• Untuk sistem air pendingin siklus terbuka tidak dilengkapi dengan menara pendingin (cooling
tower), sebaliknya pada sistem siklus tertutup (resirkulsi) tidak dibutuhkan intake yang
dipasangi saringan-saringan, cukup dengan satu saringan sederhana.
SISTEM AIR PENDINGIN
1. Sistem Air Pendingin Terbuka
• Air pendingin dipasok secara kontinyu dari sumber tak terbatas seperti sungai, danau atau
laut. Air dipompa dan dialirkan ke kondensor dan heat exchanger kemudian dibuang ke
saluran pembuangan. Letak saluran masuk dan saluran pembuangan harus terpisah jauh,
untuk mencegah air dari sisi pembuangan mengalir ke sisi masuk. Jika ini terjadi, vacum
kondenser akan menurun karena temperatur air menjadi tinggi.
• Keuntungan sistem air pendingin siklus terbuka dibanding siklus tertutup adalah :
• Biaya modal dan biaya operasinya lebih rendah.
• Peralatan yang digunakan lebih sedikit
• Kinerja kondensor lebih baik karena temperatur air pendingin masuk lebih rendah
• Kerugiannya adalah :
• Kualitas air tidak dapat dikontrol
• Memerlukan ijin dari instansi lingkungan, karena menimbulkan pencemaran lingkungan
• Sumber air harus tersedia dalam jumlah yang besar dan kontinyu.
• Untuk instalasi dekat sungai, sampah yang terbawa dapat mengganggu operasi PLTU
• Temperatur air ke sisi pembuangan harus dijaga pada batas yang memenuhi syarat, karena air
yang panas dapat mematikan biota laut termasuk ikan.
SISTIM AIR PENDINGIN TERBUKA
Pada sistem ini dibuat pembatas level minimum berupa gundukan atau bak pada
sisi air keluar kondensor, agar diperoleh efek syphonic yang akan memperkecil
tenaga pemompaan.
Sisi masuk pompa harus dipasang dibawah permukaan air terendah pada saat
pasang rendah untuk mencegah terjadinya kehilangan sisi isap dan menjamin
bekerjanya sistem syphonic.
SISTEM AIR PENDINGIN
2. Sistem Air Pendingin Tertutup
Menggunakan media air yang sama secara berulang seperti terlihat pada
gambar.
Biaya investasinya lebih tinggi karena ada tambahan cooling tower.
Biaya operasinya juga lebih besar karena diperlukan tenaga pemompaan yang
lebih besar untuk memompa air sampai ke cooling tower tanpa effek siphon. Jika
menggunakan sistem draft (tarikan) paksa memerlukan tambahan listrik untuk
memutar fannya.
Namun sistem siklus tertutup merupakan solusi terhadap tersedianya jumlah air
yang terbatas.
Sirkulasi air pendingin dimulai dari bak penampung cooling tower, dipompakan
ke kondensor dengan pompa air pendingin utama (CWP), dan diteruskan ke
cooling tower untuk didinginkan ( dengan udara ).
Slide berikut merupakan contoh aplikasi sistem air pendingin utama siklus
tertutup. Sedangkan slide berikutnya menunjukkan proses pembuangan panas
melalui cooling tower (mengakibatkan terbawanya butir air (drift) ke atmosfir.
Karena itu perlu air penambah.
Sistim air pendingin utama sklus tertutup
Cooling tower
Forced draft
Natural draft
Vacuum Condensor System
Faktor-faktor yang mempengaruhi Vakuum Kondensor
a. Pengotoran – pengotoran kondensor
Pada dasarnya terdapat dua jenis pengotoran dalam kondensor
Pengotoran dudukan pipa (Tube Plate)
Pengotoran dudukan pipa mengurangi aliran air pendingin yang masuk kedalam pipa-
pipa. Apabila alirannya berkurang hingga setengahnya, maka kenaikan temperatur
menjadi dua kali. Cara pembersihan yang dapat dilakukan berupa pembilasan kembali
(back flushing) untuk membuang kotoran-kotoran, atau dapat juga dengan cara
mengambil kotoran-kotoran dengan mengoperasikan separoh kondenser pada saat
saat permintaan beban di jaringan rendah ( malam hari/hari libur ).
Pengotoran bagian dalam Pipa
Pada operasi kondensor, pengotoran pada bagian dalam pipa sangat sulit untuk
dihindari. Untuk mengatasinya digunakan injeksi chlorine atau sodium hypochlorite
atau pembersihan-pembersihan ”on load” (saat berbeban).
b. Flow sistem air pendingin berkurang
c. Temperatur air pendingin masuk kondensor naik
d. Temperatur uap exhaust melebihi normal
e. Unjuk kerja ejektor (alat penarik vacuum) menurun
f. Masuknya udara kedalam ruang uap kondensor.
Jenis-Jenis Kondensor
a. Kondensor Jet
Merupakan kondensor kontak langsung yang banyak digunakan pada PLTP.
Air pendingin menyemprot ke aliran uap secara langsung melalui nosel penyemprot oleh
perbedaan tekanan antara ruang hampa kondensor dan permukaan air pada cooling
tower.
Air kondensat bercampur dengan air pendingin ,sebagian dialirkan ke cooling tower
untuk digunakan sebagai air pendingin, selebihnya diinjeksikan lagi kedalam tanah.
Ruangan didalam kondensor jet terbagi menjadi 2 ruang, yaitu ruang pengembunan uap
dan ruang pendinginan gas.
Ruang pendinginan gas dimaksudkan untuk memperkecil volume gas-gas yang tidak
mengembun sehingga peralatan pelepas gas-gas (ejector/pengisap gas) dapat dibuat
dalam ukuran yang lebih kecil.
Untuk mempertahankan vakum di dalam kondensor, level air hotwell perlu dikontrol.
Level yang terlalu tinggi akan mengganggu proses penyemprotan, dan terlalu rendah
akan meyebabkan gangguan pada pompa air pendingin (Condensate Pump). Selain itu
pengeluaran gas-gas yang tidak terkondensasi jangan sampai terganggu.
Jenis-Jenis Kondensor
b. Kondensor Permukaan
o Disini uap terpisah dari air pendingin, uap berada diluar pipa-pipa sedangkan air pendingin
berada didalam pipa. Perpindahan panas dari uap ke air terjadi melalui perantaraan pipa-
pipa.
o Ditinjau dari aliran air pendinginnya, dibedakan kondenser dengan lintasan tunggal dan
lintasan ganda.
o Untuk membuang udara yang terjebak dalam ruang air, maka pada water box dipasang
saluran venting yang terhubung dengan pompa venting atau secara alami dengan membuka
katup venting.
o Panjang kondensor dan jumlah pipa-pipa ditentukan oleh beban silinder kondensor ( jumlah
uap masuk kondensor ) dan kenaikan temperatur air pendingin yang diperbolehkan.
o Ada dua cara pemasangan kondenser:
Melintang menggantung (underslung tranverse) dibawah silinder tekanan dan disangga
oleh pegas-pegas.
Terikat pada fondasi dan tersambung pada turbin tekanan rendah dengan flexible joint.
Peralatan Penghisap Udara/Gas pada
Kondensor
• Peralatan penghisap udara/gas kondensor harus mampu memenuhi dua
keadaan, yaitu pembuang udara/gas selama operasi normal dan membuat
vakum kondensor pada saat start.
• Pada saat start, penghisap udara harus mampu mengeluarkan secara cepat
sejumlah besar udara/gas. Karena itu dipasang penghisap udara khusus untuk
start, disamping penghisap udara / gas untuk operasi normal.
• Umumnya Vakum sebesar kira-kira 685 mb harus diperoleh sebelum uap
dimasukkan ke turbin dan vakum sebesar 860 mb untuk kecepatan penuh.
• Pada keadaan operasi normal jumlah gas yang harus dikeluarkan lebih sedikit .
Gas ini terdiri atas udara yang bocor ke kondensor melalui flange dan gland
serta gas-gas yang tidak terkondensasi yang terdapat dalam uap dari turbin.
• Jika konsentrasi ga gas yang tidak bisa mengembun menjadi besar maka akan
menurunkan vakum didalam kondensor .
• Peralatan penghisap udara/gas dari kondensor dapat menggunakan ejektor
uap atau menggunakan pompa vakum (vacuum pump).
Peralatan Penghisap Udara/Gas pada
Kondensor
Ejektor
a. Hoging /Starting Ejector
Digunakan untuk membuat vakum kondensor pertama kali ( membuang gas /
udara yang ada dalam kondenser ) ketika turbin akan distart.
Menggunakan uap dari auxiliary.
Uap keluar dari starting ejector dibuang langsung ke atmosfir (tidak
dikondensasikan).
b. Main Ejector
Digunakan untuk mempertahankan vakum kondensor pada operasi normal.
Dibanding dengan starting ejector, main ejector mempunyai kapasitas yang
lebih kecil, tetapi mampu membuat vakum lebih tinggi.
Udara/gas dibuang ke atmosfir sedangkan uap untuk ejector dikondensasi
didalam kondensor ejector. Hasil air kondensatnya dialirkan ke kondensor
utama.
Peralatan Penghisap Udara/Gas pada
Kondensor
Pompa Vakum
Pada sebagian unit pembangkit untuk membuang udara/gas dari kondensor tidak
menggunakan ejector, tetapi dengan pompa vakum. Pompa vakum digerakkan
oleh motor listrik sehingga tidak tergantung pada tersedianya uap dari boiler. Pada
saat beroperasi, pompa vakum memerlukan air sebagai perapat dan pendingin
serta separator.
Vacuum Breaker
Vacuum breaker pada kondensor adalah katup yang dipasang pada shell kondensor
untuk memutuskan vakum kondensor dengan tekanan atmosfir ketika unit shut
down. Katup ini digunakan untuk mengisolasi kondensor terhadap atmosfir ketika
kondensor dibuat vakum. Katup vacuum breaker biasanya dioperasikan secara
manual, dibuka pada saat turbin distop dan mencapai putaran tertentu. Ditutup
ketika akan membuat kondensor vakum.
Sistem Condensor Cleaning
a. Sistem Tapprogge (ball cleaning)
Bola – bola karet (sponge) yang dapat melayang didalam air, dengan diameter +/-10% >
diameter dalam pipa dilewatkan terus menerus didalam pipa pipa kondenser bersama
aliran air pendingin. Setelah melewati pipa pipa kemudian ditangkap dan dikembalikan
lagi ke inlet water box dengan menggunakan pompa khusus.
b. Back Wash (Pencucian Balik).
Aliran didalam pipa pipa kondenser dibalik arahnya dengan menukar posisi katup katup
yang ada disisi masuk inlet water box dan sisi keluar outlet water box.
Pencucian ini dapat dilakukan pada kondisi unit beroperasi. Pencucian balik kondensor
adalah cara untuk membersihkan kotoran yang menempel pada dinding tube sheet
( pemegang pipa ).
Katup pencucian balik harus digunakan dengan posisi tertutup penuh atau terbuka
penuh untuk pencegahan gangguan katup akibat gaya dorong yang besar terhadap
badan katup. Pada instalasi ini, pencucian balik dapat dilaksanakan secara berurutan
dan otomatis.
c. Sistem Manual.
Sistem ini dilaksanakan saat unit out of service (tidak beroperasi) atau dengan operasi
kondenser 50%. Untuk pipa dapat dibersihkan dengan sistem tekanan, yakni
menggunakan air, sikat ataupun bola yang ditekan memakai udara.
PROSES PERPINDAHAN PANAS DIDALAM
KONDENSOR
• Pada kondensor kontak
t out t in 36 30
tr = 2,85 0 C.
t t 40 30
2 ,3 ln s in 2 ,3 ln
t s t out 40 36
CONTOH SOAL
• Luas bidang pemanas
G u hu hcond 200000 614,7 40
F = 10082 m2
k tr 4000 2,85
• Luas bidang pemanas untuk satu buah pipa kondensor adalah:
F 10082
n n = 2528 buah.
f 3,9878
SOAL
1.Dengan data data operasi yang ada pada unit PLTU sdr,
hitunglah jumlah pipa kondensernya.
Dari data spesifikasi kondenser unit PLTU sdr berapa jumlah
pipanya? Tentunya terdapat selisih terhadap hasil perhitungan
, mengapa demikian?
2. Berapa besar pengaruh berhentinya salah satu pompa CWP
terhadap tekanan didalam ruang uap kondenser. Jelaskan
dengan perhitungan.
3. Dengan tabel uap, berapa besar turunnya volume spesifik uap
menjadi air kondensat didalam ruang uap kondenser