersel satu. Protosta ada yang hidup
terpisah, berkoloni, atau merupakan organisme multiseluler sederhana. Protista memiliki
selaput inti sehingga disebut eukariota, yaitu inti selnya terlindung oleh selaput inti.
Kebanyakan bersifat heterotrof. Organisme ini berkembang biak dengan cara kawin dan tak
kawin. Secara kawin dengan konjugasi sedangkan secara tak kawin dengan membelah diri.
Protista yang menyerupai hewan adalah dari golongan Protozoa, meliputi Rizhopoda
(contoh: Amoeba), Cilliata (contoh: Paramaecium), Flagellata (contoh: Euglena), dan
Sporozoa (contoh: Plasmodium, penyebab malaria)
Protista menyerupai jamur adalah dari golongan jamur lender (Myxomycota), jamur ini
bersifat fagosit, yaitu menelan bakteri, hama, spora dan komponen organik lain, serta dapat
bergerak seperti Amoeba.
Struktur tubuh Protista ada juga yang menyerupai tumbuhan adalah ganggang.
Ganggang bersel satu soliter, contohnya Chlorella (masa kini dapat diolah menjadi makanan
berprotein tinggi), dan ganggang bersel satu koloni contohnya Volvox. Ganggang bersel
banyak ada yang berbentuk benang misalnya Spirogyra, ganggang ini mampu berkonjugasi
dan memiliki pita klorofil. Ganggang bersel banyak yang mempunyai bagian seperti akar,
batang, daun. Contohnya Euceuma spinosum berwarna agak kemerahan dan mempunyai
klorofil. Tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan berupa agar-agar.
1) Protista yang memliki ciri-ciri seperti hewan (Protozoa)
Berikut ini yang termasuk protista yang memiliki ciri seperti hewan (protozoa). Cermatilah.
a) Rhizopoda
Rhizopoda bergerak dan menangkapi makanan menggunakan kaki semu atau pseupodia.
Rhizopoda hidup di laut, air tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh: Entamoeba histolityca
(penyebab disentri).

b) Flagellata
Flagellata bergerak menggunakan flagel atau bulu cambuk, hidup di laut, air tawar, tubuh
hewan, atau manusia. Contoh: Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan
ternak).
c) Cilliata
Cilliata hidup bebas di air tawar atau laut, bergerak menggunakan rambut getar silia. Contoh:
Paramecium caudatum.

d) Sporozoa
Sporozoa tidak memiliki alat gerak, dan semua jenis sporozoa hidup sebagai parasit. Contoh:
Plasmodium (penyebab malaria).

2) Protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/algae)


Berikut ini adalah yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan
(ganggang/algae).
a) Euglenophyta
Cirinya adalah uniseluler, tidak memiliki dinding sel, mempunyai klorofil sehingga mampu
berfotosintesis, dan memiliki flagel. Contoh: Euglena.

b) Pyrophyta
Sebagian besar Pyrophyta adalah Dinoflagellata, hidup di air laut, tapi ada juga yang hidup di
air tawar, uniseluler, memiliki dinding sel, dan mampu bergerak secara aktif. Contoh:
Ceratium.

 Jamur
Fungi merupakan makhluk hidup kecil (mikroorganisme) yang berperan sebagai
pemakan (konsumen) dan dekomposer (pengurai). Fungi memperoleh makanan dengan cara
menyerap (mengabsorpsi) sisa makhluk hidup yang telah mati. Makhluk hidup yang termasuk
fungi memiliki ciri berinti sel, berdinding sel, tidak memiliki klorofil, dan cara memperoleh
makanan dengan saprofit dan parasit.
Ciri-ciri umum jamur adalah tubuh tersusun oleh satu sel (uniseluler) atau sebagian
besar tubuh terdiri atas banyak sel (multiseluler). Sel-selnya bersifat eukariotik (berinti),
membentuk benang atau hifa. Reproduksi dapat berlangsung secara generatif dan vegetatif.
Jamur secara umum berkembang biak dengan spora. Jamur tidak memiliki klorofil sehingga
tidak dapat berfotosintesis. Jamur hidup sebagai saprofit, yaitu menguraikan zat sisa organisme
atau sebagai parasit yaitu merugikan organisme lainnya.
Ilmu yang mempelajari jamur disebut mikologi. Ciri-ciri umum jamur adalah tubuh
tersusun oleh satu sel (uniseluler) atau sebagian besar tubuh terdiri atas banyak sel
(multiseluler). Sel-selnya bersifat eukariotik (berinti), membentuk benang atau hifa.
Reproduksi dapat berlangsung secara generatif dan vegetatif. Jamur secara umum berkembang
biak dengan spora. Jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Jamur
hidup sebagai saprofit, yaitu menguraikan zat sisa organisme atau sebagai parasit yaitu
merugikan organisme lainnya.
Kingdom Fungi meliputi berbagai jamur yang mempunyai ciri-ciri tidak berklorofil, selnya
eukariotik, berdinding sel dari zat kitin, dan semua bersifat heterotrof (tidak dapat membuat
makanan sendiri). Jamur ada yang bersifat mikroskopis dan ada yang makroskopis. Jamur
tersusun atas benang-benang hifa. Hifa bercabang-cabang membentuk miselium yang
membentuk tubuh jamur. Jamur berkembang biak dengan membentuk spora.
Ciri-cirinya adalah eukariot, memiliki dinding sel, tidak memiliki klorofil, uniseluler
atau multiseluler, hidup heterotrof (saprofit, parasit, dan mutual). Fungi hidup di tempat-tempat
lembap, air laut, air tawar, di tempat yang asam dan bersimbiosis dengan ganggang membentuk
lumut kerak (lichenes). Reproduksi secara aseksual menghasilkan spora, kuncup, dan
fragmentasi. Sedangkan, secara seksual dengan zigospora, askospora, dan basidiospora.
Berikut ini yang termasuk ke dalam fungi.
Jamur mempunyai ukuran bermacam-macam, dari yang halus kecil seperti benang
hingga yang berukuran cukup besar. Jamur tidak memiliki klorofi l sehingga tidak dapat
membuat makanannya sendiri. Jamur hidup dengan cara menguraikan sisa-sisa makhluk hidup
yang telah mati dan menyerap sari makanannya. Dalam hal cara memperoleh makanannya,
jamur sangat istimewa. Jamur tidak menelan makanannya, namun mengeluarkan sejenis zat
yang membuat makanan menjadi terurai. Jika makanan telah terurai maka sari-sarinya akan
diserap oleh jamur.
Jamur ada yang tersusun atas satu sel dan ada yang tersusun atas banyak sel. Jamur
yang tersusun atas banyak sel, tubuhnya terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa.
Hifa tersebut akan membentuk suatu anyaman yang disebut miselium. Jamur biasanya tumbuh
di tempat-tempat yang lembap dan kurang cahaya matahari. Perkembangbiakan jamur dapat
dilakukan secara generatif (kawin) maupun vegetatif (tidak kawin). Perkembang biakan secara
generatif, dengan melakukan perkawinan melalui miselium. Adapun secara vegetatif, jamur
akan menghasilkan spora yang dibentuk oleh tubuh buah.
Jamur banyak sekali dimanfaatkan oleh manusia. Beberapa jenis jamur dimanfaatkan
untuk mengolah bahan makanan, misalnya untuk membuat tempe dan oncom (Rhizopus
stoloniferus), untuk dimakan langsung (jamur merang dan jamur kuping). Selain sebagai bahan
makanan, beberapa jamur dapat dijadikan bahan obat-obatan, misalnya Penicillium notatum
sebagai penghasil antibiotik penisilin. Selain memberikan manfaat, beberapa jenis jamur
menimbulkan kerugian bagi manusia, misalnya karena membusukkan bahan makanan,
merusak tanaman, dan menimbulkan racun. Beberapa jenis jamur memang dapat dimakan,
namun banyak juga jamur yang beracun sehingga berbahaya jika dimakan. Contoh jamur yang
beracun, yakni Amanita muscaria. Oleh karena itu, apabila kamu menemukan jamur hendaknya
hati-hati apabila akan memakannya sebab beberapa jamur mengandung racun.
Fungi terdiri atas 4 divisio yaitu: Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan
Deuteromycota.
a. Zygomycota, contoh Rhizhopus oryzae, digunakan untuk pembuatan tempe.
Ciri-cirinya adalah:
 Mempunyai hifa yang tidak bersekat.
 Reproduksi secara seksual dengan zigosporangium dan secara aseksual dengan spora.
 Hidup sebagai saprofit pada makanan, tanah, sisa-sisa tumbuhan atau hewan, ada juga
yang hidup sebagai parasit. Contohnya, Rhizopus oryzae (untuk pembuatan tempe).

b. Ascomycota, contoh Saccaromyces cerreviceae, digunakan dalam pembuatan


minuman beralkohol. Contoh lain adalah Penicillium notatum jamur penghasil zat
antibiotik yang dikenal dengan penisilin, dan Penicillium camemberti (bahan
pembuat keju)
Ciri-cirinya adalah:
 Uniseluler atau multiseluler (sebagian besar).
 Mempunyai hifa yang bersekat-sekat.
 Ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak.
 Reproduksi aseksual dengan konidia dan tunas. Sedangkan, secara seksual dengan
konidiospora.
 Hidup sebagai saprofit pada tanah, sisa-sisa organisme, ada yang sebagai parasit pada
hewan atau manusia. Contoh: Saccharo-myces cereviceae (bahan pembuat minuman
beralkohol).

c. Basidiomycota, contoh Volvariella volvacea sering dikenal dengan jamur merang,


dan Auricularia polytrica (jamur kuping)
Ciri-cirinya adalah:
 Multiseluler.
 Hifa bersekat.
 Ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak.
 Umumnya hidup saprofit pada sisa-sisa organisme, ada yang parasit pada tumbuhan atau
manusia.
 Reproduksi aseksual dengan membentuk konidiospora, secara seksual dengan
menghasilkan basidiospora. Contohnya, Volvarella
 volvacea (jamur merang).
d. Deuteromycota, contohnya Rhyzoctonia solani, menyebabkan penyakit pada
Solanum sp (kentang). Disebut juga jamur tak sempurna karena reproduksi
seksualnya belum diketahui. Contoh: Aspergillus wentii (pembuatan kecap, tauco).

e. Penicillium notatum (Ascomycetes), menghasilkan antibiotik penisilin.


f. Pleurotus ostreatus (Basidiomycetes), disebut pula jamur tiram yang enak dan aman
untuk dimakan.
g. Alternaria (Deuteromycetes), parasit pada tanaman kentang.
h. Helminthosporium (Deuteromycetes), parasit pada tanaman padi dan jagung.
Beberapa contoh jamur yang merugikan antara lain Malassesia furfur (jamur panu), dan
Aspergillus flavus (menghasilkan racun aflatoksin).
 Plantae (Tumbuhan)
Kingdom plantae atau tumbuhan adalah istilah untuk organisme yang memiliki ciri eukariotik
dan multiseluler. Selain itu, organisme ini mampu melakukan fotosintesis untuk menghasilkan
makanan karena memiliki klorofil.
Kingdom Plantae merupakan organisme multiseluler dan eukariotik. Sel-selnya terlindung oleh
dinding yang terbuat dari selulosa dan mempunyai klorofil yang terkumpul dalam plastida.
Klorofil adalah pigmen yang mampu menyelenggarakan fotosintesis, sehingga tumbuhan
bersifat autotrof. Tumbuhan berkembang biak secara seksual dan aseksual. Sel-sel tumbuhan
multiseluler membentuk jaringan dan organ. Dunia tumbuhan digolongkan menjadi lumut
(tumbuhan tak berpembuluh), paku-pakuan dan tumbuhan biji (tumbuhan berpembuluh).
Berdasarkan berkas pembuluh, plantae dibagi kedalam dua kelompok (divisi), yaitu
Thallophyta dan Tracheophyta.
(1) Thallophyta
mempunyai bagian tubuh yang sederhana, tidak mempunyai pembuluh angkut, akar,
batang, dan daun sejati. Berikut ini yang termasuk Thallophyta.
a) Algae (ganggang)
Algae banyak tumbuh di tempat basah, multiseluler, dapat berbentuk benang atau berkoloni,
memiliki klorofil sehingga mampu melakukan fotosintesis. Tapi, ada juga yang memiliki
pigmen lain. Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi. Sedangkan secara seksual
dengan fertilisasi antara gamet jantan dan betina. Algae dibedakan atas 4 kelompok, yaitu:
Chloropyta (alga hijau), Chrysophyta (alga keemasan), Phaeophyta (alga cokelat), dan
Rhodophyta (alga merah).

b) Bryophyta (Lumut)
Bryophyta hidup di tempat-tempat yang lembap, mempunyai bagian-bagian tubuh yang
menyerupai daun, batang dan akar, mampu melakukan fotosintesis karena memiliki klorofil.
Dalam masa hidupnya mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) yang menghasilkan
generasi penghasil gamet (gametofit) dan generasi penghasil spora (sporofit). Spora dihasilkan
oleh sporogonium. Lumut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
(1) Hepaticeae (Lumut hati) Tumbuh secara horizontal, belum memiliki daun, dapat
dibedakan menjadi lumut hati jantan dan betina. Alat reproduksinya adalah gemma,
secara seksual dengan gametofit. Contoh: Marchantia.

(2) Musci (Lumut daun) Tubuh lumut daun lebih menyerupai batang dan daun, hidup di
tempat-tempat basah, berkelompok. Contoh: Sphagnum fimbriatun, Mnium.
Ciri-ciri tumbuhan lumut secara umum sebagai berikut.
 memiliki bentuk menyerupai akar (disebut rhizoid), batang dan daun, tetapi bukan akar,
batang dan daun sejati,
 tidak ditemukan adanya jaringan pembuluh pada alat tubuhnya. Pengangkutan air dan
garam mineral berlangsung dari sel ke sel secara lambat,
 habitatnya di tempat lembab atau basah,
 tubuhnya berukuran 0,5cm—15 cm, dan
 daur hidupnya mengalami pergiliran keturunan antara fase kawin (gametofit) dan tak
kawin (sporofit), disebut metagenesis
c) Paku
Paku merupakan kelompok tumbuhan berpembuluh, karena golongan tumbuhan paku
mempunyai pembuluh kayu (xilem) dan pembuluh tapis (floem). Tumbuhan berpembuluh
sering disebut tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan ini mempunyai organ tubuh seperti akar,
batang, dan daun sejati (Cormophyta). Daunnya mengandung klorofil untuk fotosintesis. Daun
yang mengandung spora disebut sporofil yang merupakan daun fertil (subur). Daun yang tidak
mengandung spora dan hanya untuk fotosintesis saja disebut tropofil yang merupakan daun
steril (mandul). Ciri khas tumbuhan paku adalah ujung daun tumbuhan paku ketika masih muda
menggulung. Paku berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan.
Tumbuhan paku dikelompokkan menjadi beberapa kelas, diantaranya adalah paku ekor
kuda (Equisetinae), paku kawat (Lycopodineae), dan paku benar (Filicinae). Contoh paku ekor
kuda adalah Equisetum debile digunakan sebagai penggosok. Contoh paku kawat adalah
Lycopodium cernum, Lycopodium clavatum, yang digunakan sebagai bahan obat-obatan, dan
Selaginella sp (paku rane). Contoh paku benar (Filicinae) adalah Adiantum cuneatum (suplir)
untuk tanaman hias, Azolla pinnata (paku sampan), Dryopteris filixmas digunakan untuk obat
cacing, Marcilea crenata (semanggi) dikonsumsi sebagai sayuran, Alsophilla glauca (paku
tiang), dan Asplenium nidus (paku sarang burung). Tumbuhan paku berkembang biak secara
kawin dan tak kawin. Kedua cara tersebut berlangsung secara bergantian. Seperti halnya pada
tumbuhan lumut, tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Daur
hidup tumbuhan paku selengkapnya adalah sebagai berikut.
1) spora paku yang telah masak apabila jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi
protalium,
2) protalium selanjutnya akan menghasilkan alat kelamin berupa anteridium dan arkegonium.
Alat tersebut masing-masing akan menghasilkan spermatozoid dan ovum, karena merupakan
penghasil gamet disebut gametofit.
3) apabila terjadi pembuahan, akan dihasilkan zigot yang tumbuh menjadi embrio dan akhirnya
menjadi tumbuhan paku.
4) Tumbuhan paku dewasa memiliki sporofil yang akan menghasilkan spora.
2) Tracheophyta
Tumbuhan yang memiliki pembuluh angkut memiliki bagianbagian tubuh yang terdiri dari
akar, batang, dan daun sejati. Akar memiliki fungsi sebagai alat untuk menyerap air dan zat-
zat mineral. Batang berfungsi sebagai alat transportasi dan pernapasan. Daun berfungsi sebagai
organ untuk fotosintesis. Yang termasuk ke dalam Tracheophyta adalah:
a) Pterydophyta
Mempunyai daun, batang, dan akar sejati, tidak berbunga. Akarnya berbentuk serabut,
berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan. Pterydophyta telah memiliki pembuluh angkut
(xilem) dan (floem), dan mengalami metagenesis, seperti tumbuhan lumut. Pterydophyta
dikelompokkan menjadi 4 divisio, yaitu: Psilophyta (paku purba), Lycophyta (paku kawat),
Sphenophyta (paku ekor kuda), dan Pterophyta (paku sejati).
b) Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Tumbuhan biji juga mempunyai alat perkembangbiakan yang tampak jelas berupa
bunga. Hasil perkembangbiakan secara kawin adalah zigot yang kemudian akan berkembang
menjadi embrio. Zigot merupakan hasil peleburan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina. Embrio tersimpan di dalam biji yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru, biji
dibungkus oleh selaput kulit biji. Tumbuhan berbiji dibedakan menjadi tumbuhan berbiji
terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
Tumbuhan yang memiliki daun, batang, akar, dan bunga sebagai alat reproduksi dan
menghasilkan biji. Bagian bunga yang menghasilkan gamet jantan disebut benangsari dan yang
menghasilkan gamet betina disebut putik. Perkembangbiakan secara seksual dengan biji. Di
dalam biji terdapat embrio/lembaga (calon tumbuhan baru). Spermatophyta dibagi menjadi dua
kelompok yang didasarkan pada letak bijinya, yaitu:
(1) Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka)
Struktur tubuh Gymnospermae seperti akar, batang, dan daun telah sempurna.
Tumbuhan ini berakar tunggang. Batang tumbuh tegak bercabang-cabang. Baik akar maupun
batang memiliki kambium sehingga dapat tumbuh membesar. Daun pada umumnya tunggal,
kecil, kaku, dan berwarna hijau.
Kelompok tumbuhan ini disebut tumbuhan berbiji terbuka karena biji tidak benar-benar
tertutupi oleh daging buah sehingga biji relatif terbuka. Bunga pada tumbuhan berbiji terbuka
tidak mempunyai warna dan bentuk yang mencolok dan biasa disebut strobilus atau runjung.
Karena strobilus tidak berwarna, sebagian orang mengira bahwa tumbuhan berbiji terbuka
tidak pernah berbunga tetapi langsung menjadi buah.
Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya. Biji tidak terbungkus daun
buah. Biji sebagai alat perkembangbiakan berbentuk kerucut yang disebut strobilus. Terdapat
strobilus jantan dan strobilus betina. Gymnospermae terbagi menjadi 4 kelas, yaitu:
 Cyadinae, contoh: Cycas rumphii (pakis haji).
 Coniferae, contoh: Agathis alba (damar).
 Gnetinae, contoh: Gnetum gnemon (melinjo).
 Ginkyonae, contoh: Ginkgo biloba.
 Coni ferophyta adalah Pinus sp
(2) Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup)
Angiospermae memiliki bunga sejati sebagai alat reproduksi. Bakal biji diselubungi daun buah.
Bunga-bunga pada Angiospermae ada yang lengkap maupun tidak lengkap. Bunga lengkap
bila memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan benangsari. Biji terbungkus bakal
buah. Setelah terjadi pembuahan, biji berkembang sehingga mengandung kandung lembaga
(embrio) dan endosperma (cadangan makanan).
Contoh Angiospermae adalah padi (Oryza sativa), kelapa (Cocos nucifera), jagung (Zea
mays), kacang tanah (Arachis hypogaea), asam (Tamarindus indica), dan beringin (Ficus
benjamina).
Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, berdasarkan keping daun lembaga, yaitu dikotil
dan monokotil.
 Tumbuhan dikotil memiliki ciri susunan akar berbentuk akar tunggang, batang
kebanyakan bercabang. Batangnya dapat tumbuh membesar karena memiliki kambium.
Ruas-ruas batangnya tidak jelas, bijinya memiliki dua kotiledon, daun letaknya
tersebar, dengan tulang daun menyirip atau menjari. Jumlah bagian bunga 2, 4 atau 5
maupun kelipatannya.
 Tumbuhan Monokotil kebanyakan berbentuk herba. Tumbuhan ini memiliki lembaga
yang hanya terdiri dari satu daun lembaga. Akar berbentuk serabut. Batangnya tidak
bercabang, serta ruas-ruas batang tampak jelas.
e. Animalia
Animalia atau hewan merupakan organisme multiseluler, bersifat heterotrof, organisme yang
aktif. Kingdom animalia dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya tulang
belakang, yaitu:
1) Avertebrata
Avertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Avertebrata
terdiri dari 8 filum, yaitu:
a) Protozoa (hewan bersel satu)
Tubuh bersel satu, cara hidup bebas dan parasit pada makhluk hidup lain, selnya tidak memiliki
plastida, bergerak dengan kaki semu, bulu cambuk, berbulu getar, cara berkembang biak
dengan membelah diri (tak kawin) dan konjugasi (kawin)
b) Porifera (hewan berpori–pori)
Hidup di air, seluruh permukaan tubuh berpori-pori, mempunyai rangka dari zat tanduk, zat
spons yang sering digunakan untuk alat gosok pada waktu mandi. Contoh : Euspongia,
poterion, dan scypha.

c) Colenterata (hewan berongga)


Hidup di air, tubuhnya berongga, mempunyai tentakel untuk menangkap makanan dan sebagai
alat peraba, mempunyai dua bentuk tubuh yaitu polip menempel pada tempat hidup dan medusa
seperti payung melayang-layang di air.
c) Vermes (cacing)
Berdasarkan bentuk tubuh dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
 Platyhelminthes (cacing pipih)
Tidak mempunyai ringga dan anus, tetapi hanya memiliki satu lubang yaitu mulut untuk
memasukkan makanan dan mengeluarakan sisa makanan. Cacing pipih dibagi menjadi 3 kelas,
yaitu :
(1) Turbellaris (cacing getar) contoh planaria.
(2) Trematoda (cacing hisap) contoh: Fasciola hepatica (cacing hati).

(3) Cestoda (cacing pita) contoh: cacing pita sapi, cacing pita babi.
 Nemathelminthes (cacing gilig)
Tubuhnya bulat panjang, tidak bersegmen-segmen, memiliki mulut dan anus, berkembang biak
dengan kawin. Contoh Ascaris lumbricoides (cacing perut), Ancylostoma duodenale (cacing
tambang), Oxyuris vermicularis (cacing kremi).

 Annelida (cacing gelang)


Tubuh beruas-ruas, tersusun seperti cincin, memiliki mulut dan anus, antara kulit badan dan
dinding terdapat rongga badan. Contoh: Chaetopoda (cacing berambut), yaitu: Wawo dan
palolo (enak dimakan). Hirudinae (cacing penghisap darah) yaitu : lintah dan pacet.

d) Mollusca (Hewan bertubuh lunak)


Mollusca merupakan kelompok hewan yang bertubuh lunak, tubuh dilindungi cangkang, ada
pula yang tidak bercangkang. Ukuran bervariasi. Hidup di perairan laut, air tawar, ataupun
darat. Contoh: Achatina fulica (bekicot).

e) Arthropoda (hewan berbuku–buku)


Tubuhnya dibedakan atas kepala, dada, dan perut. Memiliki alat indra yang peka terhadap
sentuhan panas, bau-bauan, mata majemuk yaitu terdiri atas beribu-ribu mata kecil yang
berbentuk segi enam disebut mata faset.
Arthropoda meliputi empat kelas, yaitu:
 Insecta (serangga)
Tubuh terdiri atas kepala, dada dan perut. Susunan saraf tangga tali yaitu terdiri atas simpul–
simpul yang saling berhubung. Pernafasan dengan sistem trakea, yaitu pembuluh udara yang
bermuara pada stigma. Mengalami metamorfosis sempurna yaitu telur–larva–kepompong
dewasa dan metamorfosis tak sempurna telur –nimfa–dewasa. Peredaran darah terbuka, artinya
darah mengalir di dalam pembuluh darah. Pencernaan makanan dari mulut sampai anus.
 Crustaceae (udang–udangan)
Tubuh terdiri atas kepala dada menyatu (cephalothorax) dan perut. Pada kepala terdapat dua
pasang antena panjang dan pendek. Mempunyai kaki 5 pasang. Contoh: udang, kepiting,
rajungan dan ketam.
 Arachnoidea (laba–laba)
Tubuh terdiri atas kepala dada menyatu dan perut (abdomen). Pada kepala terdapat 4 pasang
kaki. Alat pernafasan paru–paru buku yaitu berlapis–lapis. Mempunyai sepasang mata besar
dan beberapa mata kecil. Laba–laba dibagi menjadi tiga ordo, yaitu :
(1) Arachnida (bangsa laba-laba) contoh: laba–laba rumah .
(2) Scorpionida (bangsa kala) contoh: kalajangking.
(3) Acarina (bangsa tungau) contoh: caplak, kutu.

 Myriapoda (lipan)
Tubuh terdiri atas kepala dan perut (abdomen) yang beruasruas, tiap ruas mempunyai satu
pasang kaki. Bernafas dengan trakea. Contoh: kelabang, kaki seribu.
f) Mollusca (hewan lunak)
Tubuh lunak banyak mengandung lendir dan terbungkus oleh mantel, cangkang dari zat kapur.
Hewan ini dibedakan mejadi tiga kelas, yaitu:
 Polecypoda (kerang)
Tubuh dilapisi dua cangkang yang dihubungkan dengan engsel sehingga dapat membuka dan
menutup. Cangkang terdiri dari tiga lapisan luar (periostrakum), tengah (prismatik) dan dalam
(mutiara atau nakreas). Apabila ada benda yang masuk ke dalam mantel maka melapisi benda
tersebut sehingga terbentuk mutiara.
 Gastropoda (cumi–cumi)
Hidup di laut, mempunyai tinta untuk melindungi diri bila ada musuh. Pada mulut mempunyai
8 tentakel pendek untuk memegang mangsa dan 2 tentakel panjang untuk perkawinan. Contoh
: Gurita, cumi–cumi.
 Cephalopoda (siput)
Hidup di darat bernafas dengan paru-paru, di air dengan insang, berjalan dengan menggunakan
otot perut sambil mengeluarkan lendir dari dalam tubuh untuk mempermudah gerakan.
Termasuk hewan hermafrodit artinya mempunyai dua alat kelamin dalam satu tubuh jantan dan
betina. Tetapi tidak melakukan pembuahan sendiri.
f) Echinodermata (hewan berkulit duri)
Tubuh diselimuti kulit duri, terdapat lempeng dari zat kapur memiliki alat gerak kaki
ambulakral yang merupakan tabung yang dilengkapi dengan alat pengisap dan digunakan
untuk melekat di dasar air. Sistem syaraf menyebar ke seluruh tubuh. Alat pencernaan dari
mulut, usus anus. Pernafasan insang tersebar di seluruh permukaan tubuh. Perkembangbiakan
secara kawin. Mempunyai daya regenerasi yaitu mempunyai kemampuan untuk menumbuhkan
kembali bagian tubuh yang terputus. Echinodermata memiliki 5 kelas, yaitu:
a) Asternoida (bintang laut)
b) Echinoidea (landak laut)
c) Ophiuroidea (bintang laut)
d) Crinoidea (lilia laut )
e) Holothuroidea (tripang).

a) Porifera (hewan berpori)


Porifera merupakan kelompok hewan multiseluler yang paling sederhana, tubuh berpori-pori,
sebagian besar hidup di air laut, tapi ada juga yang hidup di air tawar. Tubuhnya berbentuk
seperti bunga pada umumnya. Contoh: Niphates digitalis, Clathrina.
b) Coelenterata (Hewan berongga)
Struktur tubuh Coelenterata lebih kompleks dibanding porifera. Dalam daur hidupnya
mempunyai bentuk tubuh sebagai polip dan medusa. Mulut memiliki tentakel, pada tentakel
terdapat alat penyengat. Contoh: Chrysaora fruttescena (ubur-ubur).
c) Platyhelminthes (Cacing pipih)
Ukuran bervariasi, bentuk tubuh pipih, telah memiliki organ sebagai alat pencernaan, hidup
bebas atau sebagai parasit. Contoh: Fasciola hepatica (cacing hati).
d) Nemathelminthes (Cacing gilig)
Bentuk tubuh gilig/silindris, memiliki rongga tubuh tapi tidak sejati. Permukaan tubuh dilapisi
kutikula, memiliki sistem pencernaan yang lengkap. Hidup bebas atau sebagai parasit. Contoh:
Ascaris lumbricoides (cacing perut).
e) Annelida (Cacing gelang)
Tubuh bersegmen dan bulat, sistem pencernaan sudah lengkap. Sebagian besar hidup bebas,
ada yang sebagai parasit. Contoh: Lumbricus terrestris (cacing tanah).
f) Mollusca (Hewan bertubuh lunak)
Mollusca merupakan kelompok hewan yang bertubuh lunak, tubuh dilindungi cangkang, ada
pula yang tidak bercangkang. Ukuran bervariasi. Hidup di perairan laut, air tawar, ataupun
darat. Contoh: Achatina fulica (bekicot).
g) Arthropoda (Hewan berbuku-buku)
Memiliki kaki beruas-ruas, tubuh dapat dibedakan antara kepala, dada, dan perut. Mempunyai
rangka luar yang keras (kutikula). Hidup bebas, parasit, simbiosis. Contoh: Pardosa amenata
(jenis laba-laba).
h) Echinodermata (Hewan berkulit duri)
Struktur tubuh simetri radial, seperti bintang, bulat, pipih. Permukaan tubuh umumnya berkulit
duri. Bergerak menggunakan kaki ambulakral. Hidup bebas atau di perairan laut. Contoh:
Acanthaster sp (bintang laut).

2) Vertebrata
Kelompok hewan ini memiliki tulang belakang, rangka dalam, rongga tubuh, sistem
pernapasan, pencernaan, peredaran darah, ekskren, saraf, alat reproduksi terdiri dari kelamin
jantan dan betina. kelompok hewan yang memiliki ruas tulang belakang. Hewan vertebrata
dibagi menjadi lima kelas, yaitu:
1. Pisces (ikan)
Hidup di air, Pernafasan dengan insang, memiliki sirip untuk menentukan arah gerak di dalam
air, memiliki gurat sisi untuk mengetahui tekanan di air. Suhu badan poikiloterm atau berdarah
dingin yaitu suhu tubuh disesuaikan dengan lingkungan. Perkembangbiakan dengan cara
bertelur. Contoh: ikan bertulang rawan (chondrichyes); ikan cucut, ikan pari, ikan hiu. Ikan
bertulang sejati (osteichtyes); ikan merah, ikan salem.
2. Amphibia (amfibi)
Hidup di dua tempat, bernafas dengan insang dan paru–paru, suhu badan poikiloterm,
berkembangbiak bertelur dan pembuahan di luar tubuh (eksternal). Contoh: katak pohon,
salamander.
3. Reptillia (reptil)
Berkulit keras, kering dan bersisik. Pada ular sisiknya sering mengelupas. Suhu badan
poikiloterm, berkembangbiak dengan bertelur, pembuahan di dalam tubuh betina. Contoh :
kadal, buaya, ular.
4. Aves (burung)
Tubuh berbulu untuk terbang dan melindungi tubuh.,tulang berongga supaya ringan, suhu
badan homoioterm atau berdarah panas yaitu suhu tubuh tetap. Berkembangbiak dengan
bertelur dan pembuahan di dalam tubuh (internal). Contoh: burung kasuari, burung kutilang,
burung walet dan sebagainya.
5. Mammalia (hewan menyusui)
Memiliki kelenjar susu, berkembangbiak biak dengan melahirkan anak ada beberapa yang
bertelur, berambut, suhu badan homoioterm dan bernafas dengan paru-paru. Contoh:
• Sebangsa kera misalnya: monyet, beruk, kutung dan orang utan.
• Sebangsa hewan buas misalnya: harimau dan singa.
• Sebangsa pemakan serangga misalnya: tikus, celurut, dan tregiling.
• Sebangsa hewan pengerat misalnya: marmut, bajing dan tikus.
• Sebangsa kelelawar: kalong dan kampret.
• Sebangsa hewan berbelalai misalnya: gajah.
• Sebangsa ikan paus misalnya: lumba–lumba dan ikan paus.
• Sebangsa hewan berkantong misalnya: kanguru

C. Organisasi Kehidupan

1. Sel
Sel adalah satuan terkecil makhluk hidup yang menyusun tubuh makhluk hidup, Ukuran sel
sangat kecil sehingga bagian-bagian sel dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
elektron. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut:
a. Membran Plasma
Membran plasma berfungsi sebagai pelindung sel dan mengatur keluar masuknya zat-zat dari
dalam atau dari luar sel. Pada sel hewan terdapat dinding sel sehingga bentuknya kaku atau
tetap. Sedangkan, pada sel tumbuhan tidak terdapat dinding sel sehingga membran sel menjadi
lapisan sel terluar. Membran sel tersusun atas senyawa lipida dan protein (lipoprotein) serta
bersifat semipermeabel. Tidak semua zat bisa masuk ke sel karena diseleksi oleh membran sel.
b. Sitoplasma
Sitoplasma adalah larutan yang berada di antara membran sel dan inti sel. Sitoplasma
mengandung 90% air dan bermacam-macam bahan biokimia untuk kehidupan, seperti ion-ion
dan molekul-molekul garam, asam amino, gula, nukleotida, asam lemak, vitamin, dan gas-gas
yang membentuk larutan. Di dalam sitoplasma terdapat struktur halus yang disebut organel sel.
Organel-organel ini adalah:
1) Mitokondria berfungsi untuk respirasi atau pernapasan sel.
2) Badan golgi berfungsi dalam proses ekskresi sel.
3) Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
4) Lisosom berfungsi menghasilkan enzim-enzim untuk mencerna makanan.
5) Sentrosom berfungsi sebagai tempat menggantungnya kromosom saat pembelahan sel.
Terdapat pada sel hewan dan manusia.
6) Vakuola berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan dan mengeluarkan sisa
metabolisme. Biasanya terdapat pada sel tumbuhan.
7) Plastida, hanya ditemukan pada tumbuhan. Ada yang mengandung zat warna dan ada
yang tidak. Plastida yang mengandung zat hijau daun disebut kloroplas.

c. Inti Sel
Inti sel disebut juga nukleus. Inti sel terdiri atas membran inti sebagai pembungkus inti, nukleus
atau anak inti, dan plasma inti atau nukleoplasma. Di dalam plasma inti terdapat benang-
benang krosom yang berfungsi sebagai pembawa sifat keturunan. Inti sel berfungsi sebagai
pengatur seluruh kegiatan sel.
2. Jaringan
Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama.
a. Jaringan pada Tumbuhan
Jaringan pada tumbuhan bermacam-macam, yaitu:
1) Jaringan meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya selalu aktif membelah. Jaringan ini
berfungsi untuk pertumbuhan sel. Terdapat pada ujung batang dan ujung akar serta pada
kambium (ikatan pembuluh).
2) Jaringan epidermis
Jaringan ini terletak pada permukaan batang, akar, dan daun. Jaringan ini berfungsi sebagai
pelindung jaringan di bawahnya.
3) Jaringan parenkim
Jaringan parenkim merupakan jaringan pengisi antara jaringan yang lain. Oleh karena itu,
jaringan parenkim terdapat hampir di seluruh bagian tubuh tumbuhan.
4) Jaringan pengokoh
Jaringan pengokoh berfungsi menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdapat di akar, batang,
daun, dan buah. Jaringan pengokoh ini terdiri atas jaringan kolenkim dan sklerenkim.
5) Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua macam, yaitu jaringan xilem dan floem. Jaringan
xilem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari tanah ke daun. Sedangkan, floem
berfungsi untuk mengangkut sari makanan dari daun ke seluruh tubuh tanaman.
6) Jaringan endodermis Jaringan ini terdapat pada akar dan batang.

b. Jaringan pada Hewan


Jaringan pada hewan sama dengan jaringan pada manusia, yaitu:
1) Jaringan epitel
Jaringan epitel berfungsi sebagai pelindung jaringan di bawahnya. Lapisan ini dibagi
menjadi dua macam, yaitu epitel berlapis tunggal dan epitel berlapis banyak. Epitel lapisan
tunggal, contohnya epitel pipih selapis terdapat pada alveoli. Sedangkan, contoh epitel berlapis
banyak adalah epitel pipih pada epidermis kulit vertebrata.
2) Jaringan penyokong
Jaringan ini berfungsi untuk menyokong tubuh. Jaringan ini dibedakan menjadi:
a) jaringan ikat berfungsi memperkuat tubuh dan sebagai penghubung antarjaringan.
b) Jaringan tulang berfungsi sebagai pelindung bagian tubuh yang lunak. Jaringan ini dibagi
menjadi dua macam, yaitu jaringan tulang keras dan tulang rawan.
3) Jaringan otot,
Jaringan ini berfungsi sebagai alat gerak aktif. Jaringan ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu
otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
4) Jaringan darah
Jaringan darah berfungsi sebagai alat transportasi dan pelindung tubuh dari bibit penyakit. Sel
darah terdiri atas darah merah, darah putih, dan trombosit.
5) Jaringan saraf
Jaringan ini berfungsi untuk menghantarkan rangsangan atau impuls. Jaringan ini terdiri atas
sel-sel saraf (neuron). Neuron tersusun atas badan sel saraf, dendrit, dan akson.

3. Organ
Jaringan yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk organ. Organ pada
tumbuhan adalah akar, batang, daun, bunga, biji dan buah. Organ-organ ini memiliki fungsi
yang berbedabeda. Organ pada manusia dan hewan adalah mata, hidung, telinga, usus, dan lain
lain.
4. Sistem Organ
Sistem organ adalah kumpulan dari organ-organ yang saling bekerja sama membentuk suatu
sistem. Contoh sistem organ adalah sistem pernapasan yang terbentuk dari organ hidung, paru-
paru, bronkus, dan tenggorokan.
5. Individu
Semua sistem organ akan bekerja sama untuk melakukan fungsi hidup atau proses kehidupan
dan membentuk organisme. Sistem organ ini saling mempengaruhi sistem organ yang lain. Jika
satu sistem organ rusak akan mengganggu sistem organ yang lain.

BAB II EKOSISTEM
Ekosistem merupakan interaksi bolak-balik antarmakhluk hidup (biotik) dengan
lingkungannya (abiotik). Ilmu yang mempelajari tentang ekosistem disebut ekologi. Sebelum
mempelajari tentang komponen ekosistem, kamu harus mengetahui apa yang dimaksud dengan
individu, populasi, komunitas, dan habitat. Individu adalah satu makhluk tunggal, contohnya
seekor burung. Populasi adalah kumpulan dari individu yang sama yang menempati suatu
tempat tertentu. Tempat hidup suatu makhluk hidup disebut habitat. Kumpulan populasi akan
membentuk suatu komunitas. Kumpulan komunitas akan membentuk suatu ekosistem.
1) Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen ekosistem berupa benda tak hidup yang terdapat di
sekitar makhluk hidup.
a. Cahaya Matahari
b. Udara
c. Suhu
d. Air
e. Tanah
2) Komponen biotik
Komponen biotik adalah komponen ekosistem berupa berbagai makhluk hidup yang ada di
dalam suatu ekosistem.
a. Produsen
Di dalam ekosistem semua tumbuhan hijau adalah produsen. Tumbuhan dapat membuat
makanannya sendiri dengan melakukan fotosintesis. Di dalam ekosistem air yang berperan
sebagai produsen adalah fitoplankton, yang merupakan tumbuhan hijau yang amat kecil yang
melayang-layang di dalam air. Fitoplankton selalu menghasilkan berton-ton makanan yang
menjadi sumber makanan bagi hewan-hewan air yang lain.
b. Konsumen
Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanan sendiri. Oleh karena itu, manusia dan
hewan memperoleh makanan dari tumbuhan sehingga disebut konsumen. Konsumen sangat
tergantung pada produsen, begitu juga sebaliknya, konsumen mempengaruhi kelangsungan
hidup produsen. Karbon dioksida dari sisa pernapasan hewan dan manusia dibutuhkan
tumbuhan untuk proses fotosintesis (membuat makanan).
Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dibagi menjadi tiga macam, yaitu herbivora,
karnivora, dan omnivora.
1) Herbivora
Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan. Makhluk hidup yang memakan langsung
tumbuhan disebut juga sebagai konsumen tingkat pertama. Contoh hewan-hewan pemakan
tumbuhan adalah kerbau, domba, kambing, kelinci, sapi, dan lain sebagainya.
2) Carnivora
Carnivora adalah makhluk hidup yang memakan daging makhluk hidup yang lain.
Biasanya, carnivora memakan makhluk hidup herbivora. Dengan kata lain, carnivora adalah
konsumen tingkat kedua. Contoh hewan yang termasuk carnivora adalah singa, harimau, dan
buaya.
3) Omnivora
Makhluk hidup yang memakan tumbuhan dan daging makhluk hidup lain disebut
omnivora. Hewan omnivora merupakan pemakan segalanya (tumbuhan dan hewan).
Contohnya adalah babi dan itik.
c. Pengurai
Pengurai atau dekomposer adalah organisme atau makhluk hidup yang berfungsi
menguraikan sampah atau sisa-sisa makhuk hidup yang mati. Pengurai berfungsi sebagai
penghubung peredaran zat dari konsumen ke produsen. Zat yang telah diambil oleh konsumen
dari produsen akan kembali lagi ke produsen melalui proses penguraian oleh pengurai.
Pengurai terdiri atas makhluk hidup berukuran kecil yang hidup di tanah, air, maupun
di udara. Contohnya bakteri dan jamur-jamur saprofit.
1. Interaksi Antarorganisme
Interaksi antarorganisme dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda jenis, yang satu untung dan
yang lain dirugikan. Contohnya benalu dengan inangnya. Benalu mampu berfotosintesis
karena memiliki zat hijau daun, tetapi benalu menyerap air dari inangnya. Hal ini menyebabkan
pertumbuhan inang yang ditumpangi menjadi terganggu karena kebutuhan air untuk
fotosintesis berkurang sehingga makanan yang dihasilkan sedikit. Jika benalu makin tumbuh
dan berkembang, maka inang dapat mengalami kematian.
Contoh simbiosis parasaitisme terjadi pada tumbuhan tali putri dengan inangnya. Tali putri
mendapat tempat hidup dan makanan dari inangnya, sedangkan inangnya mengalami kerugian,
karena makanannya diambil oleh tali putri. Kutu dengan kucing atau kelinci sebagai inangnya.
Kutu mendapatkan keuntungan dengan mengisap darah inangnya. Inangnya dirugikan karena
darahnya diambil kutu. Dengan demikian tali putri, kutu, bakteri, virus, dan benalu disebut
parasit.
b. Komensalisme
Komensalisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda jenis, yang satu untung
dan yang lain tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
Anggrek hanya menempel pada pohon yang ditumpanginya untuk mendapatkan sinar matahari.
Pohon yang ditumpangi anggrek tidak mengalami kerugian apapun.
Contoh yang lainnya terjadi pada ikan hiu (ikan besar) dengan ikan remora (ikan kecil). Ikan
hiu tidak diuntungkan dan tidak dirugikan dengan keberadaan ikan remora. Sedangkan ikan
remora mendapat keuntungan dari sisa makanan ikan hiu. Coba kamu cari contoh yang lainnya.
c. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda jenis yang saling
menguntungkan. Contohnya bunga dan lebah. Bunga menghasilkan madu yang disukai lebah
dan lebah membantu penyerbukan bunga. Oleh karena itu, keduanya memperoleh keuntungan.
Contoh simbiosis mutualisme di antaranya interaksi Protista Flagellata di dalam tubuh
rayap. Flagellata dapat hidup di dalam tubuh rayap karena membantu rayap untuk mencerna
kayu melalui proses pelapukan. Contoh lainnya, kupu-kupu memerlukan madu yang diisapnya
dari bunga, dan bunga memerlukan kupu-kupu untuk membantu proses reproduksi. Manusia
dengan bakteri usus, manusia memperoleh vitamin B 12 dari bakteri, dan bakteri dapat tempat
hidup di usus manusia.
manusia dengan bakteri Eschericia coli yang hidup di usus. Bakteri tersebut
menghasilkan vitamin K yang berperan pada proses pembekuan darah manusia. Sedangkan
manusia memberikan perlindungan, makanan, dan lingkungan yang cocok bagi bakteri di
dalam usus.
d. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Bila mangsa tidak ada, maka
pemangsa tidak dapat hidup. Sebaliknya, bila pemangsa tidak ada, maka populasi mangsa akan
meningkat. Oleh karena itu, predator menjadi pengontrol populasi hewan yang dimangsa.
Hubungan predasi ini sangat erat karena saling mempengaruhi. Predasi menyebabkan
terjadinya peristiwa makan dan dimakan yang membentuk rantai makanan. Hal ini
menyebabkan keseimbangan populasi makhluk hidup di alam.
2. Interaksi Antarpopulasi
Interaksi antarpopulasi dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Contoh interaksi
antarpopulasi adalah kompetisi. Kompetisi merupakan interaksi yang memiliki kepentingan
yang sama sehingga terjadi persaingan antarpopulasi. Misalnya, persaingan antara populasi
singa dengan harimau yang memperebutkan makanan.
 Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri, antara lain: variasi suhu tidak mencolok, cahaya
matahari kurang, dipengaruhi oleh suhu dan iklim, produsen utamanya adalah
fitoplankton dan alga. Hewan yang hidup di sini adalah berbagai jenis ikan seperti ikan
seribu, ikan mas, ikan mujair, dan lain-lain.
 Ekosistem air laut sangat berbeda dengan ekosistem air tawar. Ciri-ciri ekosistem air
laut adalah kadar garam tinggi, tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, serta memiliki
arus air.
Berdasarkan posisinya, ekosistem air laut dibedakan menjadi
empat macam, yaitu:
a) Daerah litoral, merupakan daerah pantai atau daerah yang berbatasan dengan daratan.
b) Daerah neritik, merupakan daerah laut dangkal yang kedalamannya mencapai 200 m.
c) Daerah abisal, daerah laut yang memiliki kedalaman 2000 m.
d) Daerah afotik, daerah laut yang memiliki kedalaman lebih dari 2000 m.
BAB III SISTEM GERAK
A. Rangka tubuh
Pergerakan pada manusia terjadi karena adanya system rangka dan sistem otot. Rangka
dapat digerakkan karena ada otot yang melekat pada rangka. Oleh karena itu, rangka disebut
sebagai alat gerak pasif dan otot sebagai alat gerak aktif.
Rangka memiliki beberapa fungsi, antara lain: sebagai alat gerak pasif, menunjang
tegaknya tubuh, memberi bentuk tubuh, dan melindungi alat-alat tubuh dalam yang vital.
Selain itu, sebagai tempat pembentukan sel-sel darah merah dan sebagai tempat penimbunan
mineral. Rangka terdiri atas tulang rawan dan tulang keras.
1) Pengelompokkan rangka (skeleton)
a. Tulang aksial
Skeleton aksial meliputi tengkorak, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk. Tulang
tengkorak terdiri atas 28 buah, semuanya berfungsi untuk melindungi otak, mata, dan telinga
bagian dalam. Sedangkan, tulang belakang terdiri atas 33 ruas, masing-masing 7 ruas tulang
belakang, 12 ruas tulang punggung, 5 ruas tulang kelangkang, dan 4 ruas tulang ekor. Tulang
belakang berfungsi untuk menyangga tengkorak dan sebagai tempat melekatnya tulang rusuk.
b. Tulang apendikular
Tulang apendikuler terdiri atas tulang anggota gerak atas (tungkai atas) dan tulang anggota
gerak bawah (tungkai bawah).
1) Tungkai atas
Tungkai atas terdiri atas tulang selangka, tulang belikat, tulang lengan atas (humerus), tulang
lengan bawah yang terdiri atas tulang pengumpil (radius) dan hasta (ulna), pergelangan tangan
(karpal) berjumlah 8 buah, telapak tangan (metakarpal) berjumlah 5 buah, dan ruas jari tangan
(falanges) berjumlah 14 buah.
2) Tungkai bawah
Anggota tungkai bawah bersambungan dengan tulang aksial pada gelangan pinggul. Tungkai
bawah terdiri atas tulang pinggul atau pelvic, paha (femur), tempurung lutut (patela), tulang
kering (tibia), betis (fibula), ruas pergelangan kaki (tarsal) berjumlah 7 buah, telapak tangan
(metatarsal) berjumlah 5 buah, dan ruas jari kaki (falanges) berjumlah 14 ruas.
2. Bentuk tulang
a. Tulang pipa
Tulang pipa merupakan tulang yang berbentuk bulat, memanjang seperti pipa, dan bagian
tengahnya berlubang. Tulang pipa terdiri atas tiga bagian, yaitu kedua ujung tulang (epifis),
bagian tengah (diafisis), dan cakraepifisis (antara epifisis dan diafisis). Di dalam tulang pipa
terdapat sumsum merah tempat pembuatan sel darah merah. Contohnya, tulang paha dan tulang
lengan. Bagian tubuh yang memiliki tulang pipa meliputi tulang paha, tulang hasta, tulang
lengan atas, tulang pengumpil, tulang betis, dan tulang kering.

b. Tulang Pipih
Tulang pipih memiliki bentuk gepeng dan tipis. Contohnya, tulang belikat, tulang duduk, dan
tulang tengkorak.
c. Tulang Pendek
Tulang pendek memiliki bentuk seperti dadu. Contohnya, pada ruas-ruas pergelangan tangan
dan kaki.
Selain ketiga bentuk di atas, terdapat tulang tak berbentuk, contohnya, tulang wajah dan ruas
tulang belakang.
B. Pembentukan Tulang
Pembentukan tulang pada manusia dimulai dari tulang rawan yang dibentuk pada saat janin
berumur tiga bulan. Rangka ini berasal dari jaringan ikat embrional atau meseukim. Setelah
kartilago terbentuk, rongga yang ada di lengannya akan berisi sel-sel pembentuk atau
asteoblast. Pembuluh dari sistem haversi bercabang-cabang menuju matriks, mengangkut zat
fosfor dan kalsium. Senyawa fosfor dan kalsium ini menyebabkan matriks tulang menjadi
keras. Proses pengerasan tulang ini disebut osifikasi.

C. Persendian
Persendian adalah jaringan penyambung antara tulang yang satu dengan tulang yang
lain untuk membentuk rangka tubuh. Pada persendian terdapat cairan pelumas yang disebut
cairan sinovia. Berdasarkan sifat geraknya sendi dibagi menjadi tiga macam, yaitu sinartrosis,
amfiartrosis, dan diartrosis.
Pada ujung-ujung tulang terdapat tulang rawan yang merupakan bantalan sehingga
tulang tidak langsung bertemu dengan tulang lain. Tulang-tulang pada persendian diikat oleh
suatu bahan yang kuat dan lentur yang disebut ligamen.
1) Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan antartulang yang tidak memungkinkan adanya pergerakan. Sendi
mati adalah hubungan antartulang yang tidak dapat digerakkan, contohnya pada tulang
tengkorak. Sinartrosis dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a) Sinkondrosis
Sinkondrosis adalah sendi yang kedua ujung tulangnya dihubungkan dengan tulang rawan
(kartilago). Contohnya, hubungan antara tulang rusuk dengan ruas tulang dada dan hubungan
ruas-ruas tulang belakang.

b) Sinfibrosis
Sinfibrosis adalah sendi yang kedua ujung tulangnya dihubungkan dengan serabut. Contohnya,
hubungan antartulang tengkorak. Kemudian, serabut-serabut jaringan ikat ini mengalami
osifikasi (penulangan). Hubungan antartulang tengkorak disebut sutura.

2) Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah bentuk hubungan antartulang oleh kartilago yang menyebabkan adanya
sedikit gerakan. Amfiartrosis dibagi menjadi dua macam, yaitu:
c. Simfisis
Pada simfisis, sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih. Contohnya, sendi antara
tulang rusuk dengan tulang belakang yang menyebabkan kamu bisa bernapas atau terjadi
gerakan inspirasi dan ekspirasi.

d. Sindesmosis
Pada sindesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Contohnya, sendi
antara tulang betis dan tulang kering.

3) Diartrosis
Diartrosis adalah hubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lain oleh persendian,
sehingga bias bergerak dengan leluasa. Berdasarkan tipe gerakannya, persendian diartrosis
dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Sendi engsel, jika gerak tulang yang dihubungkan hanya bergerak satu arah. Contohnya,
hubungan tulang pada lutut, pada siku, dan tulang jari-jari. memungkinkan gerakan satu
bidang seperti pada engsel pintu atau jendela, misalnya sendi pada siku dan lutut.

2) Sendi putar, bila ujung tulang yang satu bergerak mengitari ujung tulang yang lain.
Contohnya, sendi antara tulang tengkorak dengan tulang atlas yang menyebabkan kamu
bisa menoleh dan menggeleng, tulang sendi ini juga terdapat pada humerus dengan tulang
pengumpil. memungkinkan gerakan memutar, misalnya sendi pada tulang leher.

3) Sendi pelana, bila kedua ujung tulang membentuk sendi seperti pelana. Contohnya, sendi
pada ibu jari dan sendi antara karpal dengan metakarpal. memungkinkan gerakan memutar
dan melengkung, misalnya sendi pada ibu jari.
4) Sendi peluru, bila ujung yang satu berbentuk bongkol seperti peluru yang masuk ke ujung
tulang lainnya yang berbentuk cekungan. Sendi ini menyebabkan gerakan yang lebih
bebas. Contohnya, hubungan antara tulang paha dengan tulang pinggul. gerakan yang
bebas hampir ke segala arah, misalnya sendi antara lengan atas dan bahu.

5) Sendi geser, memungkinkan pergeseran antar tulang, misalnya sendi yang terdapat pada tulang
belakang.

D. Otot
Otot disebut juga alat gerak aktif karena dapat berkontraksi. Otot memiliki tiga karakteristik,
yaitu kontraksibilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas. Kontraksibilitas adalah kemampuan otot
untuk berkontraksi (mengerut) sehingga otot menjadi lebih pendek. Ekstensibilitas adalah
kemampuan otot untuk berelaksasi atau memanjang dari ukuran semula. Sedangkan, elastisitas
adalah kemampuan otot untuk dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi. Saat otot
kembali ke bentuk semula, otot disebut dalam keadaan relaksasi.
1. Macam-Macam Otot
Otot dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
a. Otot Lurik
Otot lurik memiliki susunan berupa serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti sel
dan tampak adanya bagian yang terang diselingi bagian gelap yang melintang. Oleh karena itu,
otot lurik disebut juga otot serat melintang. Umumnya, otot lurik melekat pada rangka sehingga
sering disebut juga otot rangka. Otot lurik terdiri atas serabut-serabut halus yang disebut
miofibril, memiliki banyak inti, dan memiliki warna polos dengan sitoplasma yang bening.
Cara kerjanya dipengaruhi oleh kesadaran atau saraf sadar dan tidak tahan kelelahan. Otot ini
jika dilihat menggunakan mikroskop akan tampak bagian gelap dan terang (lurik).

b. Otot Polos
Otot polos sangat berbeda dengan otot lurik karena tidak memiliki serat gelap dan terang. Otot
polos memiliki sel-sel berbentuk gelendong dan terdapat sebuah inti di tengah sel. Karakteristik
otot polos adalah gerakannya di bawah pengaruh saraf tak sadar, reaksinya lambat, tetapi
mampu berkontraksi dalam waktu lama dan tidak cepat mengalami kelelahan. Otot polos
terdapat pada saluran alat-alat dalam, seperti saluran pernapasan, saluran pencernaan,
pembuluh darah, dan getah bening.
c. Otot Jantung
Otot jantung atau miokardium hanya terdapat pada dinding jantung. Otot jantung memiliki ciri-
ciri seperti otot lurik (memiliki serat gelap dan terang), tetapi cara kerjanya seperti otot polos
(dipengaruhi saraf tak sadar). Kerja otot jantung berkaitan erat dengan fungsi jantung untuk
memompa darah ke seluruh tubuh.

Anda mungkin juga menyukai